PENGARUH FREKUENSI PEMUTARAN DAN PEMBILASAN DENGAN LARUTAN DESINFEKTANTERHADAP DAYA TETAS, MORTALITAS DAN BOBOT TETAS AYAM ARAB

dokumen-dokumen yang mirip
Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

III. BAHAN DAN MATERI. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumirestu, Kecamatan Palas, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada1 Maret--12 April 2013 bertempat di Peternakan

Penyiapan Mesin Tetas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 1 Maret--5 April 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Telur itik Pajajaran sebanyak 600 butir. Berasal dari itik berumur 25 35

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

PERFORMA TELUR TETAS BURUNG PUYUH JEPANG (Coturnix coturnix japonica) BERDASARKAN PERBEDAAN BENTUK TELUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

CENDEKIA Edisi: September 2009 ISSN:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM ARAB

PENGARUH BOBOT DAN FREKUENSI PEMUTARAN TELUR TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS ITIK LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Indeks Bentuk Telur terhadap Daya Tetas dan

Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan sumber protein. Di Indonesia terdapat bermacam-macam

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENETAPAN INTERVAL INSEMINASI BUATAN (IB) PADA AYAM BURAS

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO METIONIN DAN LISIN DALAM RANSUM TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS DAN MORTALITAS TELUR BURUNG PUYUH

PENGARUH JUMLAH TELUR TERHADAP BOBOT TELUR, LAMA MENGERAM, FERTILITAS SERTA DAYA TETAS TELUR BURUNG KENARI

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

PENGARUH UMUR DAN BOBOT TELUR ITIK LOKAL TERHADAP MORTALITAS, DAYA TETAS, KUALITAS TETAS DAN BOBOT TETAS

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

PEMBIBITAN DAN PENETASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April November 2016 di Desa

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PERBANDINGAN FERTILITAS SERTA SUSUT, DAYA DAN BOBOT TETAS AYAM KAMPUNG PADA PENETASAN KOMBINASI

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Temu Teknis Fungsionat non Penebti 2000 BAGIAN DAN PERLENGKAPAN MESIN TETAS Bagian-bagian dan perlengkapan yang ada pada mesin tetas sederhana dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

Pengaruh Umur dan Pengelapan Telur terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam arab (Gallus turcicus) adalah ayam kelas mediterain, hasil persilangan

THE EFFECTS OF THE BRANDS OF LAMPS ON THE RADIATION HEAT AS THE HEAT SOURCE OF POULTRY HATCHERIES

SAEI (Saba Auto Eggs Incubator (With Auto Rotating Eggs Mechanism))

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

PEMANFAATAN GAS BIO SEBAGAI SUMBER ENERGI PANAS DALAM PENETASAN TELUR AYAM KAMPUNG RAJA PORKOT SIREGAR

BAB II DASAR TEORI. Sedangkan dalam penetasan telur itu sendiri selama ini dikenal ada dua cara, yakni: Cara alami Cara buatan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS

[Pemanenan Ternak Unggas]

PERFORMA TELUR TETAS BURUNG PUYUH JEPANG PERBEDAAN BOBOT TELUR

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

UMUR DAN BOBOT TELUR TERHADAP PERSENTASE DAYA TETAS TELUR AYAM ARAB Roni Pinau SMK TAPA Bone Bolango

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Ulat Sutera Bahan-Bahan Alat

Amiril Mukmin 1, Rina Kurniasih Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri 2. SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

I. PENDAHULUAN. unggas di Sumatera Barat, salah satunya adalah peternakan Itik. Di Nagari Pitalah,

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BALI DENGAN POLA SELEKSI PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Rodalon

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

Efi Rokhana 1, Waryani Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri 2. SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA PADA FUMIGASI TELUR ITIK TERHADAP DAYA TETAS DAN KEMATIAN EMBRIO

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

OTOMATISASI MESIN TETAS UNTUK MEINGKATKAN PRODUKSI DOC (DAY OLD CHICK) AYAM LURIK DAN EFISIENSI USAHA

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

DAYA TETAS, HASIL TETAS DAN LAMA MENETAS TELUR ITIK YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PENAMBAHAN CACING TANAH (Lumbricusrubellus) SEGARDALAM PAKAN TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS ITIK MOJOSARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

