TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Tujuan Penelitian. Menghitung berapa kemauan membayar masyarakat. (Ability to pay) terhadap tarif jasa angkutan umum pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

STUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP ABSTRAK

EVALUASI TARIF BUS DAMRI EKONOMI DENGAN ANALISA ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY DI KOTA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

EVALUASI TARIF ANGKUTAN PEDESAAN DI KABUPATEN KLUNGKUNG TUGAS AKHIR

STUDI TARIF ANGKUTAN BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD ANTAPANI BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR, KEINGINAN MEMBAYAR DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

EVALUASI KINERJA DAN TARIF BUS TRAYEK YOGYAKARTA-SURABAYA BERDASARKAN BOK, ATP DAN WTP

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DI KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Kemampuan-Kemauan Membayar Konsumen Jasa Angkutan Umum Bus Damri-Ekonomi di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. umum. Angkutan umum adalah layanan jasa angkutan yang memiliki trayek,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2015 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

KAJIAN TARIF ANGKUTAN ANTAR JEMPUT SEKOLAH DI YOGYAKARTA: STUDI KASUS TK/SD BUDI MULIA II, TK/SD SYUHADA, SD UNGARAN, DAN SD SERAYU

KELAYAKAN TARIF BATIK SOLO TRANS (BST) DITINJAU DARI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai karakteristik

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

ANALISIS LEGALITAS DAN KELAYAKAN FINANSIAL OPERASIONAL ANGKUTAN OJEK DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Medan, disamping sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara, telah

STUDI PENENTUAN TARIF TOL RENCANA RUAS JALAN MANADO-BITUNG

KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

KAJIAN ABILITY TO PAY, WILLINGNESS TO PAY DAN WILLINGNESS TO USE, CALON PENUMPANG KERETA API COMMUTER MALANG RAYA

ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR TARIF ANGKUTAN UMUM MINI BUS (SUPERBEN) DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PEDESAAN (Studi Kasus Minibus PO. Garuda Tiga jurusan Baturetno - Wonogiri) Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

1. Pendahuluan. Aviasti, 2 Asep Nana Rukmana, dan 3 Djamaludin

PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

Kata Kunci: Angkutan Sekolah, Kinerja, Biaya Oprasional Kendaraan.

KAJIAN TARIF KERETA API PENATARAN JURUSAN BLITAR-SURABAYA

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang ada, maka dapat

Tarif dan Subsidi Angkutan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM DARI BANDARA INTERNATIONAL LOMBOK KE KOTA MATARAM

EVALUASI PENERAPAN TARIF ANGKUTAN UMUM KERETA API (STUDI KASUS KERETA API MADIUN JAYA EKSPRES)

Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN. itu berdasarkan beberapa indikasi, seperti jumlah kelahiran penduduk dan

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

BAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2014 SERI BUPATI CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

ANALISA KELAYAKAN TARIF KAPAL FERRY RO-RO KMP AWUAWU LINTASAN BARRU-BATULICIN

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

Analisis Potensi Demand pada Sekolah serta Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) pada Batik Solo Trans (BST) Koridor Empat di Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBAYAR TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Pengguna Jasa Angkutan Kota pada Empat Kecamatan di Kota Semarang) 1

Transkripsi:

TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT Andarias Tangke, Hera Widyastuti dan Cahya Buana Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP, ITS. email : vokalispangjava@yahoo.com ABSTRAK Kota Sorong merupakan kota minyak, industri, pariwisata serta merupakan pintu gerbang jalur transportasi di pulau Papua. Ruas jalan Sorong Teminabuan merupakan satu-satunya ruas jalan yang menghubungkan Kota Sorong dengan Kota Sorong Selatan. Salah satu sarana transportasi yang tersedia untuk menghubungkan rute tersebut adalah angkutan umum. Angkutan umum pada kota Sorong Teminabuan terdiri dari Ford dan L 200. Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi menyangkut pelayanan angkutan pada ruas tersebut adalah belum dipatuhinya ketentuan tarif yang ditetapkan pemerintah oleh pengemudi. Tarif yang dikenakan kepada pengguna angkutan umum lebih tinggi dari yang telah ditetapkan. Pemakai jasa angkutan umum merasa keberatan atas tarif yang dibebankan yang dirasakan terlalu tinggi. Sedangkan pengusaha jasa transportasi merasa bahwa tarif yang dikeluarkan pemerintah terlalu rendah. Tarif yang ditetapkan oleh pemerintah dianggap belum mampu untuk menutupi biaya operasional dan memberikan keuntungan yang layak. Dalam penelitian ini, dilakukan kajian terhadap tarif angkutan umum yang beroperasi. Kajian ini dilakukan untuk menentukan tarif angkutan umum yang tidak merugikan pengelola angkutan maupun pengguna jasa angkutan umum. Analisa yang digunakan antara lain analisa biaya operasional kendaraan (BOK) dan analisa perbandingan tarif angkutan umum yang berlaku terhadap pendekatan biaya operasi kendaraan, tarif resmi oleh pemerintah, kemampuan membayar masyarakat (Ability to pay) serta kemauan membayar masyarakat (Willingness to pay). Dari hasil penelitan ini didapatkan bahwa tarif berdasarkan biaya pokok produksi (Tarif BPP) yang diperoleh untuk kendaraan ford sebesar Rp. 2.071/km dan kendaraan L 200 sebesar Rp. 2.203/km. Tarif ini lebih besar dibandingkan tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp. 954/km dan lebih kecil dari tarif nyata sebesar Rp. 2.456/km. Selain itu dalam penelitian ini juga dapat diketahui tarif berdasarkan ATP sebesar Rp. 3.364/km dan tarif berdasarkan WTP sebesar Rp. 809/km. Kata kunci : Ford, L 200, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability to pay (ATP), Willingness to pay (WTP). PENDAHULUAN Transportasi memegang peranan yang cukup penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia, dimana transportasi mempunyai arti sebagai suatu moda pergerakan orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan suatu maksud. Salah satu sarana transportasi yang menghubungkan ruas jalan Sorong Teminabuan adalah angkutan umum yaitu ford dan L 200. Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi menyangkut pelayanan angkutan pada ruas tersebut adalah belum dipatuhinya ketentuan tarif yang ditetapkan pemerintah oleh pengemudi.

Pemerintah menetapkan tarif sebesar Rp. 150.000,- sedangkan para pengemudi menetapkan tarif tersendiri sebesar Rp. 300.000,-. Mereka menganggap bahwa tarif yang ditetapkan pemerintah sangat rendah dibanding biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha angkutan umum dan dianggap belum mampu untuk menutupi biaya operasional dan memberikan keuntungan yang layak. Pada sisi lain pemakai jasa angkutan umum merasa keberatan atas tarif yang dibebankan yang dirasakan terlalu tinggi, kurang terjangkau dari kemampuan daya belinya. Adanya perubahan harga yang fluktuatif terhadap bahan bakar solar yang digunakan kendaraan angkutan umum juga perlu dipertimbangkan. Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu kajian terhadap tarif angkutan umum yang beroperasi. Kajian ini dilakukan untuk mengantisipasi penentuan tarif angkutan umum yang tidak merugikan pengelola angkutan maupun pengguna jasa angkutan umum. Dari hasil studi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk menentukan tarif angkutan umum di kota Sorong yang optimal yang mampu melayani kebutuhan masyarakat serta pengguna angkutan umum. METODOLOGI Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan antara lain : a. Analisa sampel : analisa ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil memenuhi syarat atau tidak secara statistik. b. Analisa karakteristik responden : analisa ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengolah data. Karakteristik ini didapatkan dari pilihan-pilihan yang ada pada kuisioner yang diisi oleh responden, antara lain : jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, panjang perjalanan dan pengeluaran rata-rata untuk transportasi. c. Analisa biaya operasional kendaraan : analisa ini dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan oleh pengusaha atau pemilik kendaraan angkutan umum. Setelah biaya operasional kendaraan diketahui, maka tarif berdasarkan BOK dapat diperoleh dari total biaya operasional kendaraan per tahun dibagi total produksi pelayanan per tahun. d. Analisa ATP : analisa ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kemampuan responden untuk membayar tarif yang sesuai untuk rute Sorong Teminabuan. Setelah tarif ATP diketahui, maka dapat dijadikan pembanding dalam menentukan tarif yang sesuai untuk rute Sorong Teminabuan. e. Analisa WTP dan pengeluaran nyata : analisa ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kemauan responden untuk membayat tarif yang sesuai untuk rute Sorong Teminabuan serta untuk mengetahui besarnya biaya atau tarif yang dibayar melewati rute tersebut. HASIL DAN DISKUSI a. Sampel Sampel yang digunakan adalah 50 data. Tingkat ketelitian yang diinginkan adalah 95%. Dari data diperoleh deviasi standart, S 2 = 343.775.510.204,08. Se (X) = 92.128,8. 2 S n' 2... (1) { S. e( x)} Dengan menggunakan Persamaan 1 di atas, maka : n' = 343.775.510.204,08 / (92.128,8) 2 = 41 buah. B-4-2

