Comparative Perspective: Pancasila dalam Konstruksi Demokrasitisasi Politik Indonesia 1

dokumen-dokumen yang mirip
PANCASILA: Akar Kemandirian Bangsa 1

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN. Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan

AKTUALISASI NILAI PANCASILA

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Modul ke: MASYARAKAT MADANI. 13Fakultas FASILKOM. Salamah, SPd. MSi. Program Studi Teknik Informatika

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

LEARNING OUTCOMES PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

Nilai Budaya Pancasila Sebagai. Paradigma Sosial

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

CITA-CITA NEGARA PANCASILA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

A. Pengertian Pancasila

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

KETAHANAN NASIONAL DALAM BIDANG POLITIK

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

TUGAS AKHIR PANCASILA. Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

PROSES PEMBELAJARAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. Sulistyanto. Abstrak

SEKOLAH TINGGI ILMU INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

Pendidikan Kewarganegaraan

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

MENGGAGAS URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI Fitri Yanti

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

Sosialisme Indonesia

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

Mata Kuliah Kewarganegaraan

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

Bisnis Internasional Pertemuan Pertama Bab 1 dan 2 Globalisasi dan Perbedaan Sistem Politik Ekonomi antar Negara

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan proaktif melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

REVITALISASI PKN SEBAGAI PENDIDIKAN IDEOLOGI PANCASILA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN GURU

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

ETIKA. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Teknik Industri. DR. Rais Hidayat. Modul ke: Fakultas: Teknik.

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi. Guru Mapel

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

SISTEM EKONOMI PANCASILA:

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Demokrasi adalah salah satu tuntutan terciptanya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Comparative Perspective: Pancasila dalam Konstruksi Demokrasitisasi Politik Indonesia 1 Oleh: CHANDRA DINATA, MPA. 2 Pendahuluan Dalam sejarahnya, Indonesia menjalani jalan terjal dalam mewujudkan cita-cita bersama untuk meraih kemerdekaan. Berbagai cara dan seluruh sumberdaya dikerahkan untuk meraih cita-cita tersebut. Oleh sebab itu, sejarah takkan pernah luput dari setiap keputusan yang diambil oleh bagsa ini, termasuk keputusan-keputusan politik untuk menjadikan bangsa ini lebih maju. Seperti pesan faunding father bangsa ini yang dikenal dengan Jasmerah. Indonesia sebagai bangsa didirikan dengan dasar kebersamaan (consensus) menunjukkan bahwa keberagaman menjadi satu landasan utama untuk mengapresiasi hak-hak seluruh warganya tanpa melihat dan berpihak pada satu entitas tertentu, baik suku, agama, ras, maupun golongan. Keunikan dari corak masyarakat Indonesia merupakan kekuatan besar bagi bangsa ini untuk meraih kemerdekaan pada waktu itu. Oleh para faunding father, dirumuskan Pancasila sebagai alat pemersatu dan sekaligus merupakan tujuan dan bentuk negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pidato Bung Karno pada saat lahirnya Pancasila (Sastrapratedja, 2006) merupakan spirit persatuan dan ketegasan bangsa Indonesia yang tidak berpihak pada salah satu bentuk ideologi-ideologi yang berpengaruh saat perang dingin berlangsung. Pancasila merupakan dasar negara, sebagai filosofis negara, dan sekaligus sebagai ideologi negara. Artinya, saat perdebatan antara ideology-ideologi besar dunia seperti kapitalisme dan sosialisme, Pancasila tidak berada dalam salah satu pandangan dunia tersebut, Pancasila berdiri sejajar diantara keduanya. Inilah yang merupakan kebesaran yang dimiliki oleh bangsa ini dan patut dibanggakan. 1 Disampaikan dalam Seminar Nasional dengan tema: Pancasila Energi Ppositif Menjaga Kerukunan Serta Keharmonisan Masyarakat Menuju Pemilu 2014 Damai diadakan di Malang tanggal 20 Maret 2014 di Malang. Oleh LSM-JAM dan Dirjen Kesbangpolinmas RI 2 Staf pengajar di Jurusan Administrasi Publik, FISIP Unmer Malang

