BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN STANDAR BOR DEPKES DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI :

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN STANDAR BOR DEPKES DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODyE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN BERDASARKAN TREND BOR TAHUN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

DESKRIPSI ANGKA TOI DI BANGSAL DEWI KUNTHI BULAN JANUARI JUNI di RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ANIS SUNARNI. Maryani Setyowati, M.

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NILAI BTO DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 EVIANA ANJAR SUSANTI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan. Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 1

ANALISA EFISIENSI BANGSAL RAWAT INAP BERDASARKAN STANDAR. BARBER JOHNSON Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSON TAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

Mardian, et al, Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Balung Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

Sejak tahun 1998 di Inggris dikembangkan suatu pendekatan baru manajemen mutu klinis yang dikenal dengan sebutan clinical governance (Scally, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah sakit pada saat ini tentu saja tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) Rekam medis dapat memberikan gambaran tentang standar mutu pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun oleh tenaga kasehatan yang berwenang. (2) Pelayanan rekam medis terdiri dari pelayanan pencatatan dan pengolahan data. Salah satu pelayanan pencatatan data sekaligus pelayanan kesehatan yaitu URI (Unit Rawat Inap) merupakan bagian pelayanan klinis yang melayani pasien karena keadaannya harus dirawat 1 hari atau lebih. Unit rawat inap memiliki peranan penting dalam pengelolaan rumah sakit, karena sebagian besar pendapatannya diperoleh dari unit rawat inap. Salah satu upaya pengelolaan rumah sakit yang perlu diperhatikan di unit rawat inap adalah pengelolaan tempat tidur pasien. Tempat tidur yang digunakan pasien dalam perawatan intensif harus diatur dan diperhatikan penggunaannya dalam mencapai efisiensi. (3) Pengukuran kinerja rumah sakit dapat diketahui melalui beberapa indikator yaitu BOR (Bed Occupation Rate), standar nilai BOR menurut Depkes adalah 60-85%. (4) 1

2 Pada survei awal yang dilakukan pada saat magang pada bulan Desember hingga Januari, didapat bahwa Di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto mempunyai 17 bangsal rawat inap dengan kapasitas tempat tidur 571 bed. Terjadi penambahan extra bed (kasur tambahan) pada beberapa bangsal dikarenakan peningkatan permintaan jumlah TT (tempat tidur) melebihi kapasitas TT (tempat tidur) yang tersedia. Pada waktu-waktu tertentu masih dijumpai pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur pada bangsal dan untuk sementara menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) hingga mendapatkan bangsal rawat inap. Sedangkan pasien rawat jalan yang diharuskan dokter untuk rawat inap menunggu antrian di depan pendaftaran rawat inap hingga mendapatkan bangsal rawat inap. Bahkan ada juga beberapa pasien yang di titipkan ke bangsal lain yang masih terdapat tempat tidur yang kosong. Hasil perhitungan indikator rawat inap pada semua bangsal selama 3 tahun terakhir mulai dari tahun 2013-2015 diketahui dari nilaii BOR yang tinggi 2013 yaitu 1. Bangsal Soeparjo rustam I 102,29%, 2. Bangsal Mawar 107,82%, 3. Bangsal Aster 100,89%, 4. Bangsal Cendana 100,60%, 5. Bangsal Kenanga 107,76%, 6. Bangsal Seruni 101,65%, 7. Bangsal Flamboyan (maternal) 140%, 8. Flamboyan (perinatal) 147,65%, 9. Bangsal Melati (perinatal) 132%. BOR yang tinggi 2014 yaitu 1. Bangsal Mawar 96,34%, 2. Bangsal Teratai 95,60%, 3. Bangsal Bugenville 116,40%, 4. Bangsal Flamboyan Maternal 88,27%, 5. Bangsal Melati (perinatal) 124,40%. BOR yang tinggi 2015 yaitu 1. Bangsal Mawar 93,57%, 2. Bangsal Cendana 93,35%, 3. Bangsal Seruni

