BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

xvii Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. personal hygiene. Hygiene berasal dari kata hygea. Hygea dikenal dalam sejarah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk fillum Nematohelminthes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. 16 Infeksi

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia sehingga berakibat menurunnya kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. 7 Infeksi

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis)

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda disebut juga Eelworms (cacing seperti akar berkulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CACING TAMBANG. Editor oleh : Nanda Amalia safitry (G1C015006)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda merupakan spesies cacing terbesar yang hidup sebagai parasit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis soil transmitted

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichuria), dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil-transmitted dikenal sebagai infeksi cacing seperti Ascaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Rusmartini, 2009). Cacing ini ditularkan melalui telur cacing yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan dan hewan yang bersama-sama dengan kekuatan fisik dan kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda berasal dari bahasa Yunani, Nema artinya benang. Nematoda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah merupakan bagian yang terbesar dari sel, mencapai lebih kurang

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk dalam filum. Nematohelminthes dan merupakan kelas Nematoda. Masing-masing spesies

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. Strongyloides stercoralis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah spesies yang hidup sebagai parasit pada manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT CACINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

JUMLAH tahun tahun tahun

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

bio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *

KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH (Soil Transmitted Helminth) adalah cacing golongan nematoda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pribadi setiap harinya kita menghasilkan sampah yaitu melalui kegiatan makan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. STH adalah golongan cacing usus (Nematoda Usus) dalam. perkembanganya membutuhkan tanah untuk menjadi bentuk infektif.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis cacing Sebagian besar infeksi cacing terjadi di daerah tropis yaitu di negaranegara dengan kelembaban tinggi dan terutama menginfeksi kelompok masyarakat dengan higiene dan sanitasi yang kurang. Cacing usus yang sering menginfeksi manusia yang ditularkan melalui tanah adalah: Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing tambang) dan Strongyloides stercoralis. 2 1. Ascaris lumbrikoides a. Definisi Ascaris lumbrikoides merupakan nematoda usus terbesar. Angka kejadiannya didunia lebih banyak dari infeksi cacing lainya, diperkirakan lebih dari 1 milyar orang didunia pernah terinfeksi dengan cacing ini. Siklus hidup Ascaris lumbrikoides adalah cacing yang tersebar hampir diseluruh dunia, terutama didaerah dengan sanitasi yang buruk. Cacing dewasa berbentuk silinder, berwarna merah muda. 6 b. Morfologi Cacing jantan Ascaris lumbricoides berukuran 10-30 cm, sedangkan yang betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir sehari, terdiri dari telur yang sudah dibuahi. Telur yang dibuahi,besarnya kurang lebih 60x45 mikron dan yang tidak dibuahi 90x40 mikron. Dengan lingkungan yang sesuai telur yang akan dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih dari 3 minggu. 13 b. Siklus hidup Siklus hidup Ascaris lumbricoides dimulai sejak dikeluarkanya telur oleh cacing betina diusus halus dan kemudian dikeluakan bersama tinja.

Dengan adanya mamillated outer coat, telur ini dapat bertahan hidup karena partikel tanah melekat pada dinding telur yang dapat melindunginya dari kerusakan. Dengan kondisi yang menguntungkan seperti udara yang sangat lembab, hangat, tanah yang terlindungi matahari, embrio akan berubah didalam telur menjadi larva yang infektif, disebut secon stage (berlangsung 3 minggu). Apabila manusia tertelan telur yang infektif, larva akan keluar di duodenum dan kemudian menembus dinding usus halus menuju kevenula mesenterika, masuk sirkulasi portal, kemudian kejantung kanan, melalui pembuluh darah kecil parusampai dijaringan alveolar paru. Setelah itu larva bermigrasi kesaluran nafas atas yaitu dari bronkiolus menuju bronkhus, trachea, epiglottis kemudian tertelan turun ke esofagus dan menjadi dewasa diusus halus. Siklus hidup ini berlangsung sekitar 65-70 hari. 6 2. Trichuris trichiura ( cacing cambuk ) a. Definisi Trichuris trichiura adalah cacing yang banyak terdapat pada manusia. Penyakit ini sering dihubungkan dengan terjadinya kolitis dan sindrom disentri pada derajat infeksi sedang. Siklus hidup Trichuris trichiura, cacing ini tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak terdapat didaerah panas dan lembab dan sering terlihat bersama-sama dengan infeksi ascaris. 2 b. Morfologi Cacing betina panjangnya kira-kira 5cm, Sedangkan cacing jantan kira-kira 4cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kirakira 3/5dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya lebih membulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu spikulum. Cacing jantan ini tumbuh di colon asedens dan sekum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk kedalam mukusa usus. Seekor betina bis menghasilkan telur setiap hari antara 3000-10.000 butir. 13