Hingga saat ini Pancasila tetap menjadi dasar dan filosofi Negara Indonesia sebagai negara bangsa. Namun seiring perkembangan zaman, Pancasila dalam implementasinya mengalami pergeseran dalam aktualisasi kehidupan berbagsa. Di era rezim Orde Lama (1945-1965), Pancasila merupakan ideologi dalam menentukan setiap kebijakan Negara. Kelima sila yang tertuang dalam Pancasila tersebut menjadi tolok ukur dalam membuat kebijakan sehingga Pancasila diterjemahkan dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) sebagai kebijakan umum dalam mencapai tujuan Negara yakni menuju Negara sejahtera (seperti yang tertuang dalam sila kelima keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia ). Kemudian di era rezim Orde Baru (1965-1998), pandangan atas konsep Pancasila ditempatkan pada ideology terbuka. Pancasila ditempatkan dalam seluruh lini kehidupan berbangsa dan bernegara, baik level masyarakat maupun level birokrasi pemerintahan. Pancasila dijadikan sebagai pedoman yang mencerminkan identitas satu komunitas ataupun institusi. Oleh sebab itu, para pakar menyebutkan bahwa era ini merupakan era penempatan Pancasila sebagai ideology politik yang mampu untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan zaman, atau bisa penulis sebutkan sebagai era modernisasi pancasila. Dalam tulisan singkat ini penulis akan mendiskuikan beberapa fenomena kekinian terkait dengan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam system demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia sejak era reformasi. Tulisan ini akan menggunakan analisa dalam sudut pandang studi perbandingan untuk menjawab fenomena kekinian atas implementasi demokrasi di Indonesia. Pancasila dalam Percaturan Ekonomi Global Globalisasi merupakan upaya untuk mendiseminasikan gagasan secara global agar gagasan tersebut menjadi subsistem bagi pembangunan bagi negara tujuannya. Dengan demikian, globalisasi merupakan upaya Negara kuat menguasai segala aspek kehidupan untuk meraih keuntungan besar dengan menggunakan isu-isu pembangunan, memanfaatkan kecanggihan teknologi dan mudahnya mendapatkan informasi. Menurut Kurniawan (2009) globalisasi terletak pada asumsi bahwa integrasi ekonomi dan politik

telah mentransformasikan ideology dan struktur institusi domestik, terutama pada hubungan kekuasaan serta orientasi normatif dan kognitif. Upaya-upaya yang dilancarkan dengan berbagai misi agar usaha untuk menglobalisasikan ide dapat berjalan mulus. Ada dua dimensi menurut Kurniawan (2009) yang dilancarkan globalisasi terhadap Negara yang baru berkembang. Pertama, integrasi ekonomi; merupakan upaya diseminasi gagasan dalam bidang ekonomi merujuk kepada konsep global dengan tolok ukurnya adalah tingkat investasi, volume perdagangan, dan keterbukaan financial. Tingkat investasi lebih pada pergerakan modal lintas batas Negara dengan cara memberikan hak kepada para investor untuk melakukan pengontrolan atas asset-aset perusahaan di suatu Negara. Kemudian dilihat dari sisi volume perdagangan, volume perdagangan secara global yakni perdagangan lintas Negara (ekspor-impor). Dan yang terakhir adalah keterbukaan financial. Keterbukaan financial diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara global. Kedua, Integrasi politik; yang merupakan bentuk perjanjian kerjasama antar Negara (bilateral, multilateral) dalam hal pembangunan basis ekonomi dalam suatu Negara. Perjanjian inilah yang disebut sebagai integrasi politik, karena perjanjian ini merupakan bentuk perjanjian yang secara politis sangat kuat. Misalnya suatu Negara bergabung dalam organisasi perdagangan dunia (WTO) kemudian mengikuti segala persyaratan maupun aturan-aturan yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Secara politik, dengan itegrasi politik tersebut globalisasi dapat merambah masuk melalui kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan demikian pemerintah mengamankan kepentingan-kepentingan pasar dalam meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Terlebih pola tingkah laku masyarakat yang semakin konsumtif. Berdasar pejelasan teoritik dari beberapa ilmuan diatas menunjukkan bahwa ada korelasi antara Negara, Pasar, dan Masyarakat (civil society). Negara sebagai organisasi yang mengatur sirkulasi kebijakan untuk di implementasikan kepada civil society berpandangan bahwa pengelolaan Negara menuju masyarakat sejahtera harus ada campurtangan pasar didalamnya. Pasar selaku penyedia jasa yang mampu memberikan serta menciptakan ruang-ruang baru bagi masyarakat untuk dapat mendapatkan nafkah hidup. Bagi Negara, pasar mampu memberikan keinginan rakyat serta dapat pula meringankan beban Negara atas kewajiban-kewajibannya yakni menciptakan lapangan pekerjaan yang layak bagi warga negaranya. Dengan demikian, Negara melalui

