BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia, dibanding dahulu kala, perekonomian di Indonesia saat ini sudah sangat berubah, meskipun sudah banyak ahli yang dapat memprediksikan keadaan perekonomian di masa depan, namun hal tersebut hanyalah sebuah prediksi yang tidak dapat dipastikan kebenarannya. Khususnya pada industri roti sendiri, setiap produsen roti dituntut untuk dapat memperhitungkan segalanya dengan sangat tepat serta teliti. Dikarenakan sifat produk roti itu sendiri yang merupakan suatu jenis makanan yang tidak tahan lama, sehingga apabila ada kesalahan perhitungan produksi, keadaan pasar serta distribusi, maka akan menyisakan produk roti yang sudah basi dan tidak dapat dijual kembali, sehingga tentunya akan menyebabkan kerugian bagi produsen roti tersebut. Untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat diprediksi tersebut, maka setiap perusahaan hendaknya harus menyusun strategi yang terperinci serta terencana dengan matang sehingga ketika sebuah perusahaan menghadapi hambatan atau permasalahan yang berasal dari internal maupun eksternal, maka perusahaan dapat melakukan strategi yang baik untuk menghadapi serta bertahan melewati hambatan tersebut. 1
2 Permasalahannya adalah sering kali strategi yang telah dirancang tersebut ternyata tidak sesuai serta tidak dijalankan dengan baik oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pun membuktikan bahwa, di Amerika sendiri hanya 10% dari seluruh perusahaan di Amerika yang dapat menjalankan strategi yang dirancangnya dengan baik dan benar. Hal tersebut sangat fatal dikarenakan strategi dalam sebuah perusahaan sangatlah penting. Dengan strategi yang baik, sebuah perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam visi dan misi, dapat meningkatkan kinerja perusahaan, serta dapat bertahan didalam persaingan. Maka dari itu, apabila sebuah strategi tidak dapat dijalankan dengan baik, perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran atau bahkan akan mengalami kebangkrutan. Sebuah perusahaan seringkali menyusun strategi hanya berdasarkan analisis terhadap laporan keuangan yang dibuat secara rutin setiap tahunnya. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan, dikarenakan strategi yang dibuat haruslah berdasarkan semua aspek yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, tidak hanya dari aspek finansial, namun juga harus berdasarkan aspek non finansial. Itulah yang dialami oleh PT Mandiri Berlima dengan produknya Mandiri Bakery. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menunjukan hasil sebagai berikut:
3 Tabel 1.1 Data keuangan PT Mandiri Berlima Ukuran Tahun 2010 2011 Aktiva Lancar 397.170.189 618.680.884 Hutang Lancar 16.503.559 23.088.147 Laba Bersih 51.660.701 124.131.418 Penjualan 411.647.500 498.621.000 Beban Usaha 18.736.382 21.681.032 Total Aktiva 633.887.727 966.666.883 Sumber: Data keuangan PT Mandiri Berlima 2010 dan 2011 Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat PT Mandiri Belima mengalami peningkatan laba pada tahun 2011 apabila dibandingkan dengan tahun 2010, namun peningkatan laba yang dialami oleh PT Mandiri Berlima tersebut belum sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Selain itu data yang didapat hanyalah perbandingan pencapaian dari satu tahun dengan tahun sebelumnya untuk aspek keuangan. Sehingga berdasarkan data tersebut hanya dapat dipergunakan untuk merumuskan strategi jangka pendek. Sedangkan dalam perumusan strategi jangka panjang perusahaan, haruslah berdasarkan pengukuran kinerja dari berbagai perspektif lainnya yang ada dalam perusahaan tersebut seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan juga perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
4 Seperti pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT Mandiri Berlima memiliki sumber daya manusia yang sebagian besar merupakan pekerjapekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga menyulitkan perusahaan dalam memberikan tanggung jawab serta kewajiban. Berdasarkan data yang dimiliki perusahaan, sumber daya manusia yang bekerja di PT Mandiri Berlima didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP disusul SMA dan yang paling sedikit, adalah dengan tingkat pendidikan SD. Seperti yang ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 1.2 Data pendidikan terakhir karyawan Pendidikan Terakhir Persentase SD 11,4% SMP 71,4% SMA 17,2% Sumber: Data karyawan PT Mandiri Berlima Perspektif non finansial tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dapat menyulitkan PT Mandiri Berlima dalam merancang peta strategi, dikarenakan strategi yang disusun sebelumnya hanyalah berdasarkan pengukuran kinerja dari aspek finansial. Sehingga dalam perancangan peta strategi diperlukan suatu metode yang menggambarkan keadaan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam PT Mandiri Berlima. Didasari permasalahan tersebut Kaplan dan Norton mengemukakan teori mengenai metode Balanced Scorecard pertama kali pada tahun 1992, dimana teori
5 tersebut berguna untuk mengkomunikasikan visi perusahaan menjadi sebuah strategi serta memonitor strategi tersebut agar tetap berjalan sesuai tujuan dari perusahaan tersebut. Maka dengan metode tersebut dapat membantu perusahaan dalam mengukur dan mengetahui sejauh mana pencapaian dari strategi yang telah dirancang di peta strategi PT Mandiri Berlima, yang bergerak dibidang produksi roti. Diharapkan dengan perancangan peta strategi dengan mempergunakan metode Balanced Scorecard tersebut akan berguna bagi PT Mandiri Berlima dalam mengukur kinerja perusahaan dari segala aspek sehingga dapat merumuskan strategi jangka panjang perusahaan dan dapat bertahan atau bahkan dapat unggul dalam persaingan di industri produksi roti yang kian sengit. Maka pada kesempatan ini, penelitian yang dilakukan pada perusahaan roti dengan menganalisa perancangan peta strategi dengan mempergunakan metode Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek di PT Mandiri Berlima dengan judul PERANCANGAN PETA STRATEGI UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS: PT MANDIRI BERLIMA)
6 1.2 Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ingin dipecahkan adalah: Bagaimana perancangan peta strategi yang sesuai dengan kondisi PT Mandiri Berlima? Bagaimana perkiraan kinerja perusahaan berdasarkan hasil pengukuran balanced scorecard yang sesuai dengan peta strategi yang telah dirancang? 1.3 Tujuan Penelitian Seperti yang tertera dalam identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk merancang peta strategi yang sesuai dengan kondisi PT Mandiri Berlima. Untuk menganalisis perkiraan kinerja perusahaan berdasarkan hasil pengukuran balanced scorecard yang sesuai dengan peta strategi yang telah dirancang.
7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya: a. Bagi PT Mandiri Berlima Penelitian ini akan menjadi masukan yang berguna untuk perusahaan agar dapat mengetahui langkah-langkah yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya. b. Bagi Pihak lain Referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang. c. Bagi Peneliti Memperluas wawasan peneliti mengenai pengukuran pencapaian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.