BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. kualitas tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan Praktik Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pajak merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB III. 2. Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. dalam buku Resmi (2013) yaitu:

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. dari sektor pajak disajikan pada Tabel I di bawah ini:

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. ini. Indonesia merupakan Negara yang cukup kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Indonesia merupakan negara yang sedang dalam tahap pengembangan untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak mudah memang menghadapi berbagai persoalan ekonomi yang terjadi, tentu pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk menstabilkan perekonomian di Indonesia. Kebijakan fiskal dan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tepat akan membantu sebagai tulang punggung reformasi ekonomi Indonesia. Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam postur APBN 2017 ditetapkan jumlah pendapatan negara sebesar Rp1.750,3 triliun. Jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.489,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp1,4 triliun. Tabel 1.1 Postur APBN 2017 Pendapatan Negara 1.750,3 T - Penerimaan Perpajakan 1.498,9 T - PNBP 250,0 T - Hibah 1,4 T Belanja Negara 2.080,5 T 1

2 - Belanja Pemerintah Pusat 1.315,5 T - Belanja K/L 763,6 T - Belanja Non K/L 552,0 T - Transfer ke Daerah & Dana Desa 764,9 T - Transfer ke Daerah 704,9 T - Dana Desa 60,0 T Pembiayaan Anggaran Sumber : http://www.kemenkeu.go.id/apbn2017 330,2 T Adapun penerimaan negara dari pajak berasal dari pajak penghasilan (PPh) sebesar 787,7 Triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 493,9 Triliun, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 17,3 Triliun, Cukai sebesar 157,2 Triliun, Bea Masuk sebesar 33,7 Triliun, Bea Keluar sebesar 0,3 Triliun dan pajak lainnya sebesar 8,7 Triliun. Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Adapun salah satu kegunaan APBN yaitu untuk belanja pemerintah. Untuk meningkatkan belanja Pemerintah, diperlukan penerimaan dari pajak yang cukup besar untuk membiayai anggaran belanja Pemerintah tersebut, khususnya untuk pembangunan infrastruktur nasional. Tentu saja agar target pertumbuhan ekonomi tersebut tercapai, diperlukan kebijakan Pemerintah yang akan mendorong

3 peningkatan konsumsi, belanja Pemerintah, investasi, dan perdagangan internasional. Untuk meningkatkan konsumsi atau daya beli masyarakat, peran Pemerintah dalam hal ini adalah dengan menaikkan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Dengan dinaikkannya besaran PTKP tersebut maka jumlah disposable income yang akan digunakan untuk konsumsi semakin besar. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan penghasilan tertentu yang tidak dikenakan pajak. Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak wajib pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (Siti Resmi, 2013:96). Besarnya PTKP sejak tahun pajak 2016 naik sebesar 50% dibandingkan dengan PTKP di tahun 2015. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016. Dalam ketentuan tersebut besarnya PTKP per 2016 yaitu untuk Wajib Pajak (WP) sendiri sebesar Rp54 juta, untuk WP dengan status kawin mendapatkan penambahan PTKP sebesar Rp4,5 juta, dan untuk setiap tanggungan maksimum 3 orang akan mendapat penambahan PTKP masing-masing sebesar Rp4,5 juta. Perubahan PTKP ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak. Penyesuaian PTKP ini akan berdampak baik pada sisi penerimaan pajak, maupun perekonomian secara luas. Dari sisi penerimaan pajak, kenaikan besaran PTKP ini berarti akan menurunkan nilai PPh orang pribadi dibandingkan proyeksi penerimaan sebelum dilakukan penyesuaian. Saat PTKP meningkat, kemampuan membeli masyarakat akan meningkat. Akibat dari bertambahnya besaran penghasilan bersih setelah pajak, masyarakat akan terpengaruh untuk meningkatkan porsi belanja. Namun, kenaikan pada besaran PTKP ini akan

