BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya. melangsungkan pernikahan pada masa studi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan pendekataan kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa teknik atau metode penelitian yang meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.60. Setia, 2002), hlm.

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. penyelesaian masalah akan lebih mudah apabila

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada PT Duta Bangsa Mandiri bertempat di JI. Raya Bromo Desa Rejo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB 3 METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang meningkatkan aplikasi didalam mencegah masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipilih, yaitu pendekatan penelitian kualitatif. 45 Untuk mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang

III. METODE PENELITIAN. kelompok, atau situasi. Menurut Smith, sebagaimana dikutip Lodico,Spaulding

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terarah sesuai dengan tujuan yang dicapai. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. bebagai fenomena yang sedang diteliti dan dianalisis. 33 Seorang peneliti yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN. bebagai fenomena yang sedang diteliti dan dianalisis. 54 Seorang peneliti yang. A. Pendekatan dan jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:118) obyek penelitian adalah Fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PEMBAHASAN. layak dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif

Transkripsi:

34 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya penelitian difokuskan pada kasus atau fenomena kemudian dipahami dan dianalisis secara mendalam dan pada akhirnya kesimpulan tidak digunakan untuk men-generalisasikan semua kasus sama, akan tetapi hanya berlaku bagi subyek diteliti saja. Pada penelitian ini peneliti mengambil studi kasus ada di Universitas Islam Indonesia karena terdapat fenomena dimana terdapat beberapa mahasiswa telah melangsungkan pernikahan pada masa studi. B. SUBYEK PENELITIAN Subjek digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Strata-I berada di kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta telah melangsungkan pernikahan pada masa studi. Sejumlah 5 orang menjadi narasumber data penelitian dari beberapa fakultas ada di Universitas Islam Indonesia. Teknik digunakan untuk menentukan subjek dalam penelitian ini adalah dengan Snow ball sampling dan Purposive Sampling. Maksud Tenik Snow Ball Sampling ialah dari jumlah subjek sedikit, semakin lama berkembang menjadi banyak, artinya subjeknya akan terus

35 bertambah sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhinya informasi (Idrus, 2009:97). C. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan metode dokumentasi. 1. Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena dilakukan secara sistematis. Pengamatan ini dapat dilakukan secara terlibat (observasi partisipatif) maupun tidak terlibat (observasi tidak terstruktur). (Idrus,2009:101) Untuk observasi partispatif ialah bentuk pengamatan dilakukan dengan terlibat langsung dalam keseharian ataupun kegiatan social ada dalam masyarakat atau subjek akan diteliti. Sedangkan observasi tidak terstruktur ialah pengamatan dilakukan oleh penliti tanpa menggunakan guide wawancara dan tidak terlibat langsung dalam keseharian ataupun kegiatan sosial dalam masyarakat atau subjek akan diteliti. (Burhan Bungin,2007:116)) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi tidak bersturuktur pada fase studi pendahuluan untuk memperoleh informasi umum tentang objek dan subjek penelitian. Hasil studi pendahuluan ini peneliti gunakan sebagai pijakan dalam memilih masalah dan merumuskannya. 2. Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan diperoleh sebelumnya. Tehnik

36 wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial relatif lama. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; 138-140). a. Wawancara Terstruktur Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan amterial lain dapat membantu dalam wawancara. b. Wawancara tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

37 pengumpulan datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan akan ditanyakan. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai mahasiswa/i telah melangsungkan pernikahan pada masa studi untuk mencari data/infomasi. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil beberapa mahsiswa/i telah menikah menjadi sampel untuk dimintai informasi. Beberapa hal peneliti tanyakan kepada informan terkait pernikahan masa studi dan kesiapan belajar secara rinci mengenai tujuan dan alasan menikah pada masa studi, dampak terbesar menikah pada masa studi pada kesiapan belajar. Sebelum mengadakan wawancara, peneliti dan informan bermusyawarah tentang waktu pelaksanaan wawancara dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan hendak ditanyakan kepada informan. Wawancara dilakukan dengan tatap muka (face to face) dan menggunakan alat komunikasi (telepon). Adapun pertanyaan wawancara hendak ingin ditanyakan kepada informan berpedoman pada kisi-kisi instrument telah dibuat sebagai berikut :

