I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI KOIN ADES SEBAGAI TEKNIK PEMBINAAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

Instructional Design

Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

Silabus Evaluasi Pembelajaran Fisika FI 462

APLIKASI SOFTWARE GEOMETRI Ipah Muzdalipah1), Ratna Rustina2)

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment

Evaluasi Pembelajaran Fisika

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

MATERI PELATIHAN GURU

PENTINGNYA ASESMEN AUTENTIK DAN ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI. I Wayan Karmana Dosen Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram -

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

Semester : 6 Kelompok mata kuliah : MKKP Program studi/program : Pendidikan Fisika/S-1

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka selayaknya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

LEMMA VOL I NO. 1, NOV 2014

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

TEKNIK PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM A. Muliati, AM Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

Penilaian Portofolio Sebagai Bentuk Penghargaan Guru Terhadap Hasil Belajar Dan Karya Siswa. Oleh Wahyudi

METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

PROFIL KINERJA GURU IPA-FISIKA DALAM KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP WILAYAH TOMO KAB. SUMEDANG. Abstrak

Jurnal PINUS Vol. 3 No. 1 Oktober 2017 ISSN Jurnal PINUS Vol. 3 No. 1 Oktober 2017 ISSN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

MATERI PELATIHAN GURU

PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK. Abstrak

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

MATERI PELATIHAN GURU

PENILAIAN DALAM KURIKULUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Aktif Tematik Integratif Bagi Guru SD Muhammadiyah di Yogyakarta

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

MATERI PELATIHAN GURU

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

2016 DAMPAK ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG

Retno Sri Iswari, Sri Mulyani ES, Sigit Saptono, Endah Peniati, Eling Purwantoyo. Abstrak FMIPA UNNES

I Wayan Karmana Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KEBUMEN. Dosen PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

MATERI PELATIHAN GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN Jambangan tahun. pelajaran 2013/2014. pemilihan penelitian ini didasarkan pada

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK. FKIP Universitas Pakuan

ABSTRAK. Kata kunci: keterampilan proses saintifik, hasil belajar, model PBL

MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA 1) Oleh

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

Asesmen Autentik. By: Prof. Dr. AD. Corebima, M.Pd

Nanna dan Pratiwi. Pelatihan dan Pendampingan 34

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

Transkripsi:

I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam Dosen FKIP Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah bundasukma_umn@yahoo.com Abstrak Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah Guru mampu dan mahir mendesain perangkat penilaian autentik. Metode yang digunakan adalah pelatihan tentang desain penilaian autentik. Kegiatan yang telah dilakukan berupa Tutorial, Workshop, Simulasi, Implementasi dan Pendampingan. Mitra dalam Pengabdian Masyarakat ini adalah sekolah SMK Dr. Cipto Mangun Kusumo, SMK Swasta Taman Pendidikan, dan SMK Swasta 1 Taman Ilmu Perlanaan, yang berada di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Target khusus yang dicapai adalah Guru mahir mendesain perangkat penilaian autentik untuk mengukur kinerja siswa dalam proses dan hasil pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan, rata-rata kemampuan guru dalam mendesain penilaian autentik mencapai 87,43%. Produk yang dihasilkan merupakan desain penilaian berupa perangkat penilaian autentik yang terdiri dari Pemetaan Kompetensi, Instrumen Penilaian, dan Rubrik Penilaian, pada teknik Unjuk Kerja, Proyek, Produk, Tes Tertulis, Portofolio, Penilaian Sikap dan Penilaian Diri. KataKunci: Penilaian Autentik, Desain Perangkat Penilaian Pendahuluan Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006, yang menekakankan pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Gambar 1. Keterpaduan Kompetensi Ketercapaian kompetensi tersebut dapat diketahui dari kinerja siswa yang sesungguhnya secara komprehensif melalui penilaian autentik. Namun di beberapa sekolah penilaian dilakukan cenderung bersifat tradisional yang mengutamakan pengukuran kompetensi pengetahuan. Keadaan ini juga terjadi pada SMK Dr. Cipto Mangun Kusumo, SMK Swasta Taman Pendidikan Perdagangan, dan SMK Swasta 1 Taman Ilmu Perlanaan. Biasanya siswa hanya diberikan soal-soal bersifat hapalan dan bersifat perhitungan, baik pada saat pembelajaran, latihan, PR, maupun ujian semester. Penilaian yang dilakukan cenderung tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan belum sepenuhnya mengukur ketiga aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sebagaimana 128