4 mengurangi pendapatan berupa pajak kepada pemerintah yang biasa didapat dari pajak penghasilan orang pribadi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat Laporan Tugas Akhir dengan judul : Pengaruh Perubahan Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Adapun tujuan penulisan proposal metode dan teknik penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah adanya perubahan penyesuaian besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai b. Untuk mengetahui mekanisme perhitungan pajak terutang berdasarkan perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Penghasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai c. Untuk mengetahui perbandingan jumlah wajib pajak orang pribadi sebelum dan sesudah adanya perubahan besaran Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai d. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh petugas pajak dalam mensosialisasikan perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak

5 (PTKP) kepada masyarakat untuk mencapai target penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai 2. Manfaat Adapun manfaat yang penulis harapkan dalam melaksanakan Tugas Akhir ini kedepannya adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dan pengalaman untuk belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. b. Menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan dan pengalamanpengalaman dunia kerja dalam melaksanakan Tugas Akhir ini. c. Menerapkan teori-teori yang di dapat selama perkuliahan, khususnya tentang perhitungan besaran pajak terutang sesuai dengan penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib pajak Orang Pribadi. d. Mendorong mahasiswa menjadi tenaga ahli yang siap pakai e. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Diploma DIII Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6 f. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan sarana peningkatan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan dunia kerja. 2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara a. Untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU dengan instansi pemerintah, khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai b. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya di bidang perpajakan c. Sebagai pengenalan antara mahasiswa dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dalam memberikan uji nyata mengenai pengetahuan yang diterima mahasiswa dalam peningkatan kreatifitas pribadi mahasiswa d. Meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkompeten dan berintegritas e. Sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia atau mahasiswa/i program studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU 2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

7 a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai b. Bagi instansi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai sebagai sarana masukan dalam pelaksanaan administrasi perpajakan c. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pajak dengan efektif dan efisien kepada wajib pajak ataupun masyarakat sekitarnya melalui mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah melaksankan Tugas Akhir. 2.3 Bagi Masyarakat a. Sebagai sumber informasi yang ilmiah kepada masyarakat mengenai perpajakan khususnya perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dalam hal untuk meningkatkan kewajibannya di bidang perpajakan. C. Uraian Teoritis 1. Pengertian a. Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan (kontraprestasi) secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

8 b. S.I. Djajadiningrat berpendapat bahwa : Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara negara secara umum. (Siti Resmi, 2014 : 1) c. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. berpendapat bahwa : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Siti Resmi, 2014 : 1) d. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. e. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif. Kewajiban pajak subjektif dimulai pada saat dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Sedangkan kewajiban pajak objektif dimulai pada saat menerima atau memperoleh penghasilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. f. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurang terhadap penghasilan bruto orang pribadi atau perseorangan sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak yang

9 menjadi Objek Pajak Penghasilan yang harus dibayar Wajib Pajak di Indonesia. ( Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan ) 2. Prinsip prinsip Pemungutan Pajak Dalam buku Abdul Halim, dkk Perpajakan : Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus (2014 : 2), dalam sistem perpajakan modern ada tiga prinsip utama perpajakan adalah : a. Efficiency Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam penagihannya, sehingga hasil pemungutan pajak lebih besar dari biaya pemungutannya. b. Equity Pemungutan pajak harus adil di antara satu wajib pajak dengan wajib pajak lainnya.pajak dikenakan kepada wajib pajak harus sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak tersebut dan manfaat yang diterimanya. c. Economic effects must be considered Pajak yang dikumpulkan dapat memengaruhi kehidupan ekonomis wajib pajak, hal ini harus dipertimbangkan ketika merumuskan kebijakan perpajakan. Pajak yang dikumpulkan jangan sampai membuat seseorang melarat atau menggangu kelancaran produksi perusahaan. 3. Subjek Pajak Penghasilan

10 Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan. Undang-Undang Pajak Penghasilan di Indonesia mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap Subjek Pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Subjek Pajak akan dikenakan Pajak Penghasilan apabila menerima atau memperoleh penghasilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Subjek pajak penghasilan (PPh) terdiri atas : a. Orang Pribadi Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Misalnya Budi adalah warga negara Indonesia yang bekerja sebagai seorang karyawan tetap di PT X dan memperoleh penghasilan setiap bulanya dari PT X b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Penunjukkan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan. Misalnya Ny. Wanda Miranda semasa hidupnya merupakan pemilik usaha salon Cantik Mempesona di Jakarta. Ny. Wanda Miranda taat melakukan kewajiban perpajakannya atas penghasilan yang

