PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA Susanna Br Ginting Mahasiswa Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Corresponding author: Susannaginting94@gmail.com Abstrak Bangsa kita Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa, agama, aspirasi politik, dll. Ajaran kebangsaan sebagai suatu pergerakan perjuangan kemerdekaan yang kebudayaannya untuk mempersatukan dan tidak memecah belah. Dalam pelestarian kebudayaan Indonesia masih lemah dan pergerakan globalisasi sangat cepat. Dengan adanya ini, rasa kebanggaan terhadap identitas nasional sangat dibutuhkan, rasa kebanggaan ini yang akan menimbulkan sikap nasional siswa. Nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan yang mengandung makna sebagai suatu kebanggaan terhadap bangsanya, kesadaran dan semangat cinta tanah air serta memiliki rasa persatuan dan kesatuan. Sikap nasionalisme siswa akan tergambar dalam perilaku menghormati, melestarikan, melindungi serta menjaga segala sesuatu yang dimiliki oleh negaranya. Pembentukan sikap nasionalisme siswa bukan hanya terjadi di dalam kelas/sekolah saja tetapi dapat terjadi dalam lingkungan masyarakat/teman sebaya dan lingkungan keluarga. Rasa cinta tanah air dapat ditimbulkan melalui pemberian pengetahuan dan implementasi nilai-nilai nasionalisme oleh sekolah dan masyarakat. Sikap nasionalisme siswa dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran di kelas dan melalui ekstrakurikuler, salah satu contohnya adalah Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA). Melalui pendidikan dan kebiasaan yang dilakukan sekolah, sikap nasionalisme siswa akan tumbuh dan berkembang. Sikap nasionalisme siswa juga dapat ditunjukkan dengan memiliki rasa bersatu antar warga sekolah. Sikap nasionalisme siswa juga dapat ditunjukkan dalam masyarakat luas dengan cara menghargai orang lain meskipun berbeda agama, budaya, dan adat istiadat. Kata kunci : Lingkungan sosial, nasionalisme, kebangsaan PENDAHULUAN Nasionalisme bangsa Indonesia merupakan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap negara dan tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme kini berada dalam pusaran peradapan baru bernama goblalisasi dan kian mendapat tantangan yang begitu besar. Rasa nasionalisme kini mulai terkikis, luntur perlahan dan di gantikan faham baru seiring dengan perkembangan zaman. Karena terkikisnya nasionalisme inilah banyak pihak yang mulai membangkitkan semangat nasionalisme melalui berbagai kegiatan. Salah satunya melalui penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam lingkungan sosial. Penanaman nilai nasionalisme menjadi sebuah jalan keluar bagi proses perbaikan bangsa dan negara Indonesia. Terbentuknya individu yang nasionalis haruslah ditata sedini mungkin, setiap jenjang sekolah haruslah menanamkan rasa nasionalisme kepada para anak didiknya. Dalam kehidupan manusia pendidikan mempunyai peran strategis untuk membentengi peserta didik sebagai penerus bangsa, memberikan basic perilaku untuk saling menghormati masyarakat yang ada, memberikan pencerahan terhadap perilaku yang menyimpang yang merugikan bangsa dan negara, serta mampu menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik, bertanggung jawab serta mampu menjadi warga negara yang mau dan mampu membela bangsanya dan mengamankan aset-aset bangsanya. Dalam hal ini generasi muda merupakan sosok individu yang sangat berkompeten dalam menentukan maju mundurnya suatu bangsa, karena hal tersebut akan membawanya kearah kemajuan diri dari bangsanya. Di dunia pendidikan khususnya siswa Sekolah Dasar nampak dengan adanya gejala menurunnya sikap nasionalisme yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika mengikuti kegiatan upacara pengibaran bendera yang mestinya harus diikuti dengan sikap sempurna ternyata sebagai siswa masih ada yang bermain, ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagaian dari siswa sambil bermain dan tidak hidmat. Dalam dunia pendidikan, hendaklah diusahakan bagaimana caranya kita mengatasi faktor-faktor penyebab agar jiwa nasionalisme di kalangan pelajar dan generasi muda tidak luntur atau bahkan lenyap. Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi tumbuhnya sikap nasionalisme. Antara lain, faktor guru dan faktor lingkungan seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, lingkungan spiritual. Dilihat dari tempatnya, dapat dibedakan lingkungan sekolah, rumah, masyarakat, dan luar sekolah. Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor siswa itu sendiri, baik faktor dari dalam diri siswa itu sendiri maupun faktor dari luar diri siswa. 11
Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan untuk menjaga agar suatu bangsa tetap berdiri dengan kokoh dalam kerangka sejarah pendahulunya. Dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka eksistensi suatu negara akan selalu terjaga dari segala ancaman, baik ancaman secara internal maupun eksternal. Cinta tanah air atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, meyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia. Berkeyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri yang membahayakan keutuhan NKRI. PEMBAHASAN Lingkungan Sosial Lingkungan sosial juga di sebut dengan konteks sosial atau konteks sosiokultural, ataupun disebut juga dengan milieu, merupakan sesuatu hal yang dapat didefinisikan sebagai sebuah suasana fisik ataupun sebuah suasana sosial yang dimana manusia hidup dan berinteraksi didalamnya sehingga dapat berkembang. Sedangkan menurut barnet dan Casper, Lingkungan sosial terdiri dari kebudayaan atau kultur yang di ajarkan dan di alami oleh individu ataupun manusia. Sedangkan lingkungan sosial menurut Purba mengatakan, adalah sebuah wilayah dimana di sana merupakan tempat berlangsungkan berbagai macam interaksi sosial antar satu kelompok dengan yang lainnya. Adapun pranata dari interaksi sosial ini meliputi adanya simbol dari nilai dan norma yang jelas yang berkaitan dengan lingkungan Dengan demikian, maka dapat di simpulkan bahwa lingkungan sosial merupakan sebuah lingkungan yang di dalamnya terdiri dari makhluk sosial dimana mereka berinteraksi satu sama lainnya untuk dapat membentuk sebuah sistem pergaulan yang memiliki peranan yang besar pembentukan kepribadian suatu individu. Faktor Lingkungan Sosial Faktor-faktor lingkungan sosial di antaranya adalah sebagai berikut. Yang pertama adalah pengelompokan sosial yaitu berbagai macam orang-orang dimana mereka membentuk persekutuan sosial yang dilandasi oleh adanya hubungan kekerabatan seperti keluarga marga dan lainnya Yang selanjutnya dari lingkungan sosial adalah penataan sosial dimana hal ini sangat penting untuk dapat mengatur ketertiban dalam kehidupan di masyarakat. Penataan itu berupa aturan-aturan yang di gunakan sebagai pedoman untuk bersama kerja-sama dan pergaulan untuk setiap anggotanya dimana setiap orang harus memiliki kedudukan yang jelas sehingga akan lebih jelas untuk mengetahui kepentingan satu dengan yang lainnya. Contoh Lingkungan Sosial Ada banyak sekali contoh-contoh dari lingkungan sosial seperti lingkungan sosial di sekolah dimana di dalamnya terjadi interaksi sosial di antara komponen-komponen pendukung dengan status yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan lainnya. Setiap dari komponen tersebut akan menjalankan tugasnya masing-masing. Selain itu contoh lingkungan sosial juga terdapat di dalam lingkungan masyarakat. Interaksi sosial di dalam lingkungan masyarakat memiliki keanekaragaman yang sesuai dengan status dan juga perannya masing-masing. Hal ini dapat di lihat pada interaksi antara satu warga dengan warga yang lainnya seperti adanya kerja sama, bahu-membahu, persaingan dan juga gotong royong. Selanjutnya adalah lingkungan sosial di dalam keluarga. Di dalam keluarga tentunya juga memiliki lingkungan sosialnya sendiri yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan juga anggota keluarga lainnya. Setiap anggota keluarga tentunya memiliki perannya masing-masing seperti ayah yang bekerja,dan anak yang berangkat ke sekolah dimana setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing untuk saling berinteraksi satu sama lain dengan baik. Sikap Nilai (value) dan sikap (attitude) merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Sikap dianggap sebagai bagaian dari kepribadian individu yang dapat mewarnai kepribadian kelompok atau kepribadian bangsa. Sikap bersifat evaluatif dan berakar pada sikap yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu objek. sikap adalah suatu evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap merupakan penampilan dari tingkah laku seseorang yang cenderung ke arah penilaian masyarakat berdasarkan norma yang berlaku. Sehingga dapat dikatakan sikap adalah sebuah ekspresi dati perasaan. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap suatu keadaan sosial apakah institusi, pribadi, situasi, ide, konsep, dan sebagainya (Saifuddin, 2002:4-5). 12
