BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri sampai pasien yang dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri (Sumijatun, 2010). Asuhan keperawatan yang diberikan berfokus pada kebutuhan dasar manusia. Menurut Henderson, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain bernapas secara normal, makan & minum dengan cukup, membuang kotoran tubuh, bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan, tidur & istirahat, memilih pakaian yang sesuai, menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal, menghindari bahaya lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain, beribadah sesuai keyakinan, bekerja, bermain dan belajar (Asmadi, 2008). Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari karena kebersihan dapat mempengaruhi kesehatan. Personal hygiene merupakan perawatan diri yang dilakukan seseorang untuk memelihara kesehatan secara fisik sehingga merasa nyaman, aman dan sehat (Murwani, 2009). Personal hygiene dilakukan untuk mencegah tubuh dari infeksi, bau dan memberi rasa nyaman serta meningkatkan sirkulasi (Gorrek & Sorrentino, 2006)
Kondisi penyakit yang dialami pasien, ketidakmampuan pasien, kurangnya motivasi diri selama dirawat di rumah sakit menyebabkan terganggunya pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Asmadi, 2008). Keadaan ini menyebabkan pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri sehingga membutuhkan bantuan dari keluarga atau perawat dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan akan personal hygiene yang terdiri dari kebersihan kulit, mulut, rambut, kuku dan genitalia (Isro in & Aandarmoyo, 2012). Di rumah sakit Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh gambaran bahwa 40% dari 47 pasien mengatakan tidak pernah dibantu baik untuk mandi, menggosok gigi, dan membersihkan mulut, 42% mengatakan tidak pernah dibantu untuk membersihkan atau memotong kuku dan 42% tidak pernah dibantu untuk membersihkan atau merapikan rambut (Pertiwi dalam Siregar, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2010) yang menunjukkan bahwa perawatan kaki dan kuku yaitu 42 pasien (100%) belum terpenuhi, perawatan mulut dan perawatan mata, hidung, dan telinga yaitu masing-masing sebanyak 42 pasien (100%), perawatan rambut yaitu 10 pasien (23,8%). Pemenuhan personal hygiene dapat dinilai dari tingkat kepuasan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Sukatemin di RSU Yogyakarta, dari 57 responden yang diteliti 31 orang mengatakan pelaksanaan personal hygiene sangat buruk dan 11 orang mengatakan pelaksanaan personal hygiene buruk (Pertiwi, 2002). Penelitian yg dilakukan oleh Syafitri (2009) menyatakan pelaksanaan personal hygiene oleh perawat di RSUP. H Adam Malik Medan sangat tidak memuaskan
yaitu sebanyak 32 orang (56,2%), tidak memuaskan sebanyak 23 orang (40,5%) dan memuaskan 2 orang (3,5%). Noordin, Mardiah & Soemantri (2013) banyak perawat yang kurang memperhatikan personal hygiene pasien dan menganggap personal hygiene suatu hal yang tidak wajib dilakukan. Pelaksanaan tugas personal hygiene dianggap tugas yang kurang menarik, membosankan dan dianggap rendah apabila perawat yang melakukan tindakan tersebut. Jika hal ini dibiarkan maka dapat merugikan pasien, karena personal hygiene yang tidak terlaksana dengan baik dapat membuat pasien merasa tidak nyaman, menimbulkan gangguan fisik seperti: gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, gangguan fisik pada rambut, kuku dan genitalia sehingga menimbulkan resiko infeksi pada pasien dan dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien (Potter & Perry, 2005). Orang yang dapat melakukan personal hygiene secara mandiri pun dapat terkena gangguan berupa infeksi pada bagian tubuh apabila tidak melakukan personal hygiene. Apalagi orang yang tidak mampu melakukan personal hygiene secara mandiri seperti pasien yang dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, perawat melakukan personal hygiene untuk mencegah dampak tidak terpenuhinya personal hygiene. Peneliti memilih ruangan Neurologi dan Ruang Bedah Saraf sebagai tempat penelitian karena pada ruangan ini terdapat banyak pasien dengan tingkat ketergantungan tinggi yang seluruh aktivitasnya dibantu oleh perawat sehingga memudahkan peneliti untuk mengobservasi perawat dalam melakukan tindakan personal hygiene pada pasien. Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian tentang perilaku perawat pada pemenuhan
kebutuhan personal hygiene pada pasien di ruang neurologi dan ruang bedah saraf RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah penelitian: bagaimana perilaku perawat pada pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien di ruang neurologi dan ruang bedah saraf RSUP H. Adam Malik Medan. 3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan perawat pada pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien di ruang neurologi dan ruang bedah saraf RSUP H. Adam Malik Medan. 4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Penelitian keperawatan Penelitian ini dapat menjadi masukan maupun informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai pentingnya pelaksanaan yang dilakukan perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien. 4.2 Bagi Pendidikan keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan tentang perilaku perawat pada pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien rawat inap sehingga mahasiswa
keperawatan memiliki perilaku yang baik khususnya dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene. 4.3 Bagi Praktek keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan efisien termasuk dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien rawat inap dan sebagai bahan untuk mengevaluasi keefektifan program terkait pemenuhan kebutuhan personal hygiene yang dilakukan perawat. 4.4 Bagi Rumah Sakit Penelitian ini dapat menjadi masukan maupun informasi tambahan untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene yang dilakukan perawat.