11 diperoleh dari usaha salonnya tersebut serta selalu melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran usaha salonnya. Pada awal Januari 2016, Wanda Miranda meninggal dunia karena sakit dan meninggalkan 2 orang anak sebagai ahli warisnya. Pada Januari 2017, seluruh harta warisan Ny. Wanda Miranda baru akan dibagikan kepada ahli waris. Usaha salon Cantik Mempesona tersebut tetap berjalan dengan pengawasan oleh salah satu putri Ny. Wanda Miranda, yaitu Nn. Winda Marina. Pada Tahun 2016, Ahli waris harus tetap melaporkan penghasilan yang diterima salon Cantik Mempesona dengan menggunakan NPWP milik Almarhumah Ny. Wanda Miranda. Pajak Penghasilan tersebut di atas juga harus disetorkan dan dilaporkan oleh ahli waris Ny. Wanda Miranda dengan menggunakan NPWP milik Almarhumah Ny. Wanda Miranda karena belum terjadi pembagian warisan. Pada Januari 2017 ketika warisan tersebut sudah dibagikan, maka berakhir pula kedudukan warisan tersebut sebagai Subjek Pajak menggantikan Ny. Wanda Miranda. Ahli waris dapat mengajukan permohonan penghapusan NPWP milik Almarhumah Ny. Wanda Miranda. Penghapusan NPWP tersebut dilakukan secara jabatan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan Undang- Undang Perpajakan c. Badan Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan

12 usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan Bentuk Usaha Tetap. Misalnya PT Perkebunan Nusantara, Inalum, PT Angkasa Pura, dan lain sebagainya. d. Bentuk Usaha Tetap Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Misalnya KFC, Texas, Mc Donald ( Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ) 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Penghasilan Tidak Kena Pajak telah beberapa kali diubah sebagaimana diubah terakhir dalam Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016. Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dari Wajib Pajak (WP) orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Disamping untuk dirinya, kepada WP yang sudah kawin diberikan tambahan PTKP. Bagi WP yang isterinya menerima atau

13 memperoleh penghasilan yang digabung dengan penghasilannya, maka WP tersebut mendapat tambahan PTKP untuk isteri dengan besaran yang sama dengan PTKP wajib pajak. Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya, misalnya orang tua, mertua, anak kandung, anak angkat, diberikan tambahan PTKP untuk paling banyak 3 (tiga) orang. Anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh wajib pajak. Jumlah PTKP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016. Tabel 1.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016 Uraian Sebulan Setahun WP sendiri Rp 4.500.000,- Rp 54.000.000,- Status Kawin Rp 375.000,- Rp 4.500.000,- Istri penghasilan digabung (istri bekerja) Rp 4.500.000,- Rp 54.000.000,- Tanggungan (max. 3 orang), @ Rp 375.000,- Rp 4.500.000,- Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan PTKP Nomor 101/PMK.010/2016 Tabel 1.3 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016 No. Status WP PTKP (Rupiah) Sebulan Setahun 1. TK/0 Rp 4.500.000,- Rp 54.000.000,- 2. TK/1 Rp 4.875.000,- Rp 58.500.000,- 3. TK/2 Rp 5.250.000,- Rp 63.000.000,- 4. TK/3 Rp 5.625.000,- Rp 67.500.000,-

