BAB l PENDAHULUAN. Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya. berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha

dokumen-dokumen yang mirip
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN EKSEKUTIF FRANSISKA SISWANTARI,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Awal mulanya, kartu kredit muncul secara tidak sengaja. Penggunaan

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyebabkan setiap negara harus mampu. bersaing satu dengan lainnya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Negara Indonesia saat ini,

Dunia perbankan nasional dewasa ini dihadapkan pada iklim yang semakin beragam dan menarik konsumen menggambarkan

Setelah Go Publii pada tahun 1996, Bank "XYZ", yang sebelumnya lebih dikenal. para pemegang sahamnya. Konsekwensi yang timbul dengan adanya komitmen

BABI PENDAHULUAN Perkembangan dunia dalam berbagai bidang kehidupan telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, mengahapuskan pagu kredit dan memberi kebebasan bank-bank

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 yang disusul dengan krisis

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia, pada umumnya bankbank. yang memiliki aset dan modal besar terutama Bank BUMN lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang di harapkan (Expected Service).(Kotler 1997 : 20). dunia bisnis mencakup kemampuan suatu perusahaan untuk.

ANALISIS KUALITAS LAYANAN ATM TERHADAP KEPUASAN NASABAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dengan repositioning yang dilakukan Bank Mandiri sejak berdiri sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

RINGKASAN EKSEKUTIF WAHYU BINUKO UJANG SUMARWAN KIRBRANDOKO

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan danadananya.melalui

BAB I PENDAHULUAN. pesat menyebabkan ketatnya persaingan diantara produsen-produsen perbankan

BAB l PENDAHULUAN. Sejak pertengahan tahun 2000 dan puncaknya pada triwulan. semarak. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya.para pernain di bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan peer countries, dan pada tahun 2014 tercatat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan dengan mutu produk dan jasa baik akan memperoleh Return On

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini saling bersaing untuk meningkatkan pelayanannya. Bank sebagai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan strategis sangat bergantung pada hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang sangat berkembang cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di mana sektor perekonomian menjadi tolak ukur kemakmuran suatu Negara. Hal

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB l PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada. dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan baru serta

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat. cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

I. PENDAHULUAN. harus mampu dipenuhi oleh dunia perbankan. Salah satunya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini di Indonesia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era persaingan sekarang ini perusahaan-perusahaan pada suatu industri bersaing

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

Sektor Perbankan yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi. hingga kini masih menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan. Di

menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, khususnya dalam ha1 investasi. Hal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan. maksimal guna pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan ekonomi nasional yang mengandung berbagai kelemahan struktural yaitu

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang sangat pesat berakibat pada perubahan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa keuangan yang utama. Bank menerima simpanan dana. masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja otomotif nasional menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat serta kompetitif dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perekonomian yang sehat tentunya tidak lepas dari kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gaya hidup perkotaan sekarang ini semakin terlihat marak dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-sebesarnya. Dengan semakin

Seperti telah diketahui bahwa sektor perbankan di lndonesia. dalarn dua tahun terakhir ini. Sejarah perbankan lndonesia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempertahankan dan mendapatkan pelanggan baru di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. sektor perbankan, maka kondisi persaingan bank semakin ketat. Selain kebijakan

Sistem pembayaran dalam beberapa tahun belakangan ini telah. mengalami perubahan fungsi yang cukup signifikan. Secara tradisional

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya bank yang bermunculan di Indonesia. Menurut Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini bisnis jasa pengiriman barang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa

Transkripsi:

BAB l PENDAHULUAN I I. Latar Belakang Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha memacu dirinya untuk berkembang, sehingga dapat ikut serta berkiprah didalamnya dan memanfaatkan momentum tersebut dengan baik, demikian pula dengan Indonesia. Keberhasilan pembangunan nasional sangat berdampak terhadap perbaikan tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat, yang didukung dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi, telekomunikasi, dan perkembangan teknologi. Hal ini dapat mendorong perkembangan dan potensi bisnis ritel yang semakin menarik dan menciptakan peluang bisnis bagi "Bank A dalam mengembangkan dan memperkuat posisi bisnis retail banking. Selain itu juga sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja usaha, penyebaran resiko, dan meningkatkan kontribusi laba perusahaan sebagai profit center. Disamping itu, adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah lndonesia dengan lahirnya kebijakan PAKTO 88 telah memacu perkembangan industri perbankan nasional, baik dalam jumlah perusahaannya maupun kantor - kantor cabangnya, sehingga terjadi persaingan yang semakin tajam antar perusahaan perbankan. Hal ini terlihat dari semakin agresifnya bank-bank, terutama Bank Asing dan

