BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi

DATA RESPONDEN. Laki-laki. Perempuan. 2. Berapakah usia Bapak/ Ibu/ Saudara saat ini : Tahun. 3. Apakah pendidikan tertinggi Bapak/ Ibu/ Saudara :

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

6

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku merupakan perbuatan

Tindakan keperawatan (Implementasi)

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BABI PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah populasi penduduk usia lanjut (lansia) Pertambahan populasi lansia yang pesat akan mendatangkan sejumlah

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian akan menguraikan temuan hasil penelitian mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu. untuk kesejahteraan fisik dan psikis.pemenuhan personal hygiene

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

PERSONAL HYGIENE Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Oleh : Laily Isro in Sulistyo Andarmoyo

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi atau

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

A. DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGGUNA (SANTRI/WATI, USTADZ/AH, KARYAWAN) POSKESTREN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol. 2 No PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI MERJOSARI 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Perawat

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

HUBUNGAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

Ayo Amati. Amati gambar ini. Kegiatan mana yang menggunakan kaki? Beri tanda pada kegiatan yang menggunakan kaki. Subtema 2: Tubuhku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyaknya jumlah rumah sakit pada saat ini dapat menjadikan

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab.

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri sampai pasien yang dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri (Sumijatun, 2010). Asuhan keperawatan yang diberikan berfokus pada kebutuhan dasar manusia. Menurut Henderson, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain bernapas secara normal, makan & minum dengan cukup, membuang kotoran tubuh, bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan, tidur & istirahat, memilih pakaian yang sesuai, menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal, menghindari bahaya lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain, beribadah sesuai keyakinan, bekerja, bermain dan belajar (Asmadi, 2008). Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari karena kebersihan dapat mempengaruhi kesehatan. Personal hygiene merupakan perawatan diri yang dilakukan seseorang untuk memelihara kesehatan secara fisik sehingga merasa nyaman, aman dan sehat (Murwani, 2009). Personal hygiene dilakukan untuk mencegah tubuh dari infeksi, bau dan memberi rasa nyaman serta meningkatkan sirkulasi (Gorrek & Sorrentino, 2006)

Kondisi penyakit yang dialami pasien, ketidakmampuan pasien, kurangnya motivasi diri selama dirawat di rumah sakit menyebabkan terganggunya pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Asmadi, 2008). Keadaan ini menyebabkan pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri sehingga membutuhkan bantuan dari keluarga atau perawat dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan akan personal hygiene yang terdiri dari kebersihan kulit, mulut, rambut, kuku dan genitalia (Isro in & Aandarmoyo, 2012). Di rumah sakit Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh gambaran bahwa 40% dari 47 pasien mengatakan tidak pernah dibantu baik untuk mandi, menggosok gigi, dan membersihkan mulut, 42% mengatakan tidak pernah dibantu untuk membersihkan atau memotong kuku dan 42% tidak pernah dibantu untuk membersihkan atau merapikan rambut (Pertiwi dalam Siregar, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2010) yang menunjukkan bahwa perawatan kaki dan kuku yaitu 42 pasien (100%) belum terpenuhi, perawatan mulut dan perawatan mata, hidung, dan telinga yaitu masing-masing sebanyak 42 pasien (100%), perawatan rambut yaitu 10 pasien (23,8%). Pemenuhan personal hygiene dapat dinilai dari tingkat kepuasan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Sukatemin di RSU Yogyakarta, dari 57 responden yang diteliti 31 orang mengatakan pelaksanaan personal hygiene sangat buruk dan 11 orang mengatakan pelaksanaan personal hygiene buruk (Pertiwi, 2002). Penelitian yg dilakukan oleh Syafitri (2009) menyatakan pelaksanaan personal hygiene oleh perawat di RSUP. H Adam Malik Medan sangat tidak memuaskan

yaitu sebanyak 32 orang (56,2%), tidak memuaskan sebanyak 23 orang (40,5%) dan memuaskan 2 orang (3,5%). Noordin, Mardiah & Soemantri (2013) banyak perawat yang kurang memperhatikan personal hygiene pasien dan menganggap personal hygiene suatu hal yang tidak wajib dilakukan. Pelaksanaan tugas personal hygiene dianggap tugas yang kurang menarik, membosankan dan dianggap rendah apabila perawat yang melakukan tindakan tersebut. Jika hal ini dibiarkan maka dapat merugikan pasien, karena personal hygiene yang tidak terlaksana dengan baik dapat membuat pasien merasa tidak nyaman, menimbulkan gangguan fisik seperti: gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, gangguan fisik pada rambut, kuku dan genitalia sehingga menimbulkan resiko infeksi pada pasien dan dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien (Potter & Perry, 2005). Orang yang dapat melakukan personal hygiene secara mandiri pun dapat terkena gangguan berupa infeksi pada bagian tubuh apabila tidak melakukan personal hygiene. Apalagi orang yang tidak mampu melakukan personal hygiene secara mandiri seperti pasien yang dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, perawat melakukan personal hygiene untuk mencegah dampak tidak terpenuhinya personal hygiene. Peneliti memilih ruangan Neurologi dan Ruang Bedah Saraf sebagai tempat penelitian karena pada ruangan ini terdapat banyak pasien dengan tingkat ketergantungan tinggi yang seluruh aktivitasnya dibantu oleh perawat sehingga memudahkan peneliti untuk mengobservasi perawat dalam melakukan tindakan personal hygiene pada pasien. Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian tentang perilaku perawat pada pemenuhan

kebutuhan personal hygiene pada pasien di ruang neurologi dan ruang bedah saraf RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah penelitian: bagaimana perilaku perawat pada pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien di ruang neurologi dan ruang bedah saraf RSUP H. Adam Malik Medan. 3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan perawat pada pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien di ruang neurologi dan ruang bedah saraf RSUP H. Adam Malik Medan. 4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Penelitian keperawatan Penelitian ini dapat menjadi masukan maupun informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai pentingnya pelaksanaan yang dilakukan perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien. 4.2 Bagi Pendidikan keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan tentang perilaku perawat pada pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien rawat inap sehingga mahasiswa

keperawatan memiliki perilaku yang baik khususnya dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene. 4.3 Bagi Praktek keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan efisien termasuk dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien rawat inap dan sebagai bahan untuk mengevaluasi keefektifan program terkait pemenuhan kebutuhan personal hygiene yang dilakukan perawat. 4.4 Bagi Rumah Sakit Penelitian ini dapat menjadi masukan maupun informasi tambahan untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene yang dilakukan perawat.