Pajak Badan Usaha. Oleh Iwan Sidharta, SE., MM.

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM.

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BIAYA. Oleh Iwan Sidharta, MM.

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari dalam negeri yaitu dari sektor pajak.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. kriteria untuk menentukan apakah suatu pengeluaran, biaya atau kerugian dapat dapat

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

APLIKASI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 2000 DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Oleh : Evi Ekawati. Abstrak

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

BAB II LANDASAN TEORI. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro (2009:1) Definisi pajak menurut Djajadiningrat (2009:1)

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tujuan Akuntansi Pajak a. Dasar menghitung PKP b. Menghitung harga perolehan c. Menghitung penyerahan barang kena pajak d. Menghitung besarnya pajak y

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

A. Pengertian Laporan Keuangan

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

Modul ke: Manajemen Perpajakan

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIL DAN FISKAL. ARIS MUNANDAR, SE., M.Si

Transkripsi:

Pajak Badan Usaha Oleh Iwan Sidharta, SE., MM.

Badan Subjek Pajak Badan Sekumpulan orang/ modal yang merupakan kesatuan yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroaan terbatas. Perbedaan badan hukum dan bukan badan hukum terletak pada pemisahan harta kekayaan; Perubahan harta berwujud

Penghasilan Definisi Penghasilan UU PPh, pasal 4 (1) UU No. 17/2000 Penghasilan Subjek Pajak Penghasilan Stelsel Pengakuan Penghasilan Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri Stelsel Akrual Stelsel Kas Objek Pajak Penghasilan Penghasilan Yang Bukan Objek Pajak Penghasilan Yang Sudah Terkena PPh Final Penghasilan Yang merupakan Objek Pajak

BIAYA BIAYA YANG BUKAN PENGURANG PKP BIAYA YANG MERUPAKAN PENGURANG PKP BIAYA BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN YANG TERKENA PPH FINAL

Pengertian Penghasilan Berdasarkan pasal 4 (1) UU No. 17/2000 Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun

Penghasilan Yang Merupakan Objek Pajak 1) Penghasilan dari kegiatan usaha 2) Penghasilan dari karyawan 3) Penghasilan dari pemberi jasa 4) Penghasilan dari modal harta bergerak 5) Penghasilan dari modal harta tak bergerak 6) Penghasilan dari pembebasan hutang

Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan. Dalam akuntansi pajak tidak semua penghasilan merupakan objek pajak penghasilan. Adapn bentuk penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan adalah sebagi berikut; Bantuan sumbangan Zakat Harta hibah Warisan Harta Natura dan biaya kenikmatan Klaim asuransi Deviden tertentu Iuran dana pensiun Pembagian laba komanditer yang tidak terbagi atas saham. Bunga obligasi perusahaan reksadana. Penghasilan modal ventura Pembebasan hutang tertentu

PPh Final

Stelse Pengakuan Penghasilan Ada beberapa stelsel dalam akuntansi pajak mengenai pengakuan penghasilan yaitu; Stelsel Akrual Stelsel Kas

Stelsel Akrual Stelsel akrual merupakan suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang. Sehingga tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dilunasi

Stelsel Kas Stelsel kas merupakan suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diterima secara tunai dan biaya yang dibayar secara tunai. Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan kecil, orang pribadi, bidang jasa transportasi, hiburan, restoran dan sejenisnya.

Accrual versus Cash-Basis Accounting Accrual accounting records the effect of each transaction as it occurs. Cash-basis accounting records only cash receipts and cash payments. It ignores receivables, payables, and depreciation. Suppose It s Just Lunch purchased $2,000 of office supplies. On the accrual basis, It s Just Lunch records Office Supplies and Accounts Payable as follows:

Cash-basis accounting ignores this transaction because It s Just Lunch paid no cash. The cash basis records only cash receipts and cash payments. In the cash basis, Cash receipts are treated as revenues. Cash payments are treated as expenses. Under the cash basis, It s Just Lunch would record each cash payment as an expense and not as an asset.