Karena sampel yang digunakan adalah 50 data, jadi sampel yang digunakan sudah mencukupi dan tidak perlu diadakan penambahan data. b. Karakteristik Responden - Berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase 1 Laki-laki 41 82% 2 Perempuan 9 18% Jumlah 50 100% - Berdasarkan jenis pekerjaan, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Responden Persentase 1 Wiraswasta 13 26,00% 2 Karyawan 18 36,00% 3 PNS 7 14,00% 4 Ibu RT 4 8,00% 5 TNI/Polri 5 10,00% 6 Lain-lain 3 6,00% Jumlah 50 100.00% - Berdasarkan jenis pendapatan, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan No Pendapatan Jumlah Responden Persentase 1 < Rp. 2.000.000 2 4,00% 2 Rp. 2.000.000 Rp. 2.500.000 6 12,00% 3 Rp. 2.501.000 Rp. 3.000.000 29 58,00% 4 Rp. 3.001.000 Rp. 3.500.000 6 12,00% 5 Rp. 3.501.000 Rp. 4.000.000 4 8,00% 6 > Rp. 4.001.000 3 6,00% Jumlah 50 100.00% - Berdasarkan alokasi pengeluaran rata-rata untuk transportasi, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alokasi Pengeluaran Rata-rata Untuk Transportasi No Alokasi Pengeluaran Jumlah Responden Persentase 1 Rp. 300.000 - Rp. 364.286 24 48,00% 2 Rp. 364.286,01 - Rp. 428.571 4 8,00% 3 Rp. 428.571,01 - Rp. 492.857 4 8,00% 4 Rp. 492.857,01 - Rp. 557.143 6 12,00% 5 Rp. 557.143,01 - Rp. 621.429 9 18,00% 6 Rp. 621.429,01 - Rp. 685.714 0 0,00% 7 Rp. 685.714,01 - Rp. 750.000 3 6,00% Jumlah 50 100% c. Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional kendaraan dihitung dengan menggunakan Persamaan 2 berikut. BOK = BT + BV + BO + BTT + K... (2) Dimana : BT = Biaya tetap BV = Biaya variabel BO = Biaya overhead B-4-3

