PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

dokumen-dokumen yang mirip
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PIAGAM KOMITE MANAJEMEN RISIKO

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

KOMITE AUDIT CHARTER

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTE) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Komite Audit

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

\IFN FEW NECiARA BADAN USAIIA \MIK NI14ARA RITURIIK INDONVISI '

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB II : STRUKTUR GOVERNANCE

BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PT JAMKRIDA RIAU

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

TENTANG PIAGAM KOMITE PEMANTAU RISIKO

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ( CODE OF CORPORATE GOVERNANCE)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email : kandir@ptpn3.co.id

PENGANTAR DAFTAR ISI ungsi pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok F Dewan Komisaris yang harus dijalankan secara optimal dengan menggunakan keahlian dan perhatian yang cukup. Pembentukan Komite-Komite merupakan bentuk komitmen Dewan Komisaris dalam rangka mewujudkan fungsi pengawasan perusahaan untuk mendukung terwujudnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), salah satunya adalah Komite Pemantau Risiko. Dalam melaksanakan fungsi dan peran Komite Pemantau Risiko diperlukan Piagam Komite Pemantau Risiko (Risk Monitoring Committee Charter) yang mengatur tugas, tanggungjawab, dan wewenang serta mekanisme kerja Komite Pemantau Risiko serta hubungannya dengan manajemen. Dengan adanya pedoman ini Komite Pemantau Risiko dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan terhindar dari tindakantindakan yang tidak perlu. Pedoman Komite Pemantau Risiko ini berlaku sejak ditandatangani, diharapkan dapat dipatuhi dan bila perlu disempurnakan sesuai dengan perkembangan perusahaan dan peraturan yang berlaku. Medan, Oktober 2016 PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Komisaris Direksi PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III Pendahuluan A. Latar Belakang B. Arti Penting C. Tujuan dan Manfaat Komite Pemantau Risiko A. Landasan Hukum B. Kedudukan, Tugas dan Tanngung Jawab C. Wewenang D. Keanggotaan, Penghasilan, Persyaratan, dan Masa Keanggotaan Komite Pemantau Risiko Ruang Lingkup dan Mekanisme Kerja A. Ruang Lingkup B. Meknisme Kerja BAB IV Penutup 20 i ii 1 1 2 2 3 3 3 6 7 11 11 11 11 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Elia Massa Manik Direktur Utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berkomitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) (GCG) secara konsisten dan menjalankan kegiatan operasional Perusahaan dengan berlandaskan pada prinsip Transparansi (Transparancy), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility), Kemandirian (Independency) dan Kewajaran (Fairness), yang dijiwai oleh nilai-nilai dan etika Perusahaan. Untuk mendorong agar Perusahaan dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip GCG yang dilaksanakan secara konsisten sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN maka Dewan Komisaris membentuk Komite Pemantau Risiko yang bekerja profesional dan independen yang secara kolektif membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan serta pemberian nasihat kepada Direksi. Monitoring Committee Charter) yang mengatur tugas, tanggung jawab dan wewenang serta mekanisme kerja Komite Pemantau Risiko dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. B. Arti Penting Piagam Komite Pemantau Risiko merupakan perjanjian antara Dewan Komisaris dengan Komite Pemantau Risiko untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sekaligus mendorong terciptanya kondisi pengawasan yang baik terhadap penerapan manajemen risiko dalam mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). C. Tujuan dan Manfaat Piagam Komite Pemantau Risiko ini disusun sebagai pedoman bagi Komite Pemantau Risiko agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efisien, efektif, transparan, kompeten, independen, dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembentukan Komite Pemantau Risiko juga didasarkan pada sangat kompleksnya kegiatan operasional bisnis PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Dalam melaksanakan peran dan fungsi Komite Pemantau Risiko diperlukan Piagam Pemantau Risiko (Risk 1 2