I MADE ADITYA SASTRAWAN

Transkripsi:

PENGARUH FREKUENSI PEMUTARAN DAN PEMBILASAN DENGAN LARUTAN DESINFEKTANTERHADAP DAYA TETAS, MORTALITAS DAN BOBOT TETAS AYAM ARAB Rohmad 1, Sofana Fitri 2 1. Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri 2. Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri ABSTRAK Ayam arab memiliki banyak keistimewaans elain dari produksi telurnya yang tinggi, ayam ini tidak mengerami telurnya dan dagingnya dapat dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan terhadap dayatetas, mortalitas dan bobot tetas telur ayam arab. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan analisis sidik ragam dengan Rancangan Acak Lengkap dengan polafaktorial 4x3.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan hwa frekuensi pemutaran berpengaruh sangat nyata terhadap daya tetas dan mortalitas ayama rab, pembilasan dengan larutan desinfektan berpengaruh nyata terhadap bobot tetas ayam arab. Interaksi antara pemutaran dan pembilasan tetas tidak berpengaruh nyata. Kata Kunci: Ayam Arab,Bobot Tetas,Daya Tetas, Frekuensi Pemutaran, Mortalitas, Pembilasan ABSTRACT Arabic chicken had many features apart from high egg production, this chicken was not incubate their egg, so their meat can be used. The purpose of t is research was to find the effect of screening frequency and washing with disinfectant solution to hatchability mortality and egg weight. Method was used in this reseach was Completely Randomized Design h 4x3 factorial pattern. The result of this research were screening frequency significantly effect on hatchability and ty of arabic chicken, washing with disinfectant solution significantly affect on egg weight. However, interaction between screening frequency and washing with disinfectant solution give no effect on hatchability, mortality and egg weight. Key words: Arabic Chicken, Egg Weight, Hatchability, Mortality, Screening Frequency, Washing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kebutuhan masyarakat akan protein hewani yang berasal dari telur dan daging unggas terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Meningkatnya kebutuhan telur dan daging di masyarakat merupakan salah satu peluang pasar untuk meningkatkan jumlah produksi daging dan telur. Telur dan daging ayam arab merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan telur dan daging di masyarakat. Ayam arab memiliki banyak keistimewaan selain dari produksi telurnya yang tinggi, ayam initidak mengerami telurnya dan dagingnya dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu,untuk mendapatkan keturunan ayam arab cepat dan efisien perlu dilakukan dengan cara penetasan dengan mesin tetas. Untuk mendapatkan bibit unggul dari hasil penetasan maka penyeleksian terhadap telur tetas perlu dilakukan. Penyeleksian ini meliputi bobot telur, keutuhan telur dan umur telur. Menurut Salombe (2012) bobot telur akan mempengaruhi tingkat fertilitas dan daya tetas telur sebab bobot telu rsangat mempengaruhi persentase komposisi telur yang merupakan sumber pakan selama pertumbuhan embrio. Keutuhan telur menentukan telur tersebut utuh, tidak rusak ataupun retak. Sedangkan umur telur semakin lama disimpan semakin rendah daya tetasnya. Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-50 -

