PANCASILA: Akar Kemandirian Bangsa 1

dokumen-dokumen yang mirip
Comparative Perspective: Pancasila dalam Konstruksi Demokrasitisasi Politik Indonesia 1

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL NIM : Program Studi : Strata Satu. Jurusan : Teknik Informatika

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

MENGGAGAS URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI Fitri Yanti

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

2. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI saat ini

LEARNING OUTCOMES PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. A. Dasar-Dasar Pendidikan Pancasila B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila C. Capaian Pembelajaran

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

Pancasila Nilai Karakter Bangsa

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PLEASE BE PATIENT!!!

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

CITA-CITA NEGARA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PANCASILA UNTUK INDONESIA

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

AKTUALISASI NILAI PANCASILA

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

Pancasila dan Implementasinya

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA. NAMA : DEA ANGGENI. L NIM : KELOMPOK : BANGSA DOSEN : MOHAMAD IDRIS. P, Drs. MM

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Ideologi Bangsa dan negara) Modul 3

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

MATRIKS ANALISIS ELEMEN KOMPETENSI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

TANTANGAN NASIONAL KONTEMPORER DAN TANGGUNG JAWAB PERGURUAN TINGGI

Modul ke: PANCASILA 1FEB PENGANTAR PANCASILA. Fakultas. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi MANAJEMEN


Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

BUKU PANDUAN KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Karangan Dr.Ganjar M. Ganeswara, M.Pd ; Dra.Wilodati, M.

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

KEDUDUKAN PANCASILA DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Ni Komang Ratih Kumala Dewi, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

: I Gusti Wahyu Wardana

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah Kewarganegaraan

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

REVITALISASI PKN SEBAGAI PENDIDIKAN IDEOLOGI PANCASILA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN GURU

POKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

Transkripsi:

PANCASILA: Akar Kemandirian Bangsa 1 Oleh: CHANDRA DINATA 2 Email: chand.dinata@gmail.com Sejarah panjang yang dilalui oleh bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia, tak dapat dipungkiri bahwa itu merupakan wujud dari patriotisme rakyat. Sikap patriotik tersebut tercermin dalam cita-cita bangsa yang disatukan dalam satu wadah yakni Pancasila. Oleh founding father cita-cita tersebut dijadikan sebagai pondasi kehidupan berbangsa dan sekaligus sebagai tujuan bernegara, sama halnya dengan pandangan-pandangan dalam ideology besar dunia. Dalam pidato lahirnya Pancasila, Bung Karno menyebutkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan landasan filosofis negara. Dengan demikian, lahirnya Pancasila bukan sekedar untuk menyaingi ideology besar dunia, melainkan sebagai sintesis dari semua pemahaman berlawanan yang dipadukan dan diyakini dapat membawa rakyatnya menuju sejahtera (walfare state). Tulisan ini akan mengeksplorasikan peran penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mencapai kesejahteraan bersama. Pancasila Sebagai Arah; Sebuah Penegasan Konseptualisasi Pancasila dijelaskan oleh Bakry (1994: 35) bahwa system filsafat yang terkandung dalam Pancasila bersifat praktis dan dapat digunakan langsung sebagai pedoman kehidupan berbangsa untuk mencapai tatanan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. System filsafat praktis tersebut menjadi pandangan hidup dan sekaligus menjadi dasar dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai cita-cita luhur founding father bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Pancasila diyakini sebagai satu kebenaran yang bertolak pada falsafah kehidupan menjadikan Pancasila sebagai satu ideologi. Pancasila dikatakan sebagai satu ideologi dalam sebuah negara seperti yang dikatakan oleh Soepomo dalam ensiklopedi Pancasila bahwa Pancasila (Westra: 1995, 273) yang diletakkan sebagai pandangan hidup berbangsa merupakan kombinasi pemikiran para ilmuan tentang negara berdasar pada teori perseorangan, 1 Tulisan ini disampaikan sebagai stimulant diskusi dalam Seminar Nasional dengan tajuk Telaah Pancasila Sebagai Bangunan Dasar Politik Indonesia pada tanggal 29 November 2013 2 Pegiat Kegiatan Sosial

