PERBEDAAN SIKAP AKUNTANPUBLIK DAN PENGGUNA JASA AKUNTAN PUBLIK TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Perusahaan Akuntan Publik Dan Perusahaan Yang Terdaftar Di Departemen Perindustrian Dan Perdagangan Di Jawa Timur) Mira Pramudianti(1), Risawatie(2), Khoirul Abidin(3) Jurusan Akuntansi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya mirapramudianti@yahoo.com ABSTRACT Constraint banning advertising for public accounting as detailed in the code of ethics in 1982 IAI (Tuanakota 1982:51 ), which renewed the ban on prohibition of professional ethics of public accounting services at Law No. 4 of 1994. The experiencing easing in 2000 with the passage of rules of professional ethics in the meeting of members of IAI - KAP tnggal 5-6 June 2000 in Bandung, the rules of professional ethics No. 502 of 2000, which reads : Members of the public accounting practice runs allowed for clients through advertising, marketing promotion and marketing activities other professions throughout not degrading the image ( Isaac 2008). Population in this study is a public accountant who worked at the firm in East Java and the respondents to the user is a public accounting services firms in need of funds ever used public accounting services on behalf of the management of enterprise - management Audit Timur.sikap Java in this study uses an instrument developed by Selers and Solomon (1978). than 8 item questionnaire each item was assessed using a Likert scale with 5 pilihan.pengujian alternative hypothesis by using one Independent sample t test, as well as testing the validity with Pearson Product Moment, reliability testing with Crobanch " s alpha, the classical assumption with one sample kolmogrov, smirnov test for normality test and Lavene s Test for Quality of Variance and were not normally distributed so that the hypothesis test using the Mann Whitney U Test. Results were tested H1 is accepted. There are significant differences in attitudes between public accounting and public accounting services to the user service public accounting profession over image attitudes ( 0.043 < 0.05 ), the price of public accounting services ( 0.000 < 0.05 ), consumer awareness of the services of Certified Public Accountants ( 0.010 < 0.05 ) Key words : Attitude, Registered Public Accountants, Non Public Accountants, User Of Public Accountants Services, and Advertising of Public Accountant Services 1. PENDAHULUAN Perkembangan profesi Akuntan publik di Indonesia semakin pesat, serta meningkatnya pemahaman masyarakat akan profesi Akuntan Publik yang mampu membawa perubahan kondisi lingkungan bisnis dan peraturan yang berlaku.perkembangan tersebut dipicu oleh meningkatnya perekonomian sehingga banyak perusahaan go publik yang berperan dalam peningkatan kebutuhan akan jasa akuntan publik, sedangkan jasa Kondisi tersebut menyebabkan Akuntan Publik didorong untuk mencari berbagai cara untuk memasarkan jasanya.seperti yang dikatakan Koepplar (2007) mengatakan bahwa industri sektor jasa akan meningkat secara berkelanjutan dan mencapai hingga batas menjadi dominan suatu Negara.Salahsatu perusahaan jasa tersebut adalah KAP yang merupakan Industri jasa relatif kompetitif. Pelarangan pemasangan iklan bagi Akuntan Publik yang termaktub dalam aturan kode etik IAI tahun 1982 (Tuanakota 1982:51), yang diperbaharui atas pelarangan tersebut pada pelarangan etika profesi jasa Akuntan publik pada UU no 4 tahun 1994. Akhirnya mengalami pelonggaran di tahun 2000 dengan disahkannya aturan etika profesi dalam rapat anggota IAI-KAP tnggal 5-6 juni 2000 di bandung, yaitu aturan etika profesi no 502 tahun 2000, yang berbunyi: Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi (Iskak 2008). Alvina (2002) mengatakan, beberapa penyebab para pengguna jasa akuntan publik hanya tertarik untuk menggunakan jasa akuntan publik yang sudah terkenal, antara lain disebabkan oleh kebiasaan yang menimbulkan keengganan untuk berpindah, keyakinan terhadap kemampuan kantor akuntan publik yang dipilihnya, dan ketidaktahuan tentang kantor akuntan publik selain yang sudah terkenal. Untuk mengantisipasi penyebab ketiga, maka timbul pertanyaan apakah 669
