Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI

Universitas Sumatera Utara

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. Gbr.1 Peta Jalur Sutra (Silk Road)

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

RENSTRA BKD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Abstrak. Kata Kunci : SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Pemberian store of the month, Analytical Hierarchy Process (AHP).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) TAHUN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERAN SJSN DALAM MENURUNKAN KETIMPANGAN DAN. Jakarta, 21 DESEMBER 2016

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Bandar Udara Intemasional sebagai pusat bisnis 1

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan Kantor

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

FORMULIR PERMOHONAN IZIN LOKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

ANALISA MODEL FUNGSI IMPOR INDONESIA DENGAN ASEAN DAN CHINA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING PRODUK TERHADAP CITRA MEREK PADA KONSUMEN SIM Card simpati PT.TELKOMSEL DI KOTA PADANG WELLI MARZENI *)

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

RANCANG BANGUN WEB E-COMMERCE MENGGUNAKAN METODE B2C UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Funiture merupakan salah satu kebutuhan dalam setiap rumah. Funsinya tak hanya untuk memperindah interior dalam rumah tapi jua untuk sebuah estetika yan mencitrakan kepribadian si pemilik rumah selain funsi utamanya yan menjadi alat untuk membantu kebutuhan sehari-hari. Perdaanan furniture merupakan salah satu komponen pentin di dalam perdaanan dunia untuk kateori produk-produk manufaktur dan setiap tahun volume ekspornya tumbuh pesat seirin denan pertumbuhan jumlah penduduk dan peninkatan pendapatan per kapita dunia. Kedua faktor ini merupakan sumber utama pertumbuhan permintaan dunia terhadap mebel. Jika pada tahun 1997 nilai perdaanan furniture dunia tercatat sekitar 41 miliar dollar AS pada tahun 2005 nilainya mencapai 80 miliar dollar AS. Namun yan memprihatinkan neara Indonesia sebaai salah satu neara eksportir bahan kayu mentah dunia malah hanya menekspor mebel untuk pasar dunia sebesar 0088 miliar dollar AS per tahunnya. Indonesia berada di bawah Malaysia denan pertumbuhan 180 yan bahkan perlu menekspor bahan kayu untuk memproduksi produk mebelnya sendiri. Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia dan neara-neara pesain di Asia 2005 Usaha mebel telah lama dikenal di Indonesia karena merupakan budaya turun temurun. Walaupun Indonesia memproduksi mebel dari berbaai bahan baku seperti kayu rotan besi dan plastik produksi dan ekspor mebel kayu merupakan komponen terbesar denan proporsi 75%. Sentra mebel kayu ukir-ukiran terkenal di Indonesia terutama berada di kota Jepara. lalu diikuti oleh kota Semaran Solo dan Surabaya. Sedankan mebel rotan berada di Cirebon.

Industri permebelan di Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menenah (UKM) tetapi kebanyakan adalah usaha mikro/rumah tana. Banyak dari mereka bekerjasama denan industri - industri besar atau perusahaan-perusahaan pemasaran (tradin houses). Tenaa kerja yan diserap baik lansun maupun tidak lansun mencapai 5 juta jiwa denan demikian industri ini telah menhidupi sekitar 20 juta jiwa. Selain mebel ukir Indonesia yan memiliki 300 lebih suku yan tersebar di Indonesia tentu memiliki berbaai budaya yan menhasilkan manifestasi hasil kebudayaan berupa baran seni misalnya tembikar pajanan patun dan lain lain. Baran hasil seni akan mempunyai nilai seni yan tini yan dapat memiliki nilai ekonomis yan tini pula. Saat ini di setiap daerah di Indonesia telah memiliki berbaai macam wadah atau toko yan menjual berbaai produk hasil buah karya rakyat Indonesia. Namun tak pelak industri perdaanan furniture jua terkena imbas dari serbuan impor produk furniture dari China dan berbaai neara Asia lainnya. Produk-produk dari China ini banyak menhiasi berbaai showroom di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini menancam perdaanan furniture dalam neeri kita. Seharusnya denan kinerja masyarakat dan rasa cinta produk dalam neeri sendiri kita lebih memilih produk buah karya masyarakat Indonesia. Berbaai stratei mutlak diperlukan untuk meninkatkan penjualan produk furniture dalam neeri. Produk harus dikenalkan secara luas dan dipasarkan ke khalayak umum. Produk-produk furniture dimasukkan ke toko-toko di daerah dan didirikan suatu sentra yan memenuhi kebutuhan sebuah daerah. Medan adalah kota ke 3 terbesar di Indonesia. Secara eorafis Kota Medan jua memiliki kedudukan strateis sebab berbatasan lansun denan Selat Malaka di baian Utara sehina relatif dekat denan kota-kota / neara yan lebih maju seperti Pulau Penan Malaysia Sinapura dan lain-lain. Membuat Medan dapat menjadi salah satu pintu erban ekspor dan impor Indonesia dan pariwisata. Sarana Infrastruktur seperti adanya pelabuhan Belawan dan bandara Internasional Polonia jua turut mendukun adanya perdaanan dan pariwisata di kota Medan Demikian jua secara demorafis Kota Medan diperkirakan memiliki pansa pasar baran/jasa yan relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yan relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian jua secara ekonomis denan struktur ekonomi yan didominasi sektor tertier dan sekunder Kota Medan sanat potensial berkemban menjadi pusat perdaanan dan keuanan reional/nasional.

