Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IbM BUDIDAYA LELE DAN ANEKA PRODUK OLAHANYA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

laporan hasil audit internal

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Kukar Bidang Industri Berbasis Pertanian

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

LAPORAN AKHIR PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

IbM Kelompok Tani Buah Naga

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

Strategi UKM Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN KONDISI UMUM

Paparan Walikota Bengkulu

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

PENGEMBANGAN UMKM MENGHADAPI EKONOMI GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

Proposal. Program diversifikasi Tataboga hasil olahan Kacang Mede & Rumput Laut

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Perempuan dan Industri Rumahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Transkripsi:

MODEL PENGEMBANGAN UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE BERDASARKAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA TENGAH Anista Yulia Ratnawati Politeknik Indonusa Surakarta Jl. KH.Samanhudi 31 Mangkuyudan Surakarta email: polinus@poltekindonusa.ac.id ABSTRAK Pemberdayaan usaha kecil menengah khususnya di pedesaan merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi; (2) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM untuk meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia; (3) pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4) pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi kelompok usaha budidaya lele di Desa Manyaran Manyarejo dan Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Sragen dan sekaligus mewujudkan salah satu tujuan pelaksanaan program penerapan dan pengembangan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yaitu meningkatkan peran aktif perguruan tinggi dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai mitra dalam mengakselerasi penyelesain berbagai masalah yang sangat kompleks yang dihadapi masyarakat, maka kami tim IbM Politeknik Indonusa Surakarta khusunya program studi Perhotelan dan Managemen Informatika dengan di bantu oleh 10 orang mahasiswa untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi kelompok usaha budidaya lele terutama pada masalah : (1) Produk olahan berbahan dasar ikan lele, (2) Pengemasan produk (packaging), (3) Managemen pemasaran, (4) Managemen keuangan, (5) Pembentukan kelompok usaha budidaya lele Kata kunci : IbM, Kelompok Usaha, Budidaya Lele I. PENDAHULUAN Pemberdayaan usaha kecil menengah khususnya di pedesaan merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluasluasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi; (2) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM untuk meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia; (3) pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4) pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Perkembangan peran UKM yang besar ditunjukkan oleh jumlah unit usaha serta 33

kontribusinya terhadap pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Pada tahun 2003, persentase jumlah UKM sebesar 99,9 persen dari seluruh unit usaha, yang terdiri dari usaha menengah sebanyak 62,0 ribu unit usaha dan jumlah usaha kecil sebanyak 42,3 juta unit usaha yang sebagian terbesarnya berupa usaha skala mikro. UKM telah menyerap lebih dari 79,0 juta tenaga kerja atau 99,5 persen dari jumlah tenaga kerja pada tahun 2004 jumlah UKM diperkirakan telah melampaui 44 juta unit. Jumlah tenaga kerja ini meningkat rata-rata sebesar 3,10 persen per tahunnya dari posisi tahun 2000. Kontribusi UKM dalam PDB pada tahun 2003 adalah sebesar 56,7 persen dari total PDB nasional, naik dari 54,5 persen pada tahun 2000. Sementara itu pada tahun 2003 Perkembangan UKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UKM yaitu: rendahnya kualitas SDM UKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UKM, dan terbatasnya akses UKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UKM di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan. Bersamaan dengan masalah tersebut UKM juga menghadapi tantangan terutama yang ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi. Sebagaimana program minapolitan yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menunjukkan hasil positif di masyarakat. Sebagai konsep pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis wilayah, minapolitan telah 34 sebagai menempatkan Kabupaten Sragen salah satu sentra lele terpadu di tanah air. Wilayah ini telah membantu Pemerintah dalam merealisasikan visi KKP sebagai negara penghasil produk perikanan terbesar tahun 2015, disamping meningkatnya pendapatan masyarakat setempat. KKP menempatkan perikanan budidaya sebagai tumpuan utama atau primadona perikanan dalam menggenjot produksi perikanan. Hal ini tercermin dari target produksi perikanan budidaya sebesar 16,9 juta ton pada tahun 2016 dari sebelumnya 5,26 juta ton pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 353 persen. Untuk memacu produksi perikanan budidaya, KKP telah menetapkan 10 komoditas unggulan dan lele merupakan salah satu komoditas unggulan tersebut. Produksi lele akan dipacu, dari 273.554 ton pada tahun 2010 menjadi 900 ribu ton pada tahun 2016. Kabupaten Sragen merupakan salah satu kawasan minapolitan yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kecamatan. Salah satunya adalah komoditas unggulan lele, bersama Kabupaten Boyolali, kabupaten Bogor dan Kabupaten Gunung Kidul. Produksi lele di Kabupaten Sragen telah mendorong berkembangnya usaha pembenihan hingga pembesaran. Sebagaimana salah satu tujuan dari pelaksanaan program penerapan dan pengembangan IPTEKS bagi masyarakat (IbM) adalah mewujudkan desa mandiri sehingga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Berdasarkan hasil survey dan evaluasi dilapangan khusunya di Desa Manyaran Manyarejo dan Desa Pungsari Kecamatan Plupuh kabupaten Sragen. Kondisi Mitra IbM 1 Berdasarkan survey dan kajian terhadap UKM kelompok usaha lele Desa Manyaran Manyarejo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yang beranggotakan 15 orang dengan ketua kelompok Syamsudin, S.Pd, dimana 51