38 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian NO 1 2 PERTANYAAN PENELITIAN FOKUS KAJIAN ASPEK YANG DITELITI KODE ASPEK Faktor-faktor mempengaruhi seseorang untuk segera menikah pada masa studi Apa alasan anda menikah pada masa studi? Tujuan menikah pada masa Apa membuat anda a. Motivasi menikah studi merasa yakin dan mampu pada masa studi, untuk menjalani pernikahan b. kematangan mental masa studi? dan emosional 3 Apakah tidak ada rasa kekhawatiran menikah pada masa studi terhadap keefektifan dalam menerima pembelajaraan saat kuliah? Tingkat Kesiapan belajar setelah menikah SK1-A1 a. Seberapa besar keefektivan belajar dirasakan setelah menikah b. motivasi belajar 4 Bentuk motivasi Dukungan seperti apa diberikan oleh diberikan pasangan pada studi anda? oleh pasangan a. Kesiapan Psikis, meliputi motivasi atau dukungan instrinsik maupun ekstrinsik SK1-A2 5 a. Akibat dan perubahanperubahan terjadi pada informan, b. dampak negatif dan positif serta solusinya, Apa dampak terbesar Perbandingan c. pengaturan jadwal anda rasakan terhadap sebelum dan belajar, kesiapan belajar antara sesudah d. tingkat konsentrasi sebelum dan sesudah anda menikah dialami pasca menikah? menikah, e. Seberapa besar kesiapan belajar dirasakan setelah menikah, f. metode digunakan untuk membangun rasa SK1-A3

39 antusiasme belajar dalam 3. Dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. (Arikunto, Suharsimi. 1985:132). Metode ini digunakan untuk mencari data dianggap penting ada hubungannya dengan apa perlu diselidiki. D. ANALISIS DATA Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkaegorikannya shingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah ingin dijawab. Pengkodean diawali dengan penyusunan daftar kode. Dalam daftar kode dapat disimak dalam Miles & Huberman (1984:58-59) terdapat 3 kolom, yakni kolom memuat label deskriptif untuk kategori umum dank ode-kode bersangkutan dengan kategori, berikutnya kolom memuat kode-kode secara rinci,

40 sedangkan terakhir adalah kolom memuat kunci-kunci mengacu pada pertanyaan atau sub pertanyaan penelitian, dari mana kode didevrivasi. Pengkodean dimaksudkan sebagai alat untuk merangkum segmen-segmen data, selain itu pengkodean pola merupakan cara untuk mengelompokkan rangkuman-rangkuman data tersebut menjadi sejumlah kecil tema atau konstruk. Data telah dikumpulkan akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman, yaitu terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu jalinmenjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum disebut analisis (Miles dan Huberman, 1992:19 diterjemahkan oleh Cecep Rohendi Rohidi). Gambaran model interaktif diajukan Miles dan Huberman ini adalah sebagai berikut :

41 Gambar 1.1 Model Analisis Data Interaktif Sumber : Diadaptasi dari Milles dan Huberman dalam Idrus,2009:148) Dalam model interaktif, tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data merupakan proses siklus dan interaktif. Dengan sendirinya peneliti harus memilki kesiapan untuk bergerak aktif diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi selama penelitian. Proses analisis interaktif ini meruapakan proses siklus dan interaktif. Artinya, peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu, yaitu proses pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan kesimpulan atau verfikasi. Dengan begitu, analisis ini merupakan sebuah proses berulang dan berlanjut secara terus-menerus dan saling menyusul. Kegiatan keempatnya berlangsung selama dan setelah proses

