ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A. Perhitungan Arm Roll Truck Pengangkut Sampah Dengan Sistem HCS HCS. Waktu untuk pengisian & mengosongkan kontainer = 0,4 jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

PERENCANAAN TRANSPORTASI PERSAMPAHAN DI KOTA RANTEPAO KABUPATEN TORAJA UTARA Suharman Hamzah 1, M.Asad Nur Abdurahman 2, Ishak Salempang 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DARI TPS KE TPA KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kecamatan Semarang Utara)

KAJIAN TENTANG PELAYANAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

ANALISIS ANGKUTAN PERSAMPAHAN DI KECAMATAN KUTA ANALYSIS ON SOLID WASTE TRANSPORTATION IN KUTA DISTRICT

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

I Made Arnatha Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **)

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN I-1

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PERSAMPAHAN

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

LIES SETYOWATI : EVALUASI KINERJA DINAS KEBERSIHAN DALAM PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN, 2008.

Aplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran

Analisis Sistem Pengangkutan Sampah di Wilayah Surabaya Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA PONTIANAK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Sampah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

ANALISIS ANGKUTAN PERSAMPAHAN KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA)

OPTIMALISASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI WILAYAH UTARA KABUPATEN SIDOARJO

EVALUASI KEBUTUHAN RUANG PENAMPUNG SAMPAH PERKOTAAN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KOTA (STUDI KASUS : KOTA AMLAPURA, KABUPATEN KARANGASEM)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN BAE, KABUPATEN KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH DI RUSUNAWA (Studi Kasus : Rusunawa Seruwei Belawan) SKRIPSI OLEH AZIZ MARIZA

PERENCANAAN TEKNIS PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN CAKUNG, JAKARTA TIMUR. Dwi Indrawati, Pramiati Purwaningrum, Andi Laily Megawarni

PENJADWALAN TRUK SAMPAH KOTA PONTIANAK DENGAN MODEL ROLL ON ROLL OFF VEHICLE ROUTING PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nurani et al. Jurnal Sumberdaya Alam & Lingkungan 46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efisiensi Rute Truk Pengangkutan Sampah Sistem Stationary Container di Kota Padang dengan Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN

PERENCANAAN PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN TANGERANG, KOTA TANGERANG

RENCANA PENGEMBANGAN TEKNIK OPERASIONAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JUWANA

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAYAMSARI, KOTA SEMARANG

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

KAJIAN INFRASTRUKTUR PENGOLAHAN SAMPAH DI KAWASAN BERKEMBANG JAKABARING KELURAHAN 15 ULU KOTA PALEMBANG

DAFTAR TABEL. Halaman

RENCANA PENINGKATAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BAU-BAU

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir di seluruh negara dan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI OPTIMASI RUTE PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA MARABAHAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISA PRODUKTIVITAS TRUK PENGANGKUT SAMPAH KOTA PROBOLINGGO

KAJIAN INFRASTUKTUR PERSAMPAHAN DI KAWASAN PEMUKIMAN MASYARAKAT DENGAN PENDAPATAN RENDAH KECAMATAN KERTAPATI KOTA PALEMBANG

Transkripsi:

ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA) William Iskandar Sihombing¹, Yusandy Aswad, ST.MT² ¹Departemen Teknik Sipil,Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : william.cyber@gmail.com ²Staf Pengajar DepartemenTeknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : yusandyaswad@gmail.com ABSTRAK Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada Kecamatan Medan Kota ini terdapat kawasan pertokoan, perdagangan, pasar yaitu pusat pasar sambu, fasilitas olahraga yaitu stadion teladan. Hal inilah yang menjadi alasan pembahasan angkutan sampah di Kota Medan khususnya Kecamatan Medan Kota untuk dijadikan sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah, menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah, dan menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah pada tahun 2020. Metode yang digunakan untuk mengetahui sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah ialah metode karakteristik pola pengangkutan sampah. Metode yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah adalah metode Hauled Container System (HCS) dan Stationary Container System (SCS). Metode untuk menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah pada tahun 2020 adalah metode prediksi timbulan sampah. Data yang digunakan adalah data topografi wilayah, kondisi jalan, jumlah alat angkut sampah, waktu perjalanan angkutan sampah, jumlah penduduk dan laju pertumbuhan kota di Kecamatan Medan Kota.Sistem pengangkutan dan pola pengumpulan untuk daerah Kecamatan Medan Kota adalah sistem kontainer sampah dengan pola individual tidak langsung. Kebutuhan gerobak/becak sampah pada tahun 2013 adalah 185 unit dan kendaraan pengangkut sampah yang dibutuhkan untuk volume sampah 94,724 ton/hari dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdiri dari 12 unit tipper truck ukuran 6m3 untuk 2 ritasi/hari dan 4 unit armroll truck ukuran 10m3 dengan 10 bak kontiner untuk 3 kali ritasi/hari (2,207 jam/ritasi). Kebutuhan gerobak/becak sampah pada tahun 2020 adalah 201 unit dan kendaraan pengangkut sampah tahun 2020 dengan prediksi volume sampah 101,797 ton/hari adalah 12 unit tipper truck ukuran 6m3 untuk 2 ritasi/hari dan 4 unit armroll truck ukuran 10m3 untuk 3 ritasi/hari dengan 12 bak kontiner. Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah ABSTRACT Waste Transportation is a sub-system of carrying waste from the source location of the removal or directly to the Final Disposal. In this area there are shopping area, market called with Sambu centers, and sports facilities are Teladan stadium. This was the reason, to discuss of transport of waste in the city of Medan City District being sampled. The purpose of this study was to determine the transport system and the pattern of waste collection, know waste transportation at this time, and know the transportation needs of transporting waste by 2020. The method used to determine the transport system and garbage collection pattern is the characteristic pattern of waste transportation methods. The method used to determine the transportation needs is Hauled Container System (HCS) and Stationary Container Systems (SCS). The method to determine the transportation needs of transporting waste by 2020 is waste generation prediction methods. The data used is the topography of the area, the road conditions, the amount of waste transportation, transport travel time, and the rate of population growth in the Medan City district. The transport systems and pattern collection for the District of Medan City area is trash container system with individual pattern indirectly. Needs carts or rickshaws litter in 2013 was 185 units for the volume of 94.724 tons per day from disposal while to final disposal, consists of 12 units of size 6m 3 tipper truck for 2 ritation per days and 4 units of 10m 3 size armroll truck with 10 bin ritasi container to three times per day (2.207 hours per ritation). In 2020 about 201 units carts or rickshaws are need, and the prediction of waste volume in 2020 are 101.797 tons per day is 12 units of size 6m3 tipper truck for 2 ritation per day and 4 units armroll size truck 10m3 for 3 ritation per day with 12 kontiner tub. Keywords: waste, waste transportation, system of waste carrying

1. PENDAHULUAN Latar belakang Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan mengoptimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi semakin mudah, cepat, dan biaya yang relatif murah dengan tujuan utama untuk meminimalkan dampak dari penumpukan sampah yang member dampak langsung bagi kesehatan masyarakat dan keindahan kota menurut Deradjat dan Chaerul (2009). Pengelolaan sampah harus diperhatikan karena berhubungan dengan efisiensi biaya dalam pengelolaannya. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah di Kecamatan Medan Kota 2. Menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Kota 3. Menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kecamatan Medan Kota sampai tahun 2020. 2. TINJAUAN PUSTAKA Teknik Operasional Pengangkutan a. Secara langsung ( sistem door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan seperti terlihat pada Gambar 2.1. dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat ke tempat pembuangan akhir. Gambar 2.1 Sistem pengumpulan sampah secara langsung b. Secara tidak langsung (sistem komunal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak atau becak pengumpul dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini maka proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemrosesan akhir untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Sistem pengumpulan sampah secara langsung Pola Pengumpulan Terdapat 5 pola dalam pengumpulan sampah, yaitu : a. Pola individual langsung Pola individual langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui kegiatan pemindahan b. Pola individual tidak langsung Pola individual tidak langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing-masing sumber sampah ke lokasi pemindahan untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir c. Pola komunal langsung Pola komunal langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing-masing titik komunal dan diangkut ke lokasi pembuangan akhir. d. Pola komunal tidak langsung, Pola komunal tidak langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal ke lokasi pemindahan untuk selanjutnya diangkut menuju ke tempat pembuangan akhir. e. Pola penyapuan jalan Pola penyapuan jalan adalah kegiatan pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan, khususnya untuk jalan protokol, lapangan parkir, lapangan rumput, dan lain-lain