Telur Trichuris trichiura berbentuk bulat panjang dan memiliki sumbat yang menonjol di kedua ujungnya, dan dilengkapi dengan tutup (operkulum) dari bahan mucus yang jernih. Telur berukuran 50-54 x 32 mikron. Kulit luar telur berwarna kuning tengguli dan bagian dalam jernih. 2 c. Siklus hidup Trichuris trichiura dimulai sejak dikeluarkannya telur oleh cacing betina diusus halus dan kemudian dikeluakan bersama tinja. Adanya mamillated outer coat, telur ini dapat bertahan hidup karena partikel tanah melekat pada dinding telur yang dapat melindungi dari kerusakan. Kondisi yang menguntungkan seperti udara yang sangat lembab, hangat, tanah yang terlindungi matahari, embrio akan berubah di dalam telur menjadi larva yang infektif, disebut secon stage (berlangsung 3 minggu). Apabila manusia tertelan telur yang infektif, larva akan keluar di duodenum dan kemudian menembus dinding usus halus menuju kevenula mesenterika, masuk sirkulasi portal, kemudian kejantung kanan, melalui pembuluh darah kecil paru sampai dijaringan alveolar paru. Setelah itu larva bermigrasi kesaluran nafas atas yaitu dari bronkiolus menuju bronkhus, trachea, epiglottis kemudian tertelan turun ke esofagus dan menjadi dewasa diusus halus. Siklus hidup ini berlangsung sekitar 65-70 hari. 2 3. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale a. Definisi Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam bidang medik, namun yang sering menginfeksi manusia ialah cacing Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Hospes dari kedua cacing ini adalah manusia. Telur cacing tambang sulit dibedakan, karena itu apabila ditemukan dalam tinja disebut sebagai telur hookworm atau telur cacing tambang. 21 b. Morfologi Bentuk telurnya oval, dinding tipis dan rata, warna putih. Larva pada stadium rhabditiform dari cacing tambang sulit dibedakan. Panjangnya 250

mikron, ekor runcing dan mulut terbuka. Larva pada stadium filariform (Infective larvae) panjangnya 700 mikron, mulut tertutup ekor runcing dan panjang oesophagus 1/3 dari panjang badan.19,21 Cacing dewasa jantan berukuran 8 sampai 11 mm sedangkan betina berukuran 10 sampai 13 mm. Cacing Necator americanus betina dapat bertelur ± 9.000 butir/hari sedangkan cacing Ancylostoma duodenale betina dapat bertelur ±10.000 butir/hari. 22 c. Siklus hidup Cacing jantan dan betina dewasa berhabitat di usus kecil terutama jejenum, tetapi pada infeksi yang berat, cacing ini dapat pula ditemukan di lambung. Telur yang dihasilkan betinanya akan dikeluarkan bersama-sama tinja, 2-3 hari kemudian menetas dan keluar larva rhabditiform, selama 2 hari larva rhabditiform tumbuh menjadi larva filariform (infektif) yang tahan terhadap perubahan iklim dan dapat hidup selama 7-8 minggu di tanah lembab. Larva filariform menembus kulit, masuk ke pembuluh darah kapiler dan mengikuti peredaran darah masuk ke jantung kanan, kemudian paruparu, lalu ke pharynx, kemudian ke usus halus dan di sana menjadi dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit. Infeksi Ancylostoma duodenale juga mungkin dengan menelan larva filariform. 23 B. Kecacingan 1. Definisi Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh manusia, dan penyakit ini merupakan penyakit yang banyak terjadi dimasyarakat. 2 2. Infeksi cacing a. Askariasis ( infeksi cacing gelang ) b. Trichuriasis ( infeksi cacing cambuk ) c. Nekatoriasis dan Ankilostomiasis ( infeksi cacing tambang ) 3. Penyebab kecacingan Penyakit kecacingan atau bisa pula disebut dengan penyakit cacingan sangat berkaitan erat dengan masalah hygiene dan sanitasi lingkungan. Di