Accrual versus Cash-Basis Accounting count` Differently the accrual basis and the cash basis for a revenue. Suppose It s Just Lunch performed service and earned the revenue but collected no cash. Under the accrual basis, It s Just Lunch records $10,000 of revenue on account as follows: Under the cash basis, It s Just Lunch never record any revenue earned because there is no cash receipt. Instead, it would wait until receives the cash. Then record the cash receipt as revenue. As a result, cash-basis accounting never reports accounts receivable from customers.

Example Suppose It s Just Lunch collects $3,000 from customers on Jan 1. The company will earn the $3,000 of revenue evenly during Jan, Feb, and March. How much service revenue under (a) accrual and (b) cash-basis? Answer: Now suppose It s Just Lunch prepays $6,000 for TV advertising. The ads will run during Oct, Nov, and Dec. How much advertising expense report each month? Answer:

Biaya Berkaitan dengan Penyusutan Penyusutan Merupakan pembebanan biaya atas harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Penyusutan atas biaya pengeluaran; Pembelian Pendirian Penambahan Perbaikan Perubahan harta berwujud

Biaya Berkaitan dengan Penyusutan Penyusutan Penyusutan dengan metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (declining balance method). Penyusutan untuk bangunan hanya menggunakan metode garis lurus (straight line method). Biaya pengeluaran digunakan untuk; Mendapatkan Menagih Memelihara penghasilan

Ketentuan dalam Penyusutan Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran. Penyusutan untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan dilakukan pada bulan selesainnya proses tersebut.

Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan

Tarif Penyusutan Contoh Sebuah mesin dibeli PT YAIYA pada bulan Juni 2013 dengan harga perolehan Rp 100.000.000,- dengan masa manfaat sesuai dengan ketentuan perpajakan selama 4 tahun (termasuk dalam kelompok 1). Tentukan penyusutan per tahun dengan metode garis lurus dan saldo menurun?

Jawaban Tarif Penyusutan Besarnya penyusutan PT YAIYA? Tahun Garis Lurus Saldo Menurun Harga Perolehan Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku 100.000 100.000 2013 1/2x25% 12.500 87.500 1/2x50% 25.000 75.000 2014 25% 25.000 62.500 50% 37.500 37.500 2015 25% 25.000 37.500 50% 18.750 18.750 2016 25% 25.000 12.500 50% 9.375 9.375 2017 1/2x25% 12.500 0 1/2x50% 9.375 0

Tarif Penyusutan Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 138/KMK.03/2002 tanggal 8 April 2003 da Peraturan Kementerian N0 96/PMK.03/2009, penentuan kelompok jenis harta diatur menjadi; Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan

Kelompok 1 Kelompok 1

Kelompok 2 Kelompok 2

Kelompok 2 Kelompok 2.lanjutan

Kelompok 3 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan

Kelompok 3 lanjutan Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan

Kelompok 4 Kelompok 4 Kelompok bangunan

Kelompok Bangunan Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 138/KMK.03/2002 tanggal 8 April 2003, penentuan kelompok jenis harta diatur menjadi; Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan

Biaya Berkaitan dengan Amortisasi Amortisasi Merupakan pembebanan biaya atas harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Amortisasi dapat digolongkan; Hak guna bangunan Hak guna usaha Hak pakai Biaya pendirian Biaya pelunasan modal

Biaya Berkaitan dengan Amortisasi Amortisasi Amortisasi dengan metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (declining balance method). Penentuan masa manfaat berdasarkan pada masa manfaat yang sesungguhnya menurut Wajib Pajak. Apabila masa manfaat yang sesungguhnya dari harta tidak berwujud tidak terdapat pada masa manfaat sesuai dengan ketentuan maka Wajib Pajak bisa menentukan masa manfaat yang paling dekat.

Tarif Amortisasi Tarif Amortisasi

Amortisasi atas Biaya Pendirian atau perluasan Usaha Pengeluaran untuk biaya pendirian atau biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai ketentuan. Contoh PT YAIYA baru berdiri tahun 2014 telah menghabiskan biaya sebesar Rp 50.000.000,- untuk mendapatkan berbagai izin pengurusan pendirian perusahaan. Biaya tersebut diperlakukan sebagai aktiva lain dan masa manfaat diperkirakan 4 tahun.

