NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

TUGAS AKHIR ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT PERHITUNGAN METODE NUMERIK

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

METODOLOGI PENELITIAN

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik distribusi suhu proses pengelasan Djarot B. Darmadi

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PERPINDAHAN PANAS (TKT 2503) Oleh: Ir. Murni Yuniwati, MT.

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DISTRIBUSI PANAS PADA ALAT PENGERING RUMPUT LAUT (STUDI KASUS PADA ALAT PENGERING RUMPUT LAUT DI SITUBONDO)

BAB I PENDAHULUAN. perpindahan energi yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

ANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS. Muntolib**) dan Rusdiyantoro*)

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

ANALISA NUMERIK DISTRIBUSI PANAS TAK TUNAK PADA HEATSINK MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENT

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

Modifikasi Rancangan Incinerator Gas Asam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

ANALISA PERSOALAN PEMBEBANAN PADA BATANG DENGAN METODA ELEMEN HINGGA MENGGUNAKAN MS-EXCEL DAN ANSYS

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN OSBORNE REYNOLDS APPARATUS PIPA HORIZONTAL

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

BAB II LANDASAN TEORI

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

PENGANTAR PINDAH PANAS

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : JOKO SUPRIYANTO NIM. I

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

PENGARUH KOEFISIEN PERPINDAHANKALOR KONVEKSI DAN BAHAN TERHADAP LAJU ALIRAN KALOR, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI SIRIP DUA DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK

BAB II LANDASAN TEORI

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL 0.075 m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: YONGKY HARJA WINATA D.200.080.088 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL 0.075 m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METOIDE NUMERIK Yongky Harja Winata, Wijianto, Tri Tjahjono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura email : yongkyharjawinata@gmail.com ABSTRAKSI Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil perhitungan perpindahan panas pada rectangular duct dengan cara mengetahui temperatur pada tiap node antara perhitungan komputasi menggunakan software ANSYS 12 SP1 dan perhitungan manual dibantu dengan software Microsoft Excel 2013. Cara penyelesaiannya adalah dengan mensimulasikan benda uji penampang rectangular duct dengan panjang 1500 mm, lebar 750 mm, dengan konduktivitas thermal 0,2 W/mK yang ditanamkan didalam tanah sedalam 500 mm, dan fluida yang mengalir didalamnya memiliki temperatur sebesar 393 K dengan koefisien perpindahan panas 400 W/m 2 K. Pada bidang tanah memiliki temperatur 293 K dengan konduktivitas thermalnya 0,8 W/mK. dan aliran fluida di atas permukaan tanah memiliki temperatur 303 K dengan koefisien perpindahan panas sebesar 10 W/m 2 K. Kemudian membandingkasn hasil analissi simulasi dengan hasil analisis metode numerik. Hasil analisa menunjukkan bahwa perhitungan kalor pada rectangular duct menggunakan ANSYS 12 SP1 dan metode numerik memiliki hasil yang relatif sama. Terdapat perbedaan pada ujung-ujung node antara kedua metode disebabkan ketelitian metode analisa menggunakan software ANSYS 12 SP1 lebih teliti dibandingkan dengan analisa menggunakan metode numerik. Kata kunci : rectangular duct, perpindahan panas, metode numerik

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini banyak menyediakan sarana prasarana untuk memudahkan serta memberikan kenyamanan hidup bagi keberlangsungan hidup manusia. Dengan banyak model serta fungsi masing-masing alat tersebut. Alat tersebut berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) mulai dari yang sederhana hingga yang rumit, manusia bersaing membuat teknologi tersebut terus berkembang demi mencapai asas fungsi teknologi sebenarnya. Lazimnya perangkat tersebut telah menjadi penemuan yang paling mutakhir yang terus dikembangkan karena memiliki keterkaitan terhadap kehidupan manusia masa kini. Pada penyelesaian masalah perhitungan tersebut dianjurkan untuk menggunakan perangkat-perangkat yang ada untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dipercaya dalam ketepatan serta keakuratannya. Dalam ilmu teknik sering dijumpai istilah yaitu CFD (Computational Fluid Dynamics), FEM (Finite Element Methods), CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut merupakan software yang sering digunakan untuk membantu menyelesaikan persoalan dalam ilmu teknik. Penyelesaian pada kasus perpindahan panas pada sebuah benda dapat menggunakan metode analisis numerik dimana sebuah benda yang dialiri panas dapat dibagi dalam bentuk tambahan jenjang kecil (equal increment) pada aksis x dan aksis y pada dan notasi m merupakan tambahan pada aksis x, notasi n merupakan tambahan pada aksis y, dan notasi q merupakan panas yang terdapat pada node (simpul) tambahan pada aksis x dan aksis y dengan titik pusat node yang temperaturnya akan dicari pada dimensi perpindahan panas yang terjadi terhadap luasan benda