suatu kantor akuntan publik perlu untuk memasang advertensi berkenaan dengan jasa-jasa yang diberikannya? Kondisi di atas mendorong akuntan publik mencari cara penyampaian pesan yang efektif untuk menyediakan informasi bagi calon klien mengenai jasa yang tersedia (Cooper et al. 1990).Yang dimaksud iklan merupakan cara penyampaian pesan melalui media tertentu seperti majalah,surat kabar, televisi, media internet,serta surat yang bertujuan untuk mempengaruhi oranguntuk membeli suatu produk atau jasa atau untuk menghasilkan reaksi tertentu.iklan bagi suatu KAP bisa menjadi media efektif untuk menyediakan informasi bagi calon klien mengenai jasa yang tersedia(cooper,et all,2000).penelitian tentang sikap terhadap advertensi jasa akuntansi telah dilakukan oleh James Pl H sellers dan Paul J. Solomon (1978) Heischmit dan Elfrink (1991), Ambarriani(1996),Yunita(2000),Retno(2010). Dari hasil penelitian diatas menunjukkan tidak adanya perbedaan sikap terhadap advertensi akuntan publik antara Akuntan publik dan pengguna jasa Akuntan Publik. Perumusan masalah yang diambil adalah Apakah terdapat perbedaan sikap antara Akuntan Publik dan pengguna jasa Akuntan Publik terhadap advertensi jasa Akuntan Publik? Kode etik akuntan merupakan seperangkat prinsip moral dan pelaksanaan aturanaturan yang memberikan pedoman kepada Akuntan publik dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan Akuntan lain. Sehingga yang menjadi dasar diperlukannya kode etik pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan seperti yang dinyatakan oleh Herbert (2000:68), The Underlying reasonfor code of ethics for any profession is the need for public coengandalnfidence and the quality of services by the profession, regardless of individual providing. Untuk Pengukuran SikapPara peneliti telah menemukan 3 cara yang umum dipakai dalam pengukuran sikap, yaitu (1) cara observasi dengan memperhatikan perilaku seseorang yang merupakan salah satu indikasi sikap individu, (2) Investigasi kualitatif yang dapat berbentuk group depth interview dan tes psikologis, dan (3) pernyataan langsung dengan skala sikap (Marts Et Al (1989). Menurut Gaspersz (2004) berpendapat bahwa Jasa adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri, yang pada hakikatnya bersifat tidak meraba, yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk dan jasa lain. Menurut kotler (2005) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuai. Akuntan merupakan profesi yang dalam pelaksanaannya selalu didasarkan pada prinsip-prinsip etika. Menurut Kell (1984: 15) akuntan sebagai suatu profesi telah memenuhi syarat-syarat berikut ini : 1. Ijin kepada orang yang mempunyai kualifikasi untuk melaksanakan praktek profesional. 2. Mengembangkan prinsip akuntansi berterima umum dan standar profesional untuk jasa akuntansi dan auditing serta pengendalian kualitas. 3. Pendidikan berkelanjutan terhadap prinsip-prinsip akuntansi dan standar profesional bagi akuntan yang melakukan praktik. 4. Pengujian kepatuhan kepada standar profesional secara periodic dan teratur. 5. Investigasi terhadap temuan pelanggaran dari praktik yang tidak dapat diterima. 6. Mempertahankan aturan yang sudah memadai. Berdasarkan K. Flesher dan Dale L. Flesher (1994) yang dikutip Payamta dkk. (1997) menyatakan sepuluh karakterisik profesi seperti berikut ini : 1. Suatu profesi menawarkan jasa keahlian yang tinggi dan masyarakat pada umumnya tidak mampu melakukannya. 2. Suatu profesi mempunyai pendidikan yang sangat memadai. 3. Suatu profesi mempunyai tanggung jawab atas pekerjaannya. 4. Suatu profesi mempunyai anggota yang integritasnya tidak disangsikan. 5. Suatu profesi mempunyai kode etik yang memuat standar pelaksanaan profesi. 6. Suatu profesi dibutuhkan untuk analisis dan pengembangan pemecahan. 7. Suatu profesi membutuhkan pendidikan berkelanjutan. 8. Suatu profesi ditugasi mempelopori jalan keluar hal-hal baru. 9. Suatu profesi tidak semata-mata dimotivasi oleh perkembangan moneter. 10. Suatu profesi mempunyai anggota profesi.mengalami masalah yang rumit. 670
