ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON

dokumen-dokumen yang mirip
GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF SIKLUS DENGAN BANYAK TITIK GENAP

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Gambar 6. Graf lengkap K n

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF BUKU SEGIEMPAT, GRAF KIPAS, DAN GRAF TRIBUN

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

DIMENSI METRIK DARI (K n P m ) K 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA WELSH-POWELL (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND)

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF TOTAL

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

Dwiprima Elvanny Myori

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf

PENENTUAN SATURATION NUMBER DARI GRAF BENZENOID

GRAF AJAIB TOTAL. Kata Kunci: total magic labeling, vertex magic, edge magic

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

PELABELAN TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF BINTANG DAN BEBERAPA GRAF SEGITIGA

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim

Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas

PERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

STUDI OPTIMALISASI JUMLAH PELABUHAN TERBUKA DALAM RANGKA EFISIENSI PEREKONOMIAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BILANGAN RAINBOW CONNECTION UNTUK BEBERAPA GRAF THORN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah

SYARAT AGAR SUATU GRAF DIKATAKAN BUKAN GRAF AJAIB TOTAL

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINIER DENGAN METODE MODIFIKASI BAGI DUA

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PEMBENTUKAN POHON MERENTANG MINIMUM DENGAN ALGORIT MA KRUSKAL

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1

MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

BAB 2 LANDASAN TEORI

IF5110 Teori Komputasi. Teori Kompleksitas. (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Magister Informatika STEI-ITB

Perbandingan Kompleksitas Algoritma Prim, Algoritma Kruskal, Dan Algoritma Sollin Untuk Menyelesaikan Masalah Minimum Spanning Tree

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

Prosiding Matematika ISSN:

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Teori Pohon. Begin at the beginning and go on /ll you come to the end: then stop. Lewis Caroll, Alice s Adventures in Wonderland, 1865

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

UNNES Journal of Mathematics

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

UNIVERSITAS GUNADARMA

TERAPAN POHON BINER 1

Graf untuk soal nomor 7

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA BELLMAN-FORD PADA JARINGAN GRID

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENEMUKAN SHORTEST PATH

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

DEFISIENSI SISI-AJAIB SUPER DARI GRAF KIPAS

Transkripsi:

Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 93 97 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON NELSA ANDRIANA, NARWEN, BUDI RUDIANTO Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia, nelsa.andriana@yahoo.com Abstrak. Salah satu permasalahan dalam graf yang cukup populer yang akan dibahas adalah masalah pencarian lintasan terpendek (Shortest Path Problem). Dalam mendefinisikan suatu masalah, terdapat cara untuk menemukan sirkuit terpendek yang dilihat dari setiap titik yang dilewati tepat satu kali yaitu dengan menggunakan beberapa algoritma. Namun pada penulisan ini akan dicari rute fuzzy terpendek dengan menggunakan Algoritma Brute Force, Algoritma Sisi Terurut, Algoritma Tetangga Terdekat (Nearest Neighbor Algorithm), dan Algoritma Kruskal yang diperumum pada data saluran telepon sebuah Perguruan Tinggi untuk interkom darat. Kata Kunci: Himpunan fuzzy, sirkuit Hamilton, Algoritma Brute Force, Algoritma Sisi Terurut, Algoritma Tetangga Terdekat, Algoritma Kruskal yang diperumum 1. Pendahuluan Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam bentuk pencarian lintasan yang optimal diamati dalam arti sebuah angka kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut sering dievaluasi dalam bentuk bobot yang memiliki nilai bilangan riil yang terkait dengan himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotti A. Zadeh pada tahun 1965. Dalam teori himpunan fuzzy nilai keanggotaannya diperluas jangkauannya sehingga mencakup bilangan riil dalam interval [0,1]. Dalam mendefinisikan suatu masalah, terdapat cara untuk menemukan sirkuit terpendek yang dilihat dari setiap titik yang dilewati tepat satu kali yaitu dengan menggunakan beberapa algoritma. 2. Algoritma Rute Fuzzy Terpendek Algoritma merupakan urutan logis langkah-langkah penyelesaian suatu masalah yang disusun secara sistematis. Suatu algoritma tidak saja harus benar, tetapi harus efisien. Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan suatu masalah. Secara informal, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma yang membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah mempunyai kompleksitas yang tinggi. Berikut merupakan beberapa algoritma yang digunakan. 93