Nasionalisme Istilah nasionalisme secara estimologi berasal dari kata Latin nation (kata benda natio dari kata kerja nasci yang berati dilahikan) artinya bangsa yang dipersatukan karena kelahiran. Namun arti dan hakikat yang melekat pada kata tersebut sudah berubah-ubah menurut ruang dan waktu serta disesuaikan dengan ideologi penafsirannya. Nasionalisme merupakan gejala sosio-politik yang berkembang secara dialektik, berakar di masa silam dakam hidup berbangsa serta tumbuhg dan berkembang yang akhirnya terwujud semangat persatuan dengan dasar cita-cita hidup bersama dalam satu negara nasional. Nasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan suatu paham yang menyatukan berbagai suku bangsa dan berbagai keturunan bangsa lain dalam wadah Negara Kesatuan Republilk Indonesia (NKRI). Dalam konsep ini berarti tinjauannya adalah formal, yaitu kesatuaan dalam arti satu kesatuan rakyat yang menjadi warga negara Indonesia (Bakry, 2010: 141). Bentuk Nasionalisme 1. Beberapa bentuk nasionalisme dan gerakannya yang terjadi di Indonesia adalah: Nasionalisme Kemandirian bangsa, di mana semangat bernegara di bangun untuk mewujudkan kejayaan bangsanya, contoh: Zaman Sriwijaya, Majapahit dan Samudera Pasai. 2. Nasionalisme Agama, yaitu gerakan yang berupaya memperoleh kemerdekaan melalui semangat keagamaan, contoh: upaya yang dipelopori oleh Serikat Islam (SI) sejak tahun 1911, dalam melawan kolonialisme Belanda. 3. Nasionalisme Sekuler, gerakan yang berupaya memperoleh kemerdekaan dengan tidak menyebutkan agama sebagai Inspirasi gerakan, walaupun tidak menentang adanya peran agama dalam kegiatan pilitik, contoh: gerakan yang dilakukan oleh Soekarno tahun 1927, melalui Partai Nasional Indonesia. 4. Nasionalisme Anti Agama (komunis), sebenarnya ciri nasionalisme ini lebih mengarah pada Internasionalisme, berbeda dengan bentuk gerakan kedua yang menjadikan agama sebagai spirit gerakannya, nasionalisme anti agama tidak memberikan peran agama bahkan agama tidak berperan dalam gerakan dan harus dijauhi (Budiono, 2007: 209-210). Perwujudan Nasionalisme Perwujudan nasionalisme disesuaikan dengan keadaan atau kondisi suatu negara, artinya nasionalisme pada zaman dahulu, sekarang dan yang akan datang tentunya akan berbeda. Ketika pada masa penjajahan perwujudannya adalah berupa perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan dan mendirikan negara sekaligus menentang penjajahan. Berbeda halnya ketika ketika negara ini sudah berdiri, karena sudah merasa bersatu, perwujudan nasionalisme adalah dengan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan negara untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Nasionalisme bangsa Indonesia merupakan jiwa kebangsaan yang memang mutlak harus ada mengingat bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, berbagai agama, berbagai kebudayaan maupun bahasa. Perwujudan nasionalisme ada dua hal, yang keduanya merupakan rangkaian peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik masa jaya maupun masa derita: 1. Kenangan masa lampau dalam hidup berbangsa. 2. Kehendak untuk bersatu dalam hidup bernegara. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-nilai Nasionalisme Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. 1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme a. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. b. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. c. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. 2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme 13
a. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang. b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Penanaman Nilai-nilai Nasionalisme 1. Nilai-nilai Nasionalisme Nilai adalah segala sesuatu yang disenangi atau diinginkan, dicita-citakan dan di sepakati yang dianggap sangat penting dan berharga (Djojomartono, 1989: 61). Dengan demikian niali-nilai nasionalisme Indonesia adalah nilai-nilai yang bersumber pada semangat kebangsaan Indonesia yang diharapkan dapat menjadi standar perilaku warga negara negara Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: 1. Nilai Rela Berkorban Nilai rela berkorban merupakan aturan jiwa atau semangat bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan baik dari dalam maupun luar. 2. Nilai Persatuan dan Kesatuan Nilai ini mencakup pengertian disatukannya beraneka corak yang bermacam-macam menjadi suatu kebulatan. Bermacam agama, suku bangsa yang dipeluk dan bahasa yang dipergunakan mudah memberi kesempatan timbulnya kekerasan. Kekerasan ini ditiadakan bilamana semua pihakl mempunyai rasa persatuan dan kesatuan yang tebal. Dengan demikian semboyan negara kita yang berbuyi Bhinika Tunggal Ika benar-benar dapat dipakai pedoman segenap bangsa Indonesia untuk berinteraksi dan mampu mengayomi dari seluruh wilayah Indonesia. 3. Nilai Harga Menghargai Sebagai Bangsa yang berbudaya, bangsa Indonesia sejak lama telah menjalin hubungan dengan bangsa lain atas dasar semangat harga menghargai. Jalinan persahabatan dengan bangsa merupakan bagian dari kehidupan bangsa Indonesia. 4. Nilai Kerjasama Nilai kerjasama ini merupakan aktivitas bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari suka bekerja sama atas dasar semangat kekeluargaan. Pancaran dari semangat kerjasama ini adalah bangsa Indonesia telah terbiasa menghadapi suatu persoalan terlebih dahulu dibicarakan bersama dan dikerjakan bersama. Nilai kerjasama ini masih tetap diperlukan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan. 5. Nilai Bangga Menjadi Bangsa Indonesia Nilai ini sangat diperlukan dalam melestarikan negara Republik Indonesia, perasaan bangga ini harus tumbuh secara wajar dan jangan dipaksakan. Sejarah perjuangan sangat menunjukkan bangsa Indonesia pernah menjadi bangsa yang jaya dan tinggi. Tetapi karena penjajahan itu menjadi bangsa yang menderita dan kekurangan. Pengalaman yang diperoleh sejarahini harus menjadi cambuk bangsa Indonesia untuk bekerja lebih keras agar dapat keluar dari suasana serba kekurangan (Djojomartono, 1989: 5-7). Sikap Nasionalisme Sikap nasionalisme merupakan sikap cinta akan tanah air, Menurut (Aman, 2011: 141) ada 6 indikator yang menunjukan sikap nasionalisme yaitu (1) Cinta Tanah Air, (2) Menghargai jasa-jasa pahlawan, (3) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, (4) Mengutamakan Persatuan dan kesatuan, (5) Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah, (6) Memiliki sikap tenggang rasa sesame manusia. SIMPULAN Nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan yang mengandung makna sebagai suatu kebanggaan terhadap bangsanya, kesadaran dan semangat cinta tanah air serta memiliki rasa persatuan dan kesatuan. Sikap nasionalisme siswa akan tergambar dalam perilaku menghormati, melestarikan, melindungi serta menjaga segala sesuatu yang dimiliki oleh negaranya. Pembentukan sikap nasionalisme siswa bukan hanya terjadi di dalam kelas/sekolah saja tetapi dapat terjadi dalam lingkungan masyarakat/teman sebaya dan lingkungan keluarga. Rasa cinta tanah air dapat ditimbulkan melalui pemberian pengetahuan dan implementasi nilai-nilai nasionalisme oleh sekolah dan masyarakat. 14
Terbentuknya individu yang nasionalis haruslah ditata sedini mungkin, setiap jenjang sekolah haruslah menanamkan rasa nasionalisme kepada para anak didiknya. Dalam kehidupan manusia pendidikan mempunyai peran strategis untuk membentengi peserta didik sebagai penerus bangsa, memberikan basic perilaku untuk saling menghormati masyarakat yang ada, memberikan pencerahan terhadap perilaku yang menyimpang yang merugikan bangsa dan negara, serta mampu menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik, bertanggung jawab serta mampu menjadi warga negara yang mau dan mampu membela bangsanya dan mengamankan aset-aset bangsanya. REFERENSI Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Budiyono, Kabul. 2007. Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta. Djojomartono, Moeljono. 1989. Jiwa Semangat dan Nilai-Nilai Perjuangan Bangsa Indonesia. Semarang: IKIP Press. Ms Bakry, Noor. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saifudin Azwar, (2000). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty. Bangkit, Joned. 2013. Kebijakan Penanaman Nilai-nilai Nasionalisme pada Siswa di SMA Negeri 1 Ambarawa. Semarang: UNNES Press. http://artikel-az.com/pengertian-lingkungan-sosial/ 15