Sebagian besar kaum professional menganggap advertensi sebagai aktivitas yang tabu,sebab mereka berpendapat bahwa advertensi merupakan aktivitas yang tidak professional, Advertensi dipersepsikan dapat menurunkan kualitas jasa profesi,namun sebagian professional berpendapat bahwa advertensi yang baik justru akan meningkatkan rasa tanggung jawab ehingga kualitas jasa profesi tetap tejaga (Ridwan, 2005) Di Indonesia pelarangan iklan bagi kantor akuntan public elah dirumuskan bersama konsep awal aturan kode etik pertama kali tahun 1972, bahkan jauh dari kongres IAI yang pertama konsep ini mengalami beberapa perubahan dan penyempurnaan (Tuanakota, 1982:51). Dan Undang-undang mengenai pelarangan etika profesi atas iklan bagi kantor Akuntan publik diperbaharui di UU no 4 tahun 1994.Dan pada akhirnya di tahun 2000 aturan tentang iklan bagi KAP mengalami pelonggaran. Aturan Etika profesi yang disahkan dalam rapat anggota KAP-IAI tanggal 6 Juni tahun 2000 di Bandung merupakan aturan etika pertama yang dimiliki IAI.Aturan tersebut.penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh James H Sellers dan Paul J. Solomon yang berjudul : CPA Advertising Opinions of The Profession. Terdapat 8 Aspek yang diteliti dalam penelitian tersebut, yaitu Image Profesi, Menurut Robert (2005) Image profesi adalah pandangan masyarakat mengenai kompetensi, karakter, dan komitmen suatu profesi yang dilakukan. Menurut Norton (2010) terdapat 3 hal yang mendefinisikan seorang profesional sejati : 1. Masukan Kepuasan pelanggan pertama Seorang Pekerja profesional harus memahami dan memuaskan kebutuhan Konsumen. 2. Membuat keahlian khusus Untuk menjadi seorang yang profesional harus menjadi ahlidan selu melakukan yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki. 3. Melakukan lebih dari yang diharapkan Dapat melakukan pekerjaan lebih dari yang diharapkan, dapat mengelola waktu Pekerjaan dan tidak menyalahgunakan hak istimewa Harga Jasa Akuntan, Biaya Audit adalah "biaya yang dibayarkan untuk audit tahunan dan review dari laporan keuangan untuk terbarufiskal tahun (Securities and Exchange Commission, Peraturan Final). Sementara itu, menurut aturanetika kompartemen akuntan publik, bahwa biaya audit adalah jumlah biaya dapat bervariasi tergantung padatugas risiko, kompleksitas layanan yang diberikan, tingkat keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan sepertijasa, struktur biaya terkait kantor akuntan publik dan pertimbangan profesional lainnya. Dalam kata aturan CAC anggota tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan menawarkan biaya yang dapat merusak citra profesi.berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Bahasa Indonesia Institut Akuntan Publik No: Kep. 024/IAPI/VII/2008 bahwa dalam menetapkan biaya pemeriksaan, akuntan publik harus mempertimbangkan hal berikut: Klien kebutuhan, tugas dan tanggung jawab menurut hukum, kemandirian Kesadaran konsumen akan kualitas jasa Akuntan Publik Auditor dalam melaksanakan kerjanya harus meningkatkan koordinasi dan hubungannya dengan KAP-KAP besar dan berskala internasional. Dengan demikian, di harapkan auditor akan mampu menyajikan informasi-informasi yang sedang berkembang di berbagai negara, terutama yang ada hubungannya dengan bidang usaha klien, sehingga kualitas kerja auditor akan meningkat selaras dengan peningkatan pengetahuannya yang lintas negara. Hal ini berkaitan erat dengan komitmen yang kuat seorang auditor terhadap kualitas audit (Sulton, 2004). Demikian juga dengan yang dilakukan oleh IAI sebagai induk organisasi akuntan publik di Indonesia yang mewajibkan para anggotanya untuk