LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan guna mencapai keberhasilannya. Pemberian dukungan tersebut memenuhi amanat UU No. 39/2008 tentang Kementerian Negara Ps 9 yang mengharuskan unsur Badan dalam Kementerian Negara berfungsi sebagai pendukung. Kehadiran institusi pengkajian di tiap provinsi merupakan perwujudan kebijakan pemerintah untuk mempercepat alih teknologi dan arus informasi dari sumber teknologi (peneliti) kepada sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha). Harapan tersebut dapat terwujud melalui BPTP karena sumberdaya pendukung dalam lembaga tersebut terdiri dari peneliti dan penyuluh. Dengan demikian institusi BPTP memperkuat keterkaitan penelitian dan penyuluhan pertanian. Kebijakan pemerintah membangun lembaga pengkajian di provinsi juga merupakan respon terhadap berlangsungnya otonomi daerah yang berimplikasi terjadinya desentralisasi dan reorientasi pembangunan pertanian dari yang bersifat umum ke arah spesifik lokasi. Kabupaten Gowa yang berada di bagian Selatan dari Sulawesi Selatan, dan merupakan daerah otonom secara administrasi memiliki 18 kecamatan dan mempunyai iklim yang sangat beragam. Beberapa bagian wilayahnya merupakan lahan kering iklim basah dan bagian yang lain merupakan lahan kering iklim kering, selain itu sebagai daerah penyangga kota Makassar yang merupakan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, juga dengan banyaknya daerah-daerah kabupaten lain yang berbatasan secara administratif menjadikan daerah ini sangat potensial dalam pengembangan dan peningkatan sektor perekonomian berbasis pertanian. Luas wilaya kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 yang terdiri dari persawahan 32.174 ha, tegalan/kebun 19.695 ha, hutan rakyat 63.535 ha, ladang 11.089 ha, pemukiman 10.370 ha dan lainnya 149.824 ha. Jumlah penduduk mencapai 594.423 Jiwa, dengan laju pertumbuhan 1,43 %, sedangkan penduduk usia produktif mencapai 63,18 %. Sebagai daerah yang memiliki potensi untuk peningkatan taraf hidup masyarakatnya, berdasarkan data yang diperoleh dari BPS tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Gowa 63.841 Kepala 1
Rumah Tangga,dengan jumlah anggota rumah tangga 261.005 jiwa, atau sekitar 47% dari 134.416 Rumah Tangga di kabupaten Gowa. Hal ini merupakan satu tantangan bagi pemerintah kabupaten Gowa untuk meningkatkan taraf hidup masyarak miskin. Upaya pemerintah daerah maupun pusat untuk mengurangi tingkat kemiskinan telah banyak dilakukan baik berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun melalui program Pemberdayaan Masyarakat. Kementrian Pertanian telah membuat beberapa program untuk pemberdayaan masyarakat khususnya disektor pertanian, namun bantuan tersebut banyak yang tidak memenuhi sasaran baik dalam program maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu Kementrian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yang ada disetiap proponsi diharapkan dapat melakukan pendampingan pada semua kegiatan pusat yang ada di deraha agar mencapai sasaran sesuai yang telah diprogramkan. Kontribusi riil BPTP lebih diharapkan pada aspek peningkatan produktivitas melalui penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi yang tepat. Tujuan Pengawalan/pendampingan inovasi teknologi pertanian bertujuan untuk mengoptimalkan peran BPTP dalam mengintervensi dan menginfiltrasi muatan inovasi pertanian dalam implementasi Program Strategis Departemen Pertanian. Keluaran Melalui kegiatan ini diharapkan minimal 90 % inovasi teknologi pertanian hasil Litbang Pertanian diterapkan dalam implementasi Program Strategis Kemeterian Pertanian utamanya pada SLPTT Padi, Jagung & Kedelai METODOLOGI 1. Ruang lingkup Kegiatan Proses penentuan CP/CPL dilakukan dengan mekanisme potensi wilayah dan luas lahan yang tersedia dimasing-masing kecamatan dan desa. Penentuan tersebut melibatkan kepala dinas pertanian kecamatan dan kelompok tani sesui dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gowa. No. 521.2/ /Dperta, tanggal 7 Januari 2011. Tentang Penetapan Kelompok Tani dan Lokasi Penerimaan BLBU dan SL-PTT jagung dan padi dan kedelai Tahun 2011. 2
