KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK. : Baiq Laxmi Riska Zone

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERIODE

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN TERHADAP PENINGKARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

: Niken Kurniawati NPM :

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

Elisabeth Tilana Mutiara Putri Erly Suandy

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

Analisis Pengaruh Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Pajak Daerah Kota Tasikmalaya ( Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kota Gorontalo. dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014.

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

RISKA UTAMA

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SUCI WULANDARI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAKSI

PENGARUH ROA, ROE, DAN PER TERHADAP HARGA SAHAM PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN BOALEMO (Studi Pada Kantor BadanPengelolaanKeuangandanAset Daerah KabupatenBoalemo)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIUSI DAERAH TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI GORONTALO

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

Rakhmini Juwita Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah dan Kinerja Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DETERMINAN TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA LANGSUNG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANYUASIN Dwi Septa Aryani *) Nabilah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO KEMANDIRIAN, EFEKTIFITAS DAN PERTUMBUHAN PADA KABUPATEN SOPPENG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh GCG dan Manajemen Risiko

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

Transkripsi:

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG Surya Ansori 1), Asep Effendi R 2) 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sangga Buana 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Sangga Buana surya.ansori@yahoo.co.id Abstract The objective of this research is to examine the impact of local tax and the local retribution to own local revenue. This is a replica research.this research was done in Revenue Department of Finance and Asset Management (DPPKAD) in Bandung. The data analyzed in this study were collected through the wee realization of local budget revenues (APD), Local Taxes and Local Retribution The Result Shows that the local tax and the local retribution has a positive significant contribution toward the local own revenue (PAD) Keywords : local tax, local retribution, own local revenue 1. PENDAHULUAN Pemberlakuan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan pemerintah daerah sebagai pihak yang menetapkan dan memungut pajak dan retribusi daerah, tetapi juga berkaitan dengan masyarakat pada umumnya. Era otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1 Januari 2001, menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaan yang dapat membiaya pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat. Pemberian otonomi daerah diharapkan juga dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia. Karena dengan otonomi, daerah dituntut untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian (sharing) dari Pemerintah Pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat, (Mardiasmo, 2015:42) Pendapatan asli daerah (disingkat PAD) adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PAD dapat dikelompokan menjadi empat jenis yaitu pendapatan yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan daerah danhasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya, serta lain-lain PAD, (Darise, 2011:15). Salah satu sumber pendapatan asli daerah yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam membiayai Pemerintahan Daerah adalah pajak daerah. Menurut Marihot Pahala Siahaan (2015:07) bahwa pajak daerah adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara (pemeritah) berdasarkan undangundang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pajak daerah ini banyak jenisnya dan berbeda pemungutnya diantaranya adalah jenis-jenis pajak daerah tingkat 1 terdiri dari pajak kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, sedangkan pajak daerah tingkat II terdiri dari pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak pengambilan dan pamanfaatan bahan galian golongan c dan pajak air bawah tanah dan air permukaan. Selain pajak daerah sumber pendapatan asli daerah juga bersumber dari Retribusi daerah. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, definisi retribusi daerah adalah yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi daerah. Ada 3 bentuk retribusi yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 1