BAB II KOMITE PEMANTAU RISIKO independen, objektif dan profesional baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan. A. Landasan Hukum Komite Pemantau Risiko dibentuk berdasarkan : 1. Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, menyatakan bahwa selain Komite Audit, Komisaris dapat membentuk komite lain yang ditetapkan oleh Menteri yang berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya; 2. Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat membentuk Komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris; 3. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN yang telah diubah dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER- 09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012; 4. Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN. B. Kedudukan, Tugas dan Tanggung Jawab 1. Kedudukan Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Kedudukan Komite Pemantau Risiko 2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan yang sifatnya strategis baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban, yang disampaikan oleh Direksi serta mengidentifikasi masalah yang dianggap penting dalam kepengurusan perusahaan, maka tugas Komite Pemantau Risiko meliputi: a. Menyusun Rencana Kerja Tahunan Komite Pemantau Risiko untuk ditetapkan oleh Dewan Komisaris; b. Melakukan riviu berkala atas pedoman manajemen risiko perusahaan; c. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, dan memberikan rekomendasi terkait hal tersebut kepada Dewan Komisaris; d. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas efektivitas pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris; e. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rekomendasi yang telah disampaikan kepada Direksi; f. Melakukan riviu atas penilaian risiko oleh Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko terhadap rencana 3 4

investasi perusahaan yang bersifat strategis dan material; g. Melakukan pengawasan atas kegiatan pemantauan pelaksanaan mitigasi risiko; h. Memberikan informasi dan analisa penting tentang perubahan lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi proses bisnis perusahaan kepada Dewan Komisaris untuk dibahas dan sampaikan kepada Direksi; i. Mengevaluasi dan memberikan masukan atas tahapan proses manajemen risiko yang diterapkan perusahaan; j. Melakukan pembahasan dan memberikan masukan atas risiko-risiko penting pada unit-unit di lingkungan Perusahaan, sesuai kondisi pada saat itu; k. Jika Direksi memandang perlu menggunakan konsultan manajemen risiko independen untuk melakukan riviu terhadap proses manajemen risiko yang telah diterapkan perusahaan, maka Dewan Komisaris memberikan penugasan kepada Komite Pemantau Risiko untuk : 1) Memberikan masukan mengenai kriteria dan kompetensi konsultan; 2) Melakukan monitoring pekerjaan konsultan melalui Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko. l. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dewan Komisaris; m. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko korporat sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun atau dalam frekwensi yang lebih, dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi C. Wewenang kegiatan usaha PTPN III (Persero) secara signifikan; n. Mengevaluasi setiap risiko yang melekat pada permohonan atau usulan Direksi yang berkaitan dengan aktifitas usaha perusahaan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris; o. Mengkaji risiko-risiko yang melekat pada setiap tugas Dewan Komisaris guna memberikan rekomendasi yang tepat bagi pengambilan keputusan maupun setiap tindakan korporasi yang diambil oleh Dewan Komisaris; p. Membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap kegiatan yang dilaksanakan; q. Membuat laporan triwulanan dan laporan tahunan kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan pelaksanaan tugas; r. Menjaga kerahasiaan dokumen dan data/informasi perusahaan, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal dan hanya digunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas. s. Melakukan penilaian kinerja mandiri (self assessment) terhadap efektivitas pelaksanaan tugas; t. Melaporkan hasil penilaian kinerja mandiri (self assessment) baik kolektif maupun individual; u. Pemutakhiran Piagam Komite Pemantau Risiko secara periodik jika diperlukan. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan independen dan objektif, Komite Pemantau Risiko berwenang : 5 6

