BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan cekatannya para petugas pelayanan, birokrasi yang berbelit-belit, calo

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mengharapkan produktivitas kinerja yang optimal dari

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Pertumbuhan rumah sakit dewasa ini berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagian mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Dimana satu sama

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selau

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan semaksimal. keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi permasalahan-permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sry Juliyanta Br Sembiring Keloko, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, tantangan terhadap perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diantanya mengenai kepuasan kerja karyawan. Salah satu organisasi yang dituntut

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Dan dapat memajukan. perusahaan sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Turnover. Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perusahaan. Dalam sebuah perusahaan loyalitas kerja sangatlah penting bagi

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian Kepemimpinan Entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dahulu memajukan dunia pendidikan. Dengan kata lain, kemajuan dunia

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia usaha di era global saat ini sudah sangat ketat, setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan penggerak roda organisasi dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan organisasi, dengan kata lain sumber daya manusia yang tangguh semakin diperlukan apalagi dalam menghadapi era pasar bebas sekarang ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki daya saing yang baik sehingga tenaga kerja indonesia tidak akan kalah dengan tenaga kerja dari luar negeri. Sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perusahaan yang mempunyai peranan penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia juga merupakan unsur penting dalam setiap aktivitas yang dilakukan di perusahaan. Mesin-mesin atau modal yang ada di perusahaan tidak akan berguna tanpa peran aktif dari sumber daya manusia yang mengelolanya. Perhatian di bidang sumber daya manusia tidak bisa diabaikan begitu saja karena pada bidang tersebut merupakan langkah awal dalam merencanakan tenaga kerja yang berkualitas. Sumber daya manusia dengan akal pikirannya dapat mengelola dan mengendalikan dirinya sendiri, ia juga dapat mengelola dan mengendalikan faktor-faktor produksi yang lain seperti keuangan, bahan baku, metode dan mesin. Panggabean (2004) menyatakan bahwa sumber daya manusia dalam suatu organisasi perusahaan sangat penting karena mempunyai peranan dalam keberlangsungan hidup organisasi perusahaan. Hal ini menunjukkan peranan penting yang dimaksud adalah untuk meningkatkan kemajuan dan kelangsungan hidup organisasi.

Dalam suatu perusahaan yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah karyawan. Hasibuan (2005) menjelaskan bahwa karyawan merupakan penjual jasa (pikiran dan tenaganya). Dalam hal ini, karyawan wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan atasannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika karyawan mempunyai kewajiban memberikan tenaga serta pikirannya untuk kepentingan perusahaan. Semua karyawan di perusahaan wajib mengembangkan potensinya sesuai dengan tujuan perusahaan. Karyawan merupakan aset utama bagi perusahaan karena tanpa adanya karyawan aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan visi dan misi dari perusahaan. Karyawan wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Karyawan adalah asset yang paling berharga dan menguntungkan bagi perusahaan untuk jangka panjang, maka perusahaan harus memberikan perhatian lebih pada karyawankaryawannya. Perusahaan harus bisa mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, dengan membutuhkan karyawan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan loyal dibutuhkan komitmen kerja yang tinggi dari karyawan. Komitmen merupakan konsep manajemen yang menempatkan sumber daya manusia sebagai figur sentral dalam organisasi usaha, tanpa komitmen sulit diharapkan partisipasi aktif dan mendalam dari sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Komitmen organisasi menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi. Allen and Mayer (dalam Darwish, 2000) menyatakan komitmen organisasi sebagai perasaan karyawan untuk wajib tinggal dengan organisasi, perasaan yang dihasilkan dari internalisasi tekanan normatif diberikan pada seorang individu sebelum masuk atau setelah masuk. Donna (1996) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai langkah-langkah kekuatan identifikasi karyawan

