BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II LANDASAN TEORITIS. suatu iklim yang sehat dan menyegarkan pada kehidupan organisasi yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis menyajikan uraian ringkas dari pembahasan pada

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari suatu organisasi terutama sekali organisasi ekonomi seperti

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

BAB II LANDASAN TEORI

KINERJA COMPILED BY: IY

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai apa yang ingin diketahui. Kasiram(2008:149).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

RPSEP-32 IMPLIKASI FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PENINGKATAN PRESTASI KERJA STAF EDUKATIF PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perubahan perilaku. Perguruan tinggi harus mampu. penting yang perlu dibenahi adalah kinerja pegawainya.

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

Dalam kenyataan sehari-hari, perusahaan sesungguhnya mengharapkan prestasi atau hasil kerja terbaik dari para karyawannya. Menurut Rivai (2005: 309),

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

LAMPIRAN 2 REKAPITULASI HASIL KUESIONER VARIABEL MOTIVASI NO MO01 MO02 MO03 MO04 MO05 MO06

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoadmodjo (2009:16), mengartikan pendidikan dan pelatihan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung efektivitas dan efesiensi organisasi (Handoko, 1998).

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memotivasi pengikut mereka untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak perusahaan melakukan usaha untuk memajukan organisasi /

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi perusahaan baik di bidang jasa maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LUWES SWALAYAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

Transkripsi:

5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Kinerja dapat diartikan sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Menurut Mangkunegara (2001:67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kualitas yang dimaksud di sini adalah dilihat dari kehalusan, kebersihan dan ketelitian dalam pekerjaan sedangkan kuantitas dilihat dari jumlah atau banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan. Sedangkan Armstrong dan Kotler (1999:15) menjelaskan, kinerja adalah hasil kerja dari tingkah laku. Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dan tingkah laku. Sebagai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya. Kinerja yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, kinerja juga merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan hasil kerja. Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi.

6 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manfaat kinerja seorang karyawan bagi perusahaan dapat dilihat dari kontribusi karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Kinerja yang baik dapat diperoleh, apabila karyawan mempunyai kualitas dan semangat kerja yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Tinggi rendahnya kinerja seorang karyawan bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam dan luar perusahaan. Menurut Anoraga (2004:178), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut: a. Motivasi Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja para karyawan. Dengan mengetahui motivasi yang efektif, maka pimpinan dapat mendorong para karyawan untuk bekerja lebih baik. b. Pendidikan Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih baik daripada seseorang dengan tingkat pendidikan rendah. Orang yang mempunyai pengetahuan lebih banyak akan meningkatkan kinerja, untuk menunjukkan aktualisasi dirinya kepada orang lain kalau dia mempunyai kelebihan dari pada karyawan lain. c. Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok untuk mengikuti atau mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan. Disiplin kerja sangat erat kaitannya dengan target perusahaan. Kedisiplinan untuk menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh positif terhadap target kerja perusahaan. d. Keterampilan Keterampilan dari seorang karyawan dapat meningkatkan target perusahaan dengan cara mengerjakan pekerjaan yang diberikan dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki. Keterampilan karyawan dapat ditingkatkan melalui pelatihan, kursus, dan lain sebagainya. e. Etika Kerja Etika dalam hubungan bekerja sangat penting agar tercapai hubungan seimbang antara perilaku dalam proses produksi dan pada akhirnya dapat meningkatkan target perusahaan. f. Gizi dan Kesehatan Untuk mencapai target yang diberikan perusahaan, diperlukan adanya pemenuhan gizi dan jaminan kesehatan bagi setiap karyawan, agar kinerja karyawan dapat meningkat dan tentunya akan berakibat naiknya produktivitas.

