ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS II SD WATESNEGORO II DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL KESEBANGUNAN

PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK TERHADAP KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHANBILANGAN CACAH

ANALISIS KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 NGABANG DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COLLEGE BALL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

Suci Rahmayani*), Sefna Rismen**), Tika Septia**)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK BISNIS BERISIKO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 20 PADANG

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA WAJIB SMA KELAS X KURIKULUM 2013

keywords: students understanding of mathematical concepts, technique kancing gemerincing, quiz

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

ABSTRACT. Keywords: Comprehension of Mathematical Concepts, Direct Instruction, Football Verbal Techniques.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR OPERASI PENGURANGAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA SISWA KELAS II SDN 01 MENTEBAH

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. matematika bukanlah objek konkret, tetapi merupakan objek abstrak.

ABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

Error Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PEMBELAJARAN LINGKARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI ALAT PERAGA KONKRIT DAN ALAT PERAGA GAMBAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN SISWA KELAS II MELALUI ALAT PERAGA SEDOTAN DAN KANTONG BILANGAN DI SDN 13 BANGKO KABUPATEN SOLOK SELATAN

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM

ABSTRACT. Keywords: MathLearning Outcomes, Inquiry Without LKS, LKS accompanied Inquiry

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TIM PENDENGAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 PADANG ABSTRACT

PROFIL KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI PETA KONSEP

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SMP NEGERI 1 PULUNG

PENGARUH MODEL TALKING STICK DAN PROBING PROMPTING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS DARUL FIKRI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

ARTIKEL. Oleh : SULASTRIANI NPM :

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

Unnes Journal of Mathematics Education

TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GUIDED DISCOVERY LEARNING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACES

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG

Dina Aulia 1, Ayu Yarmayani 2, Silvia Fitriani 3

PEMBUATAN TES TERTULIS

Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Pada Mata Kuliah Kalkulus I

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

Keywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Pengaruh Penerapan Model ROPES Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 05 Mukomuko. Lilik Putriani *), Rahmi **), Nurmi ***)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PASAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG. Oleh:

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MURDER YANG DIKOLABORASIKAN DENGAN MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

Hesti Noviyana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Rotating Trio Exchange (RTE) model, Mathematics learning achievements.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

KEMAMPUAN MEMBACA BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 28 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH Yunni Arnidha Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: s2arnidha@gmail.com Abstract This study aims to determine the type of error that made the students in solving arithmetic operation of natural numbers in the form of addition and subtraction. This study was a descriptive one. The population in this study were all second grade students of SD Negeri 4 Podomoro which numbered 30 people. The samples used were all students of class II because the number of students is less than 100 people. Data collection techniques used in the form of a valid and reliable test. After the test is given, then the results of tests examined and analyzed to determine the type of error that made the students. The analysis showed that the mistakes made by students in solving arithmetic operation of natural numbers such as addition and subtraction. This type of error in the addition operation, the type of basic factual errors summation with a percentage of 35%, the type of random errors with a percentage of 10.02%. This type of error in calculating the reduction of operating natural numbers, that is kind of basic factual errors, with the percentage of 36.58% reduction. Types of random errors with the percentage of 18.40%. Keywords: Error Analysis, Numbers Count, Operation of Addition and Subtraction 1. PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Gurulah yang berperan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan bahan belajar sebagai medianya. Selain itu, proses pembelajaran juga melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Hal ini dimaksudkan agar guru mudah melakukan pendekatan pengajaran. Pendekatan pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari yang konkret ke abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 52