Metode Pengangkutan a. Hauled container system (HCS) Hauled container system adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS ini merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersial. Untuk menghitung waktu ritasi dari sumber ke TPS atau ke TPA digunakan rumus sebagai berikut ( Enri, 2010) T HCS = (P HCS + S + a + bx )...(2.1) T HCS = waktu per ritasi (jam/rit). P HCS = waktu pengambilan (jam/rit). S = waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat (jam/rit). a = empiris muatan yang konstan terus menerus (jam/rit) b = empiris muatan yang konstan (jam/km) x = jarak tempuh (km/rit) Waktu pengambilan per ritasi (P HCS ) ditentukan dengan rumus berikut ( Enri, 2010) P HCS = P c + U c + D bc...(2.2) P HCS = waktu pengambilan sekali ritasi (jam/rit) P c = waktu untuk pengisian (jam/rit). U c = waktu untuk mengosongkan kontainer (jam/rit) D bc = waktu untuk menempuh jarak dari kontainer ke kontainer lain (jam/rit). Jumlah ritasi per kendaraan per hari untuk sistem HCS dapat dihitung dengan( Enri, 2010): Nd = H 1 w (t1+t2) THCS...(2.3) Nd = jumlah ritasi dalah satu hari (rit/hari). H = waktu kerja (jam/hari). w = faktor off route t1 = waktu dari pool kendaraan ke kontainer ke-1 (jam). t2 = waktu dari kontainer terakhir ke pool (jam). T HCS = waktu per ritasi (jam/rit). Atau jumlah ritasi/hari dapat dibandingkan dengan perhitungan atas jumlah sampah yang terkumpul/hari, dengan menggunakan rumus berikut( Enri, 2010) : Nd = Vd c.f...(2.4) Nd = jumlah ritasi dalah satu hari (rit/hari). Vd = jumlah sampah terkumpul (volume/hari). c = ukuran rata-rata kontainer (volume/hari). f = faktor penggunaan kontainer. b. Stationary container system (SCS) Stationary container system adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap). SCS ialah sistem wadah tinggal, untuk melayani daerah pemukiman. Untuk menghitung waktu ritasi dari TPS atau ke TPA digunakan rumus sebagai berikut ( Enri, 2010): T SCS = (P SCS + S + a + bx )...(2.5) P SCS = (Ct. Uc) + ( (np 1 ). (Dbc) )...(2.6) Keterangan: Ct = jumlah kontainer yang dikosongkan sekali ritasi (kontainer/rit). Uc = waktu pengosongan kontainer (jam/rit). np = jumlah lokasi kontainer yang diambil per rit (lokasi/rit). Dbc = waktu terbuang untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi kontainer lain (jam/lokasi). Jumlah kontainer yang dapat dikosongkan per ritasi pengumpulan ( Enri, 2010): V.r Ct =...(2.7) c.f Keterangan: Ct = jumlah kontainer yang dikosongkan sekali ritasi (kontainer/rit). V = volume mobil pengumpul (m 3 /rit).