7 g. Tingkat Penghasilan Semakin besar penghasilan seseorang, maka semakin tinggi kinerjanya. Karyawan yang mempunyai prestasi akan mendapatkan penghasilan yang lebih, hal tersebut untuk memotivasi para karyawan agar bekerja dengan baik dan maksimal. h. Lingkungan dan Sistem Kerja Lingkungan dan sistem kerja yang ada dilingkungan kerja perlu diperhatikan agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja serta hubungan antar karyawan juga perlu diperhatikan demi terciptanya lingkungan kerja yang nyaman, aman dan tentram. i. Teknologi Kemajuan teknologi berdampak positif dalam merencanakan target yang akan dicapai. Teknologi dapat membantu pekerjaan karyawan dan dengan teknologi pekerjaan bisa cepat diselesaikan sesuai target yang diberikan oleh perusahaan. j. Sarana Produksi Dalam proses produksi, sarana-sarana produksi harus memadai dan saling mendukung. k. Jaminan Sosial Untuk mendapatkan target kerja yang baik, perusahaan harus memberikan jaminan sosial kepada para karyawan seperti jaminan kesehatan dan keselamatan. l. Kepemimpinan Pemimpin yang mampu memberikan semangat positif kepada para karyawan, dapat mengarahkan karyawan agar mampu mencapai target yang telah ditetapkan. m. Kesempatan Berprestasi Dalam meningkatkan target kerja, perlu adanya pengembangan karir kepada para karyawan, agar para karyawan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan prestasinya. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan target kerja, perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja dan menghindari faktor yang menurunkan kinerja karyawan. Salah satunya adalah keterampilan. Seorang karyawan perlu mempunyai keterampilan kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepadanya. 3. Pengukuran Kinerja Semakin besar tingkat penghasilan yang diberikan perusahaan maka semakin tinggi kinerja karyawannya. Akan tetapi kinerja karyawan tentu tidak ditentukan oleh itu saja. Masih banyak hal yang perlu dilakukan perusahaan demi meningkatkan

8 kinerja dari karyawannya. Salah satunya adalah perlunya dilakukan pengukuran atas kinerjanya. Pengukuran sangat dibutuhkan untuk mengetahui masing-masing tingkat hasil kerja dari setiap karyawan. berikut: Menurut Gomes (2003:134), pengukuran kinerja karyawan adalah sebagai 1. Quantity of Work (Kuantitas Kerja) Jumlah kerja yang dilakukan karyawan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja karyawan dalam penggunaan waktu tertentu dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. 2. Quality of Work (Kualitas Kerja) Suatu hasil yang bisa diukur dari tingkat efesiensi dan efektifitas seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang didukung oleh sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan perusahaan secara umum. 3. Job Knowledge (Pengetahuan Pekerjaan) Luasnya pengetahuan dan keterampilan seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini, seorang karyawan harus sudah mempunyai sesuatu yang dibutuhkan dalam pekerjaannya. 4. Creativenes (Kreativitas) Keaslian gagasan yang dimunculkan dari tindakan seorang karyawan dalam menyelesaikan persoalan yang timbul. Dalam hal ini, seorang karyawan diharapkan mampu mengekspresikan diri dan mandiri dalam melakukan pekerjaannya. 5. Cooperation (Kerja Sama) Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi). Jika kerja sama tercipta maka akan meningkatkan rasa sosial yang tinggi diantara sesama karyawan. 6. Dependability (Ketergantungan) Kesadaran untuk mendapatkan kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7. Initiative (Inisiatif) Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal Qualities (Kualitas Personal) Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi. Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja karyawan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Tergantung perusahaan akan

9 menggunakan cara yang seperti apa. Salah satu caranya adalah kreativitas. Dalam hal ini, seorang karyawan diharapkan mampu mengembangkan diri dan mandiri dalam menyelesaikan tugasnya. 4. Hambatan Dalam Penilaian Kinerja Sistem penilaian kinerja yang dipaksa untuk tugas manajemen kinerja pasti menimbulkan kesulitan untuk pimpinan, karyawan, maupun organisasi. Kalau tujuan penilaian kinerja adalah memberikan masukan untuk perencanaan masa depan, penilaian lebih mudah dikaitkan dengan kinerja di masa lampau, bukan untuk menilai kemampuan karyawan. Penilaian kinerja sering dilakukan tanpa sasaran yang jelas. Pada waktu para pimpinan memberikan penilaian tanpa memikirkan apa tujuannya, maka timbul keraguan. Menurut Mondy dan Noe (2005:67), hambatan atau masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah sebagai berikut: a. Kurangnya objektivitas Salah satu kelemahan metode penilaian kinerja tradisional adalah kurangnya objektivitas. Dalam metode rating scale, misalnya faktor-faktor yang lazim digunakan seperti sikap, loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit diukur. Penggunaan faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan (job related factors) dapat meningkatkan objektivitas. b. Bias Hallo Error Bias Hallo Error terjadi bila penilai mempersepsikan satu faktor sebagai kriteria yang paling penting dan memberikan penilaian umum baik atau buruk berdasarkan faktor tunggal ini. c. Terlalu Longgar atau terlalu Ketat Penilai terlalu longgar (leniency) kecenderungan memberi nilai tinggi kepada tidak berhak, penilai memberi nilai tinggi dari seharusnya. Penilai terlalu ketat (strictness) terlalu kritis atas kinerja seorang kinerja (terlalu ketat dalam memberikan nilai). Penilaian yang terlalu ketat biasanya terjadi bila pimpinan tidak mempunyai definisi atau batasan yang akurat tentang berbagai faktor penilaian. d. Kecenderungan memberikan nilai tengah