a. Mengakses catatan/informasi perusahaan tentang keuangan dan operasional, aset, sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang terkait dengan lingkup tugasnya berdasarkan penugasan dari Dewan Komisaris; b. Jika diperlukan, dapat memperkerjakan tenaga ahli atau konsultan untuk membantu Komite Pemantau Risiko atas persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris atas beban perusahaan. Dalam menjalankan tugas, sesuai tanggung jawab dan kewenangannya, Komite Pemantau Risiko berkoordinasi dengan Komite Audit, Komite Manajemen Risiko, Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan Bagian Satuan Pengawasan Intern (BSPI). D. Keanggotaan, Penghasilan, Persyaratan dan Masa Keanggotaan 1. Keanggotaan a. Seorang atau lebih anggota komite berasal dari anggota Dewan Komisaris; b. Selain dari anggota Dewan Komisaris, Anggota Komite Pemantau Risiko dapat berasal dari luar perusahaan; c. Anggota Komite Pemantau Risiko yang bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris, maksimal berjumlah 2 (dua) orang; d. Ketua dan Anggota Komite Pemantau Risiko diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); e. Ketua Komite Pemantau Risiko adalah anggota Dewan Komisaris; f. Anggota Komite Pemantau Risiko yang merupakan anggota Dewan Komisaris, berhenti dengan sendirinya apabila masa jabatannya sebagai anggota Dewan Komisaris berakhir; g. Anggota Dewan Komisaris yang menjabat sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko apabila berhenti sebagai anggota Dewan Komisaris, maka pengganti dari Ketua Komite Pemantau Risiko adalah anggota Dewan Komisaris lainnya. Penggantian Ketua Komite Pemantau Risiko dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari. 2. Penghasilan a. Penghasilan Anggota Komite Pemantau Risiko ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan; b. Penghasilan Anggota Komite Pemantau Risiko berupa honorarium maksimal sebesar 20% (dua puluh persen) dari gaji Direktur Utama Perusahaan, dengan ketentuan pajak ditanggung Perusahaan, dan tidak diperkenankan menerima penghasilan lain selain honorarium tersebut; c. Anggota Dewan Komisaris yang menjadi Ketua/Anggota Komite Pemantau Risiko tidak diberikan penghasilan tambahan dari jabatan tersebut selain penghasilan sebagai Anggota Dewan Komisaris. 3. Persyaratan Persyaratan anggota Komite Pemantau Risiko, adalah sebagai berikut : a. Sehat jasmani dan rohani; 7 8

b. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang manajemen/hukum/bisinis perkebunan. Salah seorang dari anggota Komite Pemantau Risiko harus memiliki latar belakang pendidikan atau memiliki keahlian di bidang manajemen atau hukum, dan salah seorang harus memahami industri/bisnis Perusahaan; c. Memiliki tingkat pendidikan sekurang-kurangnya setara strata I (Sarjana); d. Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya; e. Mampu bekerjasama dan berkomunikasi secara efektif; f. Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan terhadap Perusahaan; g. Anggota Komite Pemantau Risiko yang bukan anggota Dewan Komisaris dilarang mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perusahaan; h. Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan dan rekanan penyedia barang dan jasa atau afiliasinya; i. Tidak memangku jabatan rangkap sebagai pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan atau calon kepala daerah/wakil kepala daerah, dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; j. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non audit dan atau jasa konsultansi lainnya kepada PTPN III (Persero) dalam waktu satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris; 4. Masa Keanggotaan Masa jabatan anggota Komite Pemantau Risiko yang bukan merupakan anggota Dewan Komisaris Perusahaan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang satu kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. 9 10

BAB III A. Ruang Lingkup RUANG LINGKUP DAN MEKANISME KERJA Ruang lingkup aktivitas Komite Pemantau Risiko mencakup fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan tentang manajemen risiko perusahaan yang bersifat strategis dan hal lain yang dilimpahkan oleh Dewan Komisaris, baik dalam pengawasan kebijakan perusahaan, perencanaan, maupun pelaksanaan operasional perusahaan yang disajikan dalam dokumen pertanggungjawaban manajemen perusahaan. B. Mekanisme Kerja 1. Perencanaan Sebelum tahun buku berjalan, Komite Pemantau Risiko wajib menyusun dan menyampaikan Program Kerja Tahunan kepada Dewan Komisaris untuk ditetapkan, yang merupakan penjabaran pelimpahan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Rencana kerja mencakup Program Kerja Tahunan dan Rencana Rapat. a. Program Kerja Tahunan yang sekurang-kurangnya memuat: 1) Analisis dan pengkajian Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), serta realisasi pencapaiannya yang disajikan dalam laporan bulanan, triwulanan maupun laporan keuangan tahunan perusahaan terkait dengan pengelolaan risiko signifikan; 2) Riviu atas penerapan manajemen risiko pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi perusahaan; 3) Melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko korporat; 4) Melakukan evaluasi terhadap tahapan proses manajemen risiko perusahaan; 5) Riviu atas laporan pengelolaan risiko yang disampaikan Direksi kepada Dewan Komisaris; 6) Melakukan penilaian kinerja mandiri (self assessment) atas kinerja Komite Pemantau Risiko; 7) Pemantauan atas tindak lanjut nasihat dan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi; 8) Membuat laporan kepada Dewan Komisaris secara periodik yang mencakup laporan penugasan khusus dari Dewan Komisaris, laporan triwulan dan laporan tahunan yang ditandatangani oleh sekurang-kurangnya Ketua Komite Pemantau Risiko dan salah seorang anggota Komite Pemantau Risiko; Penyusunan dan pelaksanaan Program Kerja Tahunan Komite Pemantau Risiko pada dasarnya selalu memperhatikan arahan, masukan serta target yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan memperhitungkan anggaran personil, waktu dan biaya, termasuk alokasi untuk pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Dewan Komisaris. 11 12

