BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. manusia lainnya sebagai makhluk yang selalu digerakkan oleh keinginan-keinginan

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa homoseksual bukan penyakit/gangguan kejiwaan.di Indonesia

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan komunitas homoseksual ini sebenarnya telah diakui oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Homo berasal dari kata Yunani yang berarti sama, dan seks yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia diatas enam belas tahun berpendapat sama mengenai hubungan sesama jenis

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

MAKALAH. Hak Asasi Manusia & Kelompok Rentan. Oleh: Mahrus Ali, S.H., M.H.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB 1 : PENDAHULUAN. adalah penggunaan kondom pada hubungan seks risiko tinggi dan penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. umur, jenis kelamin, dan ras. Epidemi penyakit HIV/AIDS menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan makhluk hidup lainya. Manusia memiliki kecenderungan seksual

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 : PENDAHULUAN. terdapat orang terinfeksi HIV baru dan orang meninggal akibat AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu kala lebih menitik beratkan kepada upaya kuratif, sekarang sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, serta sosial yang tidak hanya terbebas dari penyakit dan kecacatan. (1) Karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat adalah, memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, serta penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Salah satu kondisi seimbang dalam definisi sehat adalah berkaitan dengan kondisi mental, sosial, dan rohani, serta yang mempengaruhi itu semua adalah gaya hidup individu itu sendiri. (1) Pada era globalisasi dan modern sekarang ini, gaya hidup atau life style merupakan hal yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk menunjukkan jati diri seseorang. Berbagai macam cara dilakukan orang-orang untuk bisa menunjukkan jati dirinya masing-masing, baik itu dari segi berpakaian, pola hidup, bahkan sampai ke perilaku seksual menyimpang, atau disebut juga dengan perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). (2) Dewasa ini LGBT dipakai untuk menunjukkan seseorang atau siapapun yang mempunyai perbedaan orientasi seksual dan identitas gender berdasarkan kultur tradisional, yaitu heteroseksual. (2) Para ilmuwan berpendapat bahwa ada 1

2 10% populasi LGBT yang ada diseluruh dunia, yaitu 750 juta dari 7,5 milyar penduduk yang ada di dunia. Amerika Serikat merupakan negara pertama dengan jumlah komunitas LGBT terbanyak didunia, dan juga negara pertama yang melegalkan pernikahan sejenis tahun 2015. (3) Menurut survei tahun 2003, ditemukan bahwa 12% dari warga Norwegia telah melakukan hubungan seks sesama jenis. Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 di Selandia Baru menunjukkan 20% dari populasi melaporkan memiliki perasaan homoseksual, dan beberapa dari mereka mengaku sebagai homoseksual. Data lainnya menunjukkan bahwa hasil poling tahun 2008 terdapat 6% penduduk Britania Raya menetapkan orientasi seksualnya sebagai homoseksual dan biseksual. (3) Kelompok LGBT merupakan kelompok yang rentan memiliki resiko tinggi tertular virus. Dilansir dari Router, Centers for Disease Control and Prevevtion (CDC) memperkirakan ada 1,1 juta orang Amerika Serikat yang mengidap HIV. CDC mengungkapkan hanya dengan 4% pria homoseksual yang berhubungan seks dengan sesama jenis, akan menyebabkan mereka mewakili 66% dari infeksi baru di negara tersebut. Bukan hanya kesehatan secara fisik saja, kelompok LGBT juga dikhawatirkan mengalami masalah kesehatan pada mentalnya. Journal of Acquired Immuno Deficiency Syndromes dalam laporannya yaitu mengenai adanya hubungan kesehatan mental pada kecendrungan penularan HIV pada LGBT. (4) Penelitian tersebut dilakukan terhadap 4,295 sampel pria, yang melaporkan bahwa berhubungan seks sesama jenis rata-rata memiliki masalah mental seperti depresi, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan,