a. Identifikasi dan orientasi lapang Kegiatan ini mengidentifikasi kondisi lapang serta mengumpulkan data primer dan data sekunder secara personal maupun mengambil dari instansi terkait utamanya dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Balai Penyuluhan Pertanian serta lembaga swasta lainnya yang ada di lokasi kegiatan. b. Sosialiasi Sosialisasi kegiatan untuk memperkenalkan teknologi pertanian yang akan diterapkan kepada petani yang meliputi latar belakang, tujuan, keluaran, perkiraan manfaat dan dampak serta pelaksanaannya. Pendekatan partisipatif antara petani dengan peneliti dan penyuluh serta dukungan pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaan kegiatan. c. Penerapan komponen teknologi Komponen teknologi yang akan diterapkan adalah komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT padi,ptt jagung dan kedelai) sesuai dengan Pedoman Umum yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Metode penerapan komponen teknologi melalui pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisi agroekosistem daerah setempat. d. Pengamatan Pengamatan kegiatan di lapang dilakukan secara berkala untuk mendapatkan data berdasarkan hasil pengukuran parameter produktivitas tanaman. e. Pelaporan Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka disusun laporan hasil kegiatan pendampingan. f. Seminar Seminar dilakukan diakhir kegiatan untuk menyampaikan hasil kegiatan dan diharapkan tanggapan guna perbaikan dimasa mendatang. 2. Pelaksanaan kegiatan a. SLPTT Pelaksanaan kegiatan pendampingan di lokasi SLPTT padi dan jagung dan kedelai dilakukan secara partisipatif antara petani, peneliti dan penyuluh sebagai pelaku usahatani bersama-sama terlibat dalam kegiatan. Teknologi PTT padi yang diterapkan berdasarkan Pandum Badan Litbang Pertanian (Anonim, 2009c) yaitu petunjuk lapang cara penerapan komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu padi sawah melalui pendekatan yang 3
sesuai berdasarkan kondisi agroekosistem daerah setempat. Adapun teknologi PTT jagung yang diterapkan berdasarkan Pandum Badan Litbang Pertanian (Anonim, 2008b) yaitu petunjuk lapang cara penerapan komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu tanaman jagung melalui pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisi agroekosistem daerah setempat., juga PTT kedelai dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang diterbitkan Badan Litbang Pertanian. b. Demfarm dan Display Introduksi varietas unggul baru (VUB) padi yaitu varietas Inpari pada area demfarm dan display. Benih padi tersebut dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat yang telah dilepas sebagai varietas tahun 2009 (Anonim, 2009b). Adapun pada area demplot untuk tanaman jagung dilakukan introduksi varietas unggul hibrida yaitu varietas Bima. Benih jagung tersebut dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Sulawesi Selatan yang telah dilepas sebagai varietas tahun 2007 (Anonim, 2008a). Sedangkan varietas kedelai diperoleh dari Balai Benih Maros. Sebaran lokasi yang didampingi dan demfarm serta display terlihat pada Tabel berikut. HASIL PENDAMPINGAN 1. Sebaran Lokasi Pelaksanaan kegiatana SL-PTT kabupaten Gowa tahun 2011 dilakukan pada musim tanam (MT II) yaitu pada bulan Mei- Agustus, penentuan jadwal musim tanaman melalui pertemuan kabupaten yang disebut Apasili, pada pertemuan tersebut disepakati jadwal mulai hambur beni dan tanam. Sedang kan penetapan kecamatan lokasi demplot pendamping disepakati pada pertemuan BPTP, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, Kepala Cabang Dinas Pertanian Kecamatan dilaksanakan di kantor dinas pertanian kabupaten. Untuk pemantapan lokasi demplot, display Varietas Unggul Baru (VUB) padi, jagung dan kedelai dimasing-masing kecamatan dilakukan pertemuan dengan melibatkan semua ketua kelompok dan beberapa anggotanya serta penyuluh yang bertugas dimasing-masing desa. Kecamatan yang ditetapkan sebagai lokasi demfarm dan display varietas terlihat pada Table 1. Tidak semua lokasi SL-PTT jagung, padi dan kedelai ditempatkan demplot, hanya lokasi yang strategis dan berpotensi serta mudah dijangkau yang dijadikan lokasi. Mengingat demplot ini akan dijadikan percontohan yang mudah dilihat dan akses oleh petani lain atau 4
