BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu di temukan di media - media massa, dimana sering terjadi di kota - kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja. Pada Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas (Putra, 2011). Peristiwa kenakalan remaja ini serta korbannya dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kasus perilaku menyimpang lainnya juga ditemukan dalam bentuk penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba ini ditemukan sebanyak 15.000 kasus dua tahun terakhir, 46 % di antaranya dilakukan oleh remaja, selain itu di Indonesia diperkirakan bahwa jumlah prostitusi anak juga cukup besar. Departemen Sosial memberikan estimasi bahwa jumlah prostitusi anak yang berusia 15-20 tahun sebanyak 60% dari 71.281 orang. UNICEF Indonesia menyebut angka 30% dari 40-150.000, dan Irwanto menyebut angka 87.000 pelacur anak atau 50% dari total penjaja seks (Maria, 2007). Masa remaja sering disebut dengan masa pemberontakan, kenapa? Pada masa masa tersebut seorang anak yang baru mengalami pubertas menunjukkan beragam gejolak emosi, mengalami banyak masalah, baik dirumah, sekolah dan lingkungan pertemanannya. Terkadang selama menjalani pembentukan kematangan dalam sikap, berbagai perubahan kejiwaan terjadi. Disisi lain remaja seringkali tidak mempunyai tempat mengadu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Sehingga sebagai pelarian remaja seringkali terjerumus, seperti mabuk mabukan, tawuran, narkotika, dan tindak kriminalitas lainnya, bahkan yang lagi marak saat ini yaitu genk - genk motor.
Pada awalnya, kenakalan remaja hanyalah merupakan perilaku nakal dari kalangan remaja yang sering dikatakan sedang mencari identitas diri, kenakalan remaja yang demikian ini tidak menimbulkan kekhawatiran dikalangan masyarakat luas (guru, orang tua, teman sebaya, dan masyarakat umum), tetapi justru perilaku yang demikian itu dapat dipahami sebagai suatu fase yang akan terjadi dan dialami oleh setiap orang, yang pada akhirnya berlalu begitu saja. Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang akan menjadi perilaku yang mengganggu. Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu kenakalan remaja semakin meningkat. Fenomena kenakalan remaja inilah yang merupakan masalah yang sangat penting dan menarik untuk dibahas. Karena remaja adalah bagian dari generasi muda yang merupakan aset bangsa, tumpuhan harapan bagi masa depan. Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa dibedakan mana variabel respon dan mana variabel penjelas). Dalam penelitian ini juga menentukan seberapa besar faktor faktor tersebut berpengaruh terhadap prestasi. Diantara variabel pembeda tersebut akan dibuat suatu hubungan fungsional yang disebut dengan fungsi diskriminan.berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul tugas akhir Analisis Diskriminan Dalam Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Kenakalan Remaja Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut 1. Faktor faktor apa saja yang menyebabkan kenakalan remaja dan faktor mana yang dominan pengaruhnya terhadap prestasi.
2. Seberapa besar pengaruh faktor faktor penyebab kenakalan remaja tersebut pada prestasi. 1.3 Batasan Masalah Agar nantinya lebih terarah dalam hal penulisan, maka penulis memberikan batasan masalah, sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di SMA Prayatna Medan 2. Responden penelitian siswa/i SMA Prayatna Medan 3. Data yang digunakan berupa data primer yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner 1.4 Tinjauan Pustaka Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, kalau variabel tak bebas (criterion) merupakan kategori (non-metrik, nominal atau ordinal, bersifat kualitatif) sedangkan variabel bebas sebagai prediktor merupakan metrik (interval atau rasio, bersifat kuantitatif) (Supranto, 2004). Analisis diskriminan mirip dengan regresi linear berganda (multivariable regression). Perbedaannya, analisis diskriminan dipakai kalau faktor dependennya kategoris (maksudnya kalau menggunakan skala ordinal ataupun skala nominal) dan faktor independennya menggunakan skala metrik (interval dan rasio). Sedangkan dalam regresi independen, bisa metrik maupun non metrik. Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen, Simamora (2005). Pengklasifikasian adalah salah satu analisis statistika yang diperlukan jika ada beberapa kelompok kemudian ingin diketahui apakah kelompokkelompok tersebut memang berbeda secara statistika. Kelompok-kelompok ini terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih faktor lain yang merupakan faktor