3 penggunaan stimulan, dan paparan kekerasan seksual mempengaruhi resiko penularan HIV pada golongan lesbi, gay, dan biseksual. (4) Laporan lainnya dari WHO pada tahun 2003 mengenai Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender, menyebutkan data tentang kesehatan LGBT. Data tersebut secara global menunjukan fakta bahwa orangorang LGBT sering mengalami hasil kesehatan yang lebih buruk dibandingkan dengan populasi umum. Serta memenghadapi hambatan seperti diskriminasi, stigma negatif, dan perlakuan yang tidak menyenangkan untuk perawatan kesehatan yang sangat mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan. (5) Indonesia merupakan negara kelima dengan jumlah populasi LGBT terbanyak didunia, setelah China, india, Eropa, dan Amerika Serikat, yaitu 3% penduduk Indonesia atau 250 juta penduduk Indonesia, 7,5 juta penduduknya adalah LGBT dilansir dari survey Centre Intelligency of Agency (CIA). Secara statistik sulit untuk menentukan berapa jumlah dari kelompok LGBT di Indonesia, karena belum banyak dari mereka yang mau membuka diri kekhalayak ramai. (6) Keadaan status kesehatan LGBT yang seperti ini tentunya menimbulkan persepsi yang berbeda mengenai konsep sehat dan konsep sakit terhadap individu LGBT itu sendiri. Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menterjemahkan stimulus yang masuk ke indra manusia. (7) Sedangkan persepsi sehat-sakit merupakan respon yang diberikan oleh seseorang mengenai keadaan dirinya sendiri maupun orang lain. Setiap orang memiliki kecendrungan dalam melihat suatu objek yang sama dengan cara yang

4 berbeda. Perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, pengalaman, serta sudut pandangnya terhadap objek tersebut. Sama halnya dengan persepsi seseorang tentang konsep sehat maupun konsep sakit, baik itu dari pihak yang sakit maupun yang tidak. Masalah sehat sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan lingkungan, baik secara biologis, psikologis, maupun sosio-budaya. Dari studi kasus yang dilakukan oleh Ahmad. MI. Haikal dkk (2015) mengenai Life style Factors And Possible Recovery Among Lesbians menyebutkan bahwa banyak wanita lesbian menyadari bahwa menjadi lesbian memiliki dampak kesehatan yang sangat buruk bagi kehidupan mereka. Studi kasus ini juga menyebutkan bahwa salah satu dampak buruknya adalah penyalah gunaan narkotika dan obat terlarang lainnya. Selain itu wanita-wanita lesbian ini juga mempunyai keinginan untuk kembali normal namun mereka merasa takut tidak akan diterima kembali dilingkungan masyarakat. (8) Kota Padang merupakan salah satu kota di Sumatera Barat yang memiliki jumlah penduduk yang terbanyak. Tercatat pada tahun 2015 jumlah penduduk di kota Padang sebanyak 1.000.906 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 872.617 jiwa. (9) Data dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat tahun 2015 menyebutkan bahwa penderita HIV untuk Kota Padang adalah 1435 kasus, dengan kasus AIDS adalah 1346 kasus. 136 dilakoni oleh pasangan Homoseksual dan 36 oleh Biseksual. Laporan lainnya Yayasan Lantera Minang Kabau juga menyebutkan bahwa penderita HIV/AIDS yang terjadi di Kota Padang, 129 orang berasal dari hubungan seks laki-laki dan 13 orang berasal dari waria. (10)

5 Berdasarkan survei dan wawancara awal yang dilakukan kepada dua orang pengurus Yayasan Lantera Minangkabau, dua orang pengurus tersebut mengatakan bahwa penderita HIV/AIDS yang ada di Sumatera Barat, banyak yang berasal dari LGBT tersebut. Menurut mereka, sehat-sakit LGBT itu sulit di identifikasi dari awal, terutama bagi mereka yang telah positif HIV/AIDS, namun secara subjektif pengurus ini mengatakan bahwa orang-orang yang berperilaku LGBT merupakan salah satu penyakit gangguan jiwa, sekalipun orang LGBT ini tidak mau dianggap seperti itu. Dalam hal ini konsep sehat sakit dalam pandangan LGBT tentu akan berbeda lagi pengertiannya, maka dalam hal ini peneliti akan melakukan pendekatan dan menyelidiki bagaimana persepsi sehatsakit terhadap kelompok LGBT. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi sehat-sakit pada kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Padang tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana Persepsi Sehat Sakit Pada Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Padang tahun 2016 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui bagaimana persepsi Sehat Sakit Pada Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Padang tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya persepsi sehat menurut kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Padang tahun 2016.

6 2. Diketahuinya persepsi sakit menurut kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Padang tahun 2016. 3. Diketahuinya gangguan kesehatan yang dialami oleh kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender di Kota Padang tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai salah satu cara menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu ilmu yang telah didapatkan pada saat perkuliahan. 2. Bagi LGBT Sebagai masukan kepada kelompok LGBT dalam memahami makna sehatsakit yang sesungguhnya. 3. Bagi Pemerintah Sebagai masukan kepada pemerintah dalam membuat suatu kebijakan terhadap kelompok. 4. Bagi Akademik Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya, serta untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dalam penelitian tentang persepsi sehat sakit Pada Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Kota Padang tahun 2016. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang persepsi sehat sakit Pada Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Padang

7 tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang tepatnya di Yayasan Lantera Minangkabau, dengan empat orang LGBT yang menjadi informannya.