kelompok usaha budidaya lele saat mengalami perkembangan yang cukup baik khusunya untuk pembibitan lele, sedangkan untuk pembesaran mengalami berbagai kendala didalam perjalanannya, Kendala yang dihadapi dari kelompok usaha lele ini adalah (1) Harga jual lele yang kurang bagus (2) harga pakan yang tinggi (3) Kurangnya pengetahuan tentang produk olahan lele sehingga lele hanya di jual dalam bentuk lele segar (4) Sistem pemasaran yang kurang optimal (5) Managemen keuangan yang kurang profesional (6) Kurangnya dukungan modal dari pihak luar. Kondisi Mitra IbM 2 UKM Budidaya lele dengan ketua kelompok bapak Eko Purwanto terletak di Dukuh Klampeyan RT 10 Pungsari Plupuh Sragen dengan anggota kelompok 10 orang. UKM budidaya lele di tempat ini khusus budidaya pembesaran lele dimana untuk bibit lele di peroleh salah satunya dari UKM yang berada di Desa Manyaran Manyarejo (dari UKM mitra IbM pertama). Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh UKM ini hampir sama dengan UKM Budidaya lele di Desa Manyaran Manyarejo yaitu : adalah (1) Harga jual lele yang kurang bagus (2) harga pakan yang tinggi (3) Kurangnya pengetahuan tentang produk olahan lele sehingga lele hanya di jual dalam bentuk lele segar (4) Sistem pemasaran yang kurang optimal (5) Managemen keuangan yang kurang profesional (6) Kurangnya dukungan modal dari pihak luar. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi kelompok usaha budidaya lele di Desa Manyaran Manyarejo dan Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Sragen dan sekaligus mewujudkan salah satu tujuan pelaksanaan program penerapan dan pengembangan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yaitu meningkatkan peran aktif perguruan tinggi dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi sebagai mitra dalam mengakselerasi penyelesain berbagai masalah yang sangat kompleks yang dihadapi masyarakat, maka kami tim IbM Politeknik Indonusa Surakarta khusunya program studi Perhotelan dan Managemen Informatika dengan di bantu oleh 10 orang mahasiswa untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi kelompok usaha 35 budidaya lele terutama pada masalah : a. Produk olahan berbahan dasar ikan lele b. Pengemasan produk (packaging) c. Managemen pemasaran d. Managemen keuangan Berdasarkan latar belakang kelompok usaha budidaya lele khusunya di Desa Manyaran Manyarejo dan Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu bagaimana kami tim IbM Politeknik Indonusa Surakarta dalam mengakselerasi penyelesaian berbagai masalah yang kompleks yang dihadapi oleh kelompok usaha budidaya lele seperti : a. Penganekaragaman produk olahan berbahan dasar ikan lele b. Pengemasan produk (packaging) c. Managemen d. Managemen Keuangan Dimana diharapkan dari penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi oleh kelompok usaha budidaya lele ini maka usaha yang dikembangkan akan bisa berkembang dengan maksimal dan bisa mensejahterakan anggota kelompok usaha khususnya dan masyarakat secara luas pada umunya Tujuan dari pelaksanaan program penerapan dan Pengembangan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) di UKM kelompok usaha budidaya lele Desa Manyaran Manyarejo dan Desa Pungsari Plupuh Sragen ini adalah: a. Mewujudkan kelompok usaha mandiri berbasis vokasi sehingga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. b. Mengembangkan kelompok usaha khususnya usaha budidaya lele di ke dua desa yang memiliki kekuatan pada produk olahan lele dari hilir sampai hulu, kemasan produk, managemen pemasaran, keuangan, sehingga diharapkan kelompok usaha ini akan berkembang secara maksimal. c. Meningkatkan peran aktif perguruan tinggi dalam rangka mewujudkan tridharma perguruan tinggi dibidang pengabdian masyarakat. II. TARGET DAN LUARAN Target Program Target dari pelaksanaan program Penerapan dan Pengembangan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah: 52