94 Nelsa Andriana, Narwen, Budi Rudianto (1) Algoritma Tetangga Terdekat, merupakan algoritma pencarian yang menempatkan tetangga terdekat menurut beberapa fungsi jarak [2]. Langkahlangkah dari algoritma tetangga terdekat adalah sebagai berikut: (a) Pilih sebuah titik untuk memulai. (b) Dari titik yang dipilih tersebut, gerakkan ke titik terdekat yang belum pernah dilewati dengan bobot terkecil. (c) Ulangi langkah (2), sehingga semua titik sudah dipilih dan hasil yang diperoleh adalah sirkuit lengkap. (2) Algoritma Sisi Terurut, merupakan pendekatan dengan mengurutkan sisi minimum yang sesuai dengan langkah-langkahnya [2]. Langkah-langkah algoritma Sisi Terurut adalah sebagai berikut: (a) Pilih sisi yang memiliki bobot minimum pada graf. (b) Ulangi langkah (1), kecuali: Penambahan sisi akan membuat sirkuit tidak mengandung semua titik. Penambahan sisi akan memberikan titik berderajat 3. (c) Ulangi hingga membentuk sirkuit Hamilton Fuzzy. (3) Algoritma Brute Force, memecahkan masalah dengan sangat sederhana, langsung dan dengan cara yang jelas. Cara kerja algoritma Brute Force yaitu enumerasi (list) setiap solusi yang mungkin dengan cara sistematis, evaluasi setiap kemungkinan solusi satu per satu dan simpan solusi terbaik yang ditemukan, dan bila pencarian berakhir umumkan solusi terbaik [2]. Langkahlangkah algoritma Brute Force adalah sebagai berikut: (a) Daftarkan semua kemungkinan sirkuit Hamilton Fuzzy (b) Setelah itu, tambahkan bobot dari masing-masing sirkuit tersebut (c) Pilih rangkaian sirkuit dengan bobot total minimal. (4) Algoritma Kruskal yang diperumum, untuk mencari minimum spanning tree dari graf berbobot [4]. Langkah-langkah algoritma Kruskal yang diperumum adalah sebagai berikut. (a) Himpunan sisi dari graf diurutkan membesar sesuai bobot sisi tersebut. (b) Buat tree T dengan memasukkan satu sisi terpendek dari graf tersebut. (c) Ulangi langkah (2), (banyak sisi T = banyak titik graf - 1) Pilih sisi selanjutnya dari graf. Jika sisi tersebut tidak membuat sirkuit di T, tambahkan sisi tersebut ke T dan tambahkan titik-titik tersebut ke T. (d) T adalah minimum spanning tree dari graf. (e) Perhatikan titik-titik ujung (titik berderajat satu) dan titik yang berderajat 3 yang diperoleh. (f) Hubungkan titik ujung tersebut ke titik lain sehingga: Setiap titik tidak memiliki derajat 3. Terbentuk sirkuit Hamilton. (g) Apabila setelah dihubungkan membentuk cycle, maka hapus sisi yang memiliki bobot paling besar diantara sisi yang membentuk cycle dengan

Algoritma Rute Fuzzy Terpendek untuk Koneksi Saluran Telepon 95 mengabaikan bobot sisi yang akan ditambahkan. Dalam [6] telah ditunjukkan bahwa pada suatu graf lengkap K n dengan n titik, n 3, terdapat sebanyak (n 1)!/2 buah sirkuit Hamilton. Pernyataan tersebut akan digunakan dalam pembahasan tulisan ini. 3. Algoritma Rute Fuzzy Terpendek untuk Koneksi Saluran Telepon Suatu perguruan tinggi merencanakan sambungan saluran telepon untuk menghubungkan rute fuzzy yang efisien untuk interkom darat. Setiap departemen dimisalkan sebagai titik sebagai berikut : x 1 (ruang kantor), x 2 (departemen Matematika), x 3 (departemen Ekonomi), x 4 (departemen Sejarah), x 5 (departemen Ilmu Komputer), x 6 (Perpustakaan), x 7 (departemen Fisika), x 8 (departemen Kimia), x 9 (departemen Botani), dan x 10 (departemen Pendidikan Fisik) (Gambar 1). Jarak Gambar 1. Ilustrasi 10 titik departemen di antara titik-titik tersebut direpresentasikan sebagai bobot fuzzy (lihat Tabel 1). Tabel 1. Jarak antar departemen dengan nilai bobot Fuzzy

