Gambar 10. Kabupaten Subang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun Figure 2. Trend Of Population Number In Subang,

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG

Penduduk dan Tenaga Kerja

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Subang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Gambaran Umum BAB I GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

2. PEMERINTAHAN,HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Benih merupakan salah satu unsur pokok dalam usaha tani padi. Kebutuhan akan sarana tersebut semakin lama semakin meningkat

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

KONDISI UMUM BANJARMASIN

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia belum memiliki ketahanan pangan yang cukup. Barat unggul di tanaman pangan yang tersebar merata pada seluruh Kabupaten

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

Transkripsi:

9255000 9270000 9285000 9300000 9315000 IV. LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Lokasi PT. Sang Hyang Seri (Persero) sebagian besar arealnya terletak di Desa Ciasem Girang, Kecamatan Ciasem, dan sebagian kecil masuk di Kecamatan Blanakan dan Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang. Lokasi geografis PT. Sang Hyang Seri berada antara 06 16-06 20 LS dan 107 36-107 39 BT dan barada pada ketinggian sekitar 15 m dpl dengan kemiringan lereng berkisar 0-3%. Secara keruangan batas-batas wilayahnya adalah sebelah timur berbatasan dengan Desa Ciasem, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukahaji, sebelah utara berbatasan dengan Desa Blanakan, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pancabali. 780000 9 8 13 795000 810000 1 2 5 6 10 11 14 15 16 18 17 19 20 21 12 7 3 825000 4 9315000 9300000 9285000 9270000 9255000 KABUPATEN SUB ANG KETER AN GA N : SA NG H Y AN G SER I KE C A M A TA N : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 W BLA N A KA N PA MA NU K AN PUSAKANAGAR A SU KR A CIA S EM BIN O N G CO MPREN G PA TOK BEU SI PA BU A RA N PURW ADADI PA G AD EN CIP U NA G A RA CIP EUN D EU Y KA LIJA TI SU BA N G CIB OG O SA GA LA HER AN G CIJA MB E JALA N CA GA K CIS A LA K TA N JU N GS IA N G N E S 780000 795000 810000 825000 5 0 5 10 Km Gambar 10. Kabupaten Subang 4.1.2. Topografi Topografi Kabupaten Subang secara umum dapat dipisahkan menjadi tiga zona seperti yang diuraikan di bawah ini dimana lokasi penelitian menempati pada wilayah zona ke-tiga. Gambaran ketiga zona tersebut adalah sebagai berikut:

1. Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan) Daerah ini memiliki ketinggian antara 500-1500 meter dari permukaan laut (m dpl) dan menempati wilayah sekitar 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini tercakup di dalam beberapa kecamatan, yaitu: Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang, dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang. Kondisi penggunaan lahan di zona ini sebagian besar berupa perkebunan, baik perkebunan negara maupun perkebunan rakyat, hutan dan lokasi pariwisata. 2. Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah) Daerah ini mempunyai ketinggian antara 50 500 meter dari permukaan laut (m dpl) dan memiliki cakupan luasan sekitar 35 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi beberapa wilayah kecamatan, yaitu: Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum, dan Pagaden Barat. Pada zona ini penggunaan lahan yang dominan adalah perkebunan karet, tebu, dan buah-buahan untuk pertanian dan industri. Selain itu, juga terdapat perumahan, pusat pemerintahan, serta daerah militer. 3. Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara) Daerah ini mencakup daerah pesisir yang memiliki ketinggian antara 0-50 meter dari permukaan laut (m dpl) atau mencakup sekitar 45 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi beberapa kecamatan, yaitu: Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, dan sebagian Pagaden Barat. Di bagian utara dari wilayah Kabupaten Subang ini penggunaan lahannya didominasi oleh sawah berpengairan teknis dan tambak pantai. Dari aspek kemiringan lereng, sekitar 80,80% wilayah Kabupaten Subang memiliki kemiringan 0-17, 10,64% wilayahnya memiliki kemiringan 18-45, dan sisanya 8,56% memiliki kemiringan di atas 45.