mengikuti program pendidikan profesi berkelanjutan dan untuk menjadi anggota baru harus mengikuti program profesi akuntan (PPA) agar kerja auditnya berkualitas, hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan para anggotanya (Widagdo, 2002). Dengan demikian akan memberikan kepuasan bagi klien. Maka audit sebagai produk jasa kantor akuntan publik harus memiliki kualitas tertentu yang diharapkan akan mampu untuk memenuhi harapan pelanggan, dalam hal ini klien. Tegasnya, kepuasan klien akan meningkat jika kualitas audit yang diberikan oleh kantor akuntan publik ditingkatkan (Tjiptono, 2002). Pengaruh besar kecilnya KAP, 671
Di Indonesia, pemerintah sebagai regulator juga telah mengeluarkan sejumlah ketentuan yang mengatur di detail berbagai hal yang terkait dengan profesi akuntan publik. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 ketat mengatur jasa akuntansi publik, baik ruang lingkup pekerjaan publik akuntan dan kantor akuntan publik, termasuk hak, kewajiban, dan sistem sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik dan kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik kecil di Indonesia lebih tinggi dari Kantor Akuntan Publik besar.sejumlah besar perusahaan kecil menyebabkan tingkat tinggi persaingan dalam akuisisi klien, hal ini membutuhkan sebuah perusahaan kecil untuk membayar perhatian pada penampilan dan kualitas staf.untuk memperbaiki penampilan, kualitas dan citra publik akuntan, investasi harus direncanakan dan dipersiapkan, melainkan disebabkan perusahaan meninggalkan harga yang lebih rendah (Mustafa, 2009). Ukuran perbedaan perusahaan audit berdasarkan jumlah klien dan jumlah anggota oleh perusahaan audit. BPA ukuran perusahaan dapat dibagi menjadi kantor akuntan besar dan kecil. Yang termasuk kantor akuntan besar adalah 5 Big akuntansi perusahaan yaitu: KAP Prasetio, Utomo & Rekan, KAP Hans, Tuanakotta & Mustafa, KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja, KAP Hadi Sutanto & Rekan, dan KAP Siddharta Siddharta &Harsono. Semua kantor akuntan lain di luar perusahaan 5 akuntansi Big dikategorikan sebagai perusahaan kecil. Riyanto (2000) mengklasifikasikan ukuran perusahaan berbasis BPA: jumlah klien yang dilayani, jumlah perusahaan asosiasi / anggota yang bergabung dan pendapatan total yang diperoleh dalam satu periode. Strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP Menurut Norton (2010) mengatakan bahwa seorang profesional harus mampu berkompetensi secara teknis terhadap pekerjaan yang dilakukan untuk menghadapi persaingan antar KAP dengan cara melakuakn yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki dan perlu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Jasa yang ditawarkan Menurut standar profesi Akuntan Publik (SPAP, 2001) jasa yang ditawarkan adalah jasa Auditing, konsultan manajemen, jasa konsultan perpajakan, serta jasa Kompilasi laporan keuangan Kandungan dalam iklan Menurut Marts et all (2000: 13) menyatakan bahwa advertensi jasa Akuntan public efektif jika adverensi tersebut mengungkapkan alat jasa yang ditawarkan dan menggunakan ahli pemasaran Jenis media yang cocok bagi KAP untuk beriklan berdasarkan Intervensi Pemerintah Etika profesi no 502 tahun 2000, yang berbunyi: Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi (Iskak 2008) Hipotesis H1: Terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara Akuntan Publik dan pengguna jasa Akuntan Publik terhadap Advertensi jasa Akuntan Publik 2. METODE PENELITIAN Sampel dan Metode Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah Akuntan publik yang bekerja di KAP di Jawa Timur untuk KAP Big Four dan non Big Four di Jawa Timur dan sebagai kriteria sampel untuk akuntan Publik adalah memiliki pendidikan S1 Akuntansi, pengalaman bekerja di KAP minimal 2 tahun dan responden untuk pengguna jasa Akuntan Publik adalah perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan Publik dan pernah menggunakan jasa Akuntan Publik