r = rasio kompaksi. c = volume kontainer (m3/kontainer). f = faktor penggunaan kontainer. Waktu yang dipelukan per hari untuk sistem SCS dapat dihitung dengan rumus berikut ( Enri, 2010): H scs = (t1 + t2) + Nd (Tscs ) (1 w)...(2.8) H scs = waktu yang dibutuhkan untuk sistem SCS t1 = waktu dari pool kendaraan ke kontainer ke-1 (jam). t2 = waktu dari kontainer terakhir ke pool (jam). Nd = jumlah ritasi dalah satu hari (rit/hari). T scs = waktu per ritasi (jam/rit). w = faktor off route Prediksi Jumlah Timbulan Rumus yang digunakan dalam memprediksi timbulan sampah ( SNI M 36-1991-03) : Qn = Qt ( 1 + Cs ) n...(2.9) Cs = ( 1+ Ci+Cp+Cqn /3) 1+p...(2.10) Qn = timbulan sampah pada n tahun mendatang Qt = timbulan sampah pada tahun awal perhitungan Cs = peningkatan / pertumbuhan kota Ci = laju pertumbuhan sektor industri Cp = laju pertumbuhan sektor pertanian Cqn = Laju peningkatan pendapatan perkapita P = laju pertumbuhan penduduk 3. METODOLOGI PENELITIAN Penentuan Tujuan : 1. Mengetahui sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah 2. Menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah 3. Menganalisis kebutuhan transportasi pengangkutan sampah di tahun 2020 Penentuan Lokasi Analisis Sistem dan Pola Transportasi Analisis Transportasi Analisis Transportasi Tahun 2020 Metode Karateristik Pola Transportasi Pengangkutan Metode HCS Metode SCS Metode Prediksi Timbulan A B C D

A B C D Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengumpulan Data Data Sekunder : - Data kondisi jalan - Data jumlah alat angkut sampah Data Primer : - Analisis timbulan sampah - Data waktu perjalanan HCS Data Sekunder - Data kendaraan angkutan sampah HCS Data Primer : - Analisis timbulan sampah - Data waktu perjalanan SCS Data Sekunder - Data kendaraan angkutan sampah SCS Data Primer : - Analisis volume timbulan sampah Data Sekunder : - Data jumlah penduduk - Data laju pertumbuhan kota Pengolahan Data Pengolahan Data Pengolahan Data Pengolahan Data Pola Pengumpulan Dan Sistem Pengangkutan Kebutuhan Transportasi Pengangkutan Kebutuhan Transportasi Pengangkutan tahun 2020 Kesimpulan Dan Saran Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penentuan Jumlah Timbulan di Kecamatan Medan Kota Timbulan sampah seorang penduduk di Kecamatan Medan Kota diasumsikan sebesar 0,8 kg/hari, karena Kecamatan Medan Kota berada pada Kota Medan yang merupakan kota sedang berpenduduk 118.405 jiwa dan tergolong kota sedang berdasarkan SNI 19-3964-1994. Maka timbulan sampah di Kecamatan Medan Kota adalah 118.405 jiwa dikali 0,8 kg/jiwa/hari yaitu 94724 kg/hari atau 94,724 ton/hari Tabel. 4.1 Timbulan sampah Kota Medan dari tahun 2007 2011 Tahun Jumlah penduduk (jiwa) Jumlah Truk Timbulan sampah Truk tipper Arm roll truk (ton/hari) (unit) (unit) 2007 82783 49,7 15 2 2008 83539 89,5 15 2 2009 84292 92,8 15 2 2010 72580 51,38 15 2 2011 72663 43,59 15 2 Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan Pola Pengumpulan di Kecamatan Medan Kota Dari Gambar 4.1 pola individual langsung sebesar 5,21%, pola individual tidak langsung sebesar 44,79%, pola komunal langsung sebesar 17,71%, dan pola komunal tidak langsung sebesar 32,29%, maka yang paling sesuai untuk daerah Kecamatan Medan Kota adalah dengan menggunakan Pola Individual Tidak Langsung yang menggunakan bak pemindahan ukuran 10 m³ dengan pengumpul gerobak sampah ataupun becak sampah.