pemerintah memberikan ruang yang luas kepada pasar sebagai bentuk kerjasama dalam mengelola serta menyediakan fasilitas-fasilitas publik. Fasilitas publik yang disediakan oleh pasar disebut juga privatisasi (Petras dan Henri Veltmeyer, 2001). Demokrasi: Pancasila Ditengah Harapan dan Tantangan Pancasila yang merupakan falsafah kehidupan berbagsa dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila bukan untuk satu golongan tertentu, melainkan untuk mengakomodir seluruh kepentingan umat, bangsa, dan negara. Secara teoritik, system filsafat yang terkandung dalam Pancasila bersifat praktis dan dapat digunakan langsung sebagai pedoman kehidupan berbangsa untuk mencapai tatanan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera (Bakry, 1994: 35). Dewasa ini yang berkembang dinegara kita sejak era reformasi, secara demokratis hirarki kekuasaan terwujud dalam bentuk pendelegasian wewenang (delegated discretion) (Fukuyama, 2005) pemerintah pusat dan daerah secara otonom mengurusi kebutuhan-kebutuhan dasar warganegara mulai dari ekonomi, politik, sosial hingga budaya. Lebih tajam lagi Fukuyama mengkritisi bahwa delegated dicretion memunculkan egosektoral yang ditimbulkan akibat kepentingan individu lebih dominan dari pada menunjukkan kepentingan prinsipal dalam kelas warganegara. Masalah lain yang akan muncul sebagai bentuk kompleksitas masalah yakni otoritas yang bergerak dalam satu arah sebagai komando tidak mampu memberikan pencerahan pada kelas hirarki kekuasaan dibawah yang menimbulkan kekacauan moral para pejabat birokrat seperti penyimpangan kewenangan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan lain sebagainya menusuk sendi birokrasi pemerintahan yang diakibatkan oleh menguatnya kepentingan individu dalam mengelola negara. Malang, 20 Maret 2014

Daftar Pustaka Bakry, Noor MS., 1994, Orientasi Filsafat Pancasila, Edisi Revisi, Liberty, Yogyakarta Fukuyama, Francis, 2005, Memperkuat Negara; Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kurniawan, Nanang Indra, 2009, Globalisasi dan Negara Kesejahteraan: Perspektif Institusionalisme, Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, Yogyakarta Petras, James dan Henry Veltmeyer, 2001, Kedok Globalisasi; Imperialisme Abad 21, terjemahan, Ceraka Nusantara Sastrapatedja, M., 2006, Pancasila Sebagai Orientasi Pembangunan Bangsa dan Pengembangan Etika Ilmu Pengetahuan, Makalah Seminar dan Simposium Pancasila, UGM-Kagama-LIPI.