amanat kurikulum 2013. Penilaian semacam ini belum mampu mengukur kinerja siswa yang sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan oleh. Wiggins (1993) bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja siswa yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat. Masalah yang dihadapi guru SMK swasta di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, khususnya guru-guru di SMK Dr. Cipto Mangun Kusumo, SMK Swasta Taman Pendidikan Perdagangan, dan SMK Swasta 1 Taman Ilmu Perlanaan terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013 antara lain adalah: 1. Penilaian yang dilakukan umumnya masih bersifat tradisional berupa paper and pencil, dimana berbentuk tes tertulis yang mengukur hanya aspek pengetahuan. 2. Kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam merancang penilaian autentik dalam pembelajaran sebagaimana amanat kurikulum 2013. Untuk itu sangat tepat kiranya permasalahan tersebut sesegera mungkin diatasi, melalui pelatihan Penilaian Autentik, yang berguna bagi guru dalam memperoleh gambaran kinerja siswa, sehingga dapat mengembangkan model pembelajaran dengan tepat. Metode Pelaksanaan Pelaksanakan pengabdian ini melalui 5 metode, yaitu: tutorial, workshop, simulasi (drill and practice), implementasi, dan pendampingan. Kegiatan yang dilakukan secara garis besar sebagai berikut: Tabel 1. Rencana Kegiatan Kegiatan Tutorial Workshop Simulasi Implementasi Pendampingan Deskripsi Kegiatan Menjelaskan penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013 dan teknik penilaian autentik dalam pembelajaran. Pembimbingan dalam membuat perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran, berupa - Pemetaan Kompetensi - Penyusunan Instrumen Tes/ Non Tes - Penyusunan Rubrik - Try Out Peserta memaparkan hasil rancangan perangkat penilaian yang telah disusun dan mempraktekkannya. Peserta mempraktekkan perangkat penilaian yang dihasilkan kepada siswa di kelas. Konsultasi dan pembimbingan secara berkala kepada guru dalam menerapkan penilaian autentik pada siswa di sekolah masing-masing. 129

Hasil dan Pembahasan Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan cara melakukan kegiatan yang interaktif dan komunikatif, baik antar peserta maupun dengan tim pelaksana sebagai fasilitator. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari 5 tahapan kegiatan, yakni tutorial, workshop, simulasi, implementasi, dan pendampingan, sebagai berikut: 1. Tutorial Kegiatan tutorial difasilitatori oleh tim pelaksana selama 2 hari. Kajian yang dibahas tentang konsep penilaian autentik dan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Pembahasan ditekankan pada teknik penilaian yang bervariasi dan meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selain itu juga dikaji tentang bentuk penilaian tes dan non tes. Pembahasan selanjutnya adalah tentang rubrik penskoran. Berdasarkan hasil pre tes peserta umumnya berkemampuan masih rendah, yakni 42.4%. Hasil dari pre tes ini sebenarnya hanya mengungkapkan pemahaman konseptual peserta tentang penialaian autentik ini. Tim pelaksana mengidentifikasi aspek-aspek yang masih belum dikuasai peserta. Sesuai dengan identifikasi yang dilakukan dan dengan curah pendapat bersama peserta, tim memberikan penekanan tutorial pada bagian yang masih kurang tersebut. 2. Workshop Kegiatan pada tahap kedua merupakan unjuk kerja dari peserta. Pada tahap kedua ini dilakukan workshop penyusunan penilaian autentik. Workshop yang dilakukan berkenaan pembuatan pemetaan kompetensi, penyusunan instrumen, dan rubrik penilaiannya. Permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan workshop adalah kesulitan menerapkan berbagai teknik penilaian pada mata pelajaran yang diajarkan peserta. Pelaksanaan workshop dilakukan secara berkelompok, sehingga ada interaksi peserta dalam kelompok dalam rangka mengembangkan perangkat penilaian yang disusun. Setiap kelompok peserta dapat membuat minimal satu perangkat penilaian dari teknik yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar peserta lebih fokus dengan teknik penilaian yang mereka rancang. Dalam kegiatan diskusi ini dilakukan kegiatan kunjung karya, dimana 2 orang peserta masing-masing kelompok berkunjung ke kelompok lain secara bergulir, dan menjelaskan hasil kerja mereka. Setelah penyajian pada kelompok, maka kelompok yang dikunjungi akan memberikan pertanyaan maupun saran untuk penyempurnaan hasil kerja mereka. Akhir dari kegiatan tahap kedua adalah pajang karya. Setiap kelompok peserta memajangkan dan menjelaskan hasil karya mereka.. 3. Simulasi Tahap keiga dari kegiatan ini adalah simulasi. Simulasi yang dilakukan masih terbatas sesama peserta saja. Salah seorang peserta mewakili kelompoknya mensimulasikan perangkat penilaian yang telah dihasilkan di depan kelas. Dari simulasi yang dilakukan diberikan saran perbaikan baik oleh peserta maupun tim pelaksana. Hasil kerja dari setiap kelompok sudah baik, walaupun ada sedikit penyempurnaan. Sebagai tahap awal perangkat penilaian autentik yang dihasilkan sudah baik dan tepat untuk mengukur kemajuan perkembangan kinerja siswa. 4. Implementasi Kegiatan implementasi merupakan lanjutan dari kegiatan workshop dan simulasi. Bentuk dari kegiatan ini adalah mempraktekkan perangkat penilaian yang telah dihasilkan peserta 130