Belajar dan mengajar matematika memang tidak mudah, namun apabila dilakukan dengan baik serta mengetahui dan memahami tentang arti, konsep, dan makna pelajaran matematika maka akan dirasakan mudah. Dalam pembelajaran matematika, penguatan konsep merupakan hal yang penting. Agar konsep matematika yang dipelajari menjadi lebih mudah dipahami dan dapat diklasifikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka dalam pembelajaran matematika penekanan dalam keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari sangat penting dilakukan. Selain itu, pembelajaran yang menyenangkan juga akan membuat siswa senang belajar matematika. Menurut Shadiq & Ini (2006) tugas utama seorang guru matematika adalah membantu siswanya mendapatkan informasi, ide-ide, keterampilanketerampilan, nilai-nilai, dan cara-cara berpikir serta cara-cara mengemukakan pendapat. Tetapi tugas yang paling utama bagi seorang guru matematika di SD adalah membimbing para siswa tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya serta bagaimana belajar memecahkan masalah sehingga hal-hal tersebut dapat digunakan di masa depan mereka, di saat mereka sudah meninggalkan bangku sekolah lalu terjun ke lapangan-lapangan kerja yang sesuai. Banyak cara yang mungkin dapat dilakukan guru dalam pembelajaran mulai dari variasi model sampai penggunaan alat peraga. Menurut Koehler dan Grouws (Suharta; 2003) bahwa hasil belajar siswa secara langsung dipengaruhi oleh pengalaman siswa, pengalaman siswa dipengaruhi oleh perilaku guru, dan perilaku guru dipengaruhi oleh karakteristik guru. Dengan prinsip pembelajaran tematik ini dapat dikatakan bahwa untuk siswa kelas II di SD Negeri 4 Podomoro seharusnya sudah menguasai operasi hitung dasar yang meliputi penjumlahan dan pengurangan, sehingga dapat digunakan sebagai prasyarat kenaikan kelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suradi (Kartika & others, 2012) bahwa pemahaman konsep operasi hitung berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa di sekolah dasar. Tetapi kenyataan dilapangan, pembelajaran berhitung atau matematika khususnya di SD masih memerlukan perhatian yang serius, karena itu dilapangan ini masih tedapat kendala-kendala yang dihadapi guru selaku pengajar dalam menyampaikan konsep operasi bilangan cacah maupun siswa selaku peserta didik Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 53

dalam mengerjakan operasi hitung bilangan cacah. Untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung bialngan cacah dengan tepat, maka guru harus mengananalisis kesalahan tersebut untuk mengetahui jenis dan penyebab kesalahan. Matematika sudah diajarkan sejak pada jenjang Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar kelas II berusia 7-9 tahun menurut Piaget dalam Muginah & Widjajanti (2014) termasuk dalam tahap operasional konkret (concrete operational stage). Pada tahap ini, anak anak dapat melakukan operasi konkret, mereka juga dapat bernalar secara logis sejauh penalaran itu dapat diaplikasikan pada contoh contoh spesifik atau konkret. Pada tahap ini siswa belum mampu berfikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret, siswa baru mampu mengikat definisi yang telah ada dan mengungkapkan kembali, akan tetapi belum mampu untuk merumuskan sendiri definifi-definisi tersebut secara cepat, belum menguasai simbol verbal dan ide-ide abstrak. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika pada jenjang SD hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan tujuan belajar matematika di SD sehingga belajar matematika menjadi bermanfaat dan relevan bagi kehidupan siswa. Saat belajar siswa sering dihadapkan pada masalah yang harus dipecahkan, khususnya menyelesaikan soal-soal. Pada mata pelajaran matematika, umumnya siswa dihadapkan untuk menyelesaikan soal dan mencari pemecahannya secara teliti, teratur dan tepat. Adakalanya dalam matematika sering digunakan rumusrumus tertentu dalam menyelesaikan soal. Sehingga sebagian siswa menganggap dengan adanya rumus-rumus tersebut dapat memudahkan menyelesaikan soal dan hanya cukup dengan menghafal rumusnya saja. Padahal matematika bukan materi untuk dihafal, melainkan memerlukan penalaran dan pemahaman yang lebih. Akibatnya jika diberi tes atau evaluasi siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Operasi hitung yang berupa penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah ini merupakan operasi hitung dasar yang harus dikuasai siswa sekolah dasar sejak dini, tetapi kenyataan dilapangan masih terdapat kesalahankesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal.sebagai contoh : Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 54