4.1.3. Iklim Iklim di daerah Sukamandi (PT. Sang Hyang Seri) menurut Oldeman tergolong tipe D, sedangkan menurut Ferguson tergolong tipe C (Andriarini, 2007). Di daerah ini musim hujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan April dengan curah hujan maksimal 4200 mm, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober dengan curah hujan maksimal 610 mm. Untuk curah hujan, total curah hujan tahunan di wilayah ini sebesar 1200 mm/tahun, dimana curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Januari sampai Februari, sedangkan rata-rata suhu harian adalah 27,3 C, dimana suhu udara maksimum mencapai 31,2 C dan suhu udara minimum mencapai 23,4 C. Untuk kelembaban udara di wilayah ini relatif besar, yaitu sebesar 86,7% (Andriarini, 2007). 4.1.4. Geologi, Geomorfologi, dan Kondisi Tanah Berdasarkan peta geologi (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung), litologi di lokasi penelitian termasuk ke dalam Formasi Aluvial, dimana morfologi bentuklahan di lokasi penelitian relatif seragam, yaitu merupakan dataran yang secara morfogenesis terbentuk oleh proses fluvial. Dataran aluvial ini tergolong muda, yaitu berumur kuarter. Sejalan dengan bentuklahannya, tanah yang terbentuk di daerah Sukamandi (PT. Sang Hyang Seri) memiliki tipe tanah Aluvial dengan tekstur lempung berdebu, dan ph tanah berkisar antara 4-5 (Andriarini, 2007). Tanah ini cocok untuk tanaman padi namun kurang cocok untuk tanaman palawija dan hortikultura, sehingga bila tanaman-tanaman jenis tersebut diusahakan di wilayah ini, maka harus dilakukan upaya-upaya perbaikan tanah (soil improvement) terlebih dahulu. 4.1.5. Demografi Salah satu modal utama dalam pembangunan, selain sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah jumlah penduduk dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam pembangunan yang dibutuhkan adalah SDM yang secara

kuantitas mencukupi dan secara kualitas dapat diandalkan, atau dengan kata lain SDM yang siap pakai. Berdasarkan data statistik Subang Dalam Angka tahun 2006, penduduk Kabupaten Subang berjumlah 1.402.134 jiwa, dengan komposisi 710.237 jiwa laki-laki (51%) dan 691.897 jiwa perempuan (49%), dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 683,38 jiwa per km 2. Dari semua kecamatan, Kecamatan Subang merupakan wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 2.212,86 jiwa per km 2. Dilihat dari komposisi kelompok umur, penduduk Kabupaten Subang terdiri dari 23,50 % usia anak-anak (0-14 tahun), 8,05 % usia remaja (15-19 tahun), 29,55 % usia muda (20-39 tahun) dan 38,90 % usia tua dan lansia. 4.2. Gambaran Umum PT. Sang Hyang Seri 4.2.1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1940 perusahaan ini berbentuk perkebunan besar milik swasta asing (Inggris) dengan nama Pamanukan & Tjiasem Lands (P&T Lands). Berkat adanya proses nasionalisasi yang terjadi pada tahun 1957, maka P&T Land kemudian dikelola oleh Yayasan Pembangunan Daerah Jawa Barat (YPDB). Nama yayasan ini yang kemudian diubah menjadi Proyek Produksi Pangan Sukamandi Jaya pada tahun 1966. Pada saat yang sama dibentuk pula proyekproyek lain, yaitu Proyek Penelitian dan Mekanisasi serta Proyek Perhewani dengan SK Deputi Menteri Departemen Produksi Persediaan Bahan Makanan No.61/M.P/1966, tanggal 26 April 1966. Pada tahun 1968, ketiga proyek tersebut dilebur menjadi satu menjadi Lembaga Sang Hyang Seri melalui SK Menteri Pertanian No.9/2/1968 tanggal 29 Februari 1968. Perkembangan selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 tahun 1971 dibentuklah Perum Sang Hyang Seri yang berfungsi sebagai produsen dan pemasar benih tanaman pangan, dan merupakan salah satu sub sistem perbenihan nasional. Dengan bantuan pinjaman dana dari Bank Dunia, Perum Sang Hyang Seri pada saat itu menjadi perusahaan perbenihan yang modern dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia.