tersebut (dalam dua dimensi). Seperti ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar 1.1. Bagan perpindahan kalor yang terjadi pada benda dalam dua dimensi Dalam proses penyelesaiannya yaitu dapat digunakan beda jenjang berhingga untuk mendapatkan tambahan diferensial pada koordinat bidang perpindahan temperatur yang dicari besarnya, makin kecil tambahan beda berhingga berarti makin banyak simpul (node) yang tercipta maka makin baik pendekatan terhadap distribusi besar temperatur sebenarnya, begitu pula sebaliknya. Untuk proses analisa serta mengetahui tentang fenomena perpindahan panas yang terjadi pada rectangular duct, selanjutnya perhitungan dasar tersebut akan diterapkan pada perhitungan dengan menggunakan software Ansys 12 Sp1 dan Microsoft Excel 2013. 1.2. Tujuan Tujuan dari penetitian ini adalah sebagai berikut : 1.2.1. Sikronisasi perhitungan perpindahan panas pada rectangular duct secara komputasi dan metode numerik yang diharapkan mendapatkan hasil yang relevan

1.2.2. Untuk mengetahui dasar dari perhitungan yang digunakan dalam metode komputasi dengan perangkat lunak melalui perhitungan dasar secara numerik 1.2.3. Untuk mengetahui bahwa software ANSYS 12 SP1 dapat digunakan untuk melakukan analisis perpindahan panas dengan hasil yang sama dengan perhitungan secara matematis yang telah dilakukan, serta untuk membuktikan software tersebut telah teruji keakuratannya dalam memperhitungkan perpindahan panas suatu benda yang diuji. 2. Kajian Pustaka Perpindahan panas merupakan ilmu untuk memprediksi perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Apa yang ada dalam perpindahan panas tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, tetapi pengaruhnya dapat diamati dan diukur (J.P.Holman, edisi sepuluh, 1991). Ahlul Halli (2012), dalam penelitiannya menyebukan bahwa pengaruh bentuk profil pipa berpengaruh terhadap nilai perpindahan panas. Meskipun memiliki diameter hidraulik yang sama, profil kotak memiliki nilai koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan profil lingkaran. Variasi jenis aliran tidak

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai koefisien perpindahan panas. Dari penelitian ini aliran searah memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan aliran berlawanan terhadap koefisien perpindahan panasnya. Kaprawi (2000), meneliti tentang posisi segi empat terhadap aliran mempunyai pengaruh terhadap perpindahan panasnya (asumsi panjang pipa tak terhingga). Posisi pipa dengan salah satu sudut segi empatnya diarahkan ke datangnya aliran yang mempunyai perpindahan panas lebih baik dibandingkan dengan pipa yang mana salah satu dindingnya dipasang tegak lurus dengan aliran. Variasi kedua sudut dinding segi empat dengan lebar dinding yang sama mempengaruhi besar perpindahan panasnya semakin naik sudutnya maka semakin naik secara linier perpindahan panasnya dan sebaliknya. L. Buchori, dkk (2000) meneliti tentang perpindahan panas konduksi secara dua dimensi untuk konveksi dan radiasi menggunakan metode komputasi, dan menyimpulkan bahwa metode elemen hingga (finite element), adalah metode perhitungan yang aktual dalam menyelesaikan permasalahan perpindahan panas secara dua dimensi bahkan tiga dimensi. Dengan berbagai bentuk geometri. Dengan metode linierisasi didalamnya menggunakan persamaan aljabar pada kondisi batas yang ditentukan dapat menentukan realitas dari hasil perhitungannya. Metode linierisasi atau quesi-linierisasi merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan profil temperatur lebih realistis. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1. Studi Literatur Studi literatur ini dapat ditemukan pada referensi dari tulisantulisan mengenai dengan materi yang dibutuhkan dalam penelitian