Indonesia masih banyak penyakit cacing penyebabnya adalah hygiene perorangan sebagian masyarakat yang masih kurang. Kebanyakan penyakit cacing ditularkan melalui tangan yang kotor. Kuku jermari tangan yang kotor dan panjang sering terselipi telur cacing karena kebiasaan anak bermain ditanah. 2 4. Gejala / tanda Kecacingan Secara umum, tanda yang terlihat pada anak yang terkena kecacingan adalah : a. Badan terasa lemah, nausea, sakit perut, anemia, penurunan berat badan dan kadang-kadang diare dengan tinja berwarna hitam. b. Pada infeksi ringan gangguan Gastro Intenstinal ringan. c. Menimbulkan anemia pada penderita. d. Pada infeksi berat dapat menyebabkan gejala mual, muntah, anoreksia bahkan ileus. e. Menimbulkan penyakit Ground itch (cotaneous larva migrans) dengan gejala: gatal-gatal, erythema, papula, erupsi dan vesicula pada kulit. 20 C. Faktor yang Mempengaruhi Terinfeksi Cacing 1. Jenis kelamin Kelas atau sekelompok species, dimana dalam kelompok tersebut dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin lakilaki lebih berisiko terkena infeksi kecacingan dari pada perempuan sebab anak laki-laki lebih dominan melakukan aktifitas ditanah dan kurang memperhatikan higienitas kuku tangan sehingga mudah terselipnya telur cacing di dalam kuku. 2. Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan Anak-anak paling sering terserang penyakit kecacingan karena sebelum makan anak-anak biasanya lupa mencuci tangan atau cuci tangan tanpa memakai sabun sehingga jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut dengan keadaan kotor, sehingga anak-anak dapat terkena

kecacingan sebab apabila kuku membawa telur cacing kemudian masuk kemulut melalui makanan maka bisa berisiko terkena kecacingan. Maka hendaklah anak-anak dibiasakan mencuci tangan sebelum makan agar larva cacing tidak tertelan bersama makanan. Cacing yang paling sering ditemui ialah cacing gelang, cacing tambang cacing pita, dan cacing kremi. 16 3. Keadaan kuku Keadaan kuku sangat berpengaruh pada infeksi cacing masuk kedalam tubuh dengan melalui telur cacing yang tertelan ke mulut. Kuku yang berwarna hitam, banyak kotoran didalamnya bisa dimungkinkan kuku tersebut terdapat telur cacing.jika tertelan maka akan menetas diperut 4. Kebiasaan Bermain di Tanah Tanah liat mempunyai kelembaban tinggi dan suhu yang berkisar antara 25 30 0 C merupakan hal hal yang sangat baik untuk berkembangnya telur cacing, sedangkan anak-anak sering sekali bermain ditanah tanpa memakai pelindung tangan dan tanpa memakai alas kaki ketika beraktivitas diluar rumah dan tidak bermain yang berhubungan dengan tanah 20 5. Kebiasaan Jajan Jajan di sembarang tempat tanpa melihat keadaan makanan yang tidak sehat, dan terjamin kebersihannya bisa menjadi pemicu munculnya penyakit kecacingan. Sebab debu yang bertebaran bisa membawa telur cacing dan menempel di makanan yang dijual dipinggir jalan, kemudian anak-anak akan membeli makanan dipinggir jalan tanpa melihat kebersihanya, sehingga anak-anak berisiko terkena kecacingan karena makanan yang terkena debu mengandung telur cacing yang terbang bersama angin, sehingga makanan yang membawa telur cacing bisa masuk kedalam mulut dan akhirnya telur cacing akan masuk dan menetas didalam tubuh kita. 16 6. Kebiasaan minum obat cacing

