FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI SMU I SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2009

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. menstruasi. Nyeri ini sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS II MTS DI ASRAMA SITI AISYAH MADRASAH MUALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Rahayu Setyowati ABSTRAK Dismenorhea merupakan kejadian gangguan menstruasi yang ditandai nyeri selama menstruasi terutama pada remaja berisiko terhadap infertilitas. Kejadian dismenorhea remaja puteri di SMK Talaga Kabupaten Majalengka tahun 2015 mencapai 60% yang berkaitan dengan usia menarche, status gizi, dan aktivitas olah raga. Penelitian ini bertujuan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Dengan metode analytic melalui desain cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak 150 orang. Data yang digunakan adalah data primer mellaui penyebaran kuesioner Analisis data menggunakan univariat dan bivariat melalaui uji Chi Square (α 0,05). Hasil penelitian diperoleh kurang dari setengahnya remaja puteri mengalami kejadian dismenorhea (30,0%), sebagian kecil usia menarche dini (19,0%), setengahnya memiliki status gizi buruk (50,0%), sebagian besar aktivitas olah raga kurang (77,3% ). Diperoleh ada hubungan yang bermakna antara usia menarche ( ρ 0,010), status gizi (ρ 0,033), dan aktivitas olah raga ( ρ 0,045) dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga. Saran bagi pihak sekolah agar meningkatkan pembelajaran kesehatan mengenai dismenorhea, bagi siswa agar meningkatkan kesehatan melalui pola hidup sehat, menghindari stress, konsumsi makanan bergizi seimbang, berolah raga secara teratur guna menghindari risiko dismenorhea. Kata Kunci : Dismenorhea, Menarche, Status Gizi, Aktivitas Olah Raga. Kepustakaan : 39 Sumber (2007 2015)

LATAR BELAKANG Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan (Undang-Undang No 36, 2009 : Pasal 71). Pada wanita secara alami mengalami periode menstruasi atau haid, mulai dari usia remaja. Menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang terjadi secara periodik atau siklis endometrium. Pada saat haid sering muncul keluhan khususnya para wanita muda usia produktif. Menstruasi atau haid atau datang bulan merupakan perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari menarche sampai menopause (Syafrudin, 2011:38). Haid yang tidak teratur patut diwaspadai karena itu berarti telah terjadi abnormalitas pada siklus menstruasi. Sayangnya tidak semua perempuan mendapatkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi sehingga dapat melakukan persiapan yang cukup untuk mengenali gangguan menstruasi (Kasdu, 2008 : 9). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) Nyeri Menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif (Misaroh & Proverawati, 2009 : 86). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 gangguan haid perempuan berusia 10-59 tahun di Indonesia 13,7% mengalami masalah haid yang tidak teratur, di antaranya pada usia remaja kelompok umur 10-14 tahun (3.5%) dan umur 15-19 tahun (11,7%). Faktor penyebabnya adalah penyakit (0,4%), masalah KB (5,1%), menopause (2,9%), dan masalah lain seperti stress (5,1%). Persentase tertinggi haid tidak teratur adalah Gorontalo (23,3%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (8,7%). Sedangkan di Jawa Barat perempuan haid tidak teratur 14,4% cukup tinggi di atas rata-rata nasional (13,7%), dengan faktor penyebab penyakit (0,4%), masalah KB (5,6%), menopause (3,0%), dan masalah lain seperti stress (5,2%) (Kementerian Kesehatan RI, 2014 : 181). Gangguan menstruasi adakalanya akibat terdapat kelainan atau gangguan yang ada hubungan dengan menstruasi diantaranya premenstrual tension (ketegangan sebelum haid), mastodinia, mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi) dan dismenore (rasa nyeri saat menstruasi) (Manuaba, 2009:57). Dismenore yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari dalam setiap bulannya (Syafrudin, 2011 : 39). Faktor-faktor resiko terhadap kejadian dismenorhea menurut Proverawati & Misaroh (2009 : 87) diantaranya faktor kejiwaan (stress), faktor konstitusi : anemia dan penyakit menahun, faktor obstruksi kanalis servikalis, menarche, nulipara, lama menstruasi, wanita perokok, riwayat nyeri menstruasi, status gizi kurang/lebih, kurang aktvitas fisik (olah raga). Berdasarkan data Puskesmas Talaga periode Januari Desember tahun 2015 terdapat 70 pasien yang mengalami gangguan menstruasi diantaranya pada