1. 80 578 +.. Jawaban siswa : 80 578 + 650 Jenis kesalahannya adalah fakta dasar penjumlahan, letak kesalahannya ketika mereka melakukan kesalahan pada saat menjumlahkan dua bilangan. Prosedur yang digunakan sudah benar, tetapi dalam menentukan hasil penjumlaham salah. Lupa menjumlahkan simpanannya pada saat menjumlahkan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, dan ratusan dengan ratusan. Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif dari { 0, 1, 2, 3, 4, 5,..} dan seharusnya hal ini telah diajarkan pada siswa SD sejak kelas I. Kompetensi dasarnya adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Materi pokok adalah operasi hitung bilangan. Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas II SD Negeri 4 Podomoro didapat gambaran bahwa pada umumnya siswa dalam mempelajari pokok bahasan, khususnya dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan cacah masih mengalami kesulitan. Untuk dapat mengetahui jenis kesalahan tentang operasi hitung bilangan maka perlu dilakukan analisis hasil pekerjaan siswa pada waktu mereka mengerjakan soal tentang operasi hitung bilangan cacah. Dengan menganalisis kesalahan siswa dalam operasi hitung bilangan cacah ini merupakan suatu kegiatan yang akhirnya nanti akan memperoleh suatu gambaran yang jelas tentang jenis kesalahan dan yang dilakukan oleh para siswa ketika mereka menjawab soal operasi hitung bilangan cacah. Operasi hitung bilangan cacah ini meliputi penjumlahan dan pengurangan. Penelitian ini memfokuskan pada jenis dan sebab kesalahan siswa tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah yang dilakukan siswa kelas II Sekolah Dasar. Adapun jenis kesalahan diuraikan sebagai berikut: (1) bagaimana jenis kesalahan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah yang dilakukan siswa kelas II SD, (2) apa penyebab kesalahan hitung operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah yang dilakukan siswa kelas II SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan penyebab kesalahan siswa dalam pengoperasian penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas II SD Negeri 4 Podomoro Kecamatan Pringsewu. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 55

Kesalahan dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau perilaku yang diamati dari hasil kerja siswa dalam menjawab soal operasi hitung bilangan cacah yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau aturan dalam matematika. Pada penelitian ini jenis kesalahan siswa dalam menjawab soal operasi hitung bilangan cacah ditinjau dari kesalahan konsep berdasarkan materi pokok operasi bilangan. Pada penelitian ini jenis kesalahan siswa dalam menjawab soal operasi hitung bilangan cacah ditinjau dari kesalahan konsep berdasarkan materi pokok operasi bilangan. Sebagai contoh : 1. Operasi penjumlahan: a). 90 475 +.. Jawaban siswa : 90 475 + 565 Jenis kesalahannya adalah fakta dasar penjumlahan, letak kesalahannya ketika mereka melakukan kesalahan pada saat menjumlahkan dua bilangan. Prosedur yang digunakan sudah benar, tetapi dalam menentukan hasil penjumlaham salah.lupa menjumlahkan simpanannya pada saat menjumlahkan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, dan ratusan dengan ratusan. b). 386 152 +.. Jawaban siswa : 386 631 + 1276 Jenis kesalahannya adalah kesalahan acak, jenis kesalahan acak ini dilakukan oleh responden ketika mereka mengerjakan soal penjumlahan bersusun pendek. Mereka memberikan jawaban tetapi salah dan tidak menunjukkan keteraturan atau alasan tertentu. 2. Operasi pengurangan a. 675 237 -.. Jawaban siswa : 675 237-440 Jenis kesalahan ini dilakukan responden ketika mengerjakan soal operasi pengurangan bilangan cacah dengan cara bersusun pendek. Kesalahan fakta dasar pengurangan dilakukan responden ketika mereka menentukan hasil pengurangan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan dan ratusan dengan ratusan. Ketika operasi pengurangan yang melibatkan tekhnik meminjam responden langsung mengurangi bilangan besar dengan bilangan kecil mereka berfikir Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 56

mana bilangan yang harus dikurangi dan bilangan mana yang mengurangi dan lupa bahwa bilangan tersebut seharusnya dikurangi satu, mereka menganggap bahwa bilangan yang telah dipinjam itu tetap seperti semula. b. 346 85 -.. Jawaban siswa : 346 85-140 Jenis kesalahannya adalah kesalahan acak, yang dimaksud jenis kesalahan acak adalah kesalahan yang dilakukan responden pada operasi pengurangan tetapi tidak memiliki keteraturan tertentu, tidak dapat dipolakan. Konsep Operasi Bilangan Cacah Yang dimaksud dengan bilangan cacah adalah bilangan yang terdiri dari himpunan semua bilangan asli ang dimulai dari (0,1,2,3,4,5,...). Himpunan bilangan cacah biasanya dilambangkan dengan huruf C. Konsep bilangan cacah meliputi: a. Operasi Penjumlahan Bilangan Cacah Operasi berarti istilah, operasi hitung berarti pengerjaan hitung pada semua bilangan. Operasi penjumlahan adalah pengerjaan menjumlah pada bilangan untuk menentukan hasil penjumlahan dari dua bilangan atau lebih. Adapun langkahlangkah dalam menyelesaikan soal operasi penjumlahan bilangan cacah sebagai berikut: 1) Menjumlahkan dua bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Contoh: 25 + 11 =... * Dengan cara panjang 25 = 20 + 5 (bentuk panjang dari 25) 11 = 10 + 1 (bentuk panjang dari 11) 25 + 11 = 30 + 6 (penjumlahan) = 36 * Dengan cara singkat atau susun ke bawah 25 25 11 + 11 +... 36 2) Menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. * Dengan cara panjang Contoh: 52 + 39 =... 52 = 50 + 2 (bentuk panjang dari 52) 39 = 30 + 9 (bentuk panjang dari 39) 52 + 39 = 80 + 11 (penjumlahan) = 80 + 10 + 1 = 91 * Dengan cara singkat atau susun ke bawah 1 (simpanan dijumlahkan) 53 53 53 38 + 38 + 38 +... 1 91 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 57