Perilaku kebiasaan minum obat cacing dapat merupakan salah satu faktor terjadinya infeksi cacing. Kebiasaan minum obat cacing secara berkesinambungan sesuai aturan penggunaan obat merupakan upaya positif untukmenghindarkan diri dari infeksi cacing tambang. 4 D. Sekolah Alam 1. Definisi sekolah alam Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta Dan sekolah yang berbasis pada alam lingkungan sekitar sebagai obyek belajar. Profil sekolah ini lain dari sekolah pada umumnya, namun keberadaanya semakin dirasakan sebagai sebuah sekolah yang mampu mengakomodasi semua keinginan kita tentang dunia pendidikan yang kita harapkan, pendidikan yang membebaskan dan menyenangkan. 14 2. Program unggulan Sekolah alam Adapun kegiatan-kegiatan program sekolah unggulan di sekolah alam, antara lain: a. Strory telling kisah nabi dan sahabat nabi, Hafalan surat surat alquran Pembiasaan sholat dan berwudhu, Belajar baca al-quran, Pesantren ramadhan, Outbond, Outing, Berkebun, Home visit, Berenang, Markett day, Kelas talenta, Perkusi, Program ekskul, Tabungan sampah, Pembuatan pupuk organik. 3. Konsep pendidikan atau aktifitas sehari-hari siswa sekolah alam Aktifitas sehari-hari siswa sekolah alam Ar-Ridho meliputi: a. Character based learning. Mengintegrasikan siswa dalam proses kegiatan pembentukan karakter yang meliputi: keteladanan, penyandaran, pembiasaan, motivasi. b. Integrated based learning.

Siswa dilatih untuk bisa membaca semesta dengan cara pandang utuh dan menyeluruh. Khazanah semesta dibagi ke dalam tema-tema bahasan kemudian siswa belajar mengupas tema tersebut melalui berbagai keilmuan dalam kegiatan belajar. c. Inquiry based learning. Membangun suasana belajar dengan format bahwa setiap siswa diberi predikat as scientist atau sebagai ilmuan. Pembelajaran disusun dengan pendekatan eksplorasi dan investigasi atas obyek maupun peristiwa secara langsung. d. Multiple intelligents based learning. Meyakini bahwa setiap anak adalah unique/beda maka teori multiple intelegent diletakkan sebagai panduan guru dalam mengelola kegiatan belajar anak. e. Green Based learning. Proses pembelajaran dengan green philosophy yang meliputi : a) Green school enviroment (konservasi alam) misalnya hutan mini, konservasi air, bank sampah, kebun sayuran, pembibitan tanaman keras, kantin sehat. b) Green building (hemat energi, dibangun dengan asas land conservation) c) Green media (organic, reduce, reuse). 12 E. Sekolaah Non Alam 1. Definisi sekolah non alam Sekolah Non alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan dengan konsep belajar praktek hanya 20% dan pembelajaran dengan teori 80%. 2. Program unggulan Sekolah Non alam merupakan sekolah yang pendidikanya hanya diberikan pembekalan ilmu didalam ruangan, sehingga untuk pembelajaran diluar ruangan hanya olah raga dan ekstrakulikuler. Siswa

sekolah non alam dituntut belajar dengan cara mengingat dan hanya dibekali teori dan sedikit praktek. Program-program unggulan yang diadakan di SD negeri Meteseh, yaitu: a. Pembekalan didalam ruangan kelas, Pramuka, Berenang, Olahraga. F. Kerangka teori Mengacu kepada landasan teori yang telah dijelaskan, kerangka teori dalam penelitian ini adalah: Jenis kelamin Minum obat cacing keberadaantelur cacing pada kuku Menelan telur cacing Kegiatan sekolah alam: Outbond, Keadaan kuku Keberadaan telur cacing di tinja Kontaminasi telur cacing di tanah Outing, berkebun, tabungan sampah, pupuk organik Aktifitas dengan tanah Kejadian kecacingan Kegiatan sekolah non alam: olahraga dilapangan Larva cacing menembus kulit Larva cacing di tanah Pemakaian alas kaki Gambar 2.5 Kerangka Teori Sumber : 12,17

G. Kerangka Konsep variabel bebas Jenis kelamin Keadaan kuku Kebiasaan minum obat cacing variabel terikat keberadaan telur cacing dikuku Keberadaan telur cacing ditinja H. Hipotesis 1. Ada hubungan jenis kelamin dengan keberadaan telur cacing usus di kuku siswa SD alam dan non alam. 2. Ada hubungan keadaan kuku dengan keberadaan telur cacing usus di kuku siswa SD alam dan non alam 3. Ada hubungan jenis kelamin dengan keberadaan telur cacing usus di tinja siswa SD alam dan non alam. 4. Ada hubungan keadaan kuku dengan keberadaan telur cacing usus di tinja siswa SD alam dan non alam 5. Ada hubungan kebiasaan minum obat cacing dengan keberadaan telur cacing di tinja siswa SD alam dan non alam