yang mewakili pihak manajemen manajemen perusahaan berskala kecil, menengah, besar di Jawa Timur.dengan kriteria sampel responden perusahaan tersebut adalah pihak manajemen sebagai pengambil keputusan. Menurut Directory IAI-KAP 2014 jumlah Kantor Akuntan Publik di Jawa timur sebanyak 43 kantor Akuntan Publik yang terdaftar sampai dengan tanggal 23 Mei 2014, Sedangkan pengguna jasa Akuntan Publik diambil dari populasi perusahaan berskala Kecil, menegah,besar di Jawa Timur yang terdaftar di Departemen Perindustrian dan perdagangan yang berada di Jawa Timur yang terdaftar 28 Mei 2014 sebanyak 672 perusahaan baik perusahaan kecil, menengah, besar,kriteria pengambilan sampel Kantor Akuntan Publik yang berada di Jawa timur dan perusahaan yang terdaftar di Departemen perindustrian perdagangan yang berada di Jawa Timur dengan teknik random sampling. Identifikasi dan Teknik Pengukuran Variabel 672
Sikap Akuntan adalah aspek-aspek yang digunakan oleh Sellers dan Solomon (1978) dan telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, meliputi : Image Profesi,(2) Harga Jasa Akuntan,(3) kesadaran konsumen,(4) pengaruh besar kecilnya KAP, (5) Strategi profesi, (6) jasa yang ditawarkan, (7) kandungan dalam iklan,dan (8) jenis media yang cocok bagi KAP untuk beriklan.instrumen sikap Audit dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Selers dan Solomon (1978).dari 8 item pertanyaan setiap item dinilai dengan menggunakan skala likert dengan 5 alternatif pilihan yaitu : ( 1) STS=sangat tidak setuju,(2) TS= Tidak Setuju,(3) RR= Ragu-ragu,(4) S=Setuju, dan (5) SS= Sangat Setuju. Berdasarkan uraian diatas maka kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian Sikap secara umum, yang meliputi image profesi,harga jasa akuntan, kesadaran konsumen,pengaruh besar kecilnya KAP dan strategi profesi.jenis jasa praktik yang diadvertensikan, yang meliputi auditing,konsultan perpajakan,jasa konsultan manajemen serta jasa kompilasi laporan keuangan.media Advertensi meliputi surat kabar,majalah professional,majalah umum,televisi, internet,radio,surat. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dengan menggunakan one Independent sample T test, Pengujian hipotesis dengan menggunakan one Independent sample T test,dan pengujian hipotesis Mann Whitney U test apabila hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. serta pengujian data yang dilakukan adalah pengujian validitas dengan Pearson Product Moment, pengujian Reliabilitas dengan Crobanch s alpha,uji asumsi klasik dengan one sample kolmogrov,smirnov test untuk menguji normalitas serta Lavene s Test for qualityof variance. 3. HASIL PENELITIAN YANG DICAPAI Proses distribusi kuisioner yang telah dilakukan, menghasilkan datapenelitian yang layak digunakan sebanyak 249 yang terdiri dari 82 responden akuntan publik dan 167 responden dari perusahaan. Adapun rincian distribusi dan pengembalian kuisioner dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif dipergunakan untuk mengorganisasikan dan meringkas data numerik yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, sehingga dapat diketahui ciri-ciri khusus dari data tersebut, yang selanjutnya dapatdiinteprestasikan sebagai informasi yang tegas dan jelas mengenai data tersebut (Soepeno, 2002:11). Bentuk analisis data deskriptif dapat dilakukan dengan mencari ukuranukuran melalui tendensi sentral dan variabilitas, fungsinya adalah untuk menggambarkan distribusi data yang diperoleh sehingga diketahui ciricirinya secara tegas dan jelas, untuk membedakan antara distribusi yang satudengan yang lainnya (Soepeno, 2002:21). Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Tahap berikutnya adalah melakukan analisis menggunakan uji Mann-WhitneyU Tes terhadap variabel image profesi, harga jasa akuntan, kesadaran konsumen atas kualitas jasa Akuntan Publik, pengaruh besar kecilnya KAP, strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP, jasa yang ditawarkan, kandungan dalam iklan dan jenis media yang cocok bagi Kantor Akuntan Publik untuk beriklan berdasarkan intervensi pemerintahdengan menggunakan program SPSS 16. Uji Mann-WhitneyU Tes digunakan dalam penelititan ini karena data tidak berdistribusidengan normal dan digunakan untuk melihat perbedaan sikap antara pengguna jasa akuntan publik dan akuntan publik. Cara pengujian yang dilakukan adalahdengan membandingkan tingkat kesalahan (α = 0,05) dengan tingkat kesalahan prediksi (p-value).berikut ini adalah basil pengujian untuk Mann- WhitneyUTestuntuktiap-tiap variabel. Tabel 1 Hasil Analisis Mann-WhitneyUTest Variabel Z value Signifikansi Image Profesi -2,021 0,043 Harga Jasa Akuntan -3,939 0,000 Kesadaran Konsumen -2,562 0,010 Atas Kualitas Jasa Akuntan Publik Pengaruh Besar -0,222 0,824 Kecilnya KAP Strategi Profesi Untuk -0,790 0,430 Menghadapi Persaingan Antar KAP Jasa Yang Ditawarkan -0,673 0,501 Kandungan Dalam Iklan -0,088 0,930 Jenis Media Yang -1,172 0,241 Cocok Bagi Kantor Akuntan Publik Untuk Beriklan Berdasarkan Intervensi Pemerintah 673
Sumber: Lampiran Hasil uji di atas untuk image profesi, harga jasa akuntan dan Kesadaran Konsumen Atas Kualitas Jasa Akuntan Publik menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik dilihat dari image profesi, harga jasa akuntan dan kesadaran konsumen atas kualitas jasa akuntan publik. Apabila dilihat dari nilai mean dalam tabel statistik deskriptif, kedua responden memiliki sikap yang mendukung adanya advertensi terhadap iklan dilihat dari dimensi image profesi, harga jasa akuntan dan kesadaran konsumen atas kualitas jasa akuntan publik. Perbedaannya terletak pada besarnya nilai mean. Nilai mean untukresponden akuntan publik lebih besar daripada nilai mean dari responden pengguna jasa akuntan publik dilihat dari ketiga dimensi yaitu image profesi sebesar 4,2134, harga jasa akuntan sebesar 4,1463, dan kesadaran konsumen atas kualitas jasa akuntan publik sebesar 4,2195.Dapat dilihat bahwa responden akuntan publik lebih mendukung atau lebih bersikap positif terhadap adanya advertensi jasa yang akan diberikanolehakuntan publik dibandingkan dengan responden pengguna jasa akuntan publik. Hal ini berarti akuntan publik memandang bahwa dengan melakukan advertensi jasa tidak akan memperburuk profesi mereka sebagai akuntanpublik. Lalu dengan adanya advertensi jasa akan meningkatkan harga jasa akuntan serta besar kecilnya KAP lebih terlihat dengan adanya advertensi jasa yang dilakukan olehakuntan publik. Untuk pengaruh besar kecilnya KAP, strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP, jasa yang ditawarkan, kandungan dalam iklan dan jenis media yang cocok bagi Kantor Akuntan Publik untuk beriklan berdasarkan intervensi pemerintah tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik terhadap kesadaran konsumen atas kualitas jasa Akuntan Publik, strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP, jasa yang ditawarkan, kandungan dalam iklan dan jenis media yang cocok bagi Kantor Akuntan Publik untuk beriklan berdasarkan intervensi pemerintah. Dilihat dari tabel statistik deskriptif, kedua responden bersikap positif terhadap advertensi jasa akuntan publik karena nilai mean untuk kedua responden untuk pengaruh besar kecilnya KAP, strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP, jasa yang ditawarkan, kandungan dalam iklan dan jenis media yang cocok bagi Kantor Akuntan Publik untuk beriklan berdasarkan intervensi pemerintah hampir sama besarannya 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik, dilihat image profesi, harga jasa akuntan dan kesadaran konsumen atas kualitas jasa akuntan publik. 2. Untuk pengaruh besar kecilnya KAP, strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP, jasa yang ditawarkan, kandungan dalam iklan dan jenis media yang cocok bagi Kantor Akuntan Publik untuk beriklan berdasarkan intervensi pemerintah tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik terhadap pengaruh besar kecilnya KAP, strategi profesi untuk menghadapi persaingan antar KAP, jasa yang ditawarkan, kandungan dalam iklan dan jenis media yang cocok bagi Kantor Akuntan Publik untuk beriklan berdasarkan intervensi pemerintah. 