10 Kecenderungan memberi nilai tengah (central tendency) terjadi bila pekerja diberi nilai rata-rata secara tidak tepat atau di tengah-tengah skala penilaian. Biasanya penilai memberi nilai tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik. e. Bias perilaku terbaru Bias perilaku terbaru (recent behavior bias), perilaku atau kinerja yang paling akhir akan lebih mudah diingat daripada perilaku yang telah lama. Penilai cenderung lebih banyak menilai kinerja yang tampak menjelang atau pada saat proses penilaian dilakukan. Seharusnya penilaian kinerja mencakup periode waktu tertentu. f. Bias pribadi (stereo type) Penyelia yang melakukan penilaian bisa saja memiliki bias yang berkaitan dengan karakteristik pribadi pekerja seperti suku, agama, gender atau usia. Meskipun ada peraturan atau undang-undang yang melindungi pekerja, diskriminasi tetap menjadi masalah dalam penilaian kinerja. Dari beberapa hambatan di atas, dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam penilaian kinerja dapat menyebabkan berbagai persoalan yang bisa membuat suatu kinerja menjadi terhambat. Akan tetapi bila penilaian dilakukan dengan baik sesuai dengan fungsinya tentu akan sangat menguntungkan organisasi, yaitu akan dapat meningkatkan kinerja. B. Produktivitas 1. Pengertian Produktivitas Produktivitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu product, yang kemudian berkembang menjadi kata productive yang berarti menghasilkan. Kata productive dalam Bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam memproduksi barang-barang. Menurut Hasibuan (1996:126), produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik, ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

11 Sedangkan Ervianto (2008:75) menjelaskan, produktivitas adalah faktor mendasar yang mempengaruhi performansi kemampuan bersaing dalam industri. Peningkatan tingkat produktivitas berelasi terhadap waktu yang dibutuhkan, khususnya berasal dari pengurangan biaya yang dikonsumsi oleh pekerja. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang dikeluarkan. Produktivitas dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari sumber tenaga kerja yang dipergunakan. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Dalam upaya meningkatkan produktivitas karyawan di suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Menurut Simanjuntak (2001:113), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah sebagai berikut: 1. Manusia, yang termasuk di dalamnya adalah kualitas, kuantitas, latar belakang pendidikan, sikap, minat, umur (kadang-kadang jenis kelamin) dari angkatan kerja. 2. Modal, yang termasuk di dalamnya adalah mesin, gedung, peralatan, teknologi, dan lain-lain. 3. Metode atau proses, yang termasuk di dalamnya adalah tata ruang tugas, penanganan mesin, perencanaan dan pengawasan, pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara alternatif. 4. Produksi, yang termasuk di dalamnya adalah kualitas, kuantitas, ruangan produksi, spesialisasi produksi.

12 5. Lingkungan internal, yang termasuk di dalamnya adalah perencanaan organisasi, sistem manajemen, kondisi kerja, iklim kerja, tujuan perusahaan, sistem insentif, kebijakan personalia, gaya kepemimpinan, ukuran perusahaan. 6. Lingkungan eksternal, yang termasuk di dalamnya adalah kondisi ekonomi dan perdagangan, struktur sosial dan politik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, kebijakan pemerintah. Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap faktor adalah saling mempengaruhi peningkatan produktivitas baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu adalah lingkungan internal. Baik itu gaya kepemimpinan, sistem insentif, kebijakan manajemen, kondisi kerja dan lain-lain. Dalam hal ini, semua yang termasuk ke dalam lingkungan internal sangat mempengaruhi produktivitas kerja. 3. Pengukuran Produktivitas Pengukuran atau penilaian produktivitas karyawan yaitu suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengukuran ini mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan, apakah baik, sedang, atau kurang. Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan pengukuran produktivitas kerja berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam bekerja. Menurut Simamora (2004:612), hal-hal yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja adalah sebagai berikut: 1. Kuantitas kerja, adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Kualitas kerja, adalah suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