dengan, dan keterlibatan dalam tujuan dan nilai-nilai organisasi. Masalah pelanggaran aturan seperti absensi hingga berujung pada pemecatan dan mengundurkan diri merupakan salah satu wujud karyawan yang tidak puas dan tidak memiliki komitmen terhadap perusahaan. Dalam dunia kerja komitmen karyawan terhadap organisasi sangatlah penting sehingga sampai-sampai beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan lowongan pekerjaan (Arifin dan Komaruddin, 2009). Kerelaan pada karyawan timbul ketika ada komitmen dalam diri karyawan, komitmen muncul ketika terjadi identifikasi dengan tugas dan internalisasi organisasi dalam diri karyawan. Tugas dipandang karyawan, memiliki tantangan dan menarik, serta merupakan sarana bagi ekspresi diri, kepatuhan yang timbul dari diri karyawan bukan karena aturan-aturan yang ada diperusahaan atau besarnya tunjangan yang karyawan terima, tetapi lebih dikarenakan adanya internalisasi dirinya dengan tugas dan mendapatkan kepuasan dari tugas tersebut. Komitmen organisasi merupakan salah satu fokus yang menarik untuk dibahas dalam bidang psikologi industri dan organisasi, hal ini disebabkan dengan semakin berkembangnya komitmen organisasi pada diri seorang karyawan, akan mampu mengurangi gejala kerja negatif yang muncul pada organisasi, seperti pemogokan kerja karyawan, demostrasi karyawan, angka bolos kerja, rasa tidak bergairah dalam bekerja dan turn over. Gejala-gejala kerja negatif tersebut, bila dibiarkan berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan, terutama bila terjadi pada karyawan yang telah dididik dan berpengalaman (dalam Sinuraya, 2009). Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang disampaikan Alwi (dalam Sinuraya, 2009) yang menyatakan bahwa komitmen adalah suatu bentuk loyalitas yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauhmana karyawan mencurahkan perhatian kepada organisasi tempatnya bekerja. Komitmen sebagai sebuah perilaku dimaknai sebagai proses yang dialami seseorang untuk tidak menarik kembali komitmennya kepada

organisasi karena kesulitan yang akan ia hadapi ketika ia meninggalkan organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasi menjadi permasalahan yang cukup menarik. Ketertarikan mereka terhadap komitmen disebabkan oleh adanya keterkaitan erat antara komitmen dengan berbagai komponen lain dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen dan bertahan diperusahaan merasa bahwa adanya keterikatan emosional dan keterlibatan dalam setiap kegiatan organisasi merupakan karyawan yang memiliki komitmen afektif. Komitmen organisasional merupakan suatu bentuk sikap (Luthans, 2002). Sikap dapat dipecah menjadi 3 komponen dasar : emosional, informasional dan keperilakuan. Dalam Organization behavioral atau perilaku organisasi, komitmen organisasi adalah komponen dari perilaku. Menurut Robbins (2007), Sikap adalah pernyataan tentang penilaian seseorang terhadap objek, orang-orang atau kejadian. Siu (dalam Sinuraya, 2009) yang menyatakan bahwa seseorang karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang lebih rendah dapat dilihat dari unsur loyalitasnya terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Rendahnya komitmen organisasi mencerminkan kurangnya tanggung jawab seorang dalam menjalankan tugasnya. Penelitian Dessler (1999) yang menunjukkan bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukkan prestasi yang lebih baik. Individu yang memiliki komitmen yang rendah pada organisasi seringkali hanya menunggu kesempatan yang baik untuk keluar dari pekerjaan mereka. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada karyawan/pegawai Bank BNI Pusat Medan, terdapat beberapa pegawai yang tidak begitu memikirkan, memperhatikan dan mengutamakan pekerjaan dan perusahaan. Beberapa orang pegawai dengan keterpaksaan saja