independen. Kombinasi linier dari faktor-faktor ini akan membentuk suatu fungsi diskriminan (Tatham et.al, 1998). Koefisien atau timbangan (weight) fungsi diskriminan bj diperkirakan sedemikian rupa sehingga kelompok (kategori) mempunyai nilai fungsi diskriminan (skor) yang sangat berbeda. Kalau ada dua kategori A dan B, nilai/skor fungsi diskriminan dari kelompok satu (A) sanga berbeda dengan kelompok kedua (B). Kalau ada 3 kelompok A, B dan C. Nilai fungsi diskriminan kelompok A sangat berbeda dengan B dan sangat berbeda dengan kelompok C. Analisis diskriminan berguna untuk menganalisis data kalau variabel criterion atau dependent (tak bebas) berupa kategori/non-metrik/kualitatif dan variabel bebas atau prediktor merupakan skala interval (kuantitatif,hasil penilaian/rating). Kalau variabel tak bebas (dependent) terdiri dua kategori, disebut analisis diskriminan dua kelompok, sedangkan kalau variabel dependent lebih dari dua kategori disebut analisis diskriminan berganda. Dalam tahapan melakukan diskriminan terdiri dari lima langkah : 1. Merumuskan masalah diskriminan, memerlukan identifikasi tujuan 2. Membuat estimasi (perkiraan), meliputi pengembangan suatu kombinasi linear dari prediktor 3. Penentuan signifikansi statistik,,meliputi pengujian hipotesis nol 4. Mengintrepretasikan timbangan diskriminan 5. Validasi, mencakup pemgembangan matrik klasifikasi. Di tahun 2006, Suryatmojo melakukan penelitian Analisis diskriminan terhadap perilaku PNS ADMINISTRASI UNS Bebelanja di Toko KPRI UNS SURAKARTA.Di tahun 2011, Dian Cahyawati melakukan penelitian Aplikasi analisis diskriminan dalam menentukan fungsi pengelompokkan anak putus sekolah pendidikan dasar.di tahun 2005, Suranto dan Riza, melakukan
penentuan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dengan metode diskriminan. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji faktor-faktor kenakalan remaja. 2. Untuk mengetahui faktor yang lebih dominan pada faktor penyebab kenakalan remaja dan pengaruhnya pada prestasi. 3. Untuk mengetahui tingkat pengaruhnya faktor penyebab kenakalan remaja terhadap prestasi. 1.6 Kontribusi Penelitian 1. Penulis Penelitian ini dapat berguna sebagai data pendukung bagi para peneliti yang diharapkan akan melanjutkan penelitian ini di masa yang akan datang. 2. Institusi Pendidikan Dapat dijadikan referensi tambahan mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan kenakalan remaja pada siswa SMA dan sebagai sebagai bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan. 3. Masyarakat Umum Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam peningkatan moralitas, pengaruh faktor penyebab kenakalan remaja terhadap prestasi khususnya bagi siswa siswi SMA dan remaja lainnya.
1.7 Metodologi Penelitian Adapun metodologi penelitian dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data a) Mengumpulkan bahan bahan yang berkaitan dengan kenakalan remaja, dan analisis diskriminan. b) Menentukan variabel penelitian Adapun variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : X1 = Kurangnya Perhatian dari Orang tua X2 = Broken Home (Perceraian orang tua) X3 = Interaksi (Hubungan) Orang tua dan Anak X4 = Pengaruh Teman X5 = Masalah yang dipendam X6 = Problema Waktu Luang X7 = Kurangnya pemahanam dasar dasar tentang agama X8 = Kondisi Ekonomi X9 = Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern c) Mengumpulkan data Data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Dan populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang berada di sekolah. Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa angket (kuesioner). 2. Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis diskriminan dan dengan bantuan SPSS dengan tahapan sebagai berikut: a. Memisahkan faktor kedalam faktor dependent dan faktor independent b. Menguji validitas data. (Kesahian) Validitas menunjukkan sejauh mana skor /nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran / pengamatan yang ingin diukur.
c. Menguji matriks varian kovarian antar kelompok homogen. d. Menghitung ketepatan klasifikasi dari hasil analisis kelompok yang terbentuk dengan Discriminant Analysis e. Membentuk fungsi diskriminan. 3. Mengambil kesimpulan