13 3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil (output) serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Sikap kerja merupakan kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim. 5. Kewiraswastaan merupakan sikap yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran produktivitas kerja dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya adalah ketepatan waktu. Dalam hal ini, karyawan diharapkan mampu menyelesaikan suatu kegiatan/ aktivitas kerja pada waktu yang telah ditentukan. Serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Hambatan Dalam Produktivitas Jika hanya ada satu atau dua orang yang kurang produktif mungkin bisa dimaklumi. Tapi jika nyaris semuanya, tentu ada sesuatu yang tidak beres baik dari karyawan itu sendiri atau mungkin dari pemimpin organisasi Pakar karir Dr. Donald E. Wetmore mengatakan ada lima hambatan utama bagi produktivitas yaitu sebagai berikut: a. Seleksi awal yang kurang baik Seleksi merupakan tahap yang cukup menentukan untuk mendapatkan karyawan yang potensial. Maka perlu diberlakukan seleksi yang cukup ketat untuk mendapatkan kandidat yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Training yang kurang memadai Pelatihan adalah investasi untuk memperkuat sekaligus meningkatkan keterampilan dan sikap kerja karyawan. Perusahaan sering kali lupa dan terlena pada hasil yang diperoleh, padahal hasil besok yang diperoleh belum tentu sebagus kemarin. c. Beban kerja yang berlebihan Beban yang tinggi tidak menjamin karyawan sukses mencapainya. Beban kerja yang terlalu berat justru menyebabkan rendahnya produktivitas. Mungkin lebih produktif bila meminta karyawan untuk mengerjakan lebih sedikit tugas namun lebih menghasilkan. d. Ketidaksesuaian antara tujuan perusahaan dan tujuan pribadi

14 Seperti halnya tiap individu, perusahaanpun memiliki tujuan. Semakin sesuai tujuan perusahaan dan tujuan pribadi maka semakin mudah pula karyawan dalam mencapai tujuan itu. Sebaliknya, ketidaksesuaian tujuan perusahaan dan pribadi menyebabkan konflik batin yang cukup berat. Jangankan mencapai produktivitas, berangkat kerja saja rasanya berat. e. Kelelahan mental Banyak karyawan yang merasa lelah dengan rutinitas kerja sehari-hari. Belum lagi jika menghadapi rekan-rekan yang tidak kompak, bos yang arogan, atau gaji yang dirasa kurang. Hal ini seringkali menyebabkan karyawan mengalami kelelahan mental. Dari beberapa hambatan di atas, dapat disimpulkan bahwa hambatan yang akan terjadi mungkin dapat mengurangi tingkat produktivitas dari karyawan. Akan tetapi bila hambatan tersebut bisa diatasi maka tentu akan berpengaruh pada naiknya produktivitas dari masing-masing karyawan. C. Target Kerja 1. Pengertian Target Kerja Target mempunyai kesamaan dengan sasaran, yaitu penjabaran dari tujuan secara teratur, yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh suatu organisasi dalam jangka tahunan, semesteran, triwulanan, atau bulanan. Maksud dari tujuan secara teratur merupakan suatu rencana kerja yang dijalankan secara berkesinambungan sesuai dengan keinginan organisasi. Menurut Komarudin (1990:129), target kerja adalah hasil akhir yang ingin dicapai melalui proses manajemen atau pernyataan hasil yang harus diperoleh, perlu dirumuskan dengan pasti. Dalam hal ini, organisasi memegang peranan lebih dalam membuat pernyataan untuk setiap karyawan. Sedangkan Winardi (1992:126) mengatakan bahwa target kerja adalah sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan. Suatu program akan berjalan baik apabila dapat diukur, dinilai, dan direncanakan cara pencapaiannya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat

15 disimpulkan bahwa target kerja adalah bagian dari rencana yang sudah disusun secara terukur yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Rencana tersebut bisa dicapai sesuai dengan keinginan organisasi. 2. Ukuran-ukuran Target Kerja Hampir semua perencanaan organisasi berujung pada target kerja yang dihasilkan. Tanpa target kerja maka organisasi tidak akan tahu ke mana tujuan yang ingin diraih. Hal ini terjadi karena kebiasaan perusahaan yang menempatkan target sebagai fokus utama di perusahaan. Namun apapun itu target kerjanya tanpa diketahui ukuran-ukurannya maka tidak akan tercapai dengan mudah. Karena itulah ukuran mengenai target kerja perlu diketahui oleh organisasi, demi kesejahteraan bersama. berikut: Menurut Dharma (1991:36), ukuran-ukuran dari target kerja itu adalah sebagai a. Kuantitas kerja, merupakan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan. Pengukuran kuantitas melibatkan perhitungan keluaran dari proses pelaksanaan kegiatan dimana perbandingan kesesuaian antara jumlah yang diselesaikan dengan jumlah yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan banyaknya jumlah hasil kerja yang diselesaikan oleh karyawan. b. Kualitas kerja, adalah mutu yang dihasilkan berhubungan dengan baik tidaknya hasil pekerjaan. Pengukuran kualitas mencerminkan tingkat kepuasan yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan bentuk keluaran berupa keberhasilan yang dicapai menjadi tuntutan dalam suatu organisasi. c. Produktivitas kerja, adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. d. Ketepatan waktu, berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. e. Hasil kerja, adalah obyek berwujud atau tidak berwujud yang merupakan hasil pelaksanaan suatu tugas, sebagai bagian dari suatu kewajiban.

16 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap ukuran mengenai target kerja dapat dilakukan setiap waktu dan mempunyai tujuan yang jelas untuk perusahaan. Biasanya ukuran-ukuran ini dapat dilihat dalam jangka waktu tertentu. D. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan acuan atau perbandingan dalam penulisan penelitian, maka perlu menganalisa penelitian terdahulu yang terdapat kemiripan judul dengan penelitian yang ditulis. Hal tersebut akan memberikan gambaran kepada penulis tentang hasil penelitian yang dilakukan. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Zudia. 2010 2 Damayanti. 2011 Judul Penelitian Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard Terhadap Target Kerja PT. Bank Jateng Semarang Pengaruh motivasi kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan CV. Bening Natural Furniture di Semarang 3 Yanti. 2013 Analisis beban kerja guna mengevaluasi kinerja karyawan Variabel Penelitian Kinerja dengan perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran Motivasi kerja dan Produktivitas kerja Beban kerja, dan Kinerja Karyawan Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel penilaian kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap target kerja PT. Bank Jateng Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi kerja yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan CV. Bening Natural Furniture di Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja

17 (studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu) berpengaruh positif dan signifikan guna mengevaluasi kinerja karyawan E. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara variabel yang satu terhadap variabel yang lainnya. Keterkaitan hubungan antara kinerja dan produktivitas karyawan terhadap target kerja dapat diketahui dari penjelasan masingmasing tersebut. Menurut Timpe (1993:50), kinerja adalah kombinasi antara kemampuan, usaha, kesempatan yang diperoleh, dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan oleh karyawan. Dengan adanya kinerja yang tinggi, akan mendorong karyawan untuk mendapatkan bonus atau penghasilan lebih karena sudah mencapai target kerja yang diberikan perusahaan kepadanya. Produktivitas juga mempunyai peran penting dalam pencapaian target kerja. Menurut Simamora (2004:600), produktivitas merupakan suatu kegiatan/ usaha yang sangat penting dan erat hubungannya dalam usaha mencapai target kerja perusahaan. Pada dasarnya, karyawan tidak cukup hanya dikembangkan kinerjanya saja, tetapi harus dibarengi dengan peningkatan produktivitasnya. Hal ini bertujuan agar para karyawan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Perusahaan tentu akan mengapresiasi karyawannya yang sudah bekerja keras dalam mencapai target kerjanya. Dari beberapa uraian di atas, maka dapat dilihat gambaran kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

18 Kinerja (X 1 ) Target Kerja (Y) Produktivitas (X 2 ) Gambar II. 1 : Kerangka Konseptual F. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang diterapkan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kinerja karyawan secara parsial berpengaruh terhadap target kerja PT. Karya Jatan Persada Medan. 2. Produktivitas karyawan secara parsial berpengaruh terhadap target kerja PT. Karya Jatan Persada Medan. 3. Kinerja dan produktivitas karyawan secara simultan berpengaruh terhadap target kerja PT. Karya Jatan Persada Medan.