Status Perum selanjutnya dirubah menjadi Persero melalui PP 18/1995 tanggal 28 Juni 1995 berdasarkan akte notaris Imas Fatimah,SH di Jakarta yang memiliki Nomor 2 tanggal 1 Pebruari 1996 dan Nomor 93 tanggal 28 Juni 1996 yang disahkan melalui Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: C2-9832.HT.01. 01.TH.96 tanggal 28 Oktober 1996. Keputusan ini selanjutnya disempurnakan dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: C-24643.HT.01.04.TH.2002, tanggal 24 Desember 2002. Melalui keputusan ini, usaha pokok (core business) PT. Sang Hyang Seri dikembangkan lebih luas dari benih tanaman pangan menjadi benih pertanian. Pengelolaan perusahaan PT. Sang Hyang Seri pada saat ini dilaksanakan oleh Kementerian BUMN sesuai PP 64/2001 tanggal 13 September 2001. Bidang usaha yang ditangani sebagai usaha pokok PT. Sang Hyang Seri adalah benih pertanian dengan mengembangkan diversifikasi usaha yang terkait dengan usaha pokok. Pengembangan usaha ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lengkap kepada konsumen (petani) dalam satu paket budidaya pertanian yang pada gilirannya nanti industri benih ini diharapkan dapat/mampu berperan sebagai lokomotif usaha agribisnis. 4.2.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. Sang Hyang Seri diatur berdasarkan SK Direksi No. 56/SHS.01/Kept/IV/2000. Menurut surat keputusan ini, manajemen PT. Sang Hyang Seri (Persero) dikelola berdasarkan sistem Regional Manager (RM). Saat ini PT. Sang Hyang Seri memiliki 5 Regional Manager (RM), yaitu RM I Sukamandi, RM II Jawa Timur, RM III Medan, RM IV Lampung, dan RM V Sulawesi Selatan. Secara struktural masing-masing RM membawahi beberapa UBD (Unit Bisnis Daerah). RM I terdiri dari beberapa UBD, yaitu UBD khusus Sukamandi, UBD Serang, UBD Ciamis, UBD Garut, UBD Tegal, UBD Banyumas, dan UBD Cirebon. UBD khusus Sukamandi merupakan satu-satunya UBD di PT. Sang Hyang Seri (Persero) yang mempunyai areal lahan produksi, sehingga disebut sebagai UBD khusus. PT. Sang Hyang Seri (Persero) RM I dipimpin oleh seorang Kepala RM yang dibantu oleh dua orang Deputi. Dan selanjutnya masing-masing

Deputi membawahi beberapa Kepala UBD. Seorang Kepala UBD membawahi beberapa Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian. Bagian-bagian yang ada di PT. Sang Hyang Seri (Persero) RM I UBD khusus Sukamandi adalah Bagian Produksi, Bagian Pengolahan Benih, Bagian Usaha Benih Hortikultura dan Kemitraan, Bagian Keuangan, Bagian Pemasaran. Untuk sub bagian terdiri dari: Sub Bagian Pengadaan Barang, Sub Bagian Irigasi dan Jalan, Sub Bagian Hama dan Penyakit, Sub Bagian Pembinaan Mutu Benih dan beberapa Sub bagian lainnya. Jumlah karyawan PT. Sang Hyang Seri (Persero) Sukamandi, saat sekarang ada sekitar 431 orang yang sebagian besar berlatar belakang SMU, selebihnya lulusan SD, SLTP, dan Sarjana. Adapun status pegawai dibedakan menjadi tiga, yaitu pegawai tetap, honorer, dan pegawai harian lepas. 4.2.3. Bidang Usaha dan Pemasaran Luas areal PT. Sang Hyang Seri (Persero) RM 1 UBD khusus Sukamandi yang ada sekitar 4.300 ha, namun baru terealisasi sekitar seluas 3.500 ha, sehingga sekitar 800 ha merupakan areal yang tidak ditanam. Pengelolaan produksi PT. Sang Hyang Seri (Persero) ini dilakukan dalam dua sistem produksi, yaitu sistem swakelola dan sistem kerjasama. Sistem swakelola merupakan sistem produksi dimana seluruh kegiatan produksi mulai dari tanam sampai dengan pengolahan dan pemasaran benih dilakukan oleh perusahaan, sedangkan sistem kerjasama dilakukan dengan cara petani menyewa lahan pada perusahaan namun cara pembayaran sewa berupa hasil panen padi yang jumlahnya sebesar 1,2 ton/ha dan sisa hasilnya harus dijual kepada perusahaan dengan harga 5% di atas harga pasaran. Bidang usaha PT. Sang Hyang Seri (Persero) diatur dalam PP No. 18 Tahun 1995, Bab II Pasal 2, yaitu berupa: 1) Produksi, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, dan penyaluran serta pemasaran benih tanaman padi dan hortikultura. 2) Penelitian, pendidikan, dan penyuluhan dalam bidang perbenihan dan kegiatan lain yang langsung menunjang usaha perbenihan.