kelompok tani lain, sehingga penyebaran inovasi teknologi tersebut lebih cepat dan dimanfaatkan oleh pengguna. Bahan diseminasi disesuakin dengan komoditi yang akan dikembahkan atau sesui dengan teknologi yang diminta atau dibutuhkan petani, bahan disemina berupa liflet, brosur atau CD yang berisi inovasi teknologi dibidang pertanian. Tabel 1. Lokasi pendampingan SL-PTT padi, jagung, kedelai dan pengembangan PSDS di Kab. Gowa Kecamatan Barombong Bajeng Pallangga Sasaran SL- PTT (Unit) Demplot (Unit) 4 (diaplay) 4 (display) 4 (diaplay) 1 (demfarm) Jumlah 210 32 Bontomarannu Bajeng 5 (display) 1 (demfarm) Komoditi Padi Non- Hibrida Jagung Hibrida VUB Inpari 8 (demplot) Inpari 7 dan 10, Bima 4,5 Bima 3 Jumlah 105 10 Bontonompo 1 (demfarm) 2 (display) Jumlah 50 7 Kedelai Bima 5 (demplot) Anjasmoro (demfam) Mahameru, Burangrang, (display) 2. Koordinasi di Tingkat Internal Pemda Koordinasi ditingkat internal Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa dilakukan dengan pihak/instansi yang terlibat yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH), Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP), Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan Kelompok Tani. 3. Pelaksanaan Pendampingan Inovasi Teknologi Penempatan demfarm inovasi teknologi padi pada lahan seluas 5 Ha dengan menanan varietas Inpari 8, demfarm jagung seluas 1 Ha dan kedelai 0,25 ha, dengan menanam varietas 5
jagung Bima 3. Adapun penempatan display varietas unggul baru (VUB) padi yaitu varietas Inpari 7 dan Inpari 10, pada lahan masing-masing seluas 0,25 ha, sedangkan varietas eksisting yaitu varietas Ciliwung, Cigeulis dan Mekongga. Untuk tanaman kedelai ditanam varietas Anjosmoro. Hasil dari ketiga komoditas tersebut terlihat pada Tabel Lampiran 1, 2 dan 3 berikut 4. Pelatiahan Untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan dilapangan maka diberikan pelatihan tentang pelaksanaan Pengelolaan Tanaman Terpadu di lokasi pendampingan terutama di lokasi demfar dan display varietas. Selain pelatihan PTT juga dilakukan pelathihan pembuatan pupuk organik dari bahan dasar jerami padi dengan menggunakan Promi sebagai bahan pengurai. Kegiatan ini dilaksanakan di dua kecamatan yaitu kecamatan Tinggi moncong Kelurahan Pattapang dengan melibatkan kelompok tani Lemo-lemo sebanyak 25 orang dan juga diikuti beberapa kelompok diluar sekitar 40 orang, tapi masih dalam wilayah desa Pattapang. Sedangkan di kecamatan Parangloe desa Bontojai melibatkan kelompok tani Borisallang sebanyak 25 orang selebihnya dari kelompok tani yang lain. PENUTUP Dari hasil kegiatan pendampingan SLPTT padi dan jagung dan kedelai tahun 2011 di lapangan untuk kabupaten Gowa sudah berjalan dengan baik, meskipun beberapa kendala yang dihadapi, namun masih dapat teratasi dengan koordinasi antara pihak yang terkait, namun masih perlu ditingkatkan antar instansi yang menanganinya lebih intensif lagi agar hasil yang dicapai akan maksimal sebagaimana yang diharapkan. Inovasi teknologi yang di introduksikan dalam kegiatan SLPTT yaitu introduksi varietas unggul baru (VUB) padi Inpari 7 dan Inpari 10 serta introduksi varietas jagung hibrida Bima 3 dan Kedelai Anjosmoro. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008a. Deskripsi Varietas Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Anonim, 2008b. Pedoman Umum Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Anonim. 2009a. Potensi Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang. 6
Anonim, 2009b. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Anonim, 2009c. Pedoman Umum dan Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 7