usia remaja puteri 10-21 tahun sebanyak 11 orang (15,7%) dengan keluhan nyeri haid (dismenorhea), sedangkan di Puskesmas Cikijing terdapat 52 pasien diantaranya remaja puteri sebanyak 5 orang (9,6%) dengan k eluhan dismenorhea. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 siswa remaja puteri di SMK Talaga diperoleh sebanyak 6 orang (60%) sering mengalami nyeri haid, sedangkan di SMA Negeri Talaga dari 10 siswa hanya sebanyak 4 orang (40%) sering mengalami nyeri haid. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa kejadian dismenorhea lebih banyak terjadi di SMK Talaga, dari hasil observasi diperoleh bahwa tingginya kejadian dismenorhea diakibatkan menarche dini (< 12 tahun), kurangnya status gizi dengan berat badan rendah < IMT minimal (19,8) dan kurangnya aktivitas olah raga sehingga menimbulkan gangguan nyeri haid. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenorhea Remaja Puteri pada Siswa Kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian anilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini seluruh remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 150 orang. Pengumpulan data dengan teknik wawancara terstruktur melalui kuesioner (primer), analisis data univariat menggunakan frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi square alpha = 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Kejadian Dismenorhea Remaja Puteri pada Siswa Kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 No Kejadian Dismenorhea f % 1. Dismenorhea 45 30.0 2. Tidak 105 70.0 Total 150 100.0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kurang dari setengahnya remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga mengalami kejadian dismenorhea (30,0%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Usia Menarche Remaja Puteri pada Siswa Kelas X SMK Talaga No Usia Menarche f % 1. Dini 24 16.0 2. Lambat 126 84.0 Total 150 100.0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian kecil remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dengan menarche dini (16,0%). usia Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Status Gizi Remaja Puteri pada Siswa Kelas X SMK Talaga No Status Gizi f % 1. Buruk 75 50.0 2. Baik 75 50.0 Total 150 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setengahnya remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 memiliki status gizi buruk (50,0%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Aktivitas Olah Raga Remaja Puteri pada Siswa Kelas X SMK Talaga No Aktivitas Olah Raga f % 1. Kurang 116 77.3 2. Teratur 34 22.7 Total 150 100.0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga dengan aktivitas olah raga kategori kurang (77,3%).

Tabel 4.5 Hubungan antara Usia Menarche dengan Kejadian Dismenorhea Remaja Puteri Pada Siswa Kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 No Usia Menarche Kejadian Dismenorhea Ya Tidak Total f % f % f % ρ value 1. Dini 13 54.2 11 45.8 24 100.0 0,010 2. Lambat 32 25.4 94 74.6 126 100.0 Total 45 30.0 105 70.0 150 100. 0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil uji statistik dengan uji Chi Square pada α=0,05 didapatkan nilai ρ=0,010 < α yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Tabel 4.6 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Dismenorhea Remaja Puteri Pada Siswa Kelas X SMK Talaga Kejadian Dismenorhea Total No Status Gizi Ya Tidak ρ value f % f % f % 1. Buruk 29 38.7 46 61.3 75 100.0 0,033 2. Baik 16 21.3 59 78.7 75 100.0 Total 45 30.0 105 70.0 150 100.0 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari hasil uji statistik dengan uji Chi Square pada α=0,05 didapatkan nilai ρ=0,033 < α yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016.