Wasalam Terima Kasih

Pajak Badan Usaha Oleh Iwan Sidharta, SE., MM.

BIAYA BIAYA YANG BUKAN PENGURANG PKP BIAYA YANG MERUPAKAN PENGURANG PKP BIAYA BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN YANG TERKENA PPH FINAL

Biaya Yang Bukan Merupakan Pembagian Laba Pengurang PKP Biaya Pribadi pemegang saham. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan. Premi asuransi Penggantian dalam bentuk natura. Jumlah yang melenihi kewajaran.

Biaya Yang Bukan Merupakan Pengurang PKP.lanjutan Harta yang dihinahkan. Pajak penghasilan. Biaya pribadi. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan. Sanksi administrasi

Pembagian Laba Ada beberapa pembagian laba yang bukan merupakan pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu; 1. Deviden 2. Pembagian SHU Koperasi 3. Tantiem, merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada direksi dan komisaris oleh pemegang saham dari laba perusahaan setelah dikurangi pajak.

Biaya Merupakan Pengurang PKP Biaya yang merupakan PKP adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan ddengan pekerjaan atau jasa, yang diperkenankan sesuai dengan peraturan perpajakan. Biaya tersebut harus mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak

Biaya Merupakan Pengurang PKP lanjutan Biaya berkaitan dengan karyawan Biaya berkaitan dengan HPP Biaya berkaitan dengan biaya bunga Biaya berkaitan dengan biaya sewa Biaya berkaitan dengan biaya royalti Biaya berkaitan dengan biaya perjalanan Biaya berkaitan administrasi perusahaan Biaya berkaitan dengan asuransi

Biaya Merupakan Pengurang PKP lanjutan Biaya berkaitan dengan biaya perjalanan Biaya berkaitan administrasi perusahaan Biaya berkaitan dengan asuransi Biaya berkaitan dengan pajak daerah Biaya berkaitan dengan penyusutan dan amortisasi Biaya berkaitan dengan dana pensiun Biaya berkaitan dengan kerugian

Biaya Merupakan Pengurang PKP lanjutan Biaya berkaitan dengan produk Biaya berkaitan dengan piutang tak tertagih Biaya berkaitan dengan entertainment Biaya berkaitan dengan pajak keluaran dan pajak masukan Biaya berkaitan dengan penjualan Biaya berkaitan dengan pemberian natura Biaya berkaitan dengan kepemilikan aktiva tertentu

Biaya Berkaitan dengan karyawan Berbagai macam biaya yang berkaitan dengan kebutuhan karyawan antara lain; Pembayaran gaji dan sejenisnya Pembayaran dalam rangka peningkatan SDM

Pembayaran gaji dan sejenisnya Berbagai bentuk pembayaran gaji dan sejenisnya yang dibayarkan kepada pegawai, baik pegawai tetap, tidak tetap, pegawai lepas, calon pegawai dan sebagainya, dapat dirinci sebagai berikut; Gaji Upah Honor Bonus, gratifikasi dan jasa produksi Tunjangan

Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya kerugian atau pada tahun berjalan. Kerugian atas penjualan atau pengalihan harta Kerugian atas selisih kurs mata uang asing

Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian atas selisih kurs mata uang asing Akibat fluktuasi mata uang asing Atau akibat kebijakan pemerintah Sistem pembukuan dalam pencataan mata uang asing dibedakan atas; Berdasarkan kurs tetap Pembebanan kerugian dilakukan pada saat terjadinya realisasi Berdasarkan kurs tengah BI Pembebanan kerugian dilakukan pada akhir tahun.