3 92,32%, 4. Bangsal Teratai 88,99%, 5. Bangsal Bugenville 102,4%, 6. Bangsal Flamboyan (Perinatal) 94,74%, 7. Bangsal Melati 124,40%. Dari data indikator tersebut, selama 3 tahun terakhir dengan hasil nilai BOR yang cenderung tinggi akan mempengaruhi nilai TOI yaitu nilai TOI kurang dari 1 hari artinya TT tidak sempat kosong 1 haripun dan segera digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Hal ini dapat mengakibatkan risiko kejadian infeksi bagi pasien yang mungkin bisa meningkat, beban kerja tim medis meningkat sehingga kepuasaan dan keselamatan pasien terancam. (5) Berdasarkan wawancara dengan petugas rekam medis, di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto selama ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai prediksi kebutuhan tempat tidur sehingga kebutuhan tempat tidur kurang terpantau. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang prediksi kebutuhan tempat tidur guna mencapai pengelolaan bangsal yang efisien sehingga mampu mengurangi waktu tunggu pasien dalam memperoleh ruangan rawat inap dan kecepatan penanganan pasien. Selain itu dapat mengevaluasi dengan relokasi tempat tidur yaitu dengan mengurangi tempat tidur pada bangsal yang okupansinya rendah, di pindah ke bangsal yang tingkat penggunaannya tinggi, bahkan cenderung over load (melebihi kapasitas). Hal ini berdampak positif pada pendapatan dan mutu pelayanan bagi rumah sakit. Dengan demikian peneliti mengangkat penelitian ini dengan tema Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Berdasarkan Standar Efisiensi Depkes Di Bangsal Rawat Inap RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2016-2021

4 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang dijumpai banyaknya pasien yang akan rawat inap dan harus antri menunggu lama untuk mendapatkan ruangan karena kapasitas tempat tidur yang ada tidak memadai maka dapat memunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut Berapa prediksi kebutuhan tempat tidur bedasarkan standar efisiensi Depkes di bangsal rawat inap RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2016-2021? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui prediksi kebutuhan tempat tidur berdasarkan standar efisiensi Depkes di bangsal rawat inap RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2016-2021 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik bangsal rawat inap b. Menghitung kapasitas tempat tidur per bangsal tahun 2011-2015. c. Menghitung hari perawatan per bangsal tahun 2011-2015. d. Menghitung jumlah hari/periode waktu tahun 2011-2021. e. Menghitung jumlah pasien keluar hidup dan mati 2011-2015. f. Menghitung prediksi jumlah hari perawatan per bangsal tahun 2016-2021. g. Menghitung prediksi pasien keluar tahun 2016-2021. h. Menghitung prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal tahun 2016-2021.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak Rumah Sakit dalam meningkatkan pengelolaan dan pelayanan pada bangsal rawat inap 2. Bagi Akademi Sebagai bahan referensi perpustakaan dan informasi untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan tentang statistik rumah sakit dan untuk penelitian selanjutnya dengan topik sejenis 3. Bagi Peneliti Menambah pengalaman, wawasan serta pengetahuan dalam penerapan ilmu rekam medis di rumah sakit khususnya dalam menganalisa efisiensi pengelolaan tempat tidur di rumah sakit E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan Penelitian ini termasuk ke dalam ilmu rekam medis dan informasi kesehatan 2. Lingkup Materi Lingkup materi yang diambil dalam penelitian ini adalah statistik rumah sakit khususnya dalam pehitungan kebutuhan tempat tidur 3. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto

6 4. Lingkup Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara 5. Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah data statistik rawat inap semua bangsal tahun 2011-2015 6. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016