3) Menjumlahkan dua bilangan tiga angka dengan dua angka tanpa teknik menyimpan. Contoh: 124 + 32 = * Dengan cara panjang 135 = 100 + 30 + 5 23 = + 20 + 3 + 135 + 23 = 100 + 50 + 8 = 158 * Dengan cara singkat atau susun ke bawah 135 135 23 + 23 +. 158 4) Menjumlahkan dua bilangan tiga angka dengan dua angka dengan teknik menyimpan. * Dengan cara panjang Contoh: 194 + 42 =... 153 = 100 + 50 + 3 62 = + 60 + 2 + 153 + 62 = 100 + 110 + 5 = 100 + 100 + 10 + 5 = 200 + 10 + 5 = 215 * Dengan cara singkat atau susun kebawah 1(simpanan dijumlahkan) 153 153 153 153 62 + 62 + 62 + 62 +... 5 15 215 5) Menjumlahkan dua bilangan tiga angka tanpa teknik menyimpan. * Dengan cara singkat atau susun kebawah 164 164 125 + 125 +. 289 6) Menjumlah dua bilangan tiga angka dengan tekhnik menyimpan. Contoh: 128 + 223 =. * Dengan cara panjang 128 = 100 + 20 + 8 223 = 200 + 20 + 3 + 128 + 223 = 300 + 40 + 11 = 300 + 40 + 10 + 1 = 300 + 50 + 1 = 351 * Dengan cara singkat atau susun kebawah 1(simpanan dijumlahkan ) 128 128 128 128 223 + 223 + 223 + 223 +.. 1 41 341 Dari contoh pengoperasian penjumlahan diatas ternyata siswa lebih memilih mengerjakannya dengan cara singkat atau susun ke bawah karena lebih praktis tetapi diperlukan pemahaman dan hafal tentang fakta dasar dari penjumlahan. Jadi fakta dasar dari penjumlahan sangat diperlukan dalam rangka memahami operasi penjumlahan. Contoh: 164 + 125 =. * Dengan cara panjang 164 = 100 + 60 + 4 125 = 100 + 20 + 5 + 164 + 125= 200 + 80 + 9 = 289 b. Operasi Pengurangan Bilangan Cacah Operasi pengurangan adalah pengerjaan mengurang pada bilangan untuk menentukan hasil pengurangan dari dua bilangan atau lebih. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 58

1) Mengurangi dua bilangan dua angka tanpa meminjam. Contoh: 35 12 =... * Dengan Cara Panjang 35 = 30 + 5 12 = 10 + 2 35 12 = 20 + 3 = 23 *Dengan cara singkat atau susun ke bawah. 35 35 12-12 -... 23 2) Mengurangi dua bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Contoh: 64 35 =. * Dengan Cara Panjang 56 = 50 + 6 23 = 20 + 3-56 23 = 30 + 3 = 33 3) Mengurangi dua bilangan tiga angka dengan dua angka tanpa meminjam. Contoh: 245 34 =... * Dengan Cara Panjang 226 = 200 + 20 + 6 12 = + 10 + 2 226 12 = 200 + 10 + 4 = 214 * Dengan Cara singkat / susun ke bawah. 4) Mengurangi dua bilangan tiga angka dengan dua angka dengan tekhnik meminjam. * Dengan Cara Panjang Contoh: 525 53 =... 325 = 250 + 70 + 5 43 = + 40 + 3-325 43 = 250 + 30 + 2 = 282 * Dengan Cara singkat atau susun ke bawah. 325 325 2 12 5 43-43 - 4 3 -... 2 2 8 2 5) Mengurangi bilangan tiga angka dengan tiga angka tanpa meminjam. * Dengan Cara Panjang Contoh: 359 118 =... 259 = 200 + 50 + 9 115 = 100 + 10 + 5-259 115 = 100 + 40 + 4 = 144 * Dengan Cara singkat / susun ke bawah. 259 259 115-115 -. 144 6) Mengurangi dua bilangan tiga angka dengan teknik meminjam. Contoh: 263 114 =... 226 226 12-12 -... 214 *Dengan Cara Panjang 263 = 200 + 50 + 13 114 = 100 + 10 + 4 263 114 = 100 + 40 + 9 = 14 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 59