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Sistem Pengendalian Intern Pengertian Sistem pengendalian intern telah mengalami beberapa perubahan dan dapat diartikan baik secara sempit maupun secara luas. Sistem pengendalian intern dalam artian sempit sama dengan pengertian Internal Check, yaitu suatu sistem dan prosedur yang secara otomatis dapat saling memeriksa pencatatan antar bagian atau fungsi dalam organisasi dan mengutamakan ketelitian data administratif, biasanya hal ini dilakukan dengan mempekerjakan 2 orang atau lebih. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintahan didefiniskan sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang undangan. Sistem pengendalian intern juga tidak hanya struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran saja, namun termasuk juga kegiatan dan prosedur. Struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran tersebut merupakan bagian dari suatu proses yang dihasilkan oleh pihak internal maupun eksternal, untuk memberikan jaminan yang masuk akal tercapainya tujuan-tujuan sebagai berikut : a) Terjaganya kekayaan organisasi b) Efektif dan efisisiensinya operasi c) Terpercayanya (Reliabillity) Laporan Keuangan d) Dipatuhinya kebijakan manajemen e) Tunduk pada hukum dan aturan yang berlaku 2.2 Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2010) sumber daya manusia adalah sumber daya yang digunakan untuk menggerakan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa sumber daya manusia, sumber daya yang lainnya menganggur dan kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi. Kualitas sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai (Widodo, 2014) sedangkan Robbins & Judge (2009) mendefinisikan bahwa sumber daya manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan keuangan yang baik, perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan dan pengalaman di bidang keuangan. Sehingga untuk memperoleh kualitas informasi laporan keuangan harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. 2.3 Kualitas Informasi Laporan Keuangan IAI (2009:1) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban atau dibuat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan tersebut didalamnya mencakup semua posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dibuat oleh suatu entitas akutansi. Entitas Akuntansi dilingkup pemerintah pusat yaitu setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu kementrian Negara/Lembaga. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2009 : 1) yaitu : Dapat Dipahami, Relevan, Keandalan dan Dapat dibandingkan. 2.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Untuk meningkatkan kemandirian, pemerintah daerah berupaya terus menerus menggali dan meningkatkan sumber-sumber keuangannya sendiri. Salah satu upaya untuk membantu meningkatkan PAD yaitu dengan cara mengoptimalkan unsur-unsur PAD itu sendiri. Pajak seperti yang telah diungkapkan merupakan salah satu unsur PAD yang sangat penting dan potensial sehingga tidak salahnya jika pajak yang merupakan unsur penerimaan terbesar dalam PAD tersebut digali lagi lebih Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 2

optimal dengan cara memaksimalkan pengelolaannya agar tercapai hasil yang optimal, (Numan, 2012). Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri dan tidak bergantung subsidi dari pusat. Dengan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, setiap daerah dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber keuangan di daerahnya. Sumber keuangan tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula, sehingga mampu mendorong perekonomian dan pembangunan daerah tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum, (Inggi, 2013). PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, dan salah satu sumber PAD yang memiliki kontribusi terbesar berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Selama ini, pungutan daerah yang berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatur dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang mana sesuai dengan Undang-Undang tersebut Kontribusi pajak daerah adalah nilai yang dihitung berdasarkan prosentase perbandingan realisasi penerimaan pajak dengan target penerimaan pajak. Rasio pajak daerah dikatakan mempunyai kontribusi jika rasio pajak daerah mencapai angka minimal 100%. Kontribusi Retribusi Daerah adalah nilai yang dihitung berdasarkan persentase perbandingan realisasi penerimaan retribusi daerah dengan target penerimaan retribusi daerah. Sama halnya dengan pajak daerah, rasio retribusi daerah dikatakan mempunyai kontribusi jika rasio mencapai angka minimal 100%.. Kontribusi adalah nilai yang didapat antara target dan realisasi yang nilainya melebihi angkat target. Dengan demikian kontribusi Pajak Daerah adalah nilai yang dihitung berdasarkan target dengan realisasi pajak daerah. Pengelolaan pajak daerah dikatakan berkontribusi apabila angka realisasi melebihi target. Sedangkan kontribusi Retribusi Daerah adalah nilai yang dihitung berdasarkan target dengan realisasi retribusi daerah. Gambar 1. Hipotesis bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Dari gambar diatas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah baik secara simultan maupun secara parsial. 3. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat(y). Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu obyek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel penelitian. Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 3

Desain penelitian pada dasarnya menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang mungkin dapat menguji hipotesis penelitian agar bisa mencapai kesimpulan mengenai hubungan dan pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut; Gambar 2. Design penelitian Sumber data dalam penelitian ini yakni data sekunder berupa laporan target realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Bandung 2009-2015 yang diperoleh dari instansi pemerintah yaitu dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, sedangkan alat analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi liner berganda. 4. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data Karena sumber data dalam penelitian ini yakni data sekunder, maka ebelum melakukan uji regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji uji asumsi klasik. yaitu Uji Normalitas. Berdasarkan uji normalitas, menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S test) memiliki tingkat signifikan berada di atas 5% (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data dalam variabel ini mengikuti distribusi normal. Yang kedua adalah Uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran kondisi ideal yang disebabkan adanya hubungan linear diantara variabel regresor. Dengan uji multikolinearitas, bisa dideteksi dengan menggunakan indikator Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan pada uji multikolinearitas, ternyata dari dua variabel yang diamati semuanya mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dengan demikian, maka model yang dibangun tidak terdapat gejala multikolinearitas. Sesuai dengan hipotesis dan jenis data yang dikumpulkan maka alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah baik secara parsial maupun secara simultan. Berikut disajikan hasil pengujian data yang dilakukan dengan menggunakan IBM SPPS 20 for windows : Tabel 1. Uji Hipotesis Parsial Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 2.341.399 5.870.000 PAJAK_DAERAH.455.079.547 5.774.000.263 3.804 RETRIBUSI_DAERA.394.092.405 4.270.000.263 3.804 H Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa nilai signifikasi masing-masing variabel independen yaitu pajak daerah dan retribusi daerah memiliki nilai signifikasi dibawah 0,05 yaitu 0,000 dan 0,000. Hal ini berarti untuk variabel independen pajak daerah dan retribusi daerah memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen pendapatan asli daerah. Adapun untuk pengujian secara simultan disajikan pada tabel 3 dibawah ini : 1 Tabel 2. Uji Hipotesis Simultan Model df F Sig. Regression 2 436,114,000 b Residual 4 Total 6 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa semua variabel independen yaitu pajak daerah dan retribusi daerah memiliki nilai signifikasi dibawah 0,05 yaitu 0,000 yang berarti keseluruhan variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dimana F tabel Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 4