ini dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Misal pada analisa perpindahan panas pada benda dua dimensi, tutorial menggunakan software yang berhubungan dengan ilmu teknik mesin. Penulis mencari literatur yang ada pada beberapa buku, jurnal yang berkaitan 3.2. Studi Lapangan Dengan mengadakan survei dan mengadakan beberapa pengamatan serta membandingkan terhadap penyelesaian persoalan yang berkaitan dengan teknik mesin yang aktual dengan cara bertukar pendapat secara langsung maupun tidak langsung dalam mengetahui kelemahan dan kelebihan software yang digunakan. 4. Hasil Penelitian Persentase selisih nilai temperatur rata-rata dari analisis menggunakan software ANSYS dan metode numerik adalah sebesar 0.022%. Kemudian hasil dari tabel dibandingkan dengan menggunakan gradien warna sesuai perpindahan panas yang terjadi dari bagian dalam rectangular duct sampai bagian luar rectangular duct yaitu sebagai berikut : Gambar 1. Pemodelan nilai temperatur tiap node menggunakan Microsoft excell pada analisa metode software ANSYS

Gambar 2. Pemodelan nilai temperatur tiap node menggunakan Microsoft excell pada analisa metode inverse matrik Gambar 3. Pemodelan nilai temperatur tiap node menggunakan Microsoft excell pada analisa metode iterasi Kemudian dari hasil yang telah didapatkan, dapat dibandingkan kedalam grafik hubungan antara temperatur dan jarak perpindahan panas sesuai nomor dan posisi node pada kedua metode analisa. Yaitu sebagai berikut :

Grafik 1. Hubungan temperatur dan jarak perpindahan panas pada node sisi horisontal rectangular duct analisa menggunakan ANSYS dan metode numerik Pada grafik (1), dijelaskan bahwa node 77, 47, 17, 144 merupakan node yang diambil sebagai sampel node pada sisi horisontal dari rectangular duct. Node ini adalah sama nilainya dengan node pada sisi vertikal dari rectangular duct. Begitu juga dengan node yang lainnya. Nilai temperatur dari aksis x maupun aksis y adalah sama besar. Hal ini terjadi karena bentuk dari penampang rectangular duct adalah simetris. Kemudian perbandingan nilai temperatur node bagian pojok (corner edge) mulai dari batas konveksi hingga batas yang bersinggungan dengan tanah yaitu pada grafik (2), dijelaskan bahwa node yang disebutkan pada grafik merupakan sampel node yang terletak pada (corner edge) dari rectangular duct dengan batas konveksi pada sisi horisontal. Nilai dari node yang terletak pada sisi vertikal rectangular duct adalah sama besar.

Grafik 2. Hubungan temperatur dan jarak perpindahan panas pada node horisontal analisa menggunakan ANSYS dan metode numerik dengan batas konveksi Grafik 3. Hubungan temperatur dan jarak perpindahan panas pada node horisontal analisa menggunakan ANSYS dan metode numerik dibagian dalam

Grafik 4. Hubungan temperatur dan jarak perpindahan panas pada node horisontal analisa menggunakan ANSYS dan metode numerik dibagian ujung bersentuhan dengan bidang tanah Dari kedua metode didapatkan nilai temperatur pada sudut (corner edge) lebih kecil dibanding dengan nilai temperatur kearah vertikal maupun horisontalnya, dikarenakan oleh bentuk penampang sistem rectangular duct pada sudutnya merupakan permukaan bersudut tajam (sharp edge), yang permukaan untuk perpindahan panasnya semakin kecil. Kemudian menyebabkan aliran fluida yang mengalir didalam rectangular duct (kecuali fluida kompresibel) memiliki rugi aliran yang tinggi karena dapat menyebabkan turbulensi aliran. Bila dalam teori metalurgy molecule terjadi pergerakan secara acak (displacement) antara molekul berdekatan ketika mendapat beban atau panas dan tidak saling mengikat.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Pada analisa perpindahan panas terhadap rectangular duct menggunakan software ANSYS 12 SP 1 dan metode numerik, kemudian hasil dari setiap metode dibandingkan, maka ddidapat kesimpulan yaitu sebagai berikut : 5.1.1. Dari data properti material rectangular duct dan material tanah yang diketahui. Kemudian dilakukan analisa komputasi (ANSYS 12 SP1) dan metode numerik (invers matriks dan iterasi) dengan besaran properti pada setiap material adalah konstan. Maka, dihasilkan selisih nilai temperatur pada node 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 102, 103, 104, 105, 106, 107. Kemudian kalor yang dilepas untuk analisa komputasi (ANSYS 12 SP1) yaitu sebesar 56,124 W/m, dan untuk metode numerik (invers matriks dan iterasi) yaitu sebesar 58,638 W/m. Selisih antara temperatur dan kalor yang terjadi pada kedua metode analisa disebabkan karena pembulatan desimal pada masing-masing metode analisa. 5.1.2. Pada permukaan tanah, terdapat temperatur lingkungan sebesar 303 K, koefisien perpindahan panas sebesar 10 W/m 2 K, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan komputasi (ANSYS 12 SP1) dan metode numerik. Maka terjadi perpindahan panas secara konveksi kedalam permukaan tanah sampai pada kedalaman 0,0995 m dengan temperatur 299,91 K, Sehingga tidak berpengaruh terhadap perpindahan panas yang terjadi pada rectangular duct.