14 Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan PTKP Nomor 101/PMK.010/2016 Table 1.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016 No. Status WP PTKP (Rupiah) Sebulan Setahun 1. K/0 Rp 4.875.000,- Rp 58.500.000,- 2. K/1 Rp 5.250.000,- Rp 63.000.000,- 3. K/2 Rp 5.625.000,- Rp 67.500.000,- 4. K/3 Rp 6.000.000,- Rp 72.000.000,- Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan PTKP Nomor 101/PMK.010/2016 Tabel 1.5 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016 No. Status WP PTKP (Rupiah) Sebulan setahun 1. K/I/0 Rp 9.375.000,- Rp 112.500.000,- 2. K/I/1 Rp 9.750.000,- Rp 117.000.000,- 3. K/I/2 Rp 10.125.000,- Rp 121.500.000,- 4. K/I/3 Rp 10.500.000,- Rp 126.000.000,- Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan PTKP Nomor 101/PMK.010/2016 D. Ruang Lingkup Adapun Ruang Lingkup Penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah adanya perubahan penyesuaian besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

15 2. Mengetahui mekanisme perhitungan pajak terutang berdasarkan perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Penghasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. 3. Mengetahui perbandingan jumlah wajib pajak orang pribadi sebelum dan sesudah adanya perubahan besaran Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. 4. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh petugas pajak dalam mensosialisasikan perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) kepada masyarakat untuk mencapai target penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. E. Metode Penulisan Dalam mengerjakan dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode : 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini yaitu kegiatan yang dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian ke objek lokasi yang meliputi kegiatan seperti pemilihan objek dan lokasi penelitian, pengajuan judul, penentuan judul, penyusunan proposal, penentuan dosen pembimbing, diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing, dan pengajuan surat ijin ke lokasi penelitian dari pihak Fakultas atau Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

16 2. Studi Literatur Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan studi mencari data serta informasi-informasi dengan melakukan studi kepustakaan seperti membaca dan mengumpulkan landasan teori-teori, internet, Peraturan Perundang-undangan di bidang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, catatancatatan, maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan dengan pengaruh perubahan PTKP orang pribadi terhadap penerimaan pajak. 3. Pengumpulan Data Penulis melakukan pengumpulan data mengenai Pengaruh Perubahan PTKP orang pribadi terhadap penerimaan pajak melalui : a. Data Primer Data yang diperoleh dari pihak-pihak yang telah mengetahui dan memahami tentang objek kajian Tugas Akhir. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari referensi ilmiah mengenai Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak dan dokumentasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai 4. Analisis Data dan Evaluasi Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan keterangan mengenai Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak

17 F. Metode Pengumpulan Data Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam metode dan teknik penulisan laporan tugas akhir ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Daftar Pertanyaan Kegiatan mengumpulkan, mencari data dan informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan informasi. Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai 2. Observasi Lapangan Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, mengenai Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak, dalam hal ini penulis memberikan suatu pengantar untuk melaksanakan data yang akan diminta pada Kantor Pelayan Pajak Pratama Binjai 3. Daftar Dokumentasi Pada bagian penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak baik dokumen primer maupun dokumen sekunder dan data lain yang diperlukan melalu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

18 G. Sistematika Penulisan Dalam pembahasan penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis menyajikan pembahasan ke dalam 5 bab yang terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis melakukan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, uraian teoritis, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama Binjai,Visi dan Misi, Letak Geografis Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama Binjai, Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi, serta Jumlah pegawai Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama Binjai BAB III : GAMBARAN DATA PENGARUH PERUBAHAN PTKP ORANG PRIBADI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

19 Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian Pajak Penghasilan pasal 21, Subjek Pajak Penghasilan pasal 21, Objek Pajak Penghasilan pasal 21, Dasar Hukum Pajak Penghasilan pasal 21, Pemotong Pajak Penghasilan pasal 21,Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, Penghasilan yang tidak dipotong Pajak Penghasilan pasal 21, Mekanisme Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, Tarif Pajak Pajak Penghasilan pasal 21 Orang Pribadi, Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, Perubahan PTKP dari tahun ke tahun, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi Wajib Pajak Tidak Kawin, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi Wajib Pajak Kawin, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi Wajib Pajak kawin dan isteri bekerja, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wanita kawin yang melakukan perjanjian pemisahan harta (PH) atau memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah dari suami (MT), Penghasilan Tidak Kena Pajak wanita kawin dengan status hidup berpisah (HB), Penghasilan Tidak Kena Pajak atas Warisan. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang

20 diterima selama proses riset di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran sehubungan dengan Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai