PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENULANGAN STRUKTUR

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERSAMA KABUPATEN SIJUNJUNG

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN HOTEL MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAHSAKIT TELUK BAYUR KOTA PADANG

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

BAB III ANALISA STRKTUR

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL INNA MUARA TOWER 3 (Tiga) DI PADANG

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG BATAM CENTER PARK PROPINSI KEPULAUAN RIAU

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB V PENULANGAN BAB V PENULANGAN. 5.1 Tulangan Pada Pelat. Desain penulangan pelat dihitung berdasarkan beban yang dipikul oleh

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

HASIL DAN PEMBAHASAN


n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB I. Perencanaan Atap

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA BARAT ABSTRAK

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan

BAB IV ANALISA STRUKTUR

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

ANALISA ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLDA SUMBAR PADANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

PERHITUNGAN STRUKTUR RENCANA GEDUNG KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG KELAS BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN PADANG PARIAMAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

Perhitungan Struktur Bab IV

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

TINJAU ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( DPKD ) SUMBAR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BAPPEDA SUMATERA BARAT

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

(SNI , pasal ) Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERNIAGAAN EMPAT LANTAI DI KAWASAN AIR PACAH KOTA PADANG MENGGUNAKAN STRUKTUR BETON BERTULANG

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL KUDUS BERDASARKAN SNI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL AJIE MULYA JALAN DR CIPTO 198 SEMARANG

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Yogyakarta, Juni Penyusun

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

3.6.4 Perhitungan Sambungan Balok dan Kolom

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR

TUGAS AKHIR RC

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TIGA LANTAI MENGGUNAKAN BETON BERTULANG JALAN BYPASS KOTA PADANG

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG KEP.MENTAWAI

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

Pembebanan I. Beban pada Pelat Pelat lantai A. Beban Hidup Beban hidup (PPI 83 tabel 3.1) : 250 kg/m 2

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG Rivva, Nasfryzal Carlo, dan Indra Farni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : rivvariniga@yahoo.co.id, carlo@bunghatta.ac.id, indrafarni@bunghatta.ac.id Abstrak Terjadi gempa 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6SR telah merusak bangunan di kota Padang Sumatera Barat. Bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat. Hal ini mungkin dikarenakan perencanaan yang tidak memperhatikan kriteria gempa. Untuk itu, penulis merencanakan gedung perkantoran yang ramah gempa. Beban hidup pada atap 100kg/cm 2 dan lantai 250kg/cm 2. Perencanaan struktur beton bertulang gedung ini berdasarkan SNI 03-2847- 2002 dan SNI 1726-2012 tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Prinsip yang digunakan adalah struktur kolom bertulangan kuat dan struktur balok bertulangan lemah. Perhitungan terdiri dari struktur atas (pelat, balok, dan kolom) dan struktur bawah (pondasi). Data yang digunakan adalah denah gedung dan hasil penyelidikan tanah gedung Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Sumatera Barat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tebal pelat atap 13cm dan pelat lantai 15cm, dimensi balok 35/60 tulangan D22, kolom 35/45 dan 50/55 tulangan D25. Pondasi tiang pancang pada kedalaman 25,5m, dengan diameter tiang pancang 60cm. Dimensi tie beam 35/70. Dimensi pilecap 270/120cm dengan tebal 50cm. Penurunan pondasi yang terjadi adalah 0,22cm. Kata kunci : gempa, pelat, balok, kolom, pondasi Pembimbing I Pembimbing II (Prof. Dr. Ir. H. Nasfryzal Carlo, M.Sc, IPM) (Ir. H. Indra Farni, MT)

PLANNING OF OFFICE BUILDING IN PADANG Rivva, Nasfryzal Carlo, and Indra Farni Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University, Padang E-mail : rivvariniga@yahoo.co.id, carlo@bunghatta.ac.id, indrafarni@bunghatta.ac.id Abstract Occurred the earthquake 30 September of 2009 with strength of 7,6SR destroyed buildings in Padang West Sumatra. The building suffered moderate to severe damage. This is because of the planning that did not see the earthquake criteria. Therefore, the writer was planning office building earthquake resistant. Live load of roof 100kg/cm 2 and floor 250kg/cm 2. Planning reinforced concrete structure of the building is based on SNI 03-2847-2002 and SNI 1726: 2012 about planning procedure for the earthquake resistance of buildings and non-building structures. Principle that use is strong column weak beam. Calculation consist of the upper structure (slabs, beams, columns) and the bottom structure (foundation). The data used is the sketch of building and soil investigation Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang, dan Permukiman of West Sumatra. Based on calculations, the thickness of the roof slab 13 cm and 15 cm slab. 35/60 beam dimensions using reinforcement D22. Column 35/45 and 50/55 with reinforcement D25. Pile foundation in 25,5cm, with 60cm diameter piles. Dimensions tie beams 35/70. Dimensions Pilecap 270/120cm with 50cm thick. Settlement of foundation that occurred was 0,22 cm. Key word : earthquakes, slab, beams, columns, foundation Advisor I Advisor II (Prof. Dr. Ir. H. Nasfryzal Carlo, M.Sc, IPM) (Ir. H. Indra Farni, MT)

PENDAHULUAN Sumatera Barat diguncang gempa pada 30 September 2009 lalu. Dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat. Akibat gempa tersebut bangunan yang ada di kota Padang mengalami kerusakan. Baik bangunan pemerintah, swasta, maupun pemukiman masyarakat. Dengan keadaan tersebut, maka penulis merencanakan bangunan yang ramah gempa. Jenis bangunan yang direncanakan adalah gedung perkantoran. Untuk itulah, perencanaan gedung perkantoran ini dibuat agar didapatkan konstruksi gedung yang ramah gempa berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia. Gedung direncanakan berupa konstruksi beton bertulang. Dimana penulis menggunakan denah dan data penelitian tanah gedung dinas prasarana, jalan, tata ruang, dan permukiman. Dengan uraian tersebut penulis membuat tugas akhir ini yang dengan judul Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Di Kota Padang. Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memahami perencanaan perhitungan gedung perkantoran yang terdiri dari struktur atas (pelat,kolom,dan balok) dan struktur bawah (pondasi). Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah : a. Untuk dapat merencanakan konstruksi gedung bertingkat dari beton bertulang yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Memberikan gambaran mengenai prinsip dasar perencanaan seperti persyaratan dan hal-hal yang harus jadi pertimbangan dalam perencanaan gedung bertingkat. c. Untuk dapat menggunakan software dalam perhitungan struktur gedung sehingga hasil perhitungannya lebih teliti.

Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis merencanakan gedung perkantoran berlantai empat dengan menggunakan denah dan data penyelidikan tanah gedung Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang Dan Permukiman Sumatera Barat yang berada di jalan Taman Siswa. Data ada beberapa macam. Data tersebut adalah : Data berdasarkan sumbernya Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga dengan data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara digunakan peneliti untuk mendapatkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus, dan penyebaran kuisioner. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data yang penulis kumpulkan merupakan data sekunder. Hal ini dikarenakan penulis mendapatkan data dari Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman yang berada di Jalan Taman Siswa Kota Padang. Tugas akhir ini terfokus pada berikut ini : 1. Perhitungan pada struktur atas (balok, kolom, dan pelat) dan struktur bawah (pondasi). 2. Permodelan dan analisa struktur menggunakan program komputer yaitu SAP 2000. langsung. Teknik yang dapat

3. Perhitungan struktur bangunan gedung mengacu kepada peraturanperaturan atau standar-standar antara lain, yaitu Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, SNI 03-2847-2002, SNI 1726:2012 Tata perencanaan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. 4. Analisa pembebanan akibat gaya vertikal menggunakan metode amvelop. Berikut adalah denah yang ditinjau analisa pembebanannya. cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dengan non gedung. Metodologi 1. Fungsi bangunan yang direncanakan adalah untuk perkantoran dengan beban hidup pada atap 100 kg/cm 2 dan lantai 250 kg/cm 2. Terletak di kota Padang. 2. Beban-beban yang diperhitungkan adalah : a. Beban sendiri bangunan(dead Load) b. Beban hidup bangunan (Live Load) c. Beban gempa (Earthquake Load) 3. Perencanaan struktur beton bertulang gedung ini menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002 dan SNI 1726-2012 untuk

ɸ = 0,8 faktor reduksi kekuatan untuk komponen yang memikul lentur murni Langkah-langkahperhitungan : Mu = ɸ.0,5.ρ.b.d.fy. Didapat ρ, cek nilai yang didapat dengan nilai ρ min dan ρ max Tulangan tarik (As) = ρ.b.d 5. Gaya-gaya dalam dihitung dengan program komputer (SAP2000). Output dari SAP2000 ini digunakan untuk perencanaan elemen struktur berupa balok dan kolom. Sedangkan pelat dihitung secara manual. 6. Analisa penulangan pelat : Data-data yang diperlukan dalam menganalisa penulangan pelat adalah : fc = Kuat tekan beton fy = Tegangan leleh baja tulangan yang disyaratkan Wu = Beban terfaktor per unit luas pelat b = Lebar plat yang ditinjau per 1m Tulangan tekan (As ) = 0,5. As 7. Analisa penulangan balok Data yang diperlukan dalam analisa penulangan balok adalah : fc = Kuat tekan beton fy = Tegangan leleh baja tulangan yang disyaratkan b = Lebar plat yang ditinjau per 1m lebar hf = Tebal plat, mm Mn = Kuat momen penampang kn/m 2 ɸ = 0,8, factor reduksi kekuatan untuk komponen yang memikul lentur murni p = Tebal penutup beton, mm d = Tebal plat

d = Tinggi efektif balok (jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik), mm d = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan, mm. 8. Analisa penulangan kolom e x = e = Asumsikan penulangan As = ρ.b.d 9. Analisa tulangan geser Data yang di perlukan : Hitung jarak pemasangan tulangan geser : a. Fc = kuat tekan beton, mpa b. Fy = tekananlelehbajatulangan yang disyaratkan, 400 Mpa c. H = dimensikolom d. Mux = momenterfaktorarah X e. Muy = momenterfaktorarah Y f. Pu = total gaya normal arah memanjang dan melintang g. Agr = luas penampang h. Φ = 0,7 (factor reduksi) Langkah-langkahperhitungan : Eksentrisitas yang terjadi akibat beban rencana. e y = a. Pada daerah ¼ L dipakaiv c= 1/2 ØV c, apabila nilai V u >1/2 ØV c, maka di perlukan tulangan geser Vc = bw.d Vs = Vc s = Dengan syaratnya : Jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari ½ d atau 600 mm, ambil yang lebih kecil b. Pada daerah ½ L dipakai Vc=ØVc, apabila nilai Vu >½ ØVc, maka diperlukan tulangan geser Vc = bw.d

Vs = Vc s = Hasil/ Kesimpulan 1. Pelat a. Mutu beton yang digunakan adalah 35 Mpa dan mutu baja 400 Mpa. b. Tebal pelat : Harus lebih besar dari : o Pelat atap = 13 cm o Pelat lantai = 15 cm Asumsikan panel pelat terjepit penuh : Ly/Lx = 7,2 m / 3,6 m = 2 Dari Grafik Dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang, hal: 26, didapat momen: Mlx = 0,001. Wu. Lx 2.X = 479,66 Kg.m Mly = 0,001. Wu. Lx 2. X = 124,05 Kg.m h = Mtx = -0,001. Wu. Lx 2. X= -678,14Kg.m Mty = -0,001. Wu. Lx 2. X= - 438,31 Kg.m = = 12,68 cm Harus lebih kecil dari : b = 1000 mm = 1 m h = 130 mm = 0,13 m D= 10 mm h = Penulangan pelat atap arah x (lapangan) = Mu d = 479,66 Kg.m = h p ½ D tulangan= 105 mm = 15,76 cm = = 435,07 kn/m 2 Tebal pelat yang digunakan adalah :

Menurut buku Grafik dan Tabel Lengan momen dalam : Perencanaan Beton Bertulang, tabel 5.1.e didapat : = 0,0014 (hasil interpolasi) a= As. fy = 0,85. fc'. b 393 x400 0,85x35x1000 = 5,28 mm ρb = 0,85 x β 1 x x maka momen nominal aktualnya adalah : Mn = As.fy.(d - a/2) = 0,0362 = 393 x 400 x (105 5,28/2) ρmaks = 0,75 x ρb = 0,0272 = 16090992 Nmm ρmin = = 0,0035 Syarat : Mn actual > Mn perlu Syarat : ρmin ρ ρmaks 16090992Nmm>5995750Nmm.OKE!!! 0,0035> 0,0014 < 0,0272..(Tidak Ok) Maka gunakan ρ =0,0035 Penulangan pelat atap arah y (lapangan) As = ρ. b. d = 367,5mm 2 Dipakai tulangan : D10 200 mm As = 393 mm 2 Mu d = 124,05 Kg.m = h p Ø tul.arah-x ½ Øtul.arahy = 130 20 10- (½ x 10) = 95 mm Cek momen nominal penampang : = = 137,45 KN/m 2 Ρ aktual = Luastul.aktual = bxd = 0,0037 393 1000x 105 Menurut buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang, tabel 5.1.e.

didapat : = 0,00041 (hasil As aktual = 349 mm 2 interpolasi) Ρ aktual = Luastul.aktual bxd = ρb = 0,85 x β 1 x x 349 = 0,00367 1000x95 Lengan momen dalam : = 0,85 x 0,81 x x[ = 0,0362 a = As. fy 0,85. fc'. b = 349 x400 0,85x35x1000 = 4,69 mm ρmaks = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0362 = 0,0272 maka momen nominal actualnya adalah : ρmin = = = 0,0035 Mn = As.fy.(d - a/2) Syarat : ρmin ρ ρmaks = 349 x 400 x (95 4,69/2) 0,0035> 0,00041< 0,0272 (Tidak Ok) Maka gunakan ρ =0,0035 Luas tulangan tarik (As) As = ρ. b. d = 0,0035 x 1000 x 95 = 332,5 mm 2 = 12934638 Nmm Syarat : Mn actual > Mn perlu 12934638 Nmm > 1550625 Nmm..OKE!!! Resume penulangan pelatatap : Dipakai tulangan : D10 225mm As = 349 mm 2 Chek momen nominal penampang : lapangan arah x lapangan arah y tumpuan arah x tumpuan arah y =D10-200 =D10-225 =D10-200 =D10-225

c. Tebal pelat lantai tipikal (4,3,2,1) adalah 150mm dengan menggunakan tulangan : = = 1790,88kN/m 2 Dari Buku Grafik Dan Tabel Perencanaan lapangan arah x lapangan arah y tumpuan arah x tumpuan arah y 2. Balok Dimensi balok : =D13-250 =D13-250 =D13-250 =D13-250 Beton Bertulang, Tabel. 5.1.e. Syarat : ρmin ρ ρmaks 0,0035 < 0,0058 <0,0272.ok Maka gunakan ρ = 0,0058 As = ρ. b. d= 1094,17 mm 2 h = 1 16 L = x 7200= 450 mm n = = = 2,879 3 h rencana = 600 mm maka digunakan As = 3D 22. b = 2 1 ( h ) = 2 1 ( 600 ) =300 mm As = ½*As = 547,085 mm 2 b rencana = 350 mm n = = = 1,439 2 Dimensi balok 35/60. Momen desain untuk penulangan balok diambil yang di muka kolom. maka digunakan As = 2D 22. Dengan cara yang sama hasil perhitungan ditabelkan. Balok pada lantai atap Penulangan balok daerah tumpuan : Mu = 145,681 kn.m

A g = 0,0354 P n(max) = 0,0354 (43649,28) = 1545,19 cm 2 Diambil lebar kolom (b) yaitu sebesar 35 Penulangan geser balok : cm, maka h kolom adalah : h = A g / b = 1545,19 / 35 = 44,12 cm, maka digunakan h = 45cm Maka dimensi kolom K1350 x 450 mm pada lantai 4 dan K2500 mm x 550 mm pada lantai 3, 2, dan 1. Penulangan kolom : 3. Kolom Perhitungan dimensi awal kolom dihitung berdasarkan SNI 03-2847-2002, dengan persamaan berikut : Ø Pn (max) = 0,8 Ø [ (0,85. f c (A g A st ) + f y A st ] Kolom lantai 4 (Pu) = 629,52kN (Mux) = 355,24 knm A g = 0,0354 P n(max) Dimensi kolom lantai 4 (Muy) = 193,30kNm Beban yang bekerja pada kolom lantai 4 = W 4 = 43649,28kg Mutu beton (fc ) Mutu baja (fy) = 35 MPa = 400 MPa

Faktor reduksi = 0,7 Dari grafik 6.2 Buku grafik dan tabel D tulangan utama D tulangansengkang = 22 mm = 10 mm perhitungan beton bertulang, maka didapatkan : r = 0,03 d = 40 + 10 +1/2 (22) =61 mm Eksentrisitas momen lentur searah sumbu X (ex) ex = = = 0,31 Eksentrisitas momen lentur searah sumbu Y (ey) ey = = = 0,56 Eksentrisitas momen lentur resultan fc = 35 Mpa, maka β = 1,33 Rasio tulangan (As) ρ = r. β = 0,03.1,33 = 0,0399 As = ρ.agr = 0,0399.157500 = 6284 mm 2 Maka dipakai tulangan 14 D 25= 6868,75 mm 2 Penulangan selanjutnya ditabelkan. e = = 0,64 m = 640 mm = = 0,138 = = 0,192> 0,1 = = 1,428. = 0,192. 1,42 = 0,274

Penulangan geser kolom : d. Jumlah tiang 2 buah dengan jarak antar tiang adalah 150cm. e. Daya dukung vertikal kelompok tiang adalah : = Eg x jumlah tiang x daya dukung tiang = 0,88 x 2 x 291,187 4. Pondasi a. Pondasi yang direncanakan adalah pondasi tiang pancang sedalam 25,5m. b. daya dukung ujung (Qe) adalah : Qe = 40 x Ap x N = 512,49 ton > 356,59 ton (memenuhi). f. Daya dukung horizontal kelompok tiang adalah Hu = 231,17 t. g. Penurunan pondasi tiang pancang Total penurunan : = 40x 0,2826 x 39,88= 450,8 T ΔH total = e + ΔH= 1,149 mm + 1,02 mm Daya dukung selimut tiang dengan rumus Meyerhoff (1976) : Qs = 0,2 x Nspt x P x L = 0,2 x 20,54 x 1,884 x 25,5 = 197,36 t Qult = Qe+Qs = 450,8+ 197,36 = 648,16 t Daya dukung ijin tiang Qall =291,187 T. c. Diameter tiang pancang 60cm = 2,169 mm = 0,22 cm h. Dimensi pilecap 270.120 cm dengan tebal 50 cm 5. Berdasarkan perbedaan penurunan pondasi, diperoleh tie beam dengan dimensi 35/70 dan tulangan D22. Daftar pustaka Ilmu Sipil, ketentuan perencanaan bangunan yang baik,

http://www.ilmusipil.com/ketentuanperencanaan-bangunan-yang-baik, pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 21.40. Pamungkas Anugrah. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa Sesuai SNI 03-1726- 2002 dan SNI 03-2847-2002, Andi, Yogyakarta. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bertulang Berdasarkan SK SNI T 15 1991 03 Seri Beton 1, Erlangga. Jakarta. W.C. Vis dan Gideon Kusuma, 1993. Grafik Dan Tabel perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T 15 1991 03 Seri Beton 4, Erlangga, Jakarta. Gedung 1983. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung SNI 1726:2012. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002. Teknik Sipil, Beban gempa dan pengaruhnya terhadap struktur bangunan, http://www.tekniksipil.com/bebangempa-dan-pengaruhnya-terhadapstruktur-bangunan, pada tanggal 25 April 2014 pukul 0.58. W.C. Vis dan Gideon Kusuma, 1993. Dasar Dasar Perencanaan Beton