Tabel 4.7 Hubungan antara Aktivitas Olah Raga dengan Kejadian Dismenorhea Remaja Puteri Pada Siswa Kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 No Aktivitas Olah Raga Kejadian Dismenorhea Ya Tidak Total f % f % f % ρ value 1. Kurang 40 34.5 76 65.5 116 100.0 0,045 2. Teratur 5 14.7 29 85.3 34 100.0 Total 45 30.0 105 70.0 150 100.0 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari hasil uji statistik dengan uji Chi Square pada α=0,05 didapatkan nilai ρ=0,045 < α yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara aktivitas olah raga dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016. PEMBAHASAN Hasil penelitian diketahui bahwa kurang dari setengahnya remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 mengalami kejadian dismenorhea sebesar 30,0%. Sesuai teori Manuaba (2009:57) gangguan menstruasi adakalanya akibat terdapat kelainan atau gangguan yang ada hubungan dengan menstruasi diantaranya dismenore (rasa nyeri saat menstruasi). Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Fajaryati (2012) di SMPN 2 Mirit Kebumen terhadap 61 siswa diperoleh dismenorhea dengan tingkat skala nyeri sedang (55,6%). Demikian halnya lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Sianipar (2009) pada siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur terhadap 57 siswi terdapat 63,2% responden yang mengalami gangguan nyeri menstruasi. Sedangkan hasil penelitian Lestaluhu (2013) pada remaja puteri di SMA Nasional Makassar Tahun 2013 terhadap 79 siswa diperoleh remaja puteri dismenore sedang (60%). Hasil penelitian diperoleh sebagian kecil remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dengan usia menarche dini (16,0%). Sesuai teori Proverawati & Misaroh (2009 : 85) bahwa dismenorhea primer terjadi sejak usia menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Nyeri ini dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi juga menjadi labil Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Lestaluhu (2013) pada remaja puteri di SMA Nasional Makassar Tahun 2013 terhadap 79 siswa diperoleh remaja puteri usia menarche tidak normal > 17 tahun (15%). Demikian halnya lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Sianipar