32,29% 17,71 % 5,21 % 44,79 % Pola Individual Langsung Pola Individual Tidak Langsung Pola Komunal Langsung Pola Komunal Tidak Langsung Gambar 4.1 Peringkat Pemilihan Pola Pengumpulan di Kecamatan Medan Kota Pada kondisi sekarang di Kecamatan Medan Kota diterapkan 2 pola pengumpulan sampah, yaitu pola individual langsung dan pola komunal tidak langsung. Pola individual langsung dengan truk tipper sebagai alat angkut sampah menimbulkan gangguan pada lalu lintas dalam kegiatan pengangkutan sampah., sedangkan pola komunal tidak langsung menggunakan bak kontiner sebagai lokasi tempat pembuangan sementara. Hasil Pengamatan Dilapangan (Kondisi Eksisting) Sistem Hauled Container System yang digunakan di Kecamatan Medan Kota adalah sistem pengosongan bak kontainer cara II, seperti terlihat di Gambar 4.2. Gambar 4.2. Pola Pengosongan Bak Kontainer HCS Cara II Berdasarkan pengamatan di lapangan dan ditampilkan pada Gambar 4.2, arm roll truk berangkat dari pool dinas kebersihan membawa bak kontiner kosong diletakkan di TPS I dan bak yang berisi di TPS I sebelumnya diangkut ke TPA. Selanjutnya bak kosong TPS I yang telah dikosongkan ke TPA diletakkan di lokasi TPS II selanjutnya dan bak yang berisi di TPS II diangkut ke TPA. Demikian seterusnya siklus rotasi arm roll truk dengan sistem HCS cara II. Bak tersebut di isi oleh masyarakat dan petugas kebersihan becak atau gerobak sampah. Pada umumnya petugas kebersihan becak atau gerobak sampah mengumpulkan sampah pada pagi hari dimulai pada pukul 07.00 pagi. Analisa Arm Roll Truk Sistem HCS (Untuk Kondisi Ideal) Analisa arm roll truk dengan sistem HCS untuk kondisi yang ideal adalah sebagai berikut. Tabel 4.2. Kriteria Penentuan Jumlah Alat Angkut Sistem Angkut Faktor Pemadatan/ Rasio Kompaksi Waktu untuk mengangkat, mengosongkan dan meletakkan kontainer (Pc + Uc) Waktu untuk mengosongkan kontainer (jam/trip) Waktu di lokasi (jam/trip) HCS 2,0 4,0 0,40 0,008 0,05 0,133 SCS 2,0 2,5 0,40 0,008 0,05 0,1 Sumber : Tchobanoglous et al.1993

