Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus III

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Problem Based Learning, Penalaran ABSTRACT

Kontribusi Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik

Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik yang Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS)

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI

Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Software Geogebra

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Ibnu Kadaruloh, Depi Setialesmana,

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa MTs Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PERBANDINGAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB II. Kajian Teoretis

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia menjadi perhatian saat memasuki abad ke-21.

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA SISWA SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur disebut dengan mathematical

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MAHASISWA POLBAN

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 2, November 2015

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

Jurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI CILENDEK

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

UJME 6 (1) (2017)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

Risna Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dituntut memiliki daya nalar kreatif dan keterampilan tinggi.

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Nina Anggraeni

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 49-54, September 2015 Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus III Ratna Rustina Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Indonesia E-mail: ratnarustina@unsil.ac.id ABSTRACT This research was conducted to provide an alternative learning model which can improve the ability of students reasoning. By giving the opportunity to students to be more active in the learning process, Problem Based Learning model was one of the alternatives to improve students reasoning in calculus III courses. This research was quasi-experimental research at the Siliwangi University Tasikmalaya to answer the main hypothesis: Problem Based Learning can improve the ability of students mathematical reasoning. The instruments used in this study consisted of mathematical reasoning tests in Calculus III. Research samples were taken randomly i.e. one experimental class and one control class. The data were processed by using the normalized gain test, t-test percentage presentation after all the requirements of the test was met. The results of the analysis show that there was a difference. Keywords: Problem Based Learning, Mathematics Reasoning PENDAHULUAN Sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi dalam perkuliahan secara umum dosen dapat disebut sebagai tokoh sentral dalam perkuliahan, hal ini sangat tidak baik karena pola berpikir mahasiswa akan sangat terbatas, sedangkan pada era globalisasi yang terjadi sekarang ini berbagai perubahan terjadi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkompetensi dan didukung dengan upaya menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam perubahan orientasi lembaga pendidikan. Idealnya pembelajaran pada setiap perkuliahan berorientasi pada prinsip-prinsip pembelajaran modern yang dikelola secara efektif dan berpusat pada mahasiswa. Pembelajaran yang efektif dapat tercipta apabila mahasiswa dapat secara kritis menanggapi hal-hal yang di kemukakan atau dipertanyakan oleh dosennya sehingga mereka dapat menemukan hakikat aktivitas yang mereka lakukan sehingga mahasiswa akan mengerti benar tentang fakta, konsep, prosedur serta kemampuan lainnya seperti pemecahan masalah dan daya nalar yang tinggi. Berdasarkan keadaan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan Kalkulus III, pada umumnya mereka kurang memiliki kemampuan bernalar terutama dalam menyelesaikan soal-soal penalaran, hal ini disebabkan juga oleh rendahnya kemampuan penalaran matematik mahasiswa. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan inovasi dalam perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa salah satunya adalah pembelajaran dengan model Problem Based Learning. karena dengan pembelajaran model Problem Based Learning mahasiswa akan berorientasi pada masalah sehingga mahasiswa mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran. Problem Based Learning atau yang sering disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang dimulai dari pemberian masalah yang bersifat ill structured. Artinya, PBM menjadikan problem solving sebagai strategi dalam pembelajaran. ISSN 2460-8599 jurnal.unsil.ac.id/index.php/jp3m

50 Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran... Menurut Afgani (2011) terdapat beberapa ciri utama dalam pembelajaran berbasis masalah, yaitu: menyajikan pertanyaan atau masalah; Berfokus pada interdisiplin; penyelidikan otentik; menghasilkan suatu produk; kolaborasi. Alasan penting dari pemberian masalah pada mahasiswa adalah membantu mahasiswa memperoleh wawasan sedemikian hingga mereka dapat memahami materi pelajaran dan memungkinkan mahasiswa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Menurut Harsono (Suprihatiningrum, 2013:216) Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang mana peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang berrsifat Student Centered. Masalah yang diberikan pada model Problem Based Learning merupakan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu mahasiswa pada pembelajaran. Langkah-langkah Problem Based Learning dalam penelitian ini meliputi 5 langkah menurut Kemendikbud (2014:58) yaitu: (1) Mengorientasikan mahasiswa pada masalah, Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dosen juga menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi mahasiswa agar terlibat aktif. (2) Mengorganisasikan mahasiswa untuk belajar, Dosen dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok yang heterogen di mana masing-masing kelompok akan memecahkan suatu permasalahan. Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut agar dapat menghasilkan penyelesaian, (3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Penyelidikan adalah inti dari PBL. Pada tahap ini, dosen mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Setelah mahasiswa mengumpulkan informasi, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan dan pemecahan. (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini dosen membantu mahasiswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagai tugas dengan teman. (5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Tahap ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini dosen meminta mahasiswa untuk mengonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning terdiri dari lima langkah, yaitu: orientasi mahasiswa kepada masalah, mengorganisasikan mahasiswa, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Penalaran merupakan proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Menurut Sumarmo (2013:148) Penalaran merupakan proses berpikir dalam proses penarikan kesimpulan. Secara garis besar penalaran menurut Sumarmo digolongkan dalam dua jenis yaitu, penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat umum atau khusus berdasarkan data yang teramati. Sedangkan penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati. Selanjutnya Sumarmo (2013:349) mengemukakah indikator penalaran induktif, yaitu: (1) Transduktif: menarik kesimpulan dari suatu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan pada yang kasus khusus lainnya; (2) Analogi: penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati; (3) Generalisasi: penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati; (4) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan ekstrapolasi; (5) Memberi penjelasan terhadap