Denan seala potensi kota Medan yan ada Medan akan menalami keunulan tersendiri apabila dibanun suatu proyek untuk mewadahi semua kebutuhan untuk memamerkan seala macam furniture dan baran seni hasil produk Indonesia. Proyek merupakan suatu banunan yan menyampaikan cirri khas budaya di Indonesia denan tidak melupakan funsi utamanya sebaai funsi komersial untuk menjual produk. Banunan ini jua tak hanya berupa ruan pamer denan skala besar namun jua sebaai benkel kerja (workshop) dalam menenalkan proses pembuatan seni pembuatan furniture selain untuk memproduksi kebutuhan yan memenuhi permintaan pasar. Kemudian dimaksudkan proyek ini akan menjadi pusat desain furniture dan interior di kota Medan. 1.2 Maksud dan Tujuan Perancanan 1.2.1 Maksud Perancanan 1. Mewujudkan suatu arsitektur yan mewadahi dan membantu aktivitas kinerja funsi komersial. 2. Menciptakan suatu lanskap urban yan mampu mewadahi aktifitas seni sekalius sebaai upaya untuk mencintai produk Indonesia. 3. Menciptakan suatu karya arsitektur yan mampu menjawab tantanan perkembanan zaman dan persainan denan kota lain bahkan denan neara lain. 1.2.2 Tujuan Perancanan 1. Menyediakan fasilitas yan dapat menjadi : Wadah penjualan berbaai sector produk furniture di Indonesia. Wadah promosi potensi produk budaya. Wadah promosi potensi Kota Medan (seni dan industri) kepada investor Wadah penenalan beberapa kemampuan kreatif pada Masyarakat Medan. Pusat desain furniture Sumatera Utara 2. Menjadikan proyek ini sebaai produsen utama furniture hasil produk dalam neeri untuk pasar Medan Sumatera dan Luar Neeri.

3. Menciptakan fasilitas yan efisien ekonomis tepat una sadar teknoloi dan hemat eneri. 4. Menciptakan ruan arsitektur yan mendukun optimalisasi kontinuitas antara ruan luar maupun ruan dalam untuk mendapatkan ruan yan nyaman dan efisien. 5. Menciptakan ruan-ruan luar yan mendukun keiatan di dalam funsi komersil. 1.3 Linkup Kajian dan Batasan 1.3.1 Linkup Kajian Seluruh aspek fisik berhubunan denan pembahasan dan perancanan tentan banunan showroom dan workshop menyankut linkunan tapak massa banunan dan pembentukan ruan Rencana penembanan bentuk fisik sebuah showroom dan fasilitas-fasilitas pendukunnya penataan lansekap kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan linkunan sekitar seperti batas-batas kawasan jalur sirkulasi yan menuju lokasi serta akses alternatifnya. Aspek budaya dan aspek pereseran budaya masyarakat kota Medan Teknoloi yan diunakan untuk banunan yan fleksibel efisien tepat una tepat waktu dan hemat eneri. 1.3.2 Batasan Perencanaan proyek ini terbatas pada perancanan banunan showroom dan workshop dan fasilitas penunjannya denan berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu banunan komersial. Penkajian Perancanan ditekankan pada interaksi antara ruan dalam dan ruan luar pada site. Asumsi-asumsi yan diambil berdasarkan pada hasil studi bandin dan pedoman-pedoman yan diperoleh. Selain itu dibuat beberapa asumsi untuk memudahkan keranka berpikir dalam kajian lebih lanjut yaitu : 1. Pemilik proyek adalah pihak swasta sebaai penelola dan didukun oleh masyarakat dimana bentuk kerjasamanya adalah denan membuka saham perusahaan kepada publik dan denan dibuatnya kantor sewa di dalam banunan showroom yan diperuntukkan bai publik. 2. Biaya pembanunan proyek tak terbatas dan dapat memanfaatkan berbaai

