Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

A. peranan Komoditas Karet Dalam Perekonomian Nasional

1. PENDAHULUAN Perkernbangan perturnbuhan perekonornian lndonesia kurang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka

I. PENDAHULUAN. 2010), tetapi Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ke dua di

Bab 1 PENDAHULUAN. pengolahan hasil perkebunan, juga dapat menyerap banyak tenaga kerja karena pada

I. PENDAHULUAN. Kondisi krisis perekonomian yang berlanjut pada kr~sis multi dimens~ di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

KEUNGGULAN KARET ALAM DIBANDING KARET SINTETIS. Oleh Administrator Senin, 23 September :16

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Karet Indonesia Berdasarkan Kepemilikan Lahan pada Tahun Produksi (Ton)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan penduduk sekitar 210 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang menjadi. andalan lndonesia untuk rnengail devisa dari luar dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Brazil. Negara tersebut mempunyai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini pengembangan sektor pertanian di Indonesia masih tetap strategis.

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di. sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Komoditi perkebunan pada saat krisis ekonomi telah mampu. memberikan kontribusi melalui peningkatan kegiatan bersifat padat karya,

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

IV. GAMBARAN UMUM KARET INDONESIA. Di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian perekonomian dunia dan

BAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian [16 Juli 2010]

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Terjalinnya hubungan antara negara satu

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

OPTIMALISASI PRODUKSI KARET OLAHAN RIBBED SMOKED SHEET (Kasus : Perkebunan Widodaren, Kabupaten Jember, Jawa Timur) OLEH JUVENA ELIZABETH A

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM KARET ALAM INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN. sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara (BPS Aceh 2012). penduduk. Areal tanaman kelapa di Provinsi Aceh pada tahun 2004 seluas

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. yang prospektif. Komoditas karet alam memiliki berbagai macam kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) INDONESIA. Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang berada di daerah khatulistiwa, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding merupakan Badan Usaha Milik

I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

L PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri yang tidak berbasis pada bahan baku lokal. Pemerintah telah menggalakkan bidang agroindustri untuk mengatasi kondisi ekonomi yang terpuruk. Salah satu bidang yang menjadi andalan adalah sektor perkebunan dengan beberapa komoditi unggulan seperti karet, kelapa sawit, dan kakao. Karet merupakan salah satu komoditi yang mendapat perhatian karena produk karet dari lndonesia telah dikenal secara luas termasuk di luar negeri. Total ekspor karet lndonesia bila dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand ternyata unggul untuk block rubber namun untuk karet konvensional (sheef) Thailand lebih unggul seperti terlihat pada Tabel 1 berkut ini..---,.,",, 815.2 2000 1010 133,O L Keterangan : Tahun 2000 adalah sampai bulan Februari umber : Kantar Pemasaran Bersama, 2000 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang selan~utnya disebut PTPN VII adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan mengusahakan komoditi utama berupa kelapa sawit, karet, gula, dan teh. Salah satu komoditi yaitu karet dengan berbagai jenis produknya memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perolehan total keuntungan pe~sahaan Sebagai komoditas andalan, produk karetnya dikenal berkualitas tinggi untuk bahan baku industri antara lain Standard Indonesian Rubber (SIR) atau yang dikenal sebagai block rubber dan Ribbed Smoked Sheet (RSS).

Sarnpai saat ini perusahaan telah mampu menjadikan dirinya ke dalam bentuk usaha yang terintegrasi yaitu mengusahakan bahan baku sendiri dan rnengolahnya sehingga rnenghasilkan berbagai jenis produk karet sesuai keinginan pasar. Produksi karet PTPN VII dapat dilihat pada pada Tabel 2. Tabel 2. Produksi Karet PTPN ViI Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 Keterangan : * Est~rnasi Sumber : PTP N VII, 2000 Produksi (Ton) 52.159,4 53.803.6 42.408,O 49.131,O 51.126,O' Penguasaan teknologi budidaya dan produksi yang memadai menjadikan PTPN VII dapat rnencapai produktivitas dan kualitas produk karet yang mampu bersaing. Dengan produktivitas yang tinggi kemungkinan badan usaha ini memiliki keunggulan harga sehingga mampu berjaya menembus pasar ekspor. Manajemen yakin dengan produktivitas yang ada dapat dicapai kenaikan produksi dari keseluruhan luas lahan yang diusahakan. Tanaman karet yang diusahakan PTPN VII terdiri atas kebun inti dan plasma dengan total luas areal 67.187 hektar seperti tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Areal Karet PTPN VII (Persero) Tahun 1999 Kebun Tanaman Tanaman Belum Menghasilkan Menghasilkan 29.324 4.783 31.467-60.791 4.783 Inti Plasma Surnber : PTPN VII, 1999. Tanaman Baru 1.663 1.663 35.720 31.467 67.187 Kornoditas karet berada pada urutan ke dua dalam perolehan pendapatan perusahaan setelah kornoditi sawit. Sampai dengan Triwulan ll tahun 2001 perusahaan berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 127.993.781.391,- dari hasii penjualan produk karet (Tabel 4).