Waktu untuk pengisian & mengosongkan kontainer = 0,4 jam/rit Waktu untuk menempuh jarak dari kontainer ke kontainer lain / D bc = 0,16 jam/rit Maka waktu pengambilan sekali ritasi (P HCS ) adalah 0,56 jam/ritasi Waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat (S) = 0,167 jam/rit Empiris muatan yang konstan terus menerus (a) = 0,068 jam/rit Empiris muatan yang konstan (b) = 0,037 jam/km Jarak tempuh (x) = 38 km/rit (jarak rata-rata dari setiap TPS ke TPA) Tabel 4.3. Nilai koefisien konstanta (kecepatan) Speed Limit a b Km/Jam Mil/Jam Jam/rit Jam/km 88 55 0,016 0,011 72 45 0,022 0,014 56 35 0,034 0,019 40 25 0,050 0,025 25 15 0,068 0,037 Sumber : Peavy (1985) Maka waktu per ritasi T HCS adalah 2,207 jam/rit Waktu kerja (H) = 9 jam/hari Faktor off route (w) = 0,1 Waktu dari pool kendaraan ke kontainer ke-1 (t1) = 0,6 jam Waktu dari kontainer terakhir ke pool (t2) = 0,6 jam Maka jumlah ritasi dalah satu hari 3,126 rit/hari Berdasarkan perhitungan tersebut kemampuan ritasi satu unit arm roll truk adalah 3,126 ritasi perhari dengan 2,207 jam untuk sekali ritasi dan kondisi ini berlaku untuk operasional jam kerja selama 9 jam. Kebutuhan Alat Pengangkut di Kecamatan Medan Kota Total timbulan sampah pada tahun 2013 adalah 94,724 ton/hari dan operasional jam kerja satu hari adalah 10 jam. Pola pengumpulan sampah pada Kecamatan Medan Kota yaitu pola individual tidak langsung. Pola tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber sampah lalu diangkut oleh gerobak/becak sampah kemudian dikumpulkan pada titik komunal bak sampah (TPS atau TPS Terapung) lalu diangkut menuju ke TPA. Jadwal pengumpulan sampah berdasarkan pedoman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah dalam Enri (2010) adalah pada saat tidak mengganggu aktivitas masyarakat terpadat, yaitu sebelum jam 07.00, jam 10.00 15.00 atau setelah jam 17.00 Kebutuhan alat pengangkut sampah pada Kecamatan Medan Kota adalah : 1. Kebutuhan gerobak/becak sampah kapasitas 1m 3 Berdasarkan SNI 3242 tahun 2008 untuk 1 unit gerobak/becak sampah kapasitas 1m 3 memiliki kapasitas pelayanan untuk 640 jiwa. Kecamatan Medan Kota memiliki jumlah penduduk 118.405 jiwa maka dibutuhkan 185 unit gerobak/becak sampah dalam pengumpulan sampah. 2. Kebutuhan truk tipper kapasitas 6m³ daya angkut 2,4 ton Truk tipper ditempatkan dilokasi titik komunal sebagai Tempat Pembuangan Terapung dengan 2 kali ritasi dalam satu hari disebarkan untuk 12 kelurahan, dengan masing masing satu unit untuk satu kelurahan. Jadwal TPS.Terapung sebaiknya diterapkan pada pukul 10.00 15.00 untuk ritasi pertama dan setelah pukul 17.00 untuk ritasi kedua. Jumlah total timbulan sampah yang bisa diangkut adalah 12 unit truk x 2,4 ton x 2 ritasi = 57,6 ton. 3. Kebutuhan arm roll truk kapasitas 10m³ daya angkut 4 ton Analisis yang ideal untuk arm roll truk adalah 3 kali ritasi dalam satu hari, jadwal pengambilan bak/kontainer sampah besar pada TPS sebaiknya diterapkan pada pukul 10.00 15.00 atau setelah pukul 17.00. Kebutuhan arm roll truk adalah timbulan total sampah pada tahun 2013 dikurangi dengan timbulan sampah yang diangkut oleh tipper truk, yaitu 94,724 ton dikurang 57,6 ton adalah 37,124 ton. Maka diperlukan 10 unit bak kontiner kapasitas 4 ton dan 4 unit arm roll truk untuk mengangkut bak kontiner ke TPA. Prediksi Timbulan Pada Tahun 2020 Di Kecamatan Medan Kota Untuk memprediksi timbulan sampah pada tahun 2020 di Kecamatan Medan Kota maka diperlukan laju pertumbuhan sektor industri, laju pertumbuhan sektor pertanian, laju peningkatan pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan penduduk saat ini yang kemudian di analisis dengan metode geometrik untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Medan dalam