b. Rencana Rapat Komite Pemantau Risiko mempersiapkan Jadwal, Agenda, Materi, Tata Tertib Rapat, dan Pedoman Administrasi Dokumen Rapat. Rapat yang harus direncanakan oleh Komite Pemantau Risiko adalah: 1) Rapat internal; 2) Rapat dengan Komite Manajemen Risiko, Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan BSPI; 3) Rapat dengan Dewan Komisaris. Disamping rapat tersebut di atas, Komite dapat menghadiri rapat yang diselenggarakan manajemen sesuai undangan yang diterima setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Program Kerja Tahunan dan Rencana Rapat disampaikan bersamaan dengan RKAP Komite Pemantau Risiko yang telah mendapat pengesahan dari Komisaris Utama, yang selanjutnya diajukan kepada Direksi untuk dimasukkan ke dalam RKAP perusahaan. 2. Pelaksanaan Kegiatan a. Komite Pemantau Risiko bekerja secara kolektif dan independen; b. Dalam melaksanakan tugasnya Komite bekerja berdasarkan rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan Dewan Komisaris. Terhadap penugasan yang memerlukan komunikasi dengan jajaran manajemen perusahaan terlebih dahulu harus berdasarkan surat penugasan dari Dewan Komisaris; c. Dalam melaksanakan tugasnya Komite dapat meminta bantuan pihak yang kompeten yang didahului dengan permohonan permintaan tertulis kepada Dewan Komisaris; d. Hasil analisis, riviu, dan evaluasi yang telah diakukan Komite diserahkan kepada Dewan Komisaris sebagai masukan dan saran kepada Direksi; e. Tugas Khusus Untuk memenuhi kebutuhan Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam mengelola perusahaan, Komite Pemantau Risiko dapat ditugaskan dengan penugasan khusus yang mencakup antara lain riviu mendalam terhadap penetapan kriteria risiko, tindakan mitigasi oleh risk owner dilevel operasional sehingga mengganggu pencapaian tujuan perusahaan; Pemberian tugas khusus dilakukan melalui perintah tertulis dari Dewan Komisaris yang memuat: 1) Nama yang diberi tugas; 2) Sifat dan Ruang Lingkup; 3) Tujuan dan sasaran; 4) Waktu penugasan. Dalam pelaksanaan tugas khusus Komite Pemantau Risiko dapat memanfaatkan dan berkoordinasi dengan Komite Audit, Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan BSPI. 13 14

3. Rapat Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko wajib melaksanakan rapat baik yang bersifat intern maupun dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya untuk mengkomunikasikan hasil riviu dan rekomendasinya atau untuk memperoleh informasi lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugasnya. a. Jenis Rapat Rapat Komite Pemantau Risiko sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Rapat Internal Komite Pemantau Risiko; Rapat Internal Komite Pemantau Risiko, adalah rapat yang diikuti dan dipimpin oleh Ketua dan dihadiri oleh anggota Komite. Rapat Komite Pemantau Risiko terbuka untuk dihadiri komisaris lainnya. 2) Rapat Komite Pemantau Risiko dengan Komite Manajemen Risiko (KMR), Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan BSPI. Rapat Komite Pemantau Risiko dengan Komite Manajemen Risiko (KMR), Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan BSPI, adalah rapat Komite Pemantau Risiko yang dihadiri Ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko dan Ketua KMR serta anggota KMR. Rapat ini dipimpin oleh Ketua Komite Pemantau Risiko. Rapat ini juga dapat dilakukan antara Komite Pemantau Risiko dengan Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan dengan BSPI. 3) Rapat Komite Pemantau Risiko dengan Dewan Komisaris. Rapat Komite Pemantau Risiko dengan Dewan Komisaris, adalah rapat Komite Pemantau Risiko dengan Dewan Komisaris yang dipimpin oleh Komisaris Utama atau yang mewakilinya Rapat Komite dapat dikembangkan dengan berkonsultasi dengan anggota manajemen dan staf yang sesuai. b. Undangan Rapat Undangan rapat dibuat secara tertulis melalui Sekretariat Komisaris yang dilampiri dengan bahan rapat. Undangan rapat harus mencantumkan agenda rapat, tanggal, waktu dan tempat rapat. c. Pelaksanaan Rapat 1) Rapat Komite Pemantau Risiko diadakan secara berkala sesuai jadwal dan agenda yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan dipimpin oleh Ketua Komite Pemantau Risiko. 2) Komite Pemantau Risiko harus menetapkan tata tertib rapat, yang sekurang-kurangnya memuat: a) Pembukaan rapat; b) Penetapan notulis rapat; c) Pengisian daftar hadir; d) Pembahasan tindak lanjut hasil rapat sebelumnya; e) Pemaparan materi pokok masalah yang akan dibahas; f) Pembahasan materi rapat/tanya jawab; g) Perumusan simpulan dan rekomendasi. 15 16