teori golongan, dan teori integralistik. Selanjutnya Soepomo menjelaskan bahwa negara didirikan bukanlah untuk kepentingan satu kelompok ataupun satu golongan tertentu melainkan adalah untuk kepentingan seluruh masyarakat sebagai satu persatuan (integralistik). Untuk itu Pancasila dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembentukan negara dengan paham integralistik yang mencakup azas kekeluargaan dalam kebersamaan dan religius. Perjalanan yang ditempuh dalam upaya menjadikan Pancasila sebagai sebuah falasafah negara yang diyakini kebenarannya sehingga mengkristal sebagai jati diri Bangsa Indonesia melampai garis batas ( klimaks ) sehingga secara konseptual Pancasila merupakan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila sebagai upaya untuk mengembangkan wawasan ke-nusantaraan, dan juga sebagai doktrin bagi warga negara untuk bertindak. Dalam pergaulan (individu hingga lintas negara), Pancasila mampu memberikan ruang etika didalamnya. Karena Pancasila merupakan sebuah nilai yang sarat dengan makna. Oleh sebab itulah yang menjadikan Negara Indonesia lain dengan negara lainnya. Secara sederhana, Pancasila mudah untuk diterapkan karena sesuai dengan karakter masyarakat Bangsa Indonesia. Secara historis perumusan Pancasila memiliki spirit pemersatu seluruh elemen masyarakat yang beragam (heterogen). Diera awal kemerdekaan, Pancasila merupakan sebuah ideologi nasional dengan menempatkan makna yang terkandung dalam kelima sila Pancasila didalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945) sebagai satu konsep praktis untuk dijalankan oleh negara, dan kemudian dibentuk satu acuan pelaksanaan yang berbentuk dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Spirit Pancasila dijadikan sebagai pemersatu elemen warga negara untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk menjadikan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Dalam pergeseran otoritas kepemimpinan Bangsa Indonesia dengan beralihnya kekuasaan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba), dimasa itu Pancasila ditegaskan bahwa harus mampu menjawab tantangan perubahan zaman. Moerdiono meyebutkan bahwa Pancasila harus ditempatkan sbagai ideologi terbuka dengan alasan bahwa terdapat dinamika kehidupan masyarakat internasional sekaligus dengan dinamika ekonomi global. Oleh sebab itu orientasi pembangunan terencana yang dicanangkan oleh pemerintah (selaku pemegang

otoritas negara) harus mampu menempatkan pancasila sebagai arah kebijakan negara tersebut. Selain itu Moerdiono menyebutkan bahwa telah terjadi kebangkrutan ideologi dunia yang menyebabkan perubahan-perubahan secara mendesak harus dilakukan di Negeri ini. Dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka, pemerintah mampu memberikan warna dalam setiap kebijakan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah untuk negara. Bergesernya penempatan ideologi Pancasila menjadi ideologi terbuka berarti menempatkan Pancasila sebagai ideologi dengan interprestasi baru yakni kemampuan ideologi Pancasila untuk berinteraksi dengan perubahan-perubahan serta perkembangan zaman sesuai dengan dinamika yang berkembang. Meniti Jalan Baru, Menuju Masyarakat Sejahtera Negara, selaku organisasi masyarakat terbesar dibentuk atas dasar kebersamaan dan persamaan tujuan, memliki otoritas penuh dalam memenej masyarakat yang berada dalam lingkaran otoritasnya. Manajemen negara terhadap masyarakatnya dilakukan oleh otoritas pemerintahan secara structural dan terarah (hirarkis) dalam mekanisme kinerja untuk mencapai tujuan negara (Thoha, 2009). Birokrasi yang diterjemahkan oleh David Beetham (Thoha, 2009:20) bahwa Weeber menerjemahkan birokrasi dengan tiga elemen yang berkembang dalam konsep birokrasi yakni; [1] Birokrasi dipandang sebagai instrument teknis; [2] Birokrasi dipandang sebagai kekuatan independen dalam masyarakat; dan [3] Birokrat tidak mampu memisahkan kepentingan mereka sebagai kelompok masyarakat partikular Dengan demikian, posisi pemerintah dengan birokrasinya menentukan arah negara dalam menjamin segala kebutuhan-kebutuhan dasar warganegaranya. Negara melalui tangan birokrasi selaku mesin penggerak pemerintah merumuskan gagasan terencana dalam mengelola negara sesuai dengan hirarki kekuasaan yang berlaku dalam organisasi. Jadi, kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh Negara senantiasa berpijak pada sistem perpolitikan dengan asas-asas tertentu yang berlaku di Negara tersebut. Dewasa ini yang berkembang dinegara kita sejak era reformasi, secara demokratis hirarki kekuasaan terwujud dalam bentuk pendelegasian wewenang (delegated discretion) (Fukuyama, 2005) pemerintah pusat dan daerah secara otonom mengurusi kebutuhan-kebutuhan dasar warganegara mulai dari ekonomi, politik, sosial hingga budaya. Lebih tajam lagi Fukuyama (2005) mengkritisi bahwa