Bank Umum Swasta Nasional papan atas dalam menjaring nasabah melalui penawaran aneka produk dan jasa secara lengkap dengan produk fitur yang semakin menarik dan berbasis teknologi tinggi. Usaha pemasaran proaktif yang dilakukan juga diikuti dengan pelaksanaan program iklan dan promosi yang intensif, terarah dan terpadu, serta penawaran kualitas layanan unggul. Permintaan dan tuntutan nasabah terhadap kualitas produk dan jasa layanan perbankan juga telah semakin kompleks dan be~ariasi. Dalam usaha melayani kebutuhan masyarakat dengan lebih baik, khususnya bidang keuangan dan dilain pihak Indonesia cukup potensial dipandang dari sudut pasar ritel, telah mulai dipasarkan produk Kartu Kredit dalam industri perbankan yang ternyata berkembang dengan pesat. Seiring dengan itu, "Bank A tidak hanya berkonsentrasi pada pasar corporate melainkan juga pasar ritel. Hal ini didorong oleh hal-ha1 berikut : (1 Paska krisis ekonomi menyadarkan perbankan bahwa sektor wholesale ternyata sangat rentan dan dampaknya bagi bank sangat nyata. Dilain pihak sektor ritel ternyata merupakan sektor yang teruji dan tetap survive sehingga memperkuat keinginan "Bank A untuk mulai menggarap sektor ritel secara serius, (2) Bisnis ritel akan menghasilkan jumlah nasabah yang besar. Hal ini merupakan sumber potensial bagi cross selling dari produk-produk lain yang dimiliki Bank. Sebagai bukti terjunnya "Bank A ke dalam bisnis ritel maka "Bank A sangat serius untuk terjun ke bisnis kartu kredit. Dengan usaha yang maksimal maka pada Bulan Oktober 1997 "Bank A berhasil meluncurkan

kartu kredit Mastercard. Keberhasilan ini kembali diulangi dengan meluncurkan kartu kredit Visa pada Bulan Februari 1999, sehingga diharapkan akan ikut serta menunjang pencapaian tujuan "Bank A secara keseluruhan. Bisnis kartu kredit merupakan bisnis retail banking berupa consumer banking untuk memenuhi kebutuhan nasabah individual atau institusi guna memudahkan transaksi dalam sistem pembayaran dan sekaligus dapat berfungsi sebagai fasilitas kredit. Produk kartu kredit bersifat mass product dengan segmen pasar individual berpendapatan menengah ke atas dan memiliki prospek yang relatif besar (high return) yang bersumber dari pendapatan bunga, jasa, dan pendapatan lain. Bisnis kartu kredit ini juga memiliki resiko yang tinggi berupa resiko kredit dan operasional seperti kecurangan pemegang kartu atau merchant, kelalaian dan kecurangan pegawai, serta karena kejahatan yang dilakukan oleh perorangan ataupun sindikat (fraud) (Sundari, 2002). Faktor kunci keberhasilan pengelolaan bisnis ini sangat tergantung kepada kebijakan, sistem dan prosedur prekreditan yang aman dan standar, dukungan teknologi yang memadai, layanan yang memuaskan nasabah, kemampuan sumberdaya manusia yang handal dan profesional, serta yang tak kalah pentingnya adalah kebijakan strategi pemasaran (Sundari, 2002). Meskipun baru muncul pada Tahun 1997, "Bank A Card Center sebagai issuer bank ke - 10 di Indonesia merniliki pertumbuhan cukup pesat. Jumlah kartu kredit di Indonesia pada umumnya diperkirakan akan

terus meningkat. Hal ini nampak dari meningkatnya jumlah bank dan lembaga yang menawarkan kartu kredit. Pertumbuhan kartu kredit di lndonesia cukup baik hingga Tahun 1998, sedangkan pada Tahun 1999 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pada Tahun 1999 dipengaruhi kondisi ekonomi, politik dan keamanan nasional dengan adanya Pemilu Juni 1999, dan pada tahun itu pula dua bank penerbit kartu kredit dilikuidasi oleh Pemerintah. Namun sejak Tahun 2000 terus meningkat hingga Tahun 2003, Seperti tampak pada Tabel 1 Tabel I. Pertumbuhan Kartu Kredit di lndonesia Periode Tahun 1998-2003 Sumber : Manajemen "Bank A" ( 2003), Diolah kembali Sejalan dengan pertumbuhan kartu kredit yang tinggi tersebut muncul persaingan yang ketat antara bank penerbit kartu kredit. Hal ini terlihat dari adanya promosi yang gencar antar bank seperti kemudahan mengajukan permohonan kartu kredit, pemberian discount1 kemurahan dalam iuran tahunan, pemberian hadiah untuk meningkatkan keinginan berbelanja, pemberian suku bunga rendah, penawaran produk fitur, kemudahan cara pembayaran, proses penagihan, limit kartu kredit serta