Berdasarkan contoh diatas ternyata siswa memilih dengan cara pendek/singkat karena lebih praktis, dengan menentukan selisih (operasi pengurangan) dengan singkat ini diperlukan pemahaman dan hafal tentang fakta dasar pengurangan yaitu pengurangan dua bilangan atau lebih. 2. METODE PENELITIAN Penelitian berbentuk deskriptif. Hal ini karena tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal operasi hitung bilangan cacah. Instrumen penelitian berbentuk tes tertulis berbentuk isian yang terdiri dari 10 soal. Untuk masing-masing nomor diberi skor 1. Sebelum tes diberikan terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 15 siswa kelas II SD Negeri 4 Podomoro sebagai responden uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Dari hasil uji coba dikatakan bahwa instrumen tes valid dan reliabel dengan nilai reliabilitasnya 0,867. Teknik pengumpulan data menggunakan Tes. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara memeriksa hasil tes serta menganalisis jawaban siswa dan pada setiap tahap atau langkah penyelesaian soal mendapatkan skor kesalahan (bila ada kesalahan). Kesalahan-kesalahan yang dianalisis ditinjau dari konsep operasi hitung bilangan cacah yang berupa operasi penjumlahan, dan operasi pengurangan. Kemudian untuk mengetahui kesalahan terbanyak/terbesar dan kesalahan terkecil yang dilakukan siswa maka setiap jenis kesalahan yang dilakukan siswa dipresentasikan dengan menggunakan rumus: : Di mana: K = Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal yang ditinjau dari hasil pekerjaansoal operasi hitung bilangan cacah. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data menyatakan bahwa kesalahan-kesalahan siswa terletak hampir disetiap nomor. Kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa terletak pada soal nomor 10 yaitu 312 191 =... Adapun jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan cacah yang terdiri dari 10 item soal isian yang meliputi penjumlahan dan pengurangan sebagai berikut: Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 60

a. Penjumlahan bilangan cacah Nomor item 1 5, yang dimaksud dengan penjumlahan bilangan pada penelitian ini adalah operasi hitung ( pengerjaan hitung ) penjumlahan dengan teknik tanpa menyimpan dan menyimpan bersusun cara pendek. Dari 5 soal yang dikerjakan oleh 30 responden terdapat 23 responden yang melakukan kesalahan dengan jumlah kesalahan ada 43. Hasil pekerjaan responden tentang penjumlahan bilangan cacah diperoleh data jenis kesalahan dikelompokkan menjadi: 1) Jenis kesalahan fakta dasar penjumlahan. Letak kesalahannya ketika mereka melakukan kesalahan pada saat menjumlahkan dua bilangan. Prosedur yang digunakan sudah benar, tetapi dalam menentukan hasil penjumlaham salah. Lupa menjumlahkan simpanannya pada saat menjumlahkan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, dan ratusan dengan ratusan. 2) Jenis kesalahan acak. Jenis kesalahan acak ini dilakukan oleh responden ketika siswa mengerjakan soal penjumlahan bersusun pendek. Siswa memberikan jawaban tetapi salah dan tidak menunjukkan keteraturan atau alasan tertentu. b. Pengurangan bilangan cacah Berdasarkan hasil analisis operasi hitung pengurangan dengan menggunakan teknik tanpa meminjam dan meminjam bersusun pendek dengan menggunakan bilangan cacah. Dari 5 soal yang dikerjakan oleh 30 responden. Terdapat 24 responden dengan jumlah salah adalah 54. Kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan hasil penelitian Wahyudi, (2009) dapat dikelompokkan menjadi 12 pola kesalahan, yaitu (1) membaca dan menulis bilangan, (2) menulis lambang bilangan, (3) konsep pengurangan, (4) angka satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan dikurangi angka satuan, (5) algoritma tidak lengkap, (6) kesalahan acak, (7) nilai tempat, (8) fata dasar pengurangan, (9) bilangan besar dikurangi bilangan kecil, (10) kesalahan berbentuk 0 -a = 0, (11) kesalahan berbentuk a- b = 0 jika a < b, dan (12) lupa mengurangi setelah dipindah. Dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan responden terhadap operasi pengurangan bilangan cacah dapat dikelompokkan menjadi jenis kesalahan sebagai berikut : 1) Jenis kesalahan fakta dasar pengurangan. Jenis kesalahan ini dilakukan responden ketika mengerjakan soal operasi pengurangan bilangan cacah dengan cara bersusun pendek. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 61