Mesin tetas merupakan suatu cara untuk mendapatkan keturunan ayam arab dengan cepat. Didalam mesin tetas terdapat pengaturan suhu dan pengaturan kelembaban yang sesuai sehingga daya tetasnya optimal. Pemutaran telur dilakukan untuk meratakan suhu dan pembilasan dengan larutan desinfektan untuk mengatur kelembaban mesin tetas sebagai syarat embrio tumbuh normal sehingga hasil penetasan baik dan DOC menetas normal.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan terhadap daya tetas, mortalitas dan bobot tetas telur ayam arab. 1.5 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh interaksi antara frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan terhadap daya tetas, mortalitas dan bobot tetas telur ayam arab. II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 12 September s/d 5 Oktober 2014 di Rumah Bapak Hadi di Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan tetas ayam arab. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan tetas telur ayam arab. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi tentang pengaruh frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan tetas telur ayam arab. 2. Sebagai landasan bagi penelitian selanjutnya. 2.2.. Materi Penelitian Bahan dalam penelitian ini terdiri dari telur ayam arab sebanyak 450 butir dengan berat rata-rata 39,5 gr yang berasal dari peternak ayam arab di Desa Sambi Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri dengan rasio induk jantan dan betina 1:10, desinfektan produksi Medion merk destan, dan formalin. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah mesin tetas manual dengan kapasitas 500 butir, termometer skala celsius untuk mengetahui suhu dalam mesin tetas, higrometer, bak air, candler, timbangan O- Hauss, dan egg tray. 2.3. Metode Penelitian Metode penelitian adalah percobaan dengan rancangan Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pola RAL faktorial 4x3 terdiri dari 2 faktor yaitu frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan Larutan Desinfektan. Pemutaran dan pembilasan telur dengan Larutan Desinfektan dimulai pada hari ke empat setelah telur masuk mesin tetas sampai umur ke delapan belas. Frekuensi pemutaran Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-51 -

(P) terdiri dari P1 = 1 kali/hari, P2 = 2 kali/hari, P3 = 3 kali/hari dan P4 = /hari. Sedangkan frekuensi pembilasan (Q) terdiri dari Q1 = 2 kali/hari, Q2 = /hari dan Q3 = 6 kali/hari. Dari faktor diatas diperoleh 12 kombinasi percobaan. Selanjutnya telur ditempatkan secara acak pada rak mesin tetas sesuai plot yang telah ditentukan. Berikut ini jadwal untuk pemutaran dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan : Tabel 1. Jadwal Untuk Pemutaran Dan Pembilasan Telur Dengan Larutan Desinfektan Kombi nasi a. Fertilitas Pemuta ran (P) Waktu Perla kuan 1 kali 04.00 2 kali 3 kali 04.00 16.00 04.00 12.00 20.00 04.00 10.00 16.00 22.00 2.4. Variabel Penelitian Pembila san (Q) Waktu 2 kali 04.00, 16.00 04.00, 10.00 16.00, 22.00 04.00, 08.00 6 kali 12.00, 16.00 20.00, 24.00 2 kali 04.00, 16.00 04.00, 10.00 16.00, 22.00 04.00, 08.00 6 kali 12.00, 16.00 20.00, 24.00 2 kali 04.00, 16.00 04.00, 10.00 16.00, 22.00 04.00, 08.00 6 kali 12.00, 16.00 20.00, 24.00 2 kali 04.00, 16.00 04.00, 10.00 16.00, 22.00 04.00, 08.00 6 kali 12.00, 16.00 20.00, 24.00 Persentase fertilitas dihitung dengan menggunakan rumus menurut North and Bell (1990) sebagai berikut: jumlah telur fertile/ jumlah telur yang ditetaskan dikali 100%. b. Daya Tetas Telur Penghitungan daya tetas dilakukan dengan menghitung jumlah telur yang berhasil menetas dari jumlah telur yang fertil.persentase daya tetas dihitung dengan menggunakan rumus menurut North and Bell (1990) sebagai berikut: h \ = h 100% c. Mortalitas Mortalitas merupakan presentase jumlah telur yang tidak menetas dari sejumlah telur (Bachari, 2006). \ = d. Bobot Tetas yang ditetaskan Bobot tetas di ukur dengan menimbang anak ayam yang baru menetas kemudian mencatat data pengukuran dan mencar inilai rata-rata bobot tetas dari setiap perlakuan. 2.5. Prosedur Penelitian a. Pengumpulan Telur Tetas Telur tetas diperoleh dari satu peternak dengan usia telur 2 hari, telur yang terkumpul selanjutnya diletakkan pada ruangan. Jumlah telur yang di ambil dari peternak sebanyak 495 butir. b. Penimbangan Telur Tetas Penimbangan telur tetas di lakukan di rumah peternak dengan mengunakan timbangan merk O-House dengan skala ketelitian 0,1 gr. c. Seleksi Telur Telur tetas ayam arab dipilih dengan syarat: berat telur 38-40 gr (rata-rata 39,5 gr) bebentuk oval, tidak retak, kulit halus, fertil, memiliki ruang udara pada ujung telur dan umur telur tidak lebih dari 2 hari. d. Pembersihan Telur Membersihkan telur dengan menggunakan kapas yang sudah dicelupkan kedalam destan dengan air yaitu perbandingan 1:10. fertile h æ h _ 100% e. Pembersihan atau fumigasi mesin tetas Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-52 -