96 Nelsa Andriana, Narwen, Budi Rudianto 4. Hasil dan Pembahasan Dengan menggunakan algoritma Tetangga Terdekat, titik yang dipilih x 2 (departemen Matematika). Dan selanjutnya penjelasan langkah-langkah dari algoritma Tetangga Terdekat untuk kasus ini dapat dilihat pada Tabel 2. sehingga sirkuit yang terbentuk adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 -x 5 -x 2 dengan bobot 0,96. No. (v 1 ) Bobot Terkecil (v 2 ) Lintasan/Sirkuit yang Terbentuk Jumlah Bobot 1 x 2 0,01 x 10 x 2 -x 10 0,01 2 x 10 0,05 x 8 x 2 -x 10 -x 8 0,06 3 x 8 0,03 x 9 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 0,09 4 x 9 0,02 x 4 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 0,11 5 x 4 0,03 x 6 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 0,14 6 x 6 0,06 x 7 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 0,20 7 x 7 0,09 x 3 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 0,29 8 x 3 0,1 x 1 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 0,39 9 x 1 0,07 x 5 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 -x 5 0,46 10 x 5 0,5 x 2 x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 -x 5 -x 2 0,96 Tabel 2. Proses dengan menggunakan Algoritma Tetangga Terdekat Akan ditentukan sirkuit terpendek untuk graf pada kasus ini dengan menggunakan algoritma sisi terurut. Berdasarkan Tabel 1, pilih sisi yang memiliki bobot minimum yaitu sisi e 2,10 dengan bobot 0,01. Lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 dengan bobot 0,01. Kemudian pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 10,8 dengan bobot 0,05, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 dengan bobot 0,06. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 8,9 dengan bobot 0,03, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 dengan bobot 0,09. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 9,4 dengan bobot 0,02, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 - x 9 -x 4 dengan bobot 0,11. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 4,6 dengan bobot 0,03, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 dengan bobot 0,14. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 6,7 dengan bobot 0,06, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 dengan bobot 0,2. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 7,3 dengan bobot 0,09, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 dengan bobot 0,29. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 3,1 dengan bobot 0,1, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 - x 6 -x 7 -x 3 -x 1 dengan bobot 0,39. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 1,5 dengan bobot 0,07, sehingga lintasan yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 - x 5 dengan bobot 0,46. Pilih sisi minimum selanjutnya yaitu e 5,2 dengan bobot 0,5, sehingga sirkuit yang diperoleh adalah x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 -x 5 -x 2 dengan bobot 0,96. Karena sirkuit telah kembali ke titik awal, sehingga sirkuit yang terbentuk x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 -x 6 -x 7 -x 3 -x 1 -x 5 -x 2 dengan bobot 0,96. Sedangkan dengan menggunakan algoritma brute force akan ditentukan semua kemungkinan sirkuit Hamilton. Terdapat beberapa departemen yang akan direpresentasikan sebagai titik. Karena terdapat 10 departemen, maka terdapat 10 titik

Algoritma Rute Fuzzy Terpendek untuk Koneksi Saluran Telepon 97 yang akan membentuk sirkuit Hamilton. Dengan menggunakan Teorema sirkuit Hamilton, n = 10 dengan n adalah titik maka terdapat 181.440 kemungkinan sirkuit Hamilton. Untuk mendaftarkan semua kemungkinan sirkuit Hamilton tersebut akan membutuhkan banyak waktu dan ketelitian yang akurat. Dengan menggunakan algoritma Kruskal yang diperumum diperoleh data yang diurutkan menurut bobot yang terkecil ke bobot yang terbesar. Dan apabila melanjutkan langkah-langkahnya, maka akan terbentuk sirkuit Hamilton seperti Gambar 2. Sehingga untuk algoritma Kruskal yang diperumum diperoleh x 2 -x 10 -x 8 -x 9 -x 4 - x 6 -x 7 -x 3 -x 1 -x 5 -x 2 dengan bobot 0,96. Gambar 2. Sirkuit yang terbentuk dengan Algoritma Kruskal yang Diperumum Berdasarkan hasil dari keempat algoritma, diperoleh bentuk sirkuit dengan jumlah bobot yang sama. Tetapi algoritma sisi terurut yang merupakan algoritma terbaik untuk kasus ini karena memiliki kompleksitas yang rendah dan ketelitian yang akurat sehingga menjadi lebih efisien. 5. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lyra Yulianti, Bapak Mahdhivan Syafwan, dan Bapak Zulakmal yang telah memberikan masukan dan saran sehingga paper ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka [1] Emut. Keterhubungan dan Planaritas Suatu Graf. Pengantar Teori Graf. diakses pada September 2013 [2] Nirmala, G. and K. Uma. 2012. Fuzzy Shortest Route Algorithm for Telephone Line Connection. International Journal of Scientific and Research Publications. Volume 2 [3] Bondy, J.A. and U.S.R.Murty. 1976. Graph Theory with Applications. Macmillan, London [4] Putro, H. Prihantoro. No Year. Prim Vs Kruskal, Perbandingan Algoritma Pencarian Pohon Merentang Minimum. Journal of Mathematics. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung. Bandung [5] Ratnasari, L.Y.D. Sumanto,dan T.A Novia. 2009. Komplemen Graf Fuzzy. Journal of Scientific and Research Publications. Universitas Diponegoro [6] Munir, R. 2011. Matematika Diskrit Edisi Keempat. Informatika, Bandung