Kesalahan fakta dasar pengurangan dilakukan responden ketika siswa menentukan hasil pengurangan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan dan ratusan dengan ratusan. Ketika operasi pengurangan yang melibatkan teknik meminjam responden langsung mengurangi bilangan besar dengan bilangan kecil mereka berfikir mana bilangan yang harus dikurangi dan bilangan mana yang mengurangi dan lupa bahwa bilangan tersebut seharusnya dikurangi satu, siswa menganggap bahwa bilangan yang telah dipinjam itu tetap seperti semula. 2) Jenis kesalahan acak. Yang dimaksud jenis kesalahan acak adalah kesalahan yang dilakukan responden pada operasi pengurangan tetapi tidak memiliki keteraturan tertentu, tidak dapat dipolakan. Pada kesalahan acak ini siswa tidak dapat menjelaskan apa yang ditulisnya. Keadaan tersebut juga dilaporkan Ashlock dalam Wahyudi (2009) bahwa dari hasil wawancara dengan siswa, terdapat 3% yang diabaikan karena mereka tidak dapat memberikan alasan dari jawaban yang ditulis. Penyebab kesalahan acak ini dimungkinkan karena kurangnnya konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal operasi hitung pengurangan, siswa kurang menguasai konsep pengurangan atau teknik pemindahan pada pengurangan, dan terbatasnya waktu untuk mengerjakan soal tersebut. Kesalahan yang mendasar pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sangat bervariasi. Pada jenis kesalahan operasi penjumlahan dua bilangan, dimana siswa tidak menambahkan simpanan pada waktu menjumlahkan. Hal ini disebabkan siswa tidak memahami konsep dasar penjumlahan dan memahami teknik simpanan. Sedangkan kesalahan siswa dalam operasi pengurangan terletak pada saat pengurangan bilangan kecil dikurangi bilangan besar. Penyebab kesalahan ini dikarenakan siswa tidak memahami konsep pengurangan dan teknik meminjam. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan cacah yang berupa penjumlahan dan pengurangan antara lain jenis kesalahan pada operasi penjumlahan, yaitu jenis kesalahan fakta dasar penjumlahan dengan prosentase 35%, jenis kesalahan acak dengan prosentase 10,02%. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 62

Jenis kesalahan pada operasi hitung pengurangan bilangan cacah, yaitu jenis kesalahan fakta dasar pengurangan dengan prosentase 36,58%. jenis kesalahan acak dengan prosentase 18,40%. Jadi jenis kesalahan terbanyak adalah jenis kesalahan fakta dasar pengurangan. Kesalahan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan disebabkan siswa kurang menguasai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan, teknik menyimpan dan meminjam, serta kurang hati-hati dalam menyelesaikan soal tersebut. 5. DAFTAR PUSTAKA Suharta, G. P. (2003). Kemampuan Guru- Guru Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Matematika Realistik. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, (4). Retrieved from http://pasca.undiksha.ac.id/images/im g_item/683.doc Wahyudi, W. (2009). Kesalahan Hitung Pengurangan Bilangan Cacah Bagi Siswa SD. Paedagogia, 12(2). Retrieved from http://scholar.google.com/scholar_url? url=http%3a%2f%2fwww.jurnal.fki p.uns.ac.id%2findex.php%2fpaedago gia%2farticle%2fview%2f137&hl=i d&sa=t&ct=res&cd=18&ei=pqo8vp 7NLsqXqgHSpYGACQ&scisig=AA GBfm0xSGTwe6HnfW-MJrW7- y_xpjfvcw&nossl=1&ws=1360x657 Kartika, I. K., & others. (2012). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Penalaran Operasional Konkret terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Semarapura Kangin. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 7(1). Retrieved from http://119.252.161.254/ejournal/index.php/jurnal_pp/article/vie w/20 Shadiq, F., & Ini, P. P. S. (2006). Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran matematika sekolah dasar. Artikel. Retrieved from https://xa.yimg.com/kq/groups/86526 203/1096620064/name/KONSTRUK TIVISME+MAT+SD.pdf Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 63