Untuk mengusahakan pengawasan dan kelancaran distribusi yang tepat guna, maka dibentuklah kantor pemasaran cabang/daerah. Untuk PT. Sang Hyang Seri (Persero) cabang Jawa Barat dibentuk 5 KPD (Kasubag Pemasaran Daerah) sebagai berikut: 1. KPD Sukamandi, untuk wilayah pemasaran Subang, Karawang, Purwakarta, dan Bekasi. 2. KPD Cirebon, untuk wilayah pemasaran Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Majalengka. 3. KPD Tasikmalaya, untuk wilayah pemasaran Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Sumedang. 4. KPD Sukabumi, untuk wilayah pemasaran Sukabumi, Bogor, Cianjur, dan Bandung. 5. KPD Serang, untuk wilayah pemasaran Serang, Pandeglang, Tangerang, dan Lebak. KPD tersebut berfungsi sebagai bagian yang dapat memperluas jaringan distribusi, dan juga berfungsi sebagai penghubung langsung perusahaan dengan pihak penyalur/konsumen terhadap keluhan atau klaim. Dalam hal ini, setiap KPD mengkoordinir pelaksanaan di daerah masing-masing yang ditetapkan sebagai tanggung jawabnya. 4.2.4. Kemitraan Usaha dan Fasilitas Usaha Kemitraan usaha adalah jenis usaha yang dibangun dengan pola kerjasama antara PT. Sang Hyang Seri dengan mitra strategis sebagai investor sekaligus pasar (off farm) dan dengan petani plasma sebagai pelaksana lapangan (on farm). Adapun produk dan kegiatan yang ditangani saat ini adalah sebagai berikut: Pembeli dan penjual gabah konsumsi. Produksi dan pemasaran beras (khusus, kepala, wangi dan ketan) dengan merek PITALOKA. Memasarkan produk sarana produksi seperti pupuk buatan/pupuk organik, PPC bio-organik, pestisida dan yang lainnya dengan merek SANG HYANG SERI (Merek BIOSANG, Bio P20002 GELEDEK).

Pengembangan produksi dan pemasaran pakan ternak. Pengembangan Pusat Pelatihan Agribisnis. Adapun untuk fasilitas usaha yang ada saat ini di PT. Sang Hyang Seri saat ini, mencakup: Lahan HGU Sukamandi, Sawah irigasi teknis ± 3.150 Ha. 22 UBD tersebar di 5 Regional Manager, dengan jaringan wilayah kerja di 75 Kabupaten dan membina sebanyak 733 kelompok tani panangkar dan 50.320 petani penangkar benih dengan luas lahan ± 30.000 Ha. Gudang berkapasitas ± 25.000 ton/tahun. Alat pengering dan pengolahan benih berkapasitas ± 58.500 ton/tahun. Memiliki jaringan distribusi dengan 322 penyalur dan 3.655 kios. SDM, Produksi, Pasar dan Keuangan. Memiliki sistem pengadaan bahan baku yang berbasis komunitas melalui pola swakelola, kerjasama pengelolaan dan kerjasama baik pada lahan sendiri maupun lahan petani.