BTT = Biaya tak terduga K = Keuntungan Biaya operasional untuk jenis kendaraan Ford dan L 200 dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut. No Biaya Tetap Tabel 5 Biaya Operasional Kendaraan Ford Per Tahun Biaya Variabel Biaya Over Head Biaya Tak Terduga Keuntungan (10% x HK) BOK 1 172.710.000 30.591.200 20.330.120 10.165.060 3.400.000 237.196.380 2 171.710.000 29.151.200 20.086.120 10.043.060 3.400.000 234.390.380 3 172.710.000 29.361.200 20.207.120 10.103.560 3.400.000 235.781.880 4 173.210.000 29.361.200 20.257.120 10.128.560 3.400.000 236.356.880 5 172.710.000 29.631.200 20.234.120 10.117.060 3.400.000 236.092.380 6 171.210.000 29.841.200 20.105.120 10.052.560 3.400.000 234.608.880 7 171.710.000 29.361.200 20.107.120 10.053.560 3.400.000 234.631.880 8 172.210.000 29.361.200 20.157.120 10.078.560 3.400.000 235.206.880 9 172.210.000 28.881.200 20.109.120 10.054.560 3.400.000 234.654.880 10 170.960.000 28.881.200 19.984.120 9.992.060 3.400.000 233.217.380 11 170.710.000 28.881.200 19.959.120 9.979.560 3.400.000 232.929.880 12 171.210.000 28.881.200 20.009.120 10.004.560 3.400.000 233.504.880 13 171.210.000 28.881.200 20.009.120 10.004.560 3.400.000 233.504.880 14 173.710.000 28.881.200 20.259.120 10.129.560 3.400.000 236.379.880 15 172.210.000 29.361.200 20.157.120 10.078.560 3.400.000 235.206.880 16 171.710.000 28.881.200 20.059.120 10.029.560 3.400.000 234.079.880 17 170.710.000 28.881.200 19.959.120 9.979.560 3.400.000 232.929.880 18 172.710.000 29.631.200 20.234.120 10.117.060 3.400.000 236.092.380 19 173.210.000 29.361.200 20.257.120 10.128.560 3.400.000 236.356.880 20 174.710.000 29.361.200 20.407.120 10.203.560 3.400.000 238.081.880 21 172.210.000 28.881.200 20.109.120 10.054.560 3.400.000 234.654.880 22 171.710.000 28.881.200 20.059.120 10.029.560 3.400.000 234.079.880 23 172.210.000 28.881.200 20.109.120 10.054.560 3.400.000 234.654.880 24 173.710.000 29.361.200 20.307.120 10.153.560 3.400.000 236.931.880 25 173.710.000 29.361.200 20.307.120 10.153.560 3.400.000 236.931.880 26 172.710.000 28.881.200 20.159.120 10.079.560 3.400.000 235.229.880 27 174.710.000 28.881.200 20.359.120 10.179.560 3.400.000 237.529.880 28 173.710.000 28.881.200 20.259.120 10.129.560 3.400.000 236.379.880 29 173.710.000 30.321.200 20.403.120 10.201.560 3.400.000 238.035.880 30 172.210.000 30.321.200 20.253.120 10.126.560 3.400.000 236.310.880 31 173.210.000 30.591.200 20.380.120 10.190.060 3.400.000 237.771.380 32 171.710.000 30.321.200 20.203.120 10.101.560 3.400.000 235.735.880 33 173.210.000 29.901.200 20.311.120 10.155.560 3.400.000 236.977.880 34 172.710.000 28.881.200 20.159.120 10.079.560 3.400.000 235.229.880 35 172.710.000 29.169.200 20.187.920 10.093.960 3.400.000 235.561.080 36 171.460.000 29.901.200 20.136.120 10.068.060 3.400.000 234.965.380 37 172.210.000 29.841.200 20.205.120 10.102.560 3.400.000 235.758.880 38 173.210.000 30.591.200 20.380.120 10.190.060 3.400.000 237.771.380 39 172.710.000 29.665.200 20.237.520 10.118.760 3.400.000 236.131.480 40 173.210.000 28.915.200 20.212.520 10.106.260 3.400.000 235.843.980 41 172.710.000 29.107.200 20.181.720 10.090.860 3.400.000 235.489.780 42 170.210.000 29.455.200 19.966.520 9.983.260 3.400.000 233.014.980 43 174.210.000 29.725.200 20.393.520 10.196.760 3.400.000 237.925.480 44 172.210.000 30.625.200 20.283.520 10.141.760 3.400.000 236.660.480 45 172.210.000 30.355.200 20.256.520 10.128.260 3.400.000 236.349.980 46 172.210.000 30.625.200 20.283.520 10.141.760 3.400.000 236.660.480 47 172.210.000 29.203.200 20.141.320 10.070.660 3.400.000 235.025.180 48 172.210.000 29.935.200 20.214.520 10.107.260 3.400.000 235.866.980 49 171.210.000 28.915.200 20.012.520 10.006.260 3.400.000 233.543.980 50 170.210.000 28.915.200 19.912.520 9.956.260 3.400.000 232.393.980 Rata-rata 235.532.468 B-4-4