dengan k 1 = 2 1 = 1 dan n k = 7 2 = 5 pada derajat kepercayaan 5% didapat F tabel sebesar 4,30, dapat dinyatakan bahwa F hitung > F tabel dimana 436,114>4,30. Adapun untuk besaran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen disajikan pada tabel 4 dibawah ini : Mod el Tabel 3. Koefisien Determinasi R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate Square 1.919.844,839,42010 Berdasarkan tabel 3 diatas, pengaruh dari variabel independen yaitu pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh sebesar 84,40% terhadap pendapatan asli daerah, sedangkan sisanya sebesar 15,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 4.2 Pembahasan Untuk menguji pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara bersama-sama terhadap pendapatan asli daerah, digunakan uji statistik F. Berdasarkan tabel uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 436,114 dengan tingkat signifikansi 0,000, jauh lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi tingkat kemandirian keuangan daerah. Sedangkan F tabel dengan k 1 = 2 1 = 1 dan n k = 7 2 = 5 pada derajat kepercayaan 5% didapat F tabel sebesar 4,30, dapat dinyatakan bahwa F hitung > F tabel dimana 436,114>4,30. Dengan kata lain Ha diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen, yang artinya, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara simultan berpengaruh terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah. Sedangkan faktor yang menghambat yang mempengaruhi pendapatan asli daerah di Kota Bandung adalah karena masih rendahnya pemahaman terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung tentang perpajakan, khususnya pajak daerah dan retribusi daerah, hal ini terlihat 7 (tujuh Agenda) prioritas Pemerintah Kota Bandung, diantaranya memantapkan kecerdasan Warga Kota Bandung (Bandung Cerdas). 5. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh positif secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kota Bandung. Hal ini didukung dari nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 83,9% yang menunjukkan bahwa variabel independen Pajak daerah dan Retribusi Daerah mampu menjelaskan sebanyak 83,9% variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu pendapatan asli daerah. Sedangkan sisanya sebesar 16,1% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model seperti hasil, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah dan lain-lain. 6. REFERENSI Apriani, 2012. Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Kediri (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kediri), (Online), (http://elibrary.ub.ac.id/handle/1 23456789/33957, diakses 3 Oktober 2013). Andriani. 2013. Perpajakan Indonesia. Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Darise. 2011. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press. Diaz Priantara. 2013. PERPAJAKAN INDONESIA, Edisi 2. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta. Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 5

Imam Ghozali, 2011, Aplikasi Analisis Multivariasi Dengan Program SPSS, Edisi 4, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang. Mardiasmo, 2015, Perpajakan, Edisi Terbaru 2016, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Marihot Pahala Siahaan: 2013. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Edisi Revisi. Rajawali Pers. Jakarta. Siti Resmi.2015. Perpajakan: Teori & Kasus. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Simanjuntak. 2010. Pajak Daerah dan Retibusi Daerah Edisi Revisi. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Penerbit CV. Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2007. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2011. Jakarta Selatan: Visi Media. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perim bangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. (online),(http://www.setneg.go.id//index.php?option=comperundangan&currpage=2&t otalpages=3&itemid=42&catid=1&tahun=2004, diakses pada 3 Oktober 2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah RI tentang Perpajakan. Bandung: Citra Umbara. Waluyo, 2016, PERPAJAKAN INDONESIA, Edisi 11, Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 6