3) Risalah rapat Internal Komite Pemantau Risiko dibuat pada setiap pelaksanaan rapat dan ditandatangani oleh seluruh peserta rapat yang hadir 4) Risalah rapat Komite Pemantau Risiko dengan Komite Manajemen Risiko, Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan BSPI dibuat pada setiap pelaksanaan rapat dan ditandatangani oleh Ketua Komite Pemantau Risiko dan Ketua KMR atau Kepala Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan BSPI; 5) Risalah rapat Komite Pemantau Risiko dengan Komite Audit dibuat pada setiap pelaksanaan rapat dan ditandatangani oleh masing-masing Ketua Komite; 6) Risalah rapat harus mencantumkan dinamika rapat, pendapat yang berbeda (dissenting opinion) dengan apa yang diputuskan, hasil evaluasi atas pelaksanaan keputusan rapat sebelumnya dan keputusan rapat; 7) Risalah rapat disampaikan secara tertulis kepada setiap anggota Dewan Komisaris; 8) Risalah rapat harus sudah selesai dan diedarkan ke seluruh anggota Komite Pemantau Risiko selambatlambatnya tujuh hari setelah rapat selesai dilaksanakan; 9) Setiap anggota Komite Pemantau Risiko menerima salinan risalah rapat komite, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat; 10) Risalah asli dari setiap rapat Komite Pemantau Risiko disimpan di perusahaan dan dapat diakses oleh setiap anggota Komite Pemantau Risiko; 11) Bila Ketua Komite Pemantau Risiko berhalangan, dapat menunjuk salah seorang anggota untuk mewakilinya. 4. Pelaporan Komite Pemantau Risiko harus menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugas kepada Dewan Komisaris baik yang disampaikan secara berkala maupun yang bersifat insidentil sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Laporan Komite Pemantau Risiko sekurang-kurangnya terdiri dari: a. Laporan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kerja tahunan; b. Laporan khusus yang menyajikan masalah atau halhal yang dapat diperkirakan mengganggu kegiatan perusahaan dan kegiatan yang bersifat urgent atau insidentil; c. Laporan triwulan yang berisi pelaksanaan atau realisasi rencana kegiatan tahunan; d. Laporan Tahunan, yang sekurang-kurangnya menyajikan: pelaksanaan atau realisasi rencana kegiatan tahunan, pengungkapan bila terdapat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, pengungkapan kekeliruan/kesalahan dalam penerapan manajemen risiko, pengungkapan riviu terhadap Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko dalam rapat, dilaporkan dalam Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan Komite Pemantau Risiko. 17 18

Struktur Laporan Hasil Riviu yang disampaikan kepada Dewan Komisaris sekurang-kurangnya memuat: a. Judul; b. Tujuan Laporan; c. Ruang Lingkup; d. Hasil Riviu; e. Rekomendasi. Laporan Hasil Riviu ditandatangani ketua dan salah seorang anggota Komite. BAB IV PENUTUP Dalam pelaksanaannya, Piagam Komite Pemantau Risiko ini dapat dievaluasi dan dikaji ulang kecukupannya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perusahaan dan perubahan peraturan perundang-undangan, agar fungsinya dapat berjalan secara optimal. 5. Penilaian Kinerja Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja Komite Pemantau Risiko untuk meningkatkan pelaksanaan tugas Komite. Kriteria evaluasi kinerja ditetapkan oleh Dewan Komisaris. 19 20