Angka 2008-2013 Laju pertumbuhan sektor industri Ci 3,104 % Laju pertumbuhan sektor pertanian Cp 5,228 % Laju peningkatan pendapatan perkapita Cqn 5,532 % Laju pertumbuhan penduduk P 1,22 % Sumber : BPS Prov. Sumut Pertumbuhan kota dari hasil analisis adalah sebesar 1.04% Timbulan sampah pada tahun awal (Q 2013 ) = 94,724 ton/hari Maka timbulan sampah pada tahun 2020 (Q 2020 ) adalah 101,797 ton/hari. Kebutuhan Alat Pengangkut di Kecamatan Medan Kota pada Tahun 2020 Total timbulan sampah pada tahun 2020 adalah 101,797 ton/hari dan operasional jam kerja satu hari adalah 10 jam. Kebutuhan alat pengangkut sampah pada Kecamatan Medan Kota pada tahun 2020 adalah : 1. Kebutuhan gerobak/becak sampah kapasitas 1m 3 Berdasarkan SNI 3242 tahun 2008 untuk 1 unit gerobak/becak sampah kapasitas 1m 3 memiliki kapasitas pelayanan untuk 640 jiwa. Kecamatan Medan Kota pada tahun 2020 dengan prediksi pertumbuhan penduduk 1,22% memiliki jumlah penduduk 128.895 jiwa maka dibutuhkan 201 unit gerobak/becak sampah dalam pengumpulan sampah. 2. Kebutuhan truk tipper kapasitas 6m³ daya angkut 2,4 ton Truk tipper ditempatkan dilokasi titik komunal sebagai Tempat Pembuangan Terapung dengan 2 kali ritasi dalam satu hari disebarkan untuk 12 kelurahan, dengan masing masing satu unit untuk satu kelurahan. Jadwal TPS.Terapung sebaiknya diterapkan pada pukul 10.00 15.00 untuk ritasi pertama dan setelah pukul 17.00 untuk ritasi kedua. Jumlah total timbulan sampah yang bisa diangkut adalah 12 unit truk x 2,4 ton x 2 ritasi = 57,6 ton. 3. Kebutuhan arm roll truk kapasitas 10m³ daya angkut 4 ton Analisis yang ideal untuk arm roll truk adalah 3 kali ritasi dalam satu hari, jadwal pengambilan bak/kontainer sampah besar pada TPS sebaiknya diterapkan pada pukul 10.00 15.00 atau setelah pukul 17.00. Kebutuhan arm roll truk adalah timbulan total sampah pada tahun 2013 dikurangi dengan timbulan sampah yang diangkut oleh tipper truk, yaitu 101,797 ton dikurang 57,6 ton adalah 44,197 ton. Maka diperlukan 12 unit bak kontiner kapasitas 4 ton dan 4 unit arm roll truk untuk mengangkut bak kontiner ke TPA. Tabel 4.5. Perbandingan Jumlah Alat Angkut pada Tahun 2013 & 2020 Alat angkut Jumlah Tahun 2013 Tahun 2020 Gerobak/becak sampah 185 201 Truk tipper 12 12 Arm roll truk 4 4 Dari Tabel 4.5 tersebut jumlah truk tipper dan arm roll truk yang dibutuhkan pada tahun 2020 tidak terlalu mengalami banyak perubahan dibandingkan dengan pada tahun 2013, hanya diperlukan penambahan 2 unit bak kontainer kapasitas 4 ton, sedangkan untuk gerobak/becak sampah dibutuhkan penambahan sebanyak 16 unit. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah yang paling sesuai untuk daerah Kecamatan Medan Kota adalah sistem kontainer sampah dengan pola individual tidak langsung, yaitu dengan pengumpulan oleh petugas gerobak sampah dari sumber sampah lalu dikumpulkan pada bak kontainer sampah terlebih dahulu sebelum dibawa ke TPA, hal ini disebabkan oleh sebahagian besar kondisi jalan sulit dilalui oleh truk pengangkut sampah secara langsung. 2. Kendaraan pengangkut sampah pada Kecamatan Medan Kota saat ini berjumlah 13 untuk tipper truck kapasitas 6m³ untuk 2 ritasi/hari, untuk arm roll truck kapasitas 6m³ dan 10m³ yaitu masing-masing 1 dan 3 unit. Kendaraan pengangkut sampah yang dibutuhkan Kecamatan Medan Kota pada tahun 2013 dengan volume sampah yang dihasilkan 94.724 ton/hari adalah 12 unit untuk tipper truck kapasitas 6m³ untuk 2 ritasi/hari dan 4 unit arm roll truck kapasitas 10m³ untuk 3 ritasi/hari dengan waktu 2,207 jam/ritasi dengan 10 unit bak kontiner ukuran 10m³. Jumlah gerobak/becak sampah pada kondisi eksisting Kecamatan Medan Kota adalah 62 unit, sedangkan untuk kondisi yang ideal dibutuhkan 185 unit.