menyelesaikan pekerjaan. Mereka hanya bekerja menyelesaikan tugas-tugas yang wajib mereka kerjakan saja. Apabila pihak perusahaan menginginkan keberadaan mereka diluar jam kerja, para pegawai terlihat keberatan. Kehadiran dalam meeting juga memprihatinkan. Kondisi-kondisi ini mencerminkan rendahnya komitmen karyawan terhadap perusahaan. Berikut adalah petikan wawancara yang dilakukan terhadap G, seorang karyawan BNI Pusat Medan....jujur saja, saya ingin segera pulang. Rasanya lama kali menunggu jam kerja habis. Semakin lama berada di tempat kerja semakin bosan. Bagi saya pekerjaan utama kalau sudah selesai ya sudah...ga perlu memikirkan yang lain-lain lagi... (wawancara...25 Maret 2017) Untuk menciptakan karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaan, maka pihak perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen. Young et al (dalam Sopiah, 2008) mengemukakan ada 8 faktor yang secara positif berpengaruh terhadap komitmen organisasional yaitu: (1) Promosi, (2) Karakteristik pekerjaan, (3) Komunikasi, (4) Kepemimpinan, (5) Pertukaran ekstrinsik, (6) Pertukaran intrinsik, (7) Imbalan ekstrinsik, (8) Imbalan intrinsik. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Peterson (dalam James Boles et al, 2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan langsung dengan komitmen organisasi. Jadi untuk tetap menjaga komitmen karyawan, hal yang pertama dilakukan pimpinan perusahaan adalah memperhatikan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan mencakup banyak perhatian atau perasaan positif yang dimiliki individu terhadap pekerjaannya, yang pada dasarnya ditentukan oleh dua aspek yaitu aspek dalam pekerjaan dan karakteristik dalam diri pekerja itu sendiri. Dalam hal aspek pekerjaan, apabila semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja maka semakin tinggi kepuasan yang dirasakannya, sebaliknya semakin banyak aspek yang tidak sesuai dengan kebutuhan pekerja maka akan semakin rendah kepuasan yang dirasakannya. Sementara itu yang dimaksud dengan aspek karakteristik dalam diri pekerja adalah bahwa pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, dimana setiap individu akan memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu (Schults, dalam Ratih 2010). Kepuasan kerja seperti yang dikemukakan Lock (dalam Sopiah, 2008), merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu npekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaanya. Wexley dan Yukl (dalam As ad, 2003) memandang kepuasan kerja adalah perasaan sesesorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja menurut Robert Hoppeecl (dalam Anorogo, 1992) adalah penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja menurut Johan (2002) merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja kerja karyawan akan meningkat secara optimal. Menurut Handoko (2010) kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Fenomena menurunnya kepuasan kerja karyawan ditandai dengan tidak dimilikinya semangat dalam bekerja. Karyawan merasa ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan yang terjadi selama mereka bekerja. Selain itu pekerjaan yang penuh dengan tekanan membuat karyawan merasa tertekan dan tidak dirasakannya lagi kepuasan dalam bekerja. Kondisi ini mengakibatkan beberapa pegawai tidak merasakan kepuasan dalam bekerja. Apabila karyawan tidak merasakan kepuasan dalam bekerja, dikhawatirkan kinerja perusahaan menjadi menurun

dan dampak yang paling buruk adalah perusahaan akan kehilangan karyawan karena mengundurkan diri. Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri akan memunculkan citra perusahaan yang buruk dan kepercayaan konsumen/nasabah terhadap perusahaan menjadi menurun. Berdasarkan hasil tanya jawab dengan beberapa orang karyawan, diketahui bahwa mereka kurang memikirkan kondisi perusahaan, mereka merasa yang bertanggungjawab terhadap perusahaan adalah pimpinan. Berikut adalah petikan wawancara yang dilakukan pada karyawan yang berinisial A....pada awal kerja disini, saya membayangkan sebuah pekerjaan yang menyenangkan, yang membuat saya merasa nyaman, namun kenyataannya bekerja disini penuh tekanan, saya tidak merasakan kepuasan dalam bekerja...kalau ada pekerjaan lain...mau saja rasanya saya pindah... (wawancara... 25 Maret 2017). Penelitian ini akan dilaksanakan pada sebuah perusahaan yakni Bank BNI di kota Medan. Sesuai dengan fenomena yang terlihat di tempat penelitian, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawan di Bank BNI Pusat Medan. B. Identifikasi Masalah Komitmen organisasi adalah perasaan karyawan untuk wajib tinggal dengan organisasi, perasaan yang dihasilkan dari internalisasi tekanan normatif diberikan pada seorang individu sebelum masuk atau setelah masuk Allen and Mayer (dalam Darwish, 2000). Dalam upaya meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, maka perlu ditinjau berbagai faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, satu diantaranya adalah kepuasan kerja, dimana kepuasan kerja ini diartikan sebagai suatu ungkapan emosional yang bersifat menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya Lock (dalam Sopiah, 2008).

C. Batasan Masalah Penelitian ini menekankan pada masalah hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi yang dimiliki oleh para pegawai. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan para karyawan dalam memandang pekerjaannya. Sementara komitmen organisasi adalah suatu bentuk sikap dimana individu merasa menjadi bagian dari organisasi dan merasa ingin tetap menjadi bagian dari organisasi serta dengan sungguh-sungguh memberikan waktu, kesempatan yang dimiliki dan mencurahkan segala potensi diri yang dimilikinya untuk tetap berusaha mewujudkan apa yang menjadi tujuan organisasi. Subjek penelitian ini adalah pegawai atau karyawan Bank BNI Kanwil Medan yang berjumlah 101 orang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada karyawan? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada karyawan.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi dalam mengelola Sumber Daya Manusia pada karyawan khsususnya mengenai kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada karyawan Bank BNI Kanwil Medan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pihak manajemen atau atasan untuk mengetahui kepuasan kerja dan komitmen organisasi dari para karyawan, sehingga dengan diketahuinya hal tersebut dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen pada karyawan dalam perusahaan.