No Tabel 6 Biaya Operasional Kendaraan L 200 Per Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Over Head Biaya Tak Terduga Keuntungan (10% x HK) BOK 1 182.647.500 29.151.200 21.179.870 10.589.935 3.750.000 247.318.505 2 185.647.500 28.881.200 21.452.870 10.726.435 3.750.000 250.458.005 3 185.647.500 28.881.200 21.452.870 10.726.435 3.750.000 250.458.005 4 187.647.500 28.881.200 21.652.870 10.826.435 3.750.000 252.758.005 5 187.647.500 30.321.200 21.796.870 10.898.435 3.750.000 254.414.005 6 186.647.500 28.881.200 21.552.870 10.776.435 3.750.000 251.608.005 7 186.647.500 28.881.200 21.552.870 10.776.435 3.750.000 251.608.005 8 185.647.500 28.881.200 21.452.870 10.726.435 3.750.000 250.458.005 9 186.647.500 29.169.200 21.581.670 10.790.835 3.750.000 251.939.205 10 187.147.500 29.169.200 21.631.670 10.815.835 3.750.000 252.514.205 11 185.647.500 28.881.200 21.452.870 10.726.435 3.750.000 250.458.005 12 187.147.500 29.151.200 21.629.870 10.814.935 3.750.000 252.493.505 13 185.647.500 28.881.200 21.452.870 10.726.435 3.750.000 250.458.005 14 188.647.500 28.881.200 21.752.870 10.876.435 3.750.000 253.908.005 15 188.647.500 30.111.200 21.875.870 10.937.935 3.750.000 255.322.505 16 188.647.500 28.881.200 21.752.870 10.876.435 3.750.000 253.908.005 17 185.647.500 28.881.200 21.452.870 10.726.435 3.750.000 250.458.005 18 186.147.500 29.421.200 21.556.870 10.778.435 3.750.000 251.654.005 19 188.147.500 28.881.200 21.702.870 10.851.435 3.750.000 253.333.005 20 187.147.500 29.841.200 21.698.870 10.849.435 3.750.000 253.287.005 21 188.147.500 29.841.200 21.798.870 10.899.435 3.750.000 254.437.005 22 181.647.500 28.881.200 21.052.870 10.526.435 3.750.000 245.858.005 23 182.647.500 28.881.200 21.152.870 10.576.435 3.750.000 247.008.005 24 183.647.500 29.361.200 21.300.870 10.650.435 3.750.000 248.710.005 25 183.647.500 29.361.200 21.300.870 10.650.435 3.750.000 248.710.005 26 182.647.500 28.881.200 21.152.870 10.576.435 3.750.000 247.008.005 27 185.647.500 30.861.200 21.650.870 10.825.435 3.750.000 252.735.005 28 183.647.500 30.591.200 21.423.870 10.711.935 3.750.000 250.124.505 29 184.647.500 28.881.200 21.352.870 10.676.435 3.750.000 249.308.005 30 182.647.500 29.421.200 21.206.870 10.603.435 3.750.000 247.629.005 31 181.647.500 29.151.200 21.079.870 10.539.935 3.750.000 246.168.505 32 180.647.500 29.361.200 21.000.870 10.500.435 3.750.000 245.260.005 33 183.647.500 30.381.200 21.402.870 10.701.435 3.750.000 249.883.005 34 184.647.500 30.381.200 21.502.870 10.751.435 3.750.000 251.033.005 35 184.647.500 29.151.200 21.379.870 10.689.935 3.750.000 249.618.505 36 180.647.500 29.151.200 20.979.870 10.489.935 3.750.000 245.018.505 37 183.647.500 29.421.200 21.306.870 10.653.435 3.750.000 248.779.005 38 184.647.500 29.151.200 21.379.870 10.689.935 3.750.000 249.618.505 39 182.647.500 29.841.200 21.248.870 10.624.435 3.750.000 248.112.005 40 185.647.500 30.111.200 21.575.870 10.787.935 3.750.000 251.872.505 41 186.147.500 29.151.200 21.529.870 10.764.935 3.750.000 251.343.505 42 184.647.500 28.881.200 21.352.870 10.676.435 3.750.000 249.308.005 43 183.647.500 28.881.200 21.252.870 10.626.435 3.750.000 248.158.005 44 185.647.500 29.841.200 21.548.870 10.774.435 3.750.000 251.562.005 45 186.147.500 29.841.200 21.598.870 10.799.435 3.750.000 252.137.005 46 185.647.500 29.361.200 21.500.870 10.750.435 3.750.000 251.010.005 47 186.147.500 29.361.200 21.550.870 10.775.435 3.750.000 251.585.005 48 185.647.500 30.861.200 21.650.870 10.825.435 3.750.000 252.735.005 49 184.647.500 30.591.200 21.523.870 10.761.935 3.750.000 251.274.505 50 187.147.500 29.901.200 21.704.870 10.852.435 3.750.000 253.356.005 Rata-rata 250.563.483 Dari biaya operasional kendaraan trsebut didapatkan tarif berdasarkan biaya pokok produksi atau tarif BOK yang dihitung dengan menggunakan Persamaan 3 berikut. Biaya pokok produksi = Total biaya operasi kendaraan per tahun... (3) Total produksi pelayanan per tahun B-4-5