3. Kebutuhan kendaraan pengangkut sampah pada tahun 2020 dengan perkiraan timbulan sampah 101,797 ton/hari adalah 12 unit tipper truck ukuran 6m³ untuk 2 ritasi/hari dan 4 unit arm roll truck untuk 3 ritasi/hari ukuran 10m³ dengan 12 unit bak kontiner ukuran 10m³. Gerobak/becak sampah pada tahun 2020 berdasarkan prediksi dibutuhkan 201 unit. Saran 1. Perlu ditetapkan jam pelayanan yang baik dalam pengambilan/pengangkutan sampah, agar tidak mengganggu lalu lintas terutama pada saat jam puncak kepadatan arus lalu lintas. 2. Perlu penangangan khusus untuk peningkatan jumlah dan perawatan dari kendaraan pengumpul ataupun pengangkut sampah agak kinerja pelayanan pengangkutan sampah tidak terganggu. 3. Dibutuhkan bak bak sampah untuk menampung sampah dari sumber sampah agar tidak menyebabkan penyakit dan sampah tidak tersebar di trotoar jalan sehingga mengurangi nilai estetika dan kebersihan Kecamatan Medan Kota 4. Dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat Kecamatan Medan Kota dalam penanganan masalah sampah agar menjadi tanggung jawab bersama. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim.(1987). Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Di Bidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14:Jakarta. Anonim.(1991).Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Perkotaan(SNI M 36-1991-03 & SNI 19-3964-1994), Badan Standarisasi Nasional:Jakarta. Anonim.(1995).Standar Spesifikasi Timbulan untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia(SNI 19-3983-1995), Badan Standarisasi Nasional:Jakarta. Anonim.(2002).Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Perkotaan (SNI 19-2454-2002), Badan Standarisasi Nasional:Jakarta. Anonim.(2008).Pengelolaan di Pemukiman(SNI 3242:2008). Badan Standarisasi Nasional:Jakarta. Anonim.(2008).Pengelolaan. Undang Undang Republik Indonesia No. 18:Jakarta. Anonim.(2013).KecamatanMedan Kota Dalam Angka 2013. BPS Kota Medan:Medan. Anonim.(2013).Medan Dalam Angka 2013. BPS Provinsi Sumatera Utara:Medan. Anonim.(2013).Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Rumah Tangga Dan Sejenis Rumah Tangga (Permen PU No. 3 Tahun 2013).Kementrian Pekerjaan Umum:Jakarta. Damanhuri, E.Padmin, T.(2010). Pengelolaan.Diktat kuliah TL-3104.FTSL ITB:Bandung. Derajat, S., Chaerul, M.(209). Evaluasi Sistem Pengangkutan Di Wilayah Bandung Utara.FTSL ITB:Bandung. Kodoatie, R.J. (2005). Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Pelajar:Yogyakarta. Peavy,H.S.,Rowe,D.R.,Tchobanoglous,G.(1985).Environmental Engineering. McGraw Hill :United State of America. Pramono, S.S. (2005).Studi Pengangkutan Dari TPS Hingga Ke TPA Di Kota Depok, Seminar Nasional Pesat 2005:Jakarta. Setyowati, Lies. (2007).Evaluasi Kinerja Dinas Kebersihan Dalam Pelayanan Persampahan Di Kota Medan.Tesis. Universitas Sumatera Utara:Medan. Yones, I (2007).Kajian Pengelolaan Di Kota Ranai Ibu Kota Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.Tesis, Universitas Diponegoro:Semarang.