a. Dari sisi ekonomi dapat meningkatkan pendapatan anggota kelompok usaha setelah kelompok usaha ini mampu menjalankan usaha secara profesional dan mandiri. b. Dari sisi sosial dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga secara tidak langsung ikut membantu program pemerintah dalam menanggulangi pengangguran. c. Dari sisi Psikologis papat membantu meningkatkan motivasi kelompok usaha lain yang sejenis atau tidak untuk bisa menjalankan usaha dengan baik dan profesional Luaran Yang Diharapkan Dari pelaksanaan program Penerapan dan Pengembangan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini luaran yang diharapkan adalah sebagai berikut : a. Dengan selesainya program Penerapan dan Pengembangan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) diharapkan kelompok usaha sasaran akan lebih maju usahanya sehingga usaha tersebut bisa berkembang dengan optimal dan maksimal. b. Terciptanya kelompok usaha mandiri yang mampu meningkatkan taraf hidup kelompok dan masyarakat. c. Dari program ini diharapkan memberikan pengembangan ketrampilan bagi mahasiswa untuk melaksanakan pengabdian masyarakat dalam kaitan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. d. Publikasi Artikel Ilmiah pada Jurnal Ilmiah ber ISSN atau Jurnal Nasional III. METODE PELAKSANAAN Metodologi Pelaksanaan Program IbM a. Persiapan dan pembekalan Bentuk kegiatan terdiri kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama terdiri dari tiga kegiatan yang merupakan target utama. Sedangkan kegiatan pendukung merupakan kegiatan tambahan diluar kegiatan utama. Kegiatan Utama : 1. Penganekaragaman Produk Olahan Berbahan Dasar Ikan Lele Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling utama karena bertujuan 36 meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kelompok usaha budidaya lele tentang penganekaragaman produk olahan berbahan dasar ikan lele seperti abon lele, keripik kulit lele, kerupuk tulang ikan lele, keripik ingsang. Dan keripik sirip lele. Sehingga hasil budidaya lele tidak hanya dijual dalam bentuk lele segar saja tetapi juga sudah dalam bentuk produk olahan karena dari sisi harga juga lebih tinggi, sehingga diharapkan hasil kelompok usaha akan meningkat. 2. Pengetahuan Pengemasan (Packaging) Produk Kegiatan ini adalah untuk memberikan bekal tentang pengetahuan pengemasan produk hasil olahan lele yang lebih baik dan menarik sehingga konsumen akan lebih tertarik dengan produk olahan lele dengan kemsan yang baik dan menarik tadi 3. Pengembangan Managmen Pemasaran Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kelompok usaha budidaya lele tentang pemanfaatan sistem pemasaran usaha. Pemasaran yang akan dilakukan meliputi pemasaran manual dan pemasaran berbasis IT (Web Online). Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan data-data dan survey mengenai kebutuhan informasi tentang TI untuk sistem pemasaran di kalangan kelompok usaha sasaran. Kemudian memberikan pelatihan-pelatihan tentang aplikasi IT untuk sistem pemasaran on-line (pembuatan web dan operasinya), pembuatan brosur brosur atau leaflet dengan bantuan IT. 4. Pengembangan Managemen Keuangan Kegiatan ini merupakan pengembangan usaha dengan membuat arus kas (keuangan) berbasis IT. Pelatihan Managemen Keuangan berbasis IT ini berdasarkan kebutuhan saat ini dan berdasarkan hasil survey dan evaluasi. Kelemahan yang selama ini kami nilai managemen keuangan kelompok usaha tersebut adalah : a. Masih menggunakan sistem pembukuan tradisional. b. Belum mengaplikasikan sistem keuangan dengan sistem keuangan berbasis IT sehingga informasi aliran 53