pemberian fasilitas - fasilitas lainnya. Selain ha1 tersebut di atas, persaingan yang tajam dalam bisnis kartu kredit didukung oleh data dimana kartu kredit yang beredar pertama di lndonesia telah cukup lama mulai tahun 1968, dipelopori oleh Bank Asing, yakni Bank AMEX. Peredaran kartu kredit disusul dengan terbitnya pelopor kartu kredit bank nasional sebagai berikut (Cahyo, 2002). 1. BCA menerbitkan BCA MasterCard pada Tahun 1983. 2. Bank Duta menerbitkan Visa dan BII menerbitkan Visa pada Tahun 1984 3. Bank Bali menerbitkan MasterCard pada Tahun 1988 4. Bank Danamon menerbitkan mastercard pada Tahun 1989. Pada tahun 1989 tersebut, Citibank sebagai salah satu Bank Asing di lndonesia menerbitkan Citibank Visa. Menurut Asosiasi Kartu kredit lndonesia (AKKI) dalam Sundari (2002) hingga Tahun 2002 terdapat 20 (duapuluh) perusahaan penerbit kartu kredit yang terdiri dari 16 (enambelas) bank (empat "Bank Asing, satu BUMN, satu bank campuran, dan sepuluh bank swasta nasional) ha1 ini nampak pada Tabel 2, serta 4 perusahaan pembiayaan yang bergerak di bisnis kartu kredit (Tabel 3). Menurut data "Bank A" (2003), pada saat ini terdapat 18 (delapanbelas) perusahaan penerbit kartu kredit yang terdiri dari 14 (empatbelas) bank dan empat perusahaan pembiayaan yang bergerak di bisnis Kartu Kredit. Hal ini disebabkan beberapa bank telah dilikuidasi yaitu Bank Duta, Bank Tamara, dan Unibank sedangkan Bank Bali dan Bank Universal merger menjadi Bank Permata, dan ada

tarnbahan dua bank penerbit kartu yang baru adalah Bank Mandiri dan Bank Bumiputera. Dengan melihat sernakin banyaknya perusahaan penerbit kartu kredit, rnenunjukkan sernakin ketatnya persaingan dalarn bisnis kartu kredit. Sebagai salah satu bank yang unggul, "Bank A" ingin rnempertahankan pemegang kartu yang ada dan tetap berusaha rnenjaring pelanggan baru baik yang belum rnemiliki kartu maupun yang sudah rnemiliki di Bank lain. Untuk menunjang ha1 tersebut dibutuhkan strategi yang tepat, jelas dan akurat mengenai situasiltrend pasar saat ini dan rnasa datang. Tabel 2. Enarnbelas Bank Penerbit Kartu Kredit

Tabel 3. Empat Perusahaan Pembiayaan Yang Menerbitkan Kartu Kredit 4 Perusahaan Pembiayaan Dinners Jaya Indonesia Kartu Kredit GE Finance Indonesia Sejahtera MBF Multifinance Primaswardana Perkasa Finance Sumber : (AKKI dalam Sundari, 2002) Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa terjadi perkembangan yang pesat dalam industri perbankan pada umumnya terutama sektor ritel, dalam ha1 ini bidang kartu kredit, dimana terdapat banyak Bank dan perusahaan penerbit kartu kredit yang saling bersaing dalam menarik hati nasabah dan meraih pangsa pasar tertentu sehingga diperlukan perencanaan strategik terutama strategi pemasaran bagi bank - bank yang bersaing tersebut agar dapat menang dalam persaingan. Keberhasilan pemasaran kartu kredit tidak telepas dari produk-produk fitur yang ditawarkan. Salah satu produk fitur yang ditawarkan "Bank A dan perlu diperhatikan untuk menunjang strategi pemasaran kartu kredit adalah Program Merchandising. Program ini di bawah pengelolaan Unit Usage Management. Produk fitur tersebut ditawarkan kepada pemegang kartu dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan kartu kredit "Bank A, sebagai salah satu sumber fee based income bagi kartu kredit "Bank A, serta merupakan fasilitas dari "Bank A untuk pemegang kartu kredit. 1.2. Perurnusan Masalah Munculnya Bank Penerbit Kartu Baru dan semakin besarnya Bank Penerbit Kartu lama mengakibatkan persaingan dalam industri perbankan,

