BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family Menispermaceae yang mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, melancarkan fungsi organ pernafasan, menambah nafsu makan dan menurunkan kadar gula. Beberapa manfaat yang dikandung pada batang Brotowali berkaitan dengan banyaknya jenis senyawa kimia yang dikandungnya antara lain : flavanoid, alkaloid, dan saponin. Pengkonsumsian ini biasanya dalam bentuk jamu. Kandungan flavanoid dan alkaloid dalam Brotowali bersifat estrogenik sehingga dapat mempengaruhi sistem hormonal serta diduga menyebabkan gangguan pada proses ovulasi dan fertilisasi. Zat aktif yang bersifat estrogenik tersebut dapat mengganggu proses sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) oleh kelenjar hipofisis. Terganggunya sekresi FSH oleh hipofisa dapat mengganggu pertumbuhan serta perkembangan sel-sel folikel dan mencegah terjadinya proses ovulasi. Dengan demikian pemberian senyawa yang bersifat estrogenik dapat menurunkan daya fertilitas. Saponin bersifat sitotoksik bagi sel terutama yang sedang mengalami perkembangan. Hal ini juga dapat mendukung terjadinya penurunan tingkat fertilitas. Kandungan dalam Brotowali tersebut berpotensi sebagai bahan antifertilitas alami. Maka perlu dilakukan pengkajian efek senyawa yang terkandung dalam Brotowali terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih sebagai bahan kontrasepsi yang berasal dari alam yang aman dan tidak menimbulkan efek samping. Keuntungan memanfaatkan bahan yang berasal dari tanaman (herbal) antara lain: bertoksisitas rendah, mudah diperoleh, murah, dan kecil peluang menimbulkan efek samping. Apabila tanaman mengandung senyawa flavanoid 1
maupun alkaloid maka tanaman itu mempunyai efek antifertilitas, efek ini dapat menyebabkan gangguan pada proses ovulasi dan fertilisasi. Senyawa senyawa kimia yang terkandung dalam Brotowali maka keberadaan tanaman Brotowali sangat banyak di pasaran dan bila ditinjau dari kajian fertilitas terutama pada betina, nampaknya Brotowali memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memberi manfaat pada pengaruh fertilitas. Kebanyakan Brotowali diperoleh dalam bentuk jamu, salah satunya jamu peluruh haid. Jamu tersebut merupakan beberapa ramuan dari berbagai jenis bahan tanaman herbal termasuk Brotowali yang diduga bisa mempercepat peluruhan, ini disebabkan adanya bahan-bahan aktif yang terkandung dalam tanaman Brotowali. Senyawa aktif yang terkandung dalam Brotowali ini adalah flavanoid. Brotowali ini diduga memberikan pengaruh yang tampak pada tingkat fertilitasnya, maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ekstrak Brotowali. Tumbuhan Brotowali yang digunakan dalam pembuatan ekstrak Brotowali adalah batangnya. Bahan aktif dari senyawa yang tergolong flavanoid diduga dapat memberikan pengaruh jalur hipotalamus hipofise yang selanjutnya akan mempengaruhi sekresi FSH yang berperan penting terhadap pembentukan, perkembangan dan pematangan folikel. Sifat estrogenik yang terdapat dalam zat aktif dalam senyawa flavanoid, apabila suatu objek diberikan ekstrak dan ekstrak tersebut mengandung flavanoid bila diberikan dalam dosis tinggi maka dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen dalam darah. Pada tingkat ketinggian dosis tertentu kadar estrogen dapat turun sehingga menurunkan sekresi FSH dan LH. Penurunan FSH ini dapat mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan folikel ovarium untuk menjadi folikel matang (de Graff). 2
Dalam penelitian ini hewan uji yang digunakan dalam percobaan adalah tikus putih betina (Rattus norvegicus, L.). Tikus putih biasa digunakan dalam percobaan laboratorium karena mudah dikembangbiakkan dan mudah dalam perawatannya, juga memiliki anatomi fisiologi dari organ-organ hewan tersebut yang sistematis kerjanya hampir sama dengan fungsional anatomi organ manusia. Tikus putih tersebut diperoleh dari peternakan hewan laboratorium yang digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian dan media pendidikan. Tikus putih ini terdiri dari beberapa strain / galur dan merupakan hewan uji yang memenuhi standar. Hewan ini digunakan dalam penelitian karena hewan uji ini memiliki struktur fisiologi dan histology yang hampir sama dengan manusia. Sehingga uji yang dicobakan pada tikus putih yang menyangkut struktur fisiologi anatomi dan hasil selanjutnya dapat diaplikasikan pada manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Brotowali terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Pada Tikus Putih. 3
A. Identifikasi Masalah 1. Apakah batang Brotowali bisa menimbulkan efek antifertilitas? 2. Apakah batang Brotowali dapat menimbulkan racun? 3. Apakah batang Brotowali mengandung senyawa kimia? 4. Apakah senyawa kimia yang terkandung dalam batang Brotowali dapat menghambat perkembangan folikel ovarium tikus putih? 5. Apakah efek hormonal dari batang Brotowali dapat menghambat perkembangan folikel ovarium tikus putih? 6. Apakah hormon FSH berpengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih? 7. Apakah semua batang Brotowali bisa dibuat ekstrak brotowali? B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Brotowali (Tinospora crispa, L.) terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih yaitu meliputi folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de Graff, corpus luteum, dan folikel atresia yang dihiitung jumlah folikel ovarium tikus sebelah kanan dan sebelah kiri. Bagian Brotowali yang digunakan adalah bagian batang yang muda. Tikus yang digunakan umur ± 2 bulan, berat ± 200 gram, strain wistar. Ekstrak Brotowali berdosis 0,1mg/ekor/hari, 0,2mg/ekor/hari, 0,3mg/ekor/hari diberikan secara oral terhadap tikus putih. 4
A. Rumusan Masalah Apakah pemberian ekstrak Brotowali (Tinospora crispa, L.) dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus, L.)? B. Tujuan Mengetahui pengaruh ekstrak Brotowali (Tinospora crispa, L.) terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus, L.) C. Manfaat 1. Bagi Peneliti Penelitian eksperimen ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran tentang kandungan senyawa apa saja yang terdapat dalam ekstrak Brotowali (Tinospora crispa, L.) dan pengaruhnya terhadap folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus, L.). 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas mengenai efek dari bahan alami yang berasal dari batang Brotowali (Tinospora crispa, L.) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk kontrasepsi alami yang diujikan pada tikus putih (Rattus norvegicus, L.) strain wistar, sehingga dapat digunakan sebagai kajian untuk membuat dosis yang sesuai untuk manusia. 5
A. Batasan Operasional. 1. Perkembangan Folikel ovarium adalah proses perubahan manifestasi dari sel- sel folikel ovarium yang berdiferensiasi sehingga folikel tersebut matang/siap ovulasi. 2. Bagian dari tanaman Brotowali (Tinospora crispa, L.) yang digunakan dalam pembuatan ekstrak adalah batangnya. 3. Tikus yang digunakan adalah jenis tikus putih (Rattus norvegicus, L.) yang memiliki strain wistar, berkelamin betina dengan umur 2 bulan, berat badan 150-200 gram. 4. Perkembangan folikel ovarium dalam tubuh tikus putih bersifat mikroskopis. Folikel yang diamati terdiri atas folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de Graff, corpus luteum, dan folikel atresia. 5. Ekstrak Brotowali merupakan sari pati dari batang Brotowali yang diperoleh melalui teknik maserasi dengan pelarut aquadest. 6