5.1.3. Pada node diagonal 1, 32, dan 63 setelah dilakukan analisa menggunakan analisa komputasi (ANSYS 12 SP1) dan metode numerik (invers matriks dan iterasi). Didapatkan hasil nilai temperatur untuk analisa komputasi (ANSYS 12 SP1) sebesar 299,39 K, 319,18 K, 361,96 K dan untuk metode numerik (invers matriks dan iterasi) sebesar 299,301 K, 318,892 K, 361,827 K. Hasil tersebut bernilai lebih kecil dibandingkan dengan temperatur pada sisi horizontal atau vertikal (node 91, 92, 93 atau node 4, 34, 64). Hasil ini menyatakan bahwa perpindahan panas yang terjadi pada arah diagonal lebih lambat disebabkan karena perpindahan panas yang terjadi terhadap arah diagonal pada rectangular duct merupakan resultan dari kalor yang bergerak secara horizontal maupun vertikal dan dampaknya terhadap nilai jarak antar node lebih besar 5.2. Saran 5.2.1. Dalam melakukan penelitian diperlukan ketelitian dalam subtitusi bilangan kedalam persamaan sehingga benarbenar akan didapatkan hasil yang teliti 5.2.2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan variasi bentuk luasan perpindahan panas yang lain yang terkena aliran konduksi maupun konveksi 5.2.3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan perbandingan dengan menggunakan variasi pada temperatur, nilai koefisien perpindahan panas, dan nilai konduktivitas thermal pada material.

DAFTAR PUSTAKA Becker, Erick, B., 1985, Elemen-Elemen Hingga, Erlangga, Jakarta. Baker, John, R., 2001-2005, ANSYS Tutorial For Graduate Mechanical Engineering Course, Diakses 03 Februari 2014 dari http://www.engr.uky.edu/ansystutor.html. Buchori, L., 2000, Perpindahan Panas, Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang. Buchori, L., Dkk., 2000, Komputasi Perpindahan Panas Konduksi Dua Dimensi Untuk Konveksi dan Radiasi Termal, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Cengel, Yunus. A., 2003. Heat Transfer-Practical Approach. 10 th edition. McGraw-Hill International Book Company, Singapore. Halli, Ahlul., 2012. Koefisien Perpindahan Panas Menggunakan Profil Kotak Pada Alat Penukar Kalor. Universitas Indonesia, Depok. Hasimi Pane, Ali., 2011, Penyelesaian Numerik Perpindahan Panas Konduksi 2-D Pada Bidang Datar Menggunakan Program MS.Excell dan Engineering Equation Solver, Universitas Sumatra Utara, Medan. Holman, J.P, 2010. Heat Transfer, 10 th edition. McGraw-Hill International Book Company, New York. Incropera F.P, DeWitt D.P., 2006. Fundamentals of Heat And Mass Transfer, 6 th edition. Mechanical and Aerospace Engineering Departement. University of California. Los Angeles Kaprawi. Dkk., 2000. Pengaruh Pipa Segi Empat Dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Rafael, Falcon., 2008. Analisis Karateristik Termal. Universitas Indonesia, Depok. Rosidi, Fathan., 2009. Analisis Perpindahan Kalor yang Terjadi Pada Rectangular Duct dengan ANSYS 11 SP1 dan Perhitungan Numerik. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Sivaprasad, K.S., 2009. ANSYS Tutorial - Analysis of Two Dimensional Heat Transfer Problems - Steady State, Diakses 03 Februari 2014 dari https://www.youtube.com/watch?v=2qtbaaayfhg Susastriawan, A, P., 2011. Modul Kuliah Perpindahan Panas dan Massa Konduksi Teknik Mesin. Institut Sains dan Teknologi AKPRIND, Yogyakarta. Tjahjono, Tri., 2009. Materi Kuliah 1 Perpindahan Panas I Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.