Dari Persamaan 3 di atas, didapatkan tarif berdasarkan BOK untuk kendaraan Ford sebesar Rp. 2.071/km sedangkan untuk kendaraan L 200 sebesar Rp. 2.203/km. Tarif yang diambil untuk perhitungan income dan analisa finansial adalah tarif yang paling kecil. d. Analisa ATP, WTP, dan pengeluaran nyata Perhitungan ATP dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. No Pendapatan Responden (Irs) Tabel 7 Perhitungan ATP Responden Persentase Pendapatan untuk Transportasi (Pp) Persentase untuk angkutan sejenis (Pt) Total Panjang Perjalanan (Trs) ATP (Rp /Km) 1 2 3 4 5 6 = (2 x 3 x 4)/5 1 Rp. 2.000.000 15,00% 30 Rp 10.000 2 Rp. 2.000.000 15,00% 30 Rp 10.000 3 Rp. 3.000.000 15,00% 200 Rp 2.250 4 Rp. 3.000.000 13,33% 200 Rp 2.000 5 Rp. 3.000.000 20,00% 150 Rp 4.000 6 Rp. 2.500.000 20,00% 150 Rp 3.333 7 Rp. 3.500.000 17,14% 70 Rp 8.571 8 Rp. 3.000.000 10,00% 75 Rp 4.000 9 Rp. 3.000.000 10,00% 250 Rp 1.200 10 Rp. 3.500.000 11,43% 237 Rp 1.688 11 Rp. 2.500.000 12,00% 250 Rp 1.200 12 Rp. 4.500.000 13,33% 100 Rp 6.000 13 Rp. 4.500.000 16,67% 115 Rp 6.522 14 Rp. 4.000.000 12,50% 130 Rp 3.846 15 Rp. 3.500.000 8,57% 150 Rp 2.000 16 Rp. 2.500.000 12,00% 120 Rp 2.500 17 Rp. 3.000.000 10,00% 200 Rp 1.500 18 Rp. 2.000.000 15,00% 50 Rp 6.000 19 Rp. 2.000.000 15,00% 50 Rp 6.000 20 Rp. 3.500.000 8,57% 175 Rp 1.714 21 Rp. 2.500.000 12,00% 200 Rp 1.500 22 Rp. 3.000.000 11,67% 200 Rp 1.750 23 Rp. 3.500.000 12,86% 177 Rp 2.542 24 Rp. 3.500.000 12,86% 177 Rp 2.542 25 Rp. 4.000.000 15,00% 100% 237 Rp 2.532 26 Rp. 3.000.000 20,00% 200 Rp 3.000 27 Rp. 4.500.000 6,67% 237 Rp 1.266 28 Rp. 3.500.000 10,00% 237 Rp 1.477 29 Rp. 3.500.000 10,00% 150 Rp 2.333 30 Rp. 3.000.000 10,00% 200 Rp 1.500 31 Rp. 3.500.000 11,43% 115 Rp 3.478 32 Rp. 3.000.000 10,00% 135 Rp 2.222 33 Rp. 2.500.000 12,00% 130 Rp 2.308 34 Rp. 3.000.000 10,00% 120 Rp 2.500 35 Rp. 3.500.000 21,43% 110 Rp 6.818 36 Rp. 3.500.000 21,43% 100 Rp 7.500 37 Rp. 3.000.000 16,67% 125 Rp 4.000 38 Rp. 3.000.000 10,00% 166 Rp 1.807 39 Rp. 3.000.000 20,00% 200 Rp 3.000 40 Rp. 3.000.000 20,00% 200 Rp 3.000 41 Rp. 3.000.000 20,00% 210 Rp 2.857 42 Rp. 3.000.000 10,00% 135 Rp 2.222 43 Rp. 3.000.000 15,00% 166 Rp 2.711 44 Rp. 3.000.000 10,00% 200 Rp 1.500 45 Rp. 2.500.000 14,00% 100 Rp 3.500 46 Rp. 3.000.000 16,67% 200 Rp 2.500 47 Rp. 3.000.000 20,00% 200 Rp 3.000 48 Rp. 3.000.000 16,67% 150 Rp 3.333 49 Rp. 2.500.000 16,00% 150 Rp 2.667 50 Rp. 3.000.000 16,67% 200 Rp 2.500 Rata - rata 157,18 Rp 3.364 B-4-6