Pembersihan dengan mengunakan sabun pada seluruh mesin tetas sampai bersih dan kering, kemudian dilakukan desinfeksi dengan mengunakan destan dengan air yaitu perbandingan 1:2. f. Menyalakan mesin tetas Mesin tetas dihidupkan selama 24 jam dengan suhu 38,7 C diukur dengan termometer, ventilasi tertutup dan bak terisi dengan air. Mesin tetas siap jika suhu mesin tetas sudah stabil 38,7 C dan kelembaban 65%. g. Pemasukan dan penempatan telur tetas Telur dimasukkan kedalam mesin tetas setelah suhu dalam mesin tetas konstan, telur di masukkan kedalam rak telur yang sudah disekat dengan menggunakan kardus sesuai dengan penempatan acak percobaan. Selama 3 hari mesin tetas tidak boleh dibuka karena merupakan masa krisis dalam pembentukan embrio ayam. h. Penetasan Penetasan telur dilakukan dalam suhu dan kelembaban sesuai yang telah di atur sehingga penetasan dapat optimal. i. Peneropongan Telur Pada hari 1-3 telur tetas belum mendapatkan perlakuan, peneropongan pertama di mulai pada hari ke 4. Peneropongan kedua dilakukan pada hari ke 18, peneropongan ini mengunakan alat peneropong sederhana dari wadah tabung yang berisi lampu 40 watt. j. Pemutaran dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan Pemutaran telur dimulai pada hari ke 4, dilakukan sesuai jadwal pemutaran telur sampai hari ke 18. k. Persiapan menjelang penetasan Telur akan menetas pada hari ke 21 dan ayam arab yang baru menetas di diamkan dalam mesin sampai DOC benar-benar sehat dan bulunya kering. l. Menghitung data tetas dan bobot tetas Menghitung daya tetas anak ayam yang baru lahir dan menimbang setiap anak ayam saat baru menetas dan bulunya sudah kering atau saat umur DOC sekitar 10 jam setelah menetas. 2.6. Analisa Data Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan analisis sidik ragam dengan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial 4x3. Apabila hasil penelitian menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01), maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT 5%). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. DayaTetasTelurAyam Arab a. Pengaruh Frekuensi PemutaranTelur Dan PembilasanTelur Dengan Larutan Desinfektan Terhadap Daya Tetas Telur Ayam Arab Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwafrekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur memiliki pengaruh terhadap daya tetas. Rata-rata daya tetas telur ayam arab terendah terdapat pada perlakuan dengan 63,33% dan tertinggi pada perlakuan dengan daya tetas telur ayam arab mencapai 80,00 %. Adanya kecederungan peningkatan daya tetas ini disebabkan karena adanya peningkatan frekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan. Frekuensipemutaran yang sering dapat mencegah penguapan pada salah satu sisi telur sehingga daya tetasnya tinggi. Berikut ini rata-rata daya tetas (%) telur ayam arab : Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-53 -