6. Saran 1. Advertensi menurut Intervensi pemerintah uang baru diperkenankan untuk para Akuntan Publik mengadakan iklan sepanjang tidak merusak citra Auditor sehingga jika Akuntan Publik mengadakan iklan maka masyarakat tidak berimage tidak baik terhadap Akuntan publik, begitu juga untuk Harga yang ditawarkan oleh Akuntan Publik agar masyarakat tidak beranggapan tidak baik jika Akuntan public melakukan iklan maka harga yang ditawarkan oleh Akuntan Publik tetap secara professional, dan masyarakat tidak beranggapan kalau 674
Akuntan Publik yang melakukan Iklan atau pemasaran adalah Kualitas Akuntan Publik tersebut tidak baik. 2. Akuntan Publik dalam melakukan pemasaran atau iklan harus tetap sesuai dengan kode etik Akuntan Publik dan harus tetap mempertimbangkan sebaik baiknya untuk jasa yang perlu ditawarkan, meningkatkan strategi penjualan jasa yang berkualitas,media yang dipakai untuk beriklan sebaiknya tetap dipertimbangkan yang terbaik yang sesuai dengan Intervensi Pemerintah. 7. DAFTAR PUSAKA Armstrong, Gary dan Philip Kotler, 2008, Prinsip prinsip pemasaran, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta. Arens, Alvin dan James K. Loebbecke. 2006. Auditing An Integral Approach. 5th edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc. Azwar Syaifudin, 2005. Sikap Manusia, Teori, Dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Jakarta Boynton, Wiliam c, dan Kell, Walter G(1996) Modern Auditing, Sixth Edition,NewYork, John Willey and Sons, Inc. Christ, M.y.1993. A Evidence on 7%e Nature of Audit Planning Problem Representation An Examination of auditor Free Recalls.The Accounting Review. Cooper, William D., Mark Kiel dan William C. Weeks. 1990. Perceptions of CPAs Concerning Advertising, The CPA Journal, April. Djuwanto. 1998, Metode Penelitian survey, Penerbit Alfabeta, Bandung FASB, 1991 Statement of Financial Accounting Concept, Accounting Standart. Gaspersz V,2004, Manajemen Kualitas dalam Industri-industri Sasa, PT. Gramedia. Pustaka Utama, Jakarta. IAI, 2001, Standart Profesi Akuntan publik, Salemba Empat, Jakarta IAI, 2010, Standart Profesi Akuntan publik, Salemba Empat, Jakarta Kotler, Philip,2005, Manajemen Pemasaran, Jilid 2 Edisi kesebelas, terjemahan benyamin molan,pt. Tema Baru, Jakarta. Lukman,2000Pengukuran fingkat kepuasan pelanggan,pt. Rineka Cipta, Jakarta. Lukman,2000Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan,pt. Rineka Cipta, Jakarta. Nelson, M. W. R. Libby & S.E. Bonner. 1995. Knowledge Structure and The Estimation of Conditional Probabilities in Audit Planing. The Accounting Review. Santoso, Gempur,2005, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitas, Penerbit Pretasi Pustaka, Jakarta. Sellers, Jaes H dan Paul j. Solomon, 1978. CPAA Advertising :Opinions of The Profession, The Journal of accountancy, Februari, 1978:70-78 Sax joeni don Gudono,2000. Persepsi Akuntan terhadap kode etik,jurnal riset Akutansi Indonesia. Sugiono,2006Statiska untuk penelitian, CV. Alfabeta, Cetakan Kesembilan, Bandung. Sulton, William C dan Taylor,2004, Modern Auditing, Edisi enam, New York Supriyanto,2001.John dan Sri sugiyati,pengantar Bisnis,Salemba, Yogyakarta. Swasta DH,, Basu dan Irawan,1997, Manajemen Pemasaran Modern, Bagian Lembaga Manajemen Akademi Manajemen perusahaan YLPN, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy,2002, Manajemen Jasa, Edisi kedua, cetakan ketiga,andi offset. Yogyakarta. Triton.P.B.2006, SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Paramoterik, CV. Andi Offset, Yogyakarta. Widagdo, Ridwan,2002. Atribut-atribut kualitas Audit. Jurnaf roset Akutansi Indonesia. Zeithami, 1990, Meningkatkan Kinerja Pemasaran. Terjemahan Sumarno Zain. Erlangga, Jakarta 675