Ratna Rustina 51 model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada; (6) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusun konjektur. Indikator kemampuan penalaran deduktif menurut Sumarmo, Utari (2013:349), yaitu: (1) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu; (2) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa validitas argument, membuktikan, dan menyusun argumen yang valid; (3) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan pembuktian dengan induksi matematika. Indikator kemampuan penalaran yang digunakan dalam penelitian ini diambil 4 indikator yaitu (1) melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu; (2) menarik kesimpulan logis; (3) memeriksa validitas argumen; dan (4) memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada. Keempat indikator tersebut termasuk penalaran induktif dan dedukitf, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan penalaran secara umum. Berdasarkan indikator kemampuan penalaran yang dikemukan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya kemampuan penalaran sangat berkaitan dengan proses berpikir logis dan penarikan kesimpulan. Dari beberapa penjelasan mengenai penalaran, maka dapat disimpulkan bahwa penalaran (reasoning) merujuk pada kapasitas untuk berpikir secara logis tentang hubungan antara konsep dan situasi, kemampuan untuk berpikir reflektif, kemampuan untuk menjelaskan, dan kemampuan untuk memberikan pembenaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa, serta untuk mengetahui perbedaan peningkatan pealaran matematik mahasiswa kelompok atas dan bawah yang memperoleh pembelajaran dengan model Problem Based Learning. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun Akademik 2013/2014 di Program Studi pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Siliwangi angkatan 2012-2013, sedangkan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Random Sampling.Sampel penelitian adalah mahasiswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing sebanyak dua kelas, sehingga tidak dimungkinkan untuk membuat kelompok baru secara acak. Satu kelompok dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok dijadikan kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan pretes dan postes. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelompok kontrol. Metode ini dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada, Pretest dilakukan untuk menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan postes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes kemampuan penalaran matematik. Jenis tes pada penelitian ini adalah pretes dan postes. Pretes dilaksanakan sebelum pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematik pada materi yang akan dipelajari pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan postes diberikan setelah selesai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa, bentuk soal yang digunakan adalah uraian.

52 Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran... Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Data tersebut berasal dari pretes dan posttes yang diberikan pada kedua kelompok. Data yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan program SPSS 18. Untuk data hasil tes tertulis, ada beberapa perhitungan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut. (a) analisis deskriptif, bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai data yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah skor terendah, skor tertinggi, rata-rata dan standar deviasi.(b) Menghitung Gain Score, (c) Uji dua rata-rata pada hasil pretes, posttes dan gain dengan menggunakan SPSS 18. Perhitungan uji dua rata-rata dilakukan, yang sebelumnya menguji normalitas untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan untuk uji normalitas menggunakan SPSS 18. Kriteria pada uji normalitas yaitu suatu data berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig. Jika data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, maka uji selanjutnya adalah uji homogenitas. Tetapi jika salah satu atau kedua kelas memiliki data yang tidak berdistribusi normal, maka uji selanjutnya adalah uji Mann Whithney.(d) Melakukan uji hipotesis dengan ANOVA satu jalur. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji perbedaan dua rata-rata (uji t), diperoleh nilai signifikansi 0,015, nilai ini lebih kecil dari 0,025 ( 0,025). Hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa yang menggunakan pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Untuk peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa kelompok atas dan bawah diperoleh nilai signifikansinya 0,027, hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Sedangkan untuk melihat kelompok mana yang