Tabel 2. Rata-Rata Daya Tetas (%) Telur Ayam Arab Ket. Ns : non signifikan Rata-Rata Daya Tetas (%) 63,33 ns 63,33 ns 66,67 ns 66,67 ns 66,67 ns 73,33 ns 73,33 ns 73,33 ns 70,00 ns 73,33 ns 76,67 ns 80,00 ns b. Interaksi Frekuensi Pemutaran Telur Dan Pembilasan Telur Dengan Larutan Desinfektan Terhadap Daya Tetas Telur Ayam Arab. Dari analisis statistik menunjukkan bahwa frekuensi pemutaran telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tetas telur ayam arab. Dari analisis statistik menunjukkan bahwa pembilasan telur ayam arab dengan larutan desinfektan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya tetas telur ayam arab. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, interaksi antarafrekuensi pemutaran dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya tetas telur ayam arab. Hal ini disebabkan karena pada waktu pemutaran telur dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan memerlukan banyak waktu untuk membuka mesin tetas sehingga terjadi penurunan suhu dan menyebabkan penguapan. Berikut ini interaksi antara pemutaran dan pembilasan telur dengan mengunakan larutan desinfektan. Daya Tetas (%) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gambar 1. Interaksi pemutaran dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan terhadap daya tetas telur ayam Arab Faktor penyebab meningkatnya daya tetas terdiri dari berbagai hal seperti umur ayam arab dan pakan untuk ayam arab yang bernutrisi. Umur ayam arab yang baik untuk penetasan adalah ayam tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, kira-kira berumur 12 bulan. Sedangkan pakan yang bernutrisi berfungsi untuk mencegah defisiensi nutrisi pada saat penetasan sehingga tidak terjadi kematian embrio. 4.2. MortalitasTelurAyam Arab a. Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telur dan Pembilasan Telur Terhadap Mortalitas Telur Ayam Arab Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwafrekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur memiliki pengaruh terhadap mortalitas telur ayam arab. Rata-rata mortalitas telur ayam arab tertinggi pada perlakuan dengan mortalitas telur ayam arab mencapai 36,67 % dan terendah terdapat pada perlakuan dengan 20,00 %. Adanya kecederungan penurunan mortalitas ini disebabkan karena adanya peningkatan frekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur dengan Daya Tetas larutan desinfektan.kombinasi antara frekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur dengan air mampu Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-54 -

memberikan pengaruh meningkatnya daya tetas dan turunnya mortalitas telur ayam arab. Berikut ini rata- rata mortalitas telur ayam arab yaitu: Tabel. 3 Rata-rata Mortalitas Telur Ayam Arab Ket. Ns : non signifikan Rata-rata Mortalitas (%) 36,67 ns 36,67 ns 33,33 ns 33,33 ns 33,33 ns 26,67 ns 26,67 ns 26,67 ns 30,00 ns 26,67 ns 23,33 ns 20,00 ns b. Interaksi Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telur dan Pembilasan Telur Terhadap Mortalitas Telur Ayam Arab. Dari analisis statistik menunjukkan bahwa frekuensi pemutaran telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap penurunan mortalitas telur ayam arab. Frekuensi pemutaran telur secara teratur dapat meratakan suhu panas yang mengenai telur dapat optimal sehingga embrio dapat tumbuh dengan baik. Dari analisis statistik menunjukkan bahwa pembilasan telur ayam arab dengan larutan desinfektan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap penurunan mortalitas telur ayam arab. Pembilasan mengunakan larutan desinfektan belum bisa memberikan pengaruh penurunan mortalitas telur ayam arab.berikut ini interaksi antara frekuensi pemutaran dan pembilasan telur : Mortalitas 40 30 20 10 0 Gambar 2. Interaksi Pemutaran Dan Pembilasan Telur Dengan Larutan Desinfektan Terhadap Mortalitas Ayam Arab 3.3 Bobot Tetas Ayam Arab a. Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telurdan Pembilasan Telur Terhadap Bobot Tetas Ayam Arab Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwafrekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur memiliki pengaruh terhadap bobot tetas telur ayam arab. Rata-rata bobot tetas telur ayam arab terendah pada perlakuan dengan mortalitas telur ayam arab mencapai 31,20 % dan tertinggi terdapat pada perlakuan dengan 32,53 %. Kombinasi antarafrekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan dapat meningkatkan bobot tetas telur ayam arab sebanyak 1,43 gr disebabkan karena adanya peningkatan frekuensi pemutaran telur dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan. Berikut ini rata-rata bobot tetas telur ayam arab. Mortalitas Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-55 -