khususnya dalam bidang kartu kredit di Indonesia yang semakin kompetitif. Bank-bank Penerbit kartu tersebut tidak hanya bersaing dari segi merek tetapi juga harus dapat bertahan dalam situasi lingkungan yang dinamis, dalam ha1 merebut nasabah, dan juga persaingan dalam ha1 produk yang ditawarkan serta teknologi yang mendukung bisnis kartu kredit. Persaingan tersebut telah memacu Bank Penerbit kartu untuk melakukan promosi secara intensif dan menawarkan produk-produk yang menarik sehingga Pemegang kartu senantiasa menggunakan kartu kreditnya. Selain persaingan seperti yang telah diuraikan diatas, ada beberapa ha1 yang mendorong dirumuskannya kembali strategi bagi merchandising seperti tersebut di bawah ini. 1. Target penjualan yang tidak tercapai. Selama Tahun 2002 hingga Juni 2003, realisasi penjualan hanya berkisar 80 persen sampai dengan 90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usage terhadap Kartu Kredit pada umumnya dan merchandising pada khususnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa kemungkinan penyebab dari ketidak berhasilan merchandising mencapai targetnya, (a) strategi yang diterapkan kurang tepat, (b) target yang diberikan terlalu tinggi. Sebagai gambaran bahwa target penjualan yang belum tercapai dapat dilihat pada Tabel 4. 2. Dari hasil survey yang telah dilaksanakan oleh "Bank A Card Center melalui agen riset independen, tingkat kepuasan terhadap merchandising kurang memuaskan.

3. Adanya keluhan konsumen yang menghendaki produk yang inovatif dari merchandising. Seperti yang telah diuraikan di atas, kegiatan pemasaran melalui aktivitas penjualan produk melalui mail order (merchandising) di atas akan membawa pengaruh pada peningkatan jumlah dan penggunaan kartu kredit. Untuk itu Bank Penerbit kartu harus dapat merencanakan strategi pemasaran khususnya strategi yang harus dilaksanakan untuk keberhasilan merchandising, agar dapat bertahan, semakin berkembang dalam persaingan kartu kredit yang semakin ketat, serta mencapai target yang diberikan. Tabel 4. Realisasi Penjualan terhadap Target Penjualan Unit Merchandising periode 2001 - Juni 2003 Strategi bisnis yang dilaksanakan juga memperhatikan posisi Bank Penerbit kartu dalam bisnis kartu kredit. Analisis mengenai lingkungan dibutuhkan oleh "Bank A", khususnya Unit Merchandising (Kelompok Pemasaran dan Pelayanan Nasabah) untuk dapat melihat dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi, serta merencanakan tanggapan atas perubahan yang terjadi untuk mencapai keunggulan bersaing melalui penetapan strategi bersaing yang akan ditempuh oleh "Bank A.

Strategi bersaing perusahaan adalah upaya untuk mencapai posisi dalam industri yang dimasuki agar strategi perusahaan tersebut lebih efektif di pasar. Analisis lingkungan memberikan kesempatan pada manajemen untuk meneliti faktor - faktor apa saja yang ada di dalam lingkungan yang merupakan kendala ataupun yang memberikan peluang terhadap pelaksanaan strategi perusahaan sehingga dapat mengetahui serta menghindari resiko yang berhubungan dengan usahanya dan dapat memanfaatkan keuntungan peluang. Dari uraian tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dengan kasus pada "Bank A, khususnya Unit Merchandising (Kelompok Pemasaran dan Pelayanan Nasabah) 1. Bagaimana persaingan dalam bisnis kartu kredit? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Unit Merchandising (Kelompok Pemasaran dan Pelayanan Nasabah) "Bank A" Card Center? 3. Bagaimanakah bentuk strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi yang dilaksanakan oleh Unit Merchandising? 4. Strategi bersaing bagaimana yang sebaiknya diterapkan oleh Unit Merchandising untuk menghadapi persaingan dalam bisnis kartu kredit?

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan sebagai berikut. 1. Menganalisa persaingan pada bisnis kartu kredit. 1. Menganalisa faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Unit Merchandising dalam pemasaran produk melalui mail order. 3. Menganalisa strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi yang dilaksanakan oleh Unit Merchandising. 4. Menawarkan alternatif strategi bersaing, khususnya dalam bidang pemasaran produk merchandising sehubungan dengan posisi kartu kredit "Bank A dalam bisnis kartu kredit untuk menghadapi persaingan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil yang diharapkan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan fee based income bagi kartu kredit "Bank A 2. Sebagai salah satu pertimbangan bagi pihak manajemen "Bank A khususnya bisnis kartu kredit dalam mengembangkan kinerja pemasaran merchandising melalui program mail order. 3. Sebagai persiapan "Bank A untuk menghadapi persaingan yang lebih ketat di masa yang akan datang.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindarkan permasalahan yang ada menyimpang dari sasaran maka perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian sehingga materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut. Alternatif strategi bisnis merchandising "Bank A Card Center dengan melakukan studi kasus pada "Bank A Card Center.