Perhitungan WTP dan pengeluaran nyata responden dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. No Tabel 8 Perhitungan WTP dan Pengeluaran Nyata Responden Tarif Yang Dibayar Tarif Yang Dianggap Sesuai Dengan Jarak Tempuh Total Panjang Perjalanan WTP (Rp /Km) Pengeluaran Nyata Yang Dibayar (Rp/Km) 1 2 3 4 5 = 3/4 6 = 2/4 1 Rp 300.000 Rp 50.000 30 Rp. 1.667 Rp 10.000 2 Rp 300.000 Rp 50.000 30 Rp 1.667 Rp 10.000 3 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 4 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 5 Rp 300.000 Rp 100.000 150 Rp 667 Rp 2.000 6 Rp 300.000 Rp 100.000 150 Rp 667 Rp 2.000 7 Rp 300.000 Rp 100.000 70 Rp 1.429 Rp 4.286 8 Rp 300.000 Rp 100.000 75 Rp 1.333 Rp 4.000 9 Rp 300.000 Rp 150.000 250 Rp 600 Rp 1.200 10 Rp 300.000 Rp 150.000 237 Rp 633 Rp 1.266 11 Rp 300.000 Rp 150.000 250 Rp 600 Rp 1.200 12 Rp 300.000 Rp 120.000 100 Rp 1.200 Rp 3.000 13 Rp 300.000 Rp 120.000 115 Rp 1.043 Rp 2.609 14 Rp 300.000 Rp 110.000 130 Rp 846 Rp 2.308 15 Rp 300.000 Rp 125.000 150 Rp 833 Rp 2.000 16 Rp 300.000 Rp 110.000 120 Rp 917 Rp 2.500 17 Rp 300.000 Rp 125.000 200 Rp 625 Rp 1.500 18 Rp 300.000 Rp 60.000 50 Rp 1.200 Rp 6.000 19 Rp 300.000 Rp 50.000 50 Rp 1.000 Rp 6.000 20 Rp 300.000 Rp 120.000 175 Rp 686 Rp 1.714 21 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 22 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 23 Rp 300.000 Rp 120.000 177 Rp 678 Rp 1.695 24 Rp 300.000 Rp 120.000 177 Rp 678 Rp 1.695 25 Rp 300.000 Rp 150.000 237 Rp 633 Rp 1.266 26 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 27 Rp 300.000 Rp 150.000 237 Rp 633 Rp 1.266 28 Rp 300.000 Rp 150.000 237 Rp 633 Rp 1.266 29 Rp 300.000 Rp 100.000 150 Rp 667 Rp 2.000 30 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 31 Rp 300.000 Rp 110.000 115 Rp 957 Rp 2.609 32 Rp 300.000 Rp 100.000 135 Rp 741 Rp 2.222 33 Rp 300.000 Rp 100.000 130 Rp 769 Rp 2.308 34 Rp 300.000 Rp 90.000 120 Rp 750 Rp 2.500 35 Rp 300.000 Rp 100.000 110 Rp 909 Rp 2.727 36 Rp 300.000 Rp 100.000 100 Rp 1.000 Rp 3.000 37 Rp 300.000 Rp 100.000 125 Rp 800 Rp 2.400 38 Rp 300.000 Rp 150.000 166 Rp 904 Rp 1.807 39 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 40 Rp 300.000 Rp 130.000 200 Rp 650 Rp 1.500 41 Rp 300.000 Rp 150.000 210 Rp 714 Rp 1.429 42 Rp 300.000 Rp 150.000 135 Rp 1.111 Rp 2.222 43 Rp 300.000 Rp 110.000 166 Rp 663 Rp 1.807 44 Rp 300.000 Rp 125.000 200 Rp 625 Rp 1.500 45 Rp 300.000 Rp 90.000 100 Rp 900 Rp 3.000 46 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 47 Rp 300.000 Rp 120.000 200 Rp 600 Rp 1.500 48 Rp 300.000 Rp 100.000 150 Rp 667 Rp 2.000 49 Rp 300.000 Rp 90.000 150 Rp 600 Rp 2.000 50 Rp 300.000 Rp 150.000 200 Rp 750 Rp 1.500 Rata-rata 157,18 Rp 809 Rp 2.456 B-4-7