7 F. Keaslian penelitian No Nama peneliti 1. Tiffany rizqi nugraheni Judul Penelitian Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal kelas III berdasarkan indikator barber johnson tahun 2015-2019 di RSI sultan agung semarang Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian Metode penelitian Variabel penelitian Hasil Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Metode observasi dan pendekaan retrospektif 1. Jumlah pasien keluar hidup dan mati pada kelas III 2. Kapasitas tempat tidur pada kelas III 3. Hari perawatan kelas III 4. Jumlah hari efektif pada kelas III 5. Prediksi jumlah hari perawatan 6. Prediksi jumlah pasien keluar 7. Prediksi kebutuhan tempat tidur 8. Indikator Barber Johnson 1. Hasil perhitungan prediksi tempat tidur tertinggi terdapat pada bangsal baitul izzah 1 pada tahun 2015 membutuhkan 36 tempat tidur, 2016 membutuhkan 41 tempat tidur, 2017 membutuhkan 46 tempat tidur, 2018 membutuhkan 51 tempa tidur, 2019 membutuhkan 56 tempat tidur sedangka prediksi tempat tidur terendah pada bangsal baitul rijal pada tahun 2015 membutuhkan 16 tempat tidur, 2016 membutuhkan 17 tempat tidur, 2017 membutuhkan 19 tempat tidur, tahun 2018 membutuhkan 20 tempat tidur dan tahun 2019 membutuhkan 21 tempat

8 2. Mila marga anggraeni 3. Ajeng chariswanti Prediksi tempat tidur menurut standar efisiensi BOR Depkes tiap bangsal rawat inap RSUD kabupaten kudus bulan Juni Desember tahun 2014 Analisa kebutuhan tempat tidur pada bangsal kelas III RSUD kota semarang berdasarkan perhitungan BOR dan TOI tahun 2013 Jenis penelitian adalah deskriptif, metode kajian dokumen dan pendekatan secara cross sectional Jenis penelitian adalah deskriptif, metode observasi dan pendekatan secara retrospektif 1. Kapasitas tempat tidur 2. Hari perawatan 3. Periode waktu 4. BOR 5. Standar efisensi BOR menurut Depkes 6. Kebutuhan tempat tidur 1. Kapasitas tempat tidur 2. Hari perawatan 3. Periode waktu 4. Jumlah pasien keuar hidup dan mati 5. Prediksi hari perawatan 6. Prediksi jumlah pasien keluar hidup dan mati 7. BOR 8. LOS tidur. 1. Berdasarkan hasil prediksi yang sudah dihitung, kebutuhan tempat tidur pada masing masing bangsal melati 1, bangsal melati 2, bangsal cempaka 2, bangsal dahlia 2, bangsal dahlia 3, bangsal dahlia 1, bangsal bersalin, bangsal anggrek 1 dan anggrek 2, masih perlu penambahan tempat tidur. Sedangkan tempat tidur yang berlebihan dari ketiga bangsal tersebut bisa dipindahkan ke bangsal yang kekurangan. 1. Prediksi kebutuhan tt pada bangsal-bangsal perawatan kelas III di RSUD Kota semarang hingga 5 tahun kedepan dieperlukan penambahan 24 tempat tidur

9 4. Tri hastuti Prediksi kebutuhan tempat tidur tahun 2014-2018 berdasarkan trend bor tahun 2009-2013 di RSJD Dr Amino Gondohutomo semarang Jenis penelitian adalah penelitian deskrptif dan pendekatan cross sectional 9. TOI 10. BTO 11. Prediksi tempat tidur tahun 2013-2018 1. Hari perawatan (HP) 2. Jumlah tempat tidur 3. Periode waktu 4. BOR (Bed Occupancy Rate) 5. Prediksi kebutuhan tempat tidur 1. Prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal tahun 2014-2018,paling banyak tedapat pada bangsal srikandi yaitu pada tahun 2014 sebanyak 51 buah, tahun 2015 sebanyak 53 buah, tahun 2016 sebanyak 55 buah, tahun 2017 sebanyak 56 buah, tahun 2018 sebanyak 58 buah. Sedangkan pediksi tempat tidur paling sedikit terdapat pada bangsal pandudewanata yaitu pada tahun 2014-2015 sebanyak 7 buah, tahun 2016-2018 sebanyak 8 buah. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah 1. Lokasi : RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto 2. Obyek : Rekapitulasi Data Rawat Inap ( (HP), (TT), Periode waktu, Pasien keluar hidup dan mati ) 2011-2015 3. Waktu penelitian : Juni 2016