keuangan masih kacau dan tumpang tindih. Perbaikan-perbaikan yang akan kami lakukan a. Kami akan melakukan pelatihan managemen keuangan usaha yang profesional. Sehingga dokumentasi semua keuangan dapat dilihat jelas, potensi keuntungan dan kerugian bisa segera terdeteksi. b. Kami akan membuat program keuangan berbasis IT dan melatih pengoperasiannya sehingga pihak pengelola kelompok usaha dikemudian hari pengelola dapat melakukan update data dengan mudah dan efisien. Kegiatan Pendukung : Pembentukan kelompok usaha dan membuka pusat konsultasi usaha dan dengan langsung mendatangi lapangan untuk bisa mengetahui secara jelas kendala teknis apa yang selama ini di hadapi. 1. Tindakan Pelaksanaan Estimasi tim yang terlibat adalah 2 orang dosen pelaksana dengan di bantu oleh 10 orang mahasiswa yang akan dibagi dalam 3 kelompok kerja. Pembagian dan kegiatan pendukung akan menyusul. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengabdian Masyarakat (IbM) Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta Tahun Anggaran 2016 bertempat di Desa Manyaran dan Desa Pungsarii Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dengan tema program I b M UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA TENGAH. Sedangkan fokus kegiatan dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM)Poltek Indonusa Surakarta adalahsebagai berikut : 1. Penganekaragaman Produk Olahan Berbahan Dasar Ikan Lele Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling utama karena bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kelompok usaha budidaya lele tentang penganekaragaman produk olahan 37 berbahan dasar ikan lele seperti abon lele, keripik kulit lele, kerupuk tulang ikan lele, keripik ingsang. Dan keripik sirip lele. Sehingga hasil budidaya lele tidak hanya dijual dalam bentuk lele segar saja tetapi juga sudah dalam bentuk produk olahan karena dari sisi harga juga lebih tinggi, sehingga diharapkan hasil kelompok usaha akan meningkat. 2. Pengetahuan Pengemasan (Packaging) Produk Kegiatan ini adalah untuk memberikan bekal tentang pengetahuan pengemasan produk hasil olahan lele yang lebih baik dan menarik sehingga konsumen akan lebih tertarik dengan produk olahan lele dengan kemsan yang baik dan menarik tadi 3. Pengembangan Managmen Pemasaran Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kelompok usaha budidaya lele tentang pemanfaatan sistem pemasaran usaha. Pemasaran yang akan dilakukan meliputi pemasran manual dan pemasaran berbasis IT. Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan data-data dan survey mengenai kebutuhan informasi tentang TI untuk sistem pemasaran di kalangan kelompok usaha sasaran. Kemudian memberikan pelatihan-pelatihan tentang aplikasi IT untuk sistem pemasaran on-line (pembuatan web dan operasinya), pembuatan brosur brosur atau leaflet dengan bantuan IT. 4. Pengembangan Managemen Keuangan Kegiatan ini merupakan pengembangan usaha dengan membuat arus kas (keuangan) berbasis IT. Pelatihan Managemen Keuangan berbasis IT ini berdasarkan kebutuhan saat ini dan berdasarkan hasil survey dan evaluasi. 5. Pembentukan Kelompoh Usaha Bersama (KUBE) Budidaya Lele Kegiatan ini merupakan kegiatan pembentukan kelompok usaha budidaya lele dengan memberikan bantuan peralatan dan bibit lele pada kelompok usaha. Dimana pendampingan dari kelompok ini terus dilakukan walaupun program IbM sudah berakhir Pelaksana Tim Pengabdian Masyarakat (IbM) berjumlah 2 orang, dengan jumlah peserta dari mahasiswa 10 orang. Dalam pelaksanaan kegiatan Program Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa 54