42 pengambilan data berlangsung. Kegiatan baru berhenti saat penulisan akhir penelitian telah siap dikerjakan. (Muhammad Idrus, 2009:148) Berikut penjelasan secara rinci penjelasan dari masing-masing proses skema diatas. 1. Pengumpulan data Proses analisis data interaktif ini kegiatan pertama adalah proses pengumpulan data. Pengumpulan data ini dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni dengan observasi dan wawancara kepada para informan untuk mendapatkan informasi dan data diinginkan. metode observasi penulis gunakan untuk menanyakan informasi kepada oramg terdekat informan seperti teman atau sahabat informan akan menjadi subyek penelitian ini. Sedangkan pengumpulan data dengan metode wawancara dilakukan kepada 5 orang informan menjadi subyek penelitian, sebelumnya dari penulis menanyakan kesediaan para informan untuk menjadi subyek dari penelitian ini. 2. Reduksi Data Setelah data dan informasi telah terkumpul, langkah selanjutnya dilakukan adalah mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang tidak perlu. Proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari data

43 diperoleh dari hasil penggalian data, dengan tujuan untuk menyederhanakan data diperoleh selama proses pengumpulan data di lapangan. 3. Penyajian data Sebelum data telah direduksi sebelumnya disajikan, penulis melakukan sebuah konfirmasi kepada para informan terkait data dan informasi telah terkumpul. Tujuannya agar pihak informan mengetahui sekaligus memberikan persetujuan terhadap data dan informasi akan disajikan. Setelah data tersebut disetujui oleh informan, barulah kemudian data tersebut disajikan. Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok permasalahan. 4. Kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek

44 penelitian dengan makna terkandung dengan konsep- konsep dasar dalam penelitian tersebut. E. UJI KEABSAHAN DATA DAN TRIANGULASI PENDEKATAN Uji keabsahan dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalahmasalah tertentu kemungkinan dapat dilakukan seperti apa dikemukakan oleh Burgess dalam Burhan (2009:249) dengan strategi penelitian ganda atau seperti dikatakan oleh Denzin dalam Burhan (2009:249) dengan Triangulasi. Istilah penggabungan metode ini dikenal lebih akrab di kalangan pemula dengan istilah meta-metode atau mix method, yaitu metode campuran, di mana metode kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama-sama dalam sebuah penelitian. Burhan (2009:252) menjelaskan bahwa teknis triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode digunakan sudah berjalan dengan baik. Dengan mengacu pada Moleong (1994) dalam Muhammad Idrus (2009:145), untuk pembuktian validitas data penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran dilakukan sesuai dengan kondisi senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian. Agar kondisi di atas dapat terpenuhi dengan cara memperpanjang observasi, pengamatan terus-menerus, triangulasi dan membicarakan hasil temuan dengan orang lain,

45 menganalisis kasus negative, dan menggunakan bahan referensi. Adapun untuk realibilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sistematis, berulang, dan dalam situasi berbeda. Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut : 1. Triangulasi Data (Data Triangulation) Peneliti mengggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang, penjelasannya sebagai berikut : a. Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda melakukan aktivitas sama dilakukan oleh penulis kepada mahasiswa UII telah menikah. b. Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu berbeda. c. Ruang, data-data dikumpulkan di tempat berbeda. Bentuk paling kompleks triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level analisis. Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan. 2. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers) Perlibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk konkrit biasanya sebuah tim evaluasi terdiri dari rekarekan menguasai metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD). Triangulasi ini biasanya menggunakan professional menguasai teknik spesifik dengan keyakinan bahwa ahli dari

46 teknik berbeda membawa perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas ditegakkan. 3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation) Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set data. Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan. 4. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation) Pemeriksaan konsistensi temuan dihasilkan oleh metode pengumpulan data berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data kuantitatif atau melengkap i data wawancara dengan data observasi. Secara sederhana, dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah data jenuh. Data jenuh artinya kapan dan di mana pun ditanyakan pada informan (triangulasi data), dan pada siapa pun pertanyaan sama diajukan, hasil jawaban diberikan tetap konsisten sama. Pada saat itulah cukup bagi peneliti untuk menghentikan proses pengumpulan data. (Idrus, 2009 : 145).