(2009) pada siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur terhadap 57 siswi sebagian kecil (1,8%) responden mengalami menstruasi tidak normal. Hasil penelitian diketahui bahwa setengahnya remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 memiliki status gizi buruk sebesar 50,0%. Sesuai teori Supariasa (2012:14) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu, konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan. Status gizi pada perkembangan remaja dapat diukur dengan antopometri berat badan sebagai salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko kurang gizi. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Lestaluhu (2013) pada remaja puteri di SMA Nasional Makassar Tahun 2013 terhadap 79 siswa diperoleh remaja puteri status gizi risiko (30%). Demikian halnya lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Sianipar (2009) pada siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur terhadap 57 siswi sebagian kecil (33,3%) responden memiliki status gizi tidak normal. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar remaja puteri siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dengan aktivitas olah raga kategori kurang sebesar 77,3%. Sesuai teori G. Richard et al ( 2010 : 241) memberikan rekomendasi kepada perempuan tentang peran olahraga sebagai pengobatan untuk gangguan menstruasi. Dari hasil penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa beberapa gerakan aerobik yang dinamis dapat membantu meringankan dismenore primer. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Fajaryati (2012) di SMPN 2 Mirit Kebumen diperoleh sebagian responden (50,0%) melakukan olahraga tidak secara teratur. Demikian halnya lebih tinggi dibandingan hasil penelitian Sianipar (2009) pada siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur diperoleh kurang dari dari separuh (45,6%) responden kurang aktif secara fisik dalam olah raga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Hal ini sejalan dengan teori Proverawati & Misaroh (2009 : 87) bahwa menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lestaluhu (2013 ) pada remaja puteri di SMA Nasional Makassar Tahun 2013 diperoleh terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan dismenore primer. Tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Sianipar (2009) pada siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara usia menarche dengan gangguan menstruasi (P> 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sianipar (2009) pada siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur ditemukan terdapat hubungan bermakna antara usia menarche dengan gangguan menstruasi (P=0,000). Tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Fajaryati (2012) olahraga dengan dismenore primer remaja putri di SMPN 2 Mirit Kebumen diperoleh tidak terdapat hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore (P=0,275 < α 0,05).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian disimpulkan kurang dari setengahnya remaja puteri mengalami kejadian dismenorhea(30,0%), sebagian kecil usia menarche dini (19,0%), setengahnya memiliki status gizi buruk (50,0%), s ebagian besar aktivitas olah raga kurang (77,3%). Diperoleh ada hubungan yang bermakna antara usia menarche (ρ 0,010), status gizi ( ρ 0,033), dan aktivitas olah raga ( ρ 0,045) dengan kejadian dismenorhea remaja puteri pada siswa kelas X SMK Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Saran Diharapkan pihak sekolah dapat berupaya meningkatkan proses pembelajaran kesehatan secara teori khususnya terhadap remaja puteri dalam meningkatkan informasi pengetahuan mengenai dismenorhea melalui pendidikan kesehatan dengan media leaflet, pamphlet ataupun mengajarkannya secara praktek melalui latihan olah raga secara teratur di sekolah pada kegiatan ektrakurikuler, melakukan penanganan remaja yang mengalami dismenorhea untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan, melakukan tindakan pencegahan dengan mengembangkan senam dismenorhea siswa secara praktik berupa latihan gerak penguatan otot punggung, perut, panggul ke bawah agar menstruasi remaja berjalan normal dan menerapkan pola hidup sehat dengan konsumsi gizi yang seimbang maupun olah raga secara teratur setiap hari. Diharapkan remaja puteri dapat meningkatkan perilaku hidup lebih sehat untuk mencegah terjadinya nyeri menstruasi dengan rekomendasi agar remaja puteri yang mengalami nyeri menstruasi terutama sedang dan berat agar segera melakukan pengobatan ke fasilitas kesehatan terdekat dalam mengurangi risiko dismenorhea terhadap infertilitas. Menerapkan pola istirahat secara teratur dan menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan stress. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yang seimbang, dia ntaranya konsumsi buah-buahan, sayuran dan lainnya, serta secara rutin melakukan penimbangan berat badan untuk memantau status gizinya. Serta menghindari konsumsi makanan minuman yang dapat memicu estrogen seperti alkohol, kopi, rokok, coklat, dan yang meningkatkan prostaglandin seperti es krim, dan makanan berlemak. Aktif melakukan kegiatan olah raga minimal 3-4 kali per minggu terutama melakukan senam dismenorea atau latihan penguatan otot panggul secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek.Jakarta : PT Rineka Cipta. Arisman. 2007. Penilaian Status Gizi Perorangan dalam Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Baradero, Wilfrid dan Siswadi, 2007. Klien Gangguan Reproduksi dan Seksualitas Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC. Basha. 2009. Hipertensi: Faktor Resiko dan Penatalaksanaan. http://angelnet.info/index. Diakses tanggal 25 Mei 2010. BKKBN 2015. Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi. Jakarta : BKKBN. Bobak. LJ. 2009. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Alih Bahasa : Maria A. Wijayarin. Jakarta : EGC. Chang, et al, 2009. Patofisiologi Aplikasi Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC Depkes RI, 2014. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Kesehatan Reproduksi Remaja Jakarta : BPS, BKKBN, dan Kemenkes. Fajaryati, N. 2012 Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore Primer Remaja Putri di SMPN 2 Mirit Kebumen. Purworejo : Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa. Jurnal Vol 3, No 01 (2012). Tersedia http://e-journal.akbidpurworejo.ac.id. Update: 03-01- 2012. G. Richard et al. 2010 American College of Obstetri and Gynecologist and NHS Hurlock, E. 2009 Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa : Istiwidayanti, Soedjarwo. Jakarta : EGC. I Dewa Nyoman S. 2009. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Jonesh, et al. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Kasdu, D. 2007. Solusi Program Wanita Dewasa. Jakarta : Pustaka Pembangunan. Nusantara. Kementerian Kesehatan RI 2015. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2014. Jakarta : Litbang Kemenkes RI Kuntaraf, 2008. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: IPH (Indonesian Sublishing House). Lestaluhu, V. 2015. Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche dengan Dismenore Primer pada Remaja Puteri di SMA Nasional Makassar Tahun 2013. Makassar : Akbid Makssar. Tersedia : http://viqylezta.blogspot.com. Update : 06 Januari 2017. Manuaba, IBG. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Manuaba, IBG 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC

Misaroh & Proverawati, 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nugroho & Setiawan, 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahanya. Yogyakarta: Nuha Medika. Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawiroharjo, S. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Sabri dan Hastono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sahara, 2009. Terapi Gangguan Kecemasan. Jakarta : EGC. Saraswati, S. 2010. 52 Penyakit Perempuan Mencegah dan mengobati 52 penyakit yang Sering diderita Perempuan. Jogjakarta : Katahati Sianipar, O. 2009 Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Tahun 2009. Jakarta : FK-UI. Tersedia : http://indonesia.digitaljournals.or g Update : 6-4-2015. Smeltzer & Bare. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC Soetjiningsih, 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto. Suhardjo, dkk, 2008. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi AksaraDinkes Pemalang, 2010 Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Syafrudin, 2011. Kebidanan Komunitas Edisi VI. Jakarta EGC Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta : Lembaran Negara Depkes RI. Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC Widyastuti, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya. Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono. Prawirohardjo.