Tabel 4. Rata-Rata Bobot Tetas Telur Ayam Arab 33 32.5 Ket. Ns : non signifikan Berat Tetas (gr) 31,20 ns 31,28 ns 32,02 ns 31,73 ns 31,68 ns 32,07 ns 31,75 ns 31,85 ns 32,23 ns 31,93 ns 32,21 ns 32,53 ns b. Interaksi Frekuensi Pemutaran Telurdan Pembilasan Telurdengan Larutan Desinfektan Terhadap Bobot Tetas Ayam Arab. Dari analisis statistikfrekuensi pemutaran telur tidakberpengaruhnyata (P>0,05) terhadapbobottetas telur ayamarab. Hal ini di sebabkan karena pemutaran telur tidak bisa menganti penguapan larutan desinfektan pada telur tetas ayam arab. Sedangkan pembilasan telur dengan larutan desinfektan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot tetas telur ayam arab. Dari analisis statistik, interaksi pemutaran dan pembilasan telur ayam arab tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot tetas telur ayam arab. Pembilasan dapat meningkatkan bobot tetas tetapi interaksi antara pemutaran telur dengan pembilasan telur dengan larutan desinfektan belum mampu meningkatkan secara signifikan. Berikut ini gambar interaksi pemutaran dan pembilasan telur dengan larutan desinfektan terhadap bobot tetas ayam arab : Gambar 3. Interaksi Pemutaran Dan Pembilasan Telur Dengan Larutan Desinfektan Terhadap Bobot Tetas Ayam Arab Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan mengenai pengaruh frekuensi pemutaran dan pembilasan dengan larutan desinfektan tetas sebagai berikut : 1. Frekuensi pemutaran berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tetas dan mortalitas ayam arab. 2. Pembilasan dengan larutan desinfektan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot tetas ayam arab. 3. Interaksi antara pemutaran dan pembilasan tetas tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Saran untuk penelitian yang telah dilakukan adalah pembilasan dengan larutan desinfektan diganti dengan penambahan dosis desinfektan dan memberikan daya tetas yang tinggi dan mortalitas yang rendah. Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-56 - Berat Tetas 32 31.5 31 30.5 IV. 4.1. Kesimpulan 4.2 Saran KESIMPULAN Berat Tetas (Gr)

DAFTAR PUSTAKA Amrin, A. 2008. Faktor yang mempengaruhi daya tetas. Abduhamrin. blogspot.com/2008/05/faktor-yangmempengaruhi-daya-tetas.html. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. Pada Pukul 23.45 WIB. Bachari I, Sembiring, I dan Tarigan, D.S., 2006. Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telur terhadap Daya Tetas dan Bobot Badan DOC Ayam Kampung (The Effect of Egg Centrifugation Frequency on Hatchability and Body Weight DOC of Free-range Chicken). Jurnal Agribisnis Perternakan, Vol. 2, No. 3. Universitas Sumatera Utara. Erlankgha, M. 2010. Ayam Arab. http://www.infoternak.com/ayamarab. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. Pada Pukul 22.45 WIB Gatot, 2009. Penetasan Telur. http://gatotleo.blogspot.com/2 009/05/penetasan-telur.html. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. Pada Pukul 22.30 WIB Hermawan, A. 2000. Penelitian Telur Tetas. PT. Grasindo Jakarta Putra, Z. 2009. Seleksi telur tetas.http://paketsatuanpembelajara nkelastiganew. blogspot.com/2009/04/seleksi-telurtetas.html. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. North, M.O. dan D.D Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4 th Ed. Avi Book, Nostrand Reinhold, New York. Salombe, J. 2012. fertilitas, daya tetas, dan berat tetas telur ayam arab (gallusturcicus) pada berat telur yang berbeda. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Universitas Hasannudin Makasar. Setiawan, I. 2010. Embrio mati dalam telur.http://mesin-tetas-cuf. blogspot.com/2010/11/embrio-matidalam-telur. html. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. Pada Pukul 21.45 WIB. Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 1 Maret 2016-57 -