macam teknoloi yan ada. E 1.4 Pendekatan Perancanan Pendekatan perancanan denan tema Arsitektur Hih-Tech diwujudkan pada perencanaan fleksibilitas sistem struktur penkondisian udara proteksi kebakaran dan teknoloi yan tini dalam desain banunan. 1.5 Masalah Perancanan 1. Menerapkan tema pada perencanaan dan perancanan kasus proyek. 2. Menatur sirkulasi manusia dan kendaraan aar tidak terjadi crossin. 3. Menyediakan ruan-ruan yan sesuai denan aktifitas-aktifitas yan ada dan dapat memberikan kenyamanan pada penunjun dan penelola. 4. Mewujudkan desain banunan yan mencerminkan citra yan berkarakter dan berteknoloi tini. 5. Menerapkan fleksibilitas sistem mekanikal elekrikal penkondisian udara proteksi kebakaran yan tini dalam desain banunan.

1.6 Keranka Berpikir E TUJUAN & SASARAN Pembanunan Merencanakan suatu wadah suatu PUSAT Workshop DAKWAH dan Showroom ISLAM Furniture dan produk seni sebaai pembanunan lembaa workshop dakwah Islam pembuatan yan dan menenalkan penjualan cara/ furniture penyampaian berikut yan dapat menenalkan menarik minat seni PENGENALAN masyarakat ketrampilan kriya. denan fasilitas Pusat Workshop Dakwah Islam dan yan mendukun terealisasinya proram Funsi Showroom & Karakteristik tersebut berdasarkan ajaran serta Funsi linkup & Karakteristik keiatan Islam. sesuai serta linkup kasus keiatan Penuna/ sesuai kasus Pemakai Dll Penuna/ Pemakai PENDEKATAN Dll ARSITEKTUR HIGH ARSITEKTUR TECH IDENTIFIKASI MASALAH 7. 4. 1. Non-Fisik Karakteristik pemakai 8. 5. 2. Tema Transformasi Arsitektur Hih nilai-nilai Tech Islam 3. Fisik dalam ruan dan bentuk arsitektur Tapak dan Linkunan 9. 6. Fisik Tapak Perencanaan Tapak dan Linkunan Tapak Perencanaan ANALISA 3. 2. 1. Non-Fisik 2. Fisik a. Keiatan a. Analisa Funsional. b. Pemakai b. Analisa Tapak & Kondisi Linkunan. c. Analisa Banunan. d. Analisa Perkotaan. LATAR BELAKANG Usaha Suatu Proyek untuk milik menyediakan swasta untuk suatu wadah perancanan keiatan suatu Islam allery dan pusat yan menitikberatkan perbelanjaan pada furniture bidan dakwah beserta denan workshop. berbaai fasilitas yan mendukunnya yan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. PENGUMPULAN DATA Studi Literatur Survey Wawancara Brosur & Majalah Keterananketeranan lain BATASAN-BATASAN 13. 7. 1. Luas Luas Tampak Tampak 14. 8. 2. Peraturan Peraturan Banunan 15. 9. 3. KDB KDB KLB GSB KLB 10. 4. GSB Ketinian Ketinian 16. Banunan Ketinian 11. 5. Banunan Standard Standard 17. Perencanaan Standard 12. 6. Perencanaan Kriteria Kriteria dan 18. tuntutan Kriteria dan tuntutan FEED BACK KONSEP PERANCANGAN DESAIN KELUARAN Workshop dan Showroom Pusat PDI Dakwah HTI SUMUT Islam

1.7 Sistematika Laporan Bab 1. Pendahuluan E Berisikan kajian tentan latar belakan kasus dan tema serta permasalahan identifikasi permasalahan perumusan permasalahan maksud dan tujuan linkup dan batasan serta sistematika pembahasan. Bab 2. Deskripsi Proyek Berisikan kajian tentan kasus proyek secara umum (tinjauan umum) dan kasus proyek secara khusus (tinjauan khusus) berupa teori - teori yan dapat membantu dalam proses perencanaan/perancanan posisi site batas batas lokasi dan fisik tapak serta kondisinya potensi - potensi yan ada ketentuan dan peraturan yan berlaku. Selain itu jua disertakan studi bandin terhadap proyek yan sejenis. Bab 3. Elaborasi Tema Berisikan kajian tentan tema penertian dan interpretasinya ke dalam kasus proyek. Bab 4. Analisa Berisikan kajian tentan analisa terhadap ruan luar ruan dalam analisa keiatan dan kebutuhan ruan rancan banun struktur dan utilitas serta tampilan fisik banunan. Bab 5. Konsep Perancanan Berisikan kajian tentan konsep - konsep terhadap ruan luar ruan dalam rancan banun struktur dan utilitas serta tampilan fisik banunan. Bab 6. Hasil Perancanan Merupakan hasil keluaran berupa ambar hasil perancanan arsitektur dan dokumentasi maket. BAB II DESKRIPSI PROYEK