kepada siswa di sekolah masing-masing. Implementasi ini dilakukan mulai tahun ajaran baru 2015/2016, yang efektif dilakukan dari bulan Agustus 2015 sampai November 2015. Kegiatan implementasi dilaksanakan guru secara kontinu selama proses pembelajaran berlangsung. Informasi yang diperoleh dari guru tentang penerapan penilaian autentik ini antara lain: - Guru kewalahan dalam mendata penilaian pada aspek sikap, mengingat banyaknya siswa dan data yang dikumpulkan. Tim pelaksana memberikan solusi dengan memberikan arahan pembuatan lembar observasi yang terstruktur. - Siswa masih belum terbiasa dengan teknik penilaian proyek, sehingga beberapa siswa mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Namun masalah ini lambat laun teratasi dengan membiasakan pemberian tehnik penilaian ini dan dengan bimbingan yang diberikan guru. - Perangkat penilaian yang dikembangkan guru masih terbatas variasinya, dikarenakan padatnya jadwal mengajar guru. Kerjasama antar guru dalam mata pelajaran yang sama diharapkan dapat membuat bank soal dengan kuantitas dan kualitas yang baik. 5. Pendampingan Kegiatan pendampingan dilakukan secara berkala terhadap guru-guru yang telah menjadi peserta pelatihan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan bersifat konsultasi dan pembimbingan terhadap guru dalam menerapkan penilaian autentik pada siswa di sekolah masing-masing. Hasil maupun kendala yang dihadapi guru dalam implementasi didiskusikan bersama tim pelaksana untuk dicari solusinya. Setelah pelaksanaan kegiatan, kemampuan guru mendesain penilaian autentik dalam berbagai teknik umumnya sudah baik. Kemampuan guru yang masih perlu dikembangkan adalah dalam teknik penilaian proyek, yang masih mencapai 65,33%. Namun secara rata-rata kemampuan guru mendesain penilaian autentik mencapai 87,43%. Hal ini menunjukkan telah tercapainya indikator keberhasilan program pengabdian ini. Keberhasilan peserta pelatihan dalam mendesain penilaian autentik ini terutama yang berkaitan dengan aspek sikap dan pengetahuan. Dalam pengabdian ini perangkat penilaian autentik yang dihasilkan dapat digunakan untuk melengkapi perangkat-perangkat pembelajaran, seperti RPP. Selain itu perangkat penilaian yang dibuat dapat digunakan sebagai bahan refleksi bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya yang bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran. Penerapan penilaian autentik dengan berbagai teknik ini juga dapat memotivasi siswa dan menumbuhkan kepercayaan dirinya. Selain itu juga dapat membuat siswa tertarik pada materi pelajaran, karena tes yang mereka lakukan bukan hanya tes tertulis yang menunjukkan jawaban benar atau salah. Pelaksanaan kegiatan IbM ini mendapatkan perhatian yang serius dari guru-guru ketiga sekolah mitra, karena ternyata kegiatan seperti ini belum pernah diadakan, terutama tentang teknik penilaian autentik sebagaimana amanat kurikulum 2013. Kalaupun ada peserta yang sudah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 hanya sebatas sosialisasi saja, tanpa terapan dan pendampingan. Ketertarikan guru mengikuti kegiatan ini dikarenakan kegiatan ini memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan potensi siswa. Selain itu model kegiatan yang dilakukan sangat interaktif dan dapat merespon setiap peserta. Dengan melaksanakan penilaian autentik secara kontinu dapat membuat guru lebih kreatif merancang penilaian..dengan demikian guru-guru yang selama ini cederung menggunakan penilaian 131

tradisional dalam pembelajaran dapat beralih ke penilaian autentik agar tercapai peningkatan kualitas pendidikan. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan IbM Guru Mahir Mendesain Penilaian Autentik terlaksana dengan baik dan lancar, serta mendapat respon positif dari peserta (guru). Rata-rata kemampuan guru dalam mendesain penilaian autentik mencapai 87,43%. Produk yang dihasilkan merupakan produk desain penilaian berupa perangkat penilaian autentik yang terdiri dari Pemetaan Kompetensi, Instrumen Penilaian, dan Rubrik Penilaian, pada teknik Unjuk Kerja, Proyek, Produk, Tes Tertulis, Portofolio, Penilaian Sikap dan Penilaian Diri. Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan kepada: 1. Guru agar secara kontinu dapat melaksanakan penilaian autentik 2. Sekolah mitra dan LP2M agar dapat menjalin kerjasama untuk program pengembangan selanjutnya. 3. Dinas Pendidikan agar dapat melakukan pendampingan secara intensif terhadap pelaksanaan penilaian autentik di sekolah. Daftar Pustaka Badan PSDMPK-PMP Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/SMK Matematika.Jakarta: Kemendikbud. Ditjen Dikdasmen Depdiknas. 2005. Penilaian Alternatif. Bahan pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas. Ibrahim, Muslimin. 2005. Asesmen Berkelanjutan: Konsep dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota IKAPI Popham, W.J. 1995.Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn & Bacon Wiggins, G. 1993. Assessment: Authenticity, context and validity. Phi Delta Kappan, 75(3), 200 214. 132