Biaya Berkaitan dengan Kerugian Mekanisme pembebanan laba/rugi selisih kurs dilakukan dengan cara; Selisih kurs yang tercatat dalam pembukuan di tampung dalam perkiraan sementara dan tersendiri dalam neraca. Pada saat realisasi penerimaan atau pembayaran mata uang asing, perkiraan sementara di pindahkan ke perkiraan rugi laba sebesar selisih kurs. Keuntungan atau kerugian atas selisih kurs harus terlebih dahulu dikompensasikan dan selisihnya diperhitungkan lebih lanjut dengan rugi laba

Biaya Berkaitan dengan Piutang tak tertagih Piutang yang nyata-nyata tidak tertagih dapat dibebankan dengan syarat; Telah dibebankan sebagai biaya dalam laba rugi komersial. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negri atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang antara kreditur dan debitur. Telah dipublikasikan. Wajib Pajak menyerahkan daftar piutang ke Dirjen Pajak.

Biaya Berkaitan dengan Dana Cadangan Dana cadangan diperbolehkan untuk kegiatan usaha; Perbankan. Perusahaan sewa guna usaha dengan hak opsi. Perusahaan asuransi. Perusahaan pertambangan.

Biaya Berkaitan dengan Dana Cadangan Perbankan Besarnya cadangan piutang tak tertagih dibedakan; Kredit lancar. Kredit dalam perhatian khusus. Kredit kurang lancar. Kredit diragukan Kredit macet.

Biaya Berkaitan dengan Dana Cadangan Perbankan Tata cara pembebanan biaya atas piutang tak tertagih; Pembentukan dana cadangan dihitung berdasarkan persentase per periode. Jumlah kredit yang digunakan berasal dari pokok pinjaman dari bank. Pembentukan dan perhitungan dana cadangan harus sama dengan laporan komersil. Cadangan piutang tak tertagih tidak dipakai untuk menutup kerugian.

Biaya Berkaitan dengan Kepemilikan Aktiva Tertentu Kepemilikan aktiva tertentu; Telpon seluler» Termasuk kelompok 1 dan penyusutan yang diakui hanyalah 50% dari seharusnya.» Biaya langganan/pulsa diperbolehkan 50% dari biaya. Bus dan minibus» Penyusutan termasuk aktiva kelompok 2» Biaya pemeliharaan dapat dibebankan pada saat dilakukannya perbaikan.

Biaya Berkaitan dengan Kepemilikan Aktiva Tertentu Kepemilikan aktiva tertentu; Kendaraan sedan» Termasuk aktiva kelompok 2 dan penyusutan sebesar 50% dari tarif penyusutan kelompok 2» Biaya pemeliharaan, bahan bakar hanya dapat dibebankan 50% dari biaya pemeliharaan

Biaya Berkaitan dengan Kepemilikan Aktiva Tertentu Kepemilikan aktiva tertentu; Sofware komputer» Terdapat dua aplikasi yaitu aplikasi umum dan khusus.» Aplikasi umum diperlakukan sebagai pengeluaran operasional rutin» Aplikasi khusus pembebanan biaya melalui amortisasi harta tak berwujud kelompok 1

Biaya Berkaitan dengan Aktiva yang didapat dari Sewa guna usaha Aktiva dari sewa guna usaha; Pembebanan biaya atas aktiva dari sewa guna usaha dilakukan atas angsuran pembayaran leasing termasuk bunga dan penyusutan tidak boleh dibebankan sampai aktiva tersebut lunas.

Biaya Berkaitan dengan Aktiva yang didapat dari Sewa guna usaha Persyaratan yang harus dipenuhi;» Jumlah pembayaran sewa guna selama usaha pertama ditambah dengan nilai sewa barang modal menutup harga perolehan.» Masa guna sewa usaha minimal; 2 thn untuk golongan 1 3 thn untuk golongan 2 & 3 7 thn untuk golongan bangunan» Terdapat perjanjian sewa guna usaha

Tarif Pajak Badan Usaha Tarif dikali dengan penghasilan neto setelah dikurangi dengan kompensasi kerugian. Tarif Pasal 17 (1b) (tarif sebesar 25% x PKP) Tarif Pasal 17 (2b) (tarif sebesar 20% x PKP) Tarif pasal 31E (1) (tarif 12.5% x PKP) Tarif final UKM Th. 2013 (tarif 1% x omset tiap bln)

Tarif Pajak Badan Usaha

Koreksi Fiskal Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut menghasilakn koreksi fiskal, baik koreksi positif (bertambahnya laba fiskal dari laba komersial) maupun koreksi negatif (turunnya laba fiskal dari laba Komersial).