Tabel 4. Pendapatan Perusahaan dari Penjualan Produk (s.d Triwulan 11 2001) r Komoditi I Penerimaan Penjualan (Rp)... 1 127.993.781.391 145.882.914.956 11.876.023.670 11.782.698.643 Karet - Minyak Sawit dan Inti Sawit - Minyak Inti Sawit dan Bubgkil Inti Sawit Te h - Gula 73.186.186.367 1 - Tetes 20.318.048.980 1 Sumber : PTPN VII. 2001 Dari total penjualan tersebut sebanyak 51,8 % diantaranya mengisi pangsa pasar lokal dan 48,2 % rnerambah pasar ekspor luar negeri seperti : USA, Eropa, Asia dan negara-negara lain. Pada saat ini perusahaan memiliki empat unit pabrik karet pengolah RSS dengan kapasitas total 29 ton karet kering per hari, enam pabrik karet pengolah SIR HG dengan kapasitas total 140 ton karet kering per hari, dan empat pabrik karet pengolah SIR LG dengan kapasitas total 140 ton karet kering per hari. Pabrik yang ada disediakan untuk mengolah bahan baku karet yang berasal dari Kebun Inti, Plasma, dan Pihak Ill (Tabel 5). Tabel 5. Produksi Hasil Kebun Karet (Ton Karet Kering) PTPN VII (Persero) Kebun Inti Plasma Pihak Ill Sumber : PTPN VII, 1999. Adanya kecenderungan kian ketatnya persaingan harga mendorong perusahaan melakukan berbagai upaya untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar antara lain dengan peningkatan keunggulan kualitas produk. Manajemen produksi karet menjadi pusat perhatian geladikarya ini karena manajemen produksi rnendapat porsi yang besar dari keseluruhan aspek manajemen yang terdapat di PTP N VII. Kondisi ini cukup berglasan mengingat untuk aspek pemasaran misalnya diserahkan kepada Kantor Pemasaran Bersarna (KPB). 1997 I 1998 1 1999 I 37.345,4 14.788,7 25.3 52.159,4 39.992,9 13.700,7 110.0 53.803.6 35.048,O 7.340,O 20,O 42.408,O

1.2 Perurnusan Masalah Produk karet dengan berbagai jenisnya memberikan sumbangan yang besar bagi perolehan total keuntungan perusahaan. Namun sampai saat ini belum diketahui komposisi produk optimal dari berbagai jenis produk karet tersebut dalam upaya pencapaian keuntungan. Terlebih lagi bahwa pasar yang menentukan permintaan akan jenis dan volume produk sehingga sulit bagi perusahaan untuk memperkirakan tingkat keuntungan yang akan dicapai dan perencanaan produksi yang akan dilaksanakan. Hal ini berdampak menimbulkan kesulitan untuk rnenetapkan kebijakan yang tepat. Untuk menjawab permasalahan yang dihadapi PTPN Vil rnaka penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atas beberapa pertanyaan berikut ini : 1. Berdasarkan sumberdaya yang ada dan berbagai kendala yang dihadapi perusahaan serta memperhatikan permintaan pasar, komposisi produk karet seperti apa yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. 2. Apabila variabel penyusun fungsi optimasi produksi berubah yang disebabkan berubahnya salah satu atau lebih kendala sasaran yang ada, bagaimana tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan tindakan perencanaan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Memperoleh kombinasi produksi optimal dari berbagai jenis produk karet. 2. Menganalisa tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila variabel penyusun fungsi optimasi berubah yang disebabkan perubahan pada kendala sasaran.

3. Memberikan alternatif rekomendasi perencanaan perusahaan untuk pencapaian optimasi produksi. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dan menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil oleh pihak manajemen. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya mencakup kegiatan usaha produksi PTPN VII untuk komoditi karet saja. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa komoditi tersebut memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perolehan total keuntungan perusahaan. Penelitian rnengenai optimasi produksi dibatasi hanya sampai tahap mernperoleh komposisi produk optimal serta perencanaan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Tahapan irnplementasi dan evaluasi merupakan kewenangan penuh menajernen PTPN VII.