delegated dicretion memunculkan egosektoral yang ditimbulkan akibat kepentingan individu lebih dominan dari pada menunjukkan kepentingan prinsipal dalam kelas warganegara. Masalah lain yang akan muncul sebagai bentuk kompleksitas masalah yakni otoritas yang bergerak dalam satu arah sebagai komando tidak mampu memberikan pencerahan pada kelas hirarki kekuasaan dibawah yang menimbulkan kekacauan moral para pejabat birokrat seperti penyimpangan kewenangan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan lain sebagainya menusuk sendi birokrasi pemerintahan yang diakibatkan oleh menguatnya kepentingan individu dalam mengelola negara (Fukuyama, 2005). Masalah yang melekat dalam bangsa kita, terutama dalam pengelola negara (birokrat) menjadikan fungsi negara dalam memberikan pelayanan kepada warganegaranya menjadi lemah akibat dari keberpihakan birokrat kepada satu kelompok saja. Untuk itu, perlu upaya dan kesadaran yang kuat dari pengelola negara dengan sistem yang berlaku sebagai payung hukum tindakan birokrasi pemerintah dalam mencapai tujuan negara. Pemantauan dan pertanggungjawaban yang akan menghasilkan transparansi birokrasi pemerintahan dalam mengelola segala sumber daya sosial maupun material yang ada. Negara harus menjamin tekelolanya modal sosial yang tersebar diseluruh penjuru kota dan desa disetiap pojok negeri ini (Indonesia), karena negara yang baik adalah negara yang senantiasa memikirkan nasib warganya ketimbang memikirkan nasib kelompoknya sendiri. Menurut hemat penulis, semua itu akan terwujud ketika pemimpin negara memiliki karakter yang kuat dalam seni memimpin. Memecahkan masalah dengan kepala dingin bukan dengan tangan besi. Mengeluarkan kharismatiknya kepada seluruh stakeholder pemerintah agar mampu bergerak dan berpihak kepada rakyat. Dengan demikian, negara berkuasa atas segala hal yang mengancam maupun yang mendorong kemajuan terhadap bangsa. Negara menjamin kepentingan warga negara dengan meknisme kerja birokrasi pemerintahan yang bersih, mengayomi dan berpihak kepada seluruh kepentingan warganegara untuk menuju kemakmuran bersama. Sebuah penegasan terhadap kekuatan negara sebagai the god father, mengayomi masyarakatnya, cepat-tanggap terhadap permasalah yang dihadapi masyarakatnya, serta bijak dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya. Negara dengan kekuatan besar muncul dari dalam dirinya sendiri, bukan dari dorongan pihak asing. Karena ketika negara melaksanakan fungsinya tidak berdasar dari dalam diri, mengharuskan campurtangan asing, maka

negara tersebut akan lemah dalam melaksanakan fungsinya. Sehingga negara tersebut mudah diatur oleh bangsa lain (ketergantungan). Dengan demikian negara tersebut tidaklagi memiliki karakter dalam mengelola negaranya. Oleh sebab itu (Fukuyama, 2005) menegaskan bahwa ketergantungan dalam segala hal akan muncul dari intervensi asing yang akan menyebabkan idependensi kebijakan terganggu. Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya, Pancasila memiliki kekuatan besar dalam membentuk karakter bangsa untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu etika politik yang berpijak pada nilai-nilai filosofis Pancasila dapat menjadikan individu-individu yang beradab dan peka terhadap segala persoalan. Negara yang dikelola oleh birokrasi pemerintahan akan dapat mewujudkan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang beradab, berdaulat, dan mandiri dalam segala lini kehidupan. Karena nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam Pancasila memiliki daya dorong bagi bangsa ini untuk mencapai tujuannya, membawa masyarakat menjadi sejahtera dengan cara mengelola seluruh sumberdaya alam yang terkandung dibumi pertiwi. Pemerintah yang menjadi panglima dalam menjaga amanah konstitusi harus dijalankannya dengan semangat pancasilais agar tujuan Negara tersebut dapat tercapai. Pancasila harus dijadikan landasan dalam penentuan kebijakan yang dikeluarkan. Selain itu, karakteristik bangsa Indonesia yang beragam mampu diserap oleh nilai-nilai Pancasila karena rumusan Pancasila tersebut merupakan consensus bersama atas pluralism Bangsa Indonesia. Daftar Bacaan Bakry, Noor MS., 1994, Orientasi Filsafat Pancasila, Edisi Revisi, Liberty, Yogyakarta Fukuyama, Francis, 2005, Memperkuat Negara; Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Thoha, Miftah, 2009, Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Westra, Pariata, 1995, Ensiklopedi Pancasila; Konsep dan implementasinya, Jilid I, Pusat Penerbitan Balai Pembinaan Administrasi dan Manajemen, Yogyakarta Malang, 29 November 2013