Koreksi Fiskal Akuntansi Komersial. Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Perpajakan. Peraturan undang-undang perpajakan

Koreksi Fiskal Metode penyusutan aktiva tetap Dalam neraca fiskal, tidak semua metoda dapat diakui tergantung pada jenis aktiva tetap (ps 11 UU No 36 th 2008), nilai residu tidak diperhatikan dan masa manfaat ditentukan oleh undang-undang berdasarkan penggolongan aktiva tetap berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan

Koreksi Fiskal Pengakuan piutang tidak tertagih: Akutansi perpajakan hanya mengakui kerugian piutang tak tertagih yang nyata-nyata tidak dapat ditagih Penilaian persediaan; Dalam Akutansi perpajakan hanya mengakui penilaian persediaan dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO) dan Rata-rata.

Beda Tetap dan Waktu Beda tetap terjadi pada transaksi yang diakui sebagai penghasilan/biaya tidak diakui dalam perpajakan. (penghasilan/ yang telah dipotong pph final) Beda waktu merupakan perbedaan metode perhitungan pendapatan dan/atau biaya tiap tahun atau tahun buku yang digunakan antara komersial dengan fiskal. (penyusutan dan amortisasi)

Koreksi Fiskal Penyesuaian koreksi positif. Apabila laba fiskal menjadi lebih besar dibandingkan laba komersial. (Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan, misalnya biaya untuk kepentingan pemegang saham, dana cadangan, imbalan natura dan kenikmatan). Penyesuaian koreksi negatif. Apabila laba fiskal menjadi lebih kecil dibandingkan laba komersial. (penyusutan, amortisasi dan penghasilan yang ditangguhkan)

Koreksi Fiskal Positif Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemilik perusahaan Pembentukan atau pemupukan dana cadangan Penggantian atau imbalan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk natura dan kenikmatan Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham/pihak yang mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan Sanksi administrasi Biaya yang ditangguhkan pengakuannya

Koreksi Fiskal Positif Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan Pajak penghasilan Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham/pihak yang mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan Selisih penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal Selisih amortisasi komersil di atas amortisasi fiskal

Koreksi Fiskal Negatif Selisih penyusutan komersil di bawah penyusutan fiskal Selisih amortisasi komersil di bawah amortisasi fiskal Penghasilan yang ditangguhkan Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak Penghasilan yang dikenakan pajak final Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

Koreksi Fiskal Berikut ini perusahaan tour dan travel pada tahun 2014 diketahui beberapa hal atas laporan keuangan komersil uang perlu dilakukan rekonsiliasi pajak. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut; 1. Beban Konsumsi tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, karena beban konsumsi hanya diberikan pada level manajer saja. 2. Beban berobat hanya diperuntukkan bagi pemilik perusahaan bukan fasilitas seluruh karyawan. 3. Beban penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, dimana perlu dilakukan koreksi positif sebesar Rp 9.842.547,-. 4. Pajak usaha sebesar 10% Buatlah Laporan rekonsiliasi pajaknya?

Koreksi Fiskal

Koreksi Fiskal Berikut ini perusahaan tour dan travel pada tahun 2014 diketahui beberapa hal atas laporan keuangan komersil uang perlu dilakukan rekonsiliasi pajak. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut; 1. Biaya penyisihan hutang tak tertagih merupakan biaya pemupukan cadangan. 2. Terdapat biaya pembantu rumah tangga direktur perusahaan yang dibebankan pada gaji sebesar Rp 5.000.000,-. 3. Terdapat biaya yang perlu dikoreksi sehubungan dengan peraturan perpajakan; biaya tunjangan PPh Karyawan, biaya pengobatan karyawan, Biaya entertainment, biaya sumbangan, dan biaya langganan koran/majalah. 4. Pajak usaha sebesar 28% Buatlah Laporan rekonsiliasi pajaknya?

Koreksi Fiskal

Koreksi Fiskal

Wasalam Terima Kasih