GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 17 Sesi NGAN DESA - KOTA : 2 A. PENGERTIAN KOTA a. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun 1980 Kota terdiri atas dua bagian. Pertama, kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administrasi sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri nonagraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman. b. R. Bintarto Bintarto mengungkapkan bahwa kota merupakan sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk tinggi, struktur sosial ekonomi heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik. B. CIRI FISIK KOTA 1. Terdapat gedung-gedung perkantoran. 2. Terdapat pusat-pusat perbelanjaan. 3. Terdapat tempat-tempat untuk parkir. 4. Terdapat tempat-tempat untuk rekreasi. 5. Terdapat tempat-tempat untuk olahraga. 6. Terdapat ruang terbuka hijau. 1
7. Terdapat ruang terbuka (open space) seperti lapangan, kolam renang, dan lapangan golf. 8. Terdapat kompleks-kompleks perumahan, pendidikan, dan kesehatan. C. POTENSI KOTA a. Potensi Ekonomi Berupa gedung-gedung perkantoran, industri jasa, tenaga ahli, pusat perdagangan, dan industri. b. Potensi Sosial Berupa rumah sakit, apotek, tenaga medis, dokter ahli, panti jompo, panti sosial anak, jaringan transportasi, listrik, telepon, sarana rekreasi, dan olah raga. c. Potensi Budaya Berupa sarana pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem peralatan yang lebih maju, sistem mata pencarian yang bervariasi, dan organisasi sosial yang berkembang pesat. d. Potensi Politik Berupa gedung-gedung pusat pemerintahan sebagai pusat administrasi pemerintah. D. FAKTOR PEMBENTUK KOTA a. Faktor Fisik 1. Letak atau lokasi atau situs yang strategis. 2. Fisiografi atau topografi halus. 3. Tanah subur dan iklim mendukung. 4. Sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, tambang, dan keindahan alam. b. Faktor Nonfisik 1. Kondisi penduduk seperti jumlah, kepadatan, kualitas. 2. Fasilitas sosial berupa sarana dan prasarana. 3. Pusat pelayanan, pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat industri, pusat perkebunan, pusat pertambangan, pusat kerajaan, dan pusat wisata. 2
E. KLASIFIKASI KOTA a. Berdasarkan Fungsinya 1. Kota sebagai Pusat Industri Kegiatan industrinya lebih dominan dibandingkan kegiatan lainnya. Umumnya dikelilingi daerah-daerah penghasil bahan mentah atau baku, sarana transportasi lancar. 2. Kota sebagai Pusat Perdagangan Aktivitas yang dominan di bidang perdagangan. Umumnya merupakan kota pelabuhan dengan aksesibilitas yang tinggi baik lewat darat maupun laut, memiliki infrastruktur berupa gedung dan bangunan. 3. Kota sebagai Pusat Rekreasi dan Kesehatan Kota ini mampu menarik pendatang baik untuk tujuan rekreasi maupun penyembuhan. Udaranya bersih, suhunya sejuk dan pemandangan alamnya indah. 4. Kota sebagai Pusat Kebudayaan Memiliki potensi budaya tinggi. Umumnya bekas pusat kerajaan. 5. Kota sebagai Pusat Pemerintahan Kota ini berkembang pesat, karena juga berfungsi sebagai pusat pelayanan, pusat industri, perdagangan, politik, dan sosial budaya. b. Berdasarkan Jumlah Penduduknya Kota berdasarkan jumlah penduduknya dibagi sebagai berikut: No Jenis Kota Perkiraan Jumlah Penduduk 1 Kota Kecamatan 3.000 20.000 2 Kota Kecil 20.000 200.000 3 Kota Sedang 200.000 500.000 4 Kota Besar 500.000 1.000.000 5 Kota Metropolitan > 1.000.000 (Sumber: www.p4.go.id) F. TAHAP PERKEMBANGAN KOTA a. Berdasarkan Bentuk Perkembangan Kota 1. Perkembangan Horizontal Cara perkembangan ini mengarah ke luar. Artinya daerah bertambah, sedangkan ketinggian dan kuantitas lahan yang terbangun tetap. Perkembangan dengan cara 3
ini terjadi di pinggir kota, karena harga lahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota. 2. Perkembangan Vertikal Cara perkembangan ini mengarah ke atas. Artinya, daerah pembangunan dan kuantitas lahan yang terbangun tetap, sedangkan ketinggian bangunan bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota dan di pusat-pusat perdagangan yang memiliki nilai ekonomi. Hal itu dikarenakan harga lahan di daerah tersebut mahal. 3. Perkembangan Interstisital Cara perkembangan ini ke dalam. Artinya, daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan yang terbangun bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota serta antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan. b. Berdasarkan Pendapat Lewis Munford 1. Tahap Eopolis Perkembangan desa yang teratur menuju arah kehidupan kota. 2. Tahap Polis Perkembangan kota yang sebagian penduduknya masih berorientasi pada sektor agraris. 3. Tahap Metropolis Perkembangan kota yang telah mengarah pada kegiatan industri. 4. Tahap Megapolis Wilayah perkotaan yang terdiri atas gabungan beberapa kota metropolis. 5. Tahap Tyranopolis Perkembangan kota yang ditandai dengan kekacauan, kemacetan lalu lintas, dan tingkat kriminalitas tinggi. 6. Tahap Nekropolis Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya dan menjadi kota mati. c. Berdasarkan Pendapat Griffith Taylor 1. Stadium Infantile Pada stadium ini batas antardaerah tidak tampak jelas. Sebagai contoh batas antara daerah permukiman dan daerah perdagangan. Ciri yang tampak adalah masih menyatunya antara pertokoan dan perumahan pemilik toko. 4
2. Stadium Juvenile Pada stadium ini tampak adanya desakan terhadap perumahan-perumahan lama oleh perumahan-perumahan yang baru. Pada stadium ini pertokoan dan perumahan pemilik toko sudah mulai terpisah. 3. Stadium Mature Ciri stadium ini adalah banyaknya daerah baru yang muncul mengikuti rencana tata ruang, misalnya kawasan industri dan perumahan. 4. Stadium Senile Pada stadium ini setiap kawasan kurang mendapat pemeliharaan sehingga mengalami kemunduran sehingga disebut juga stadium kemunduran kota. d. Berdasarkan Pendapat J. M. Houston 1. Stadium Pembentukan Inti Kota Stadium pembentukan inti kota (nuclear phase) adalah tahap pembentukan kawasan pusat bisnis yang dikenal dengan Central Business Distric (CBD). Tahap ini merupakan tahap pembangunan gedung-gedung penggerak kegiatan. 2. Stadium Formatif Stadium formatif (formative phase) adalah tahap perkembangan kota seiring dengan perkembangan industri dan teknologi. Perkembangan industri berpengaruh terhadap perluasan wilayah, khususnya untuk kawasan industri dan perumahan. 3. Stadium Modern Stadium modern (modern phase) adalah tahap penggabungan antarpusat kegiatan. Pada stadium ini kenampakan kota jauh lebih kompleks daripada stadium pembentukan inti kota dan stadium formatif. a. b. c. jalur kenampakan kenampakan transportasi fisik kota inti kota fisik kota pemekaran kota tahap I jalur transportasi inti kota pemekaran kota tahap II Gambar Tahap perkembangan kota menurut J. M. Houston: (a) nuclear phase, (b) formative phase, dan (c) modern phase. (Sumber: Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, 1989) 5
G. KARAKTERISTIK KOTA 1. Hubungan sosial bersifat gesselschaft 2. Patembayan 3. Individualistis dan materialistis 4. Mata pencarian nonagraris 5. Status sosial ekonomi heterogen 6. Pandangan hidup rasional dan berpikiran maju. 7. Toleransi lemah 8. Struktur penduduk dominan berumur produktif. 9. Sex ratio rendah 10. Kepadatan penduduk tinggi 11. Mobilitas penduduk tinggi 12. Cepat berganti pekerjaan 13. Man Land Ratio kecil 14. Terdapat segregasi keruangan 15. Penggunaan tanah dominan untuk industri dan jasa. 16. Terdapat kesenjangan sosial 17. Norma agama tidak begitu ketat H. TIPE MASYARAKAT KOTA 1. Netral 2. Orientasi diri 3. Prestasi 4. Heterogenitas 5. Universalisme 6