Surakarta Tahun Anggaran 2016 strategi pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) dengan rincian sebagai berikut: - Mengadakan survey kerjasama dengan pihak Desa Manyarejo dan desa Pungsari Plupuh Sragen. - Sosialisasi dan Pembekalan Program kepada mahasiswa peserta Pengabdian Masyarakat (IbM) selama 1 minggu. - Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat (IbM) dilaksanakan selama 30 hari di bulan September - Oktober 2016 dengan rincian kegiatan sebagai berikut: a. Sosialisasi dan pembuatan aneka olahan produk dari lele untuk kelompok usaha Desa Manyarejo (UPR LANGEN MULYO) dan Desa Pungsari b. Sosialisasi dan pembuatan Desain Kemasan Produk Lele untuk kelompok usaha lele c. Sosialisasi dan pembuatan Sistem Informasi managemen Pemasaran dan Keuangan Usaha Lele untuk kelompok usaha. - Untuk kegiatan akhir sebagai pendukung Pengabdian Masyarakat (IbM) adalah pelaksanaan Workshop dengan kegiatan : a. Kegiatan Workshop pembuatan produk makanan olahan berbahan dasar lele. b. Kegiatan Workshop Pengembangan Desain Kemasan Berbasis IT c. Kegiatan Workshop Pengembangan Managemen Pemasaran dan Keuangan Berbasis IT - Untuk kegiatan workshop juga di barengi dengan pemberian hibah 5 paket peralatan Budidaya Lele (Terpal. Bibit Lele dan Pakan Lele) dan 2 paket peralatan produksi Olahan makanan yang akan digunakan oleh Kelompok Usaha Lele, dimana peralatan tersebut nantinya bisa digunakan oleh kelompok usaha lele dalam mengembangkan usaha, dimana yang selama ini kelompok usaha lele hanya fokus pada pembibitan dan budidaya lele. Setelah kegiatan ini diharapkan kelompok usaha lele bisa mengembangkan usaha ke arah pengolahan produk. - Pendampingan pembuatan sistem berupa sistem pemasaran on line (Webblog) pemasaran lele dan sistem keuangan berbasis IT, dimana dengan sistem ini diharapkan kelompok usaha bisa lebih 38 mengembangan usaha ke arah yang lebih maju dari kwalitas maupun kwantitas, diharapkan pula kelompok usaha UPR LANGEN MULYO dan Kelompok Usaha Desa Pungsari bisa di kenal lebih luas di seluruh Indonesia maupun secara global melalui sistem yang sudah mereka punyai - Pendampingan Kelompok Usaha Lele (UPR LANGEN MULYO) dan Desa Pungsari akan terus dilakukan oleh Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat (IbM) sebagai solusi permasalahan yang terjadi maupun pengembangan yang akan terus dilakukan sebagai upaya pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan. Analisa Hasil Program Pengabdian Masyarakat (IbM) Dari pelaksanaan kegiatan program Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta Tahun 2016 yang bertempat di Manyarejo dan Desa Pungsari Plupuh Kabupaten Sragen ini didapat hasil yang sangat menggembirakan dan memuaskan dimana dari anggota kelompok Usaha Lele yang tergabung dalam kelompok UPR LANGEN MULYO dan kelompok Usaha Desa Pungsari dapat mengambil manfaat dari hasil kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta khusunya yang berhubungan dengan pengolahan aneka macam produk olahan lele, pembuatan dan pengembangan sistem informasi yang di gunakan yaitu sistem informasi penjualan online, sistem informasi keuangan dan pembuatan desain kemasan olahan produk lele. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta akan terus mengembangan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang akan terus dilaksanakan. Tim Pelaksana dan Peserta Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta khususnya untuk pengembangan usaha lele juga akan meneruskan program ini melalui pendampingan bagi kelompok usaha lele UPR LANGEN MULYO Desa Manyaran dan kelompok Usaha Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Dan dari pihak mitra mengharapkan bahwa kerjasama ini bisa terus berlangsung untuk program-program yang lain yang bisa meningkatkan kemajuan masyarakat pada umumnya. 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pelaksanaan kegiatan program Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta bagi Kelompok Usaha Budidaya Lele UPR LANGEN MULYO dan Desa Pungsari ini bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat (IbM) diikuti oleh 10 peserta mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. b. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) dilapangan selama 30 hari dengan kegiatan pendukung 1 minggu di awal untuk koordinasi dan pembekalan dan 1 minggu di akhir untuk kegiatan workshop dan pelaporan. c. Waktu pelaksanaan Pengabdian Masyarakat (IbM) Tanggal 1 September 2016 12 Oktober 2016. d. Workshop kegiatan utama dilakukan selama 3 kali e. Sebagai akhir pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) untuk Kelompok Usaha Budidaya Lele UPR LANGEN MULYO dan Kelompok usaha Budidaya Lele Desa Pungsari maka Tim Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta menghibahkan 5 paket peralatan Budidaya Lele dan 2 paket peralatan produksi produk olahan lele dan peralatan Budidaya Lele. f. Pendampingan akan terus dilakukan setelah kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) selesai. Saran - Kegiatan pemberdayaan masysrakat sebaiknya dilakukan oleh civitas akademika khususnya di Perguruan Tinggi secara berkelanjutan untuk lebih menghasilkan keluaran yang diharapkan. - Sebagai tindak lanjut dari program kegiatan Pengabdian Masyarakat (IbM) ini pihak Kelompok Usaha atau mitra mengharapkan ke depan kerjasama bisa dilakukan lebih intens dengan programprogram lain yang bisa meningkatkan kwalitas masyarakat. - Pendampingan dari pihak Perguruan Tinggi maupun Pemerintah Daerah yang berwenang sebaiknya intensif dilakukan bagi kelompok-kelompok usaha yang masih lemah dari sisi menejemen maupun permodalan dan kreativitas. 39 Ucapan Terima Kasih : Tim pelaksana Program Pengabdian Masyarakat (IbM) Politeknik Indonusa Surakarta Tahun Anggaran 2016 mengucapkan terima kasih Kepada : 1. KEMENRISTEK DIKTI yang telah membiayai program Pengabdian Masyarakat (IbM) ini sehingga menambah wawasan keilmuan Tim Pengabdian Masyarakat. 2. Politeknik Indonusa Surakarta selaku payung kami dalam berkreativitas. 3. Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat (IbM) atas kerjasamanya dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan. 4. Mahasiswa Peserta Pengabdian Masyarakat (IbM) atas kegigihannya dalam melaksanakan semua kegiatan 5. Perangkat Desa Manyarejo dan Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen atas segala fasilitas dan dukungannya. 6. Ketua dan anggota kelompok usaha budidaya lele UPR LANGEN MULYO dan Kelompok Usaha Desa Pungsari atas kerjasamanya. Lampiran a. Koordinasi Tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Indonusa Surakarta a. Workshop Penganekaragaman Produk Olahan Lele di Mitra 1 dan Mitra 2 Kegiatan workshop ini adalah kegiatan pelatihan untuk UKM dalam mengenal dan mengolah produk-produk olahan berbahan dasar lele 56