KESIMPULAN Dari hasil analisa dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) yang dikeluarkan oleh pengelola angkutan umum kondisi saat ini untuk kendaraan jenis Ford adalah Rp. 235.532.468,- per tahun, sedangkan untuk kendaraan L 200 sebesar Rp. 250.563.483,- per tahun. b. Dari hasil penelitian ini, tarif nyata yang berlaku saat ini sebesar Rp. 2.456 per km sedangkan ditinjau dari pendekatan biaya operasional kendaraan tarif yang sesuai adalah Rp. 2.071 per km. Hal ini berbeda jika tarif yang diberlakukan adalah tarif resmi atau tarif pemerintah, besar tarifnya yaitu Rp. 954 per km. Jika tarif ini diberlakukan maka penyedia jasa akan mengalami kerugian karena income yang dihasilkan tidak dapat menutupi besarnya biaya operasional kendaraan yang cukup besar. Oleh karena itu, perlu ada penyesuaian tarif berdasarkan biaya pokok produksi, agar penyedia jasa angkutan tidak mengalami kerugian. Selain itu tarif yang ada juga perlu menyesuaikan terhadap tarif ATP dan tarif WTP, sehingga terjangkau oleh pengguna jasa angkutan umum. c. Dari hasil perhitungan kemampuan masyarakat terhadap tarif jasa angkutan umum Sorong Teminabuan (Ability to pay) adalah Rp. 3.364/km. d. Dari hasil perhitungan kemauan masyarakat terhadap tarif jasa angkutan umum Sorong Teminabuan (Willingness to pay) adalah Rp. 809/km. DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Perhubungan No: KM 89, (2002), Tentang Mekanisme Penetapan Tarif Dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi, Jakarta. Morlok, E.K., (1985), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Terjemahan oleh: Johan K. Hainin, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sahabuddin Arafat dan Muhammad Saleh., (2003), Evaluasi Tarif Angkutan Kota di Makassar (tidak dipublikasikan), Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang. Septiani Nita dan Iramayunita Tahir., (2005), Tinjauan Tarif Angkutan Kampus Akibat Kenaikan BBM Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (tidak dipublikasikan), Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang. Simarmata, Dj. S., (1984), Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Pasar Modal, PT. Gramedia, Jakarta. Surat Keputusan Bupati Sorong Nomor 03/PENG/BSRG/2004 Tentang Tarif dan Rute Trayek Angkutan Umum Tanggal 3 Agustus 2004. Tamin O. dkk., (1999), Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta, Jurnal Transportasi No. 1, 121 135. Tandilaa, marthen., (2003), Evaluasi Operasional dan Vinansial Angkutan Penumpang Umum di Tana Toraja Sulawesi Selatan (Studi Kasus : Trayek Makale Bolu), CD Simposium VI FSTPT. Tangke, Andarias (2011), Tinjauan Tarif Angkutan Umum Pada Ruas Jalan Sorong Teminabuan Propinsi Papua Barat, Tesis, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. B-4-8