A. PENDAHULUAN Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Comanditaire Vennootschap) ini adalah suatu Bentuk Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai bentuk identitas organisasi Badan Usaha di Indonesia. Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum juga mengatur persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal dengan CV. Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi.hal ini terjadi jika harta CV tidak cukup untuk membayar hutang saat CV bubar. Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah dilikuidasi masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan pemasukan masing-masing. Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh bertindak atas nama bersama semua sekutu dan tidak bertanggungjawab terhadap pihak ketiga melebihi pemasukannya. Jadi harta kekayaan pribadinya terpisah dari harta CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU menyangkut CV. Selama ini, yang banyak dipakai sebagai rujukan adalah KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang). Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam pasal 19 ayat 1 disebutkan bahwa CV adalah Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain. Sedangkan pada pasal 19 ayat 2 berbunyi Dengan demikian bisalah terjadi suatu persekutuan itu pada suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma terhadap sekutu firma di dalamnya dan merupakan persekutuan komanditer terhadap pelepas uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian pinjaman modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda atau yang lainnya. Purwosutjipto menyimpulkan bahwa ; persekutuan komanditer adalah persekutuan firma terhadap yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan, yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Sedangkan Pesero Pasif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Pesero Komanditer. Sehingga pendirian cv bisa dengan lisan asal saja dengan perjanjian antar pihak dan ditulisan. Kemudian bila dilakukan dengan tulisan atau surat maka hal ini dapat dilakukan dengan akta otentik ataupun akta bawah tangan. Tetapi pada saat ini berdasarkan pengamatan pyrwosutjipto bahwa : dalam praktek di Indonesia menunjukkan suatu kebiasaan bahwa orang mendirikan cv berdasrkan akta notaris, didaftrakan ke paniteraan pengadilan negeri yang berwenang (di wilayah tempat kedudukan cv dan di umumkan dalam tambahan berita Negara. Maka cv sebagaimana halnya firma tidak dapat disebut sebagai badan hukum
B. PERMASALAHAN 1. Bagaimana syarat dan langkah yang harus dipenuhi untuk pembuatan cv? 2. Buatlah Skema dan Bagan Pembuatan CV C. PEMBAHASAN
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, CV diatur dalam Pasal 16 s.d. 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagaimana juga proses pendirian firma, dan pada prakteknya di Indonesia telah menjadi suatu kebiasaan bahwa setiap orang yang hendak mendirikan CV, dibuat dalam Akta Notaris (Otentik), dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri (PN) yang berwenang, serta kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I. CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal dasar sebesar Rp. 50jt dan harus di setor ke kas Perseroan minimal 25%nya, untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. Jadi, misalnya seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan, catering, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV sebagai alternatif Badan Usaha yang memadai. Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal oleh dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan; dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan. Syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk mendirikan Persekutuan Komanditer (CV). 1. Minimal 2 (dua) orang sebagai Pendiri Perseroan yang juga sekaligus bertindak sebagai pemilik perseroan yang terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif. *minimal 2 artinya bisa lebih dari 2 orang 2. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia 3. Para pendiri CV haruslah Warga Negara Indonesia (WNI).
4. Kepemilikan perseroan 100% dimiliki oleh pengusaha lokal artinya tidak diperbolehkan adanya keikutsertaan Warga Negara Asing (WNA). Beberapa langkah yang harus diketahui untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut: 1. AKTA PENDIRIAN CV Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, persyaratannya: Menyertakan fotokopi KTP pendirinya. Prosesnya 1-2 hari kerja. 2. SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN. Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan. Persyaratan: Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha Surat keterangan dan pemilik gedung apabila berdomisili di gedung perkantoran/pertokoan Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir. Prosesnya 2 hari kerja setelah permohonan diajukan. 3. MEMBUAT NOMOR POKOK WAJIB PAJAK Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP, nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak. 4. SURAT PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (SP-PKP). Permohonan SP-PKP ini diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Persyaratan: Lampiran bukti PPN atas sewa gedung, bukti pelunasan PBB dan bukti kepemilikan/ sewa/kontrak tempat usaha. Proses memakan 3-5 hari kerja setelah diajukan 5. MENDAFTAR KE PENGADILAN NEGERI (PN). Permohonan diajukan ke bagian pendaftaran CV di PN setempat. Persyaratan:
Melampirkan NPWP dan salinan akta pendirian CV Prosesnya 1 hari kerja 6. MENGURUS SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP). Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan Propinsi. Persyaratannya: SITU (Surat Izin Tempat Usaha) / HO (Hinder Ordonantie atau Surat Ijin Gangguan) Pas foto direktur/pimpinan perusahaan ukuran 3 4 (2 lcmbar) berwarna. Proses untuk SIUP besar 30 hari, sedangkan SIUP menengah dan kecil, 14 hari. 7. TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP). Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/Kabupatcn domisili perusahaann. Lama proses pengerjaan 14 hari kerja. Keseluruhan biaya mendirikan CV bisa mencapai Rp 3,5 juta. Dengan demikian, hasil atau berkas dokumen yang kita dapatkan meliputi: Akta pendirian CV Surat Keterangan Domisili Perusahaan, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), Pengesahan Pengadilan, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
LANGKAH PENDIRIKAN CV 1. 1. Akta Pendirian CV 2. Surat Keterangan Domosili 3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP) Syarat : Syarat : Syarat : Fotocopy KTP Pendirinya Proses 1-2 hari kerja Fotocopy kontrak/sewa tempat usaha (bukti kepemilikan tempat usaha) Surat keterangan & pemilik gedung apabila berdomisili digedung perkantoran/pertokoan Fotocopy PBB tahun terakhir Proses 2 hari kerja Lampiran bukti PPN Bukti pelunasan PBB Bukti kepemilikan sewa/kontrak Proses 3-5 hari 5. Mendaftar Ke Pengadilan Negeri (PN) Syarat : Melampirkan NPWP dan salinan akta Proses 1 hari kerja 6. Mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Syarat : Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)/Surat Ijij Gangguan Pas foto Direktur/Pimpinan perusahaan 3x4 (2 lembar) berwarna Proses SIUP besar 30 hari, menengah dan kecil 14 hari
Devita, Irma. 2007. Prosedur, Cara dan Syarat Pendirian CV. www.irmadevita.com/2007/prosedur-cara-dan-syarat-pendirian-cv/. 6 April 20 Kusumasari, Diana. 2011. Tanggung Jawab Direktur dan Sekutu Komanditer Jika CV Merugi. www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4560/tanggung-jawab-direktur-dan-sekutukomanditer-jika-cv. merugi. 6 April 2014