b. Workshop Pembuatan Desain kemasan KENDALA terbesar dalam memasarkan sebuah produk adalah kemasan. Hal ini kurang disadari oleh sebagian besar pelaku usaha kecil di Indonesia. Umumnya mereka tidak sadar atau kurang memahami bahwa kemasan yang baik dan menarik akan mendatangkan nilai lebih pada produk yang dijual. 40 57

saat ini dimana untuk pembukuan keuangan masih dilakukan secara sederhana dan manual. Dimana kegiatan di awali dengan pembuatan sistem informasi keuangan dan dilanjutkan dengan pelatihan operasional oleh kedua UKM c. Sistem Informasi Pemasaran Online (Web Pemasaran Online) Sistem informasi pemasaran yang akan dikembangkan pada kedua UKM ini adalah membangun sistem informasi (Web Online) untuk mempromosikan sekaligus ebagai situs penjualan online untuk produk-produk dari kedua UKM. Dimana kegiatan di awali dengan pembuatan sistem informasi pemasaran dan dilanjutkan dengan pelatihan operasional oleh kedua UKM e. Pemberian bantuan Peralatan Budidaya Lele dan peralatan produksi d. Sistem Keuangan Sistem informasi keuangan yang akan dikembangkan pada kedua UKM ini adalah membangun sistem keuangan yang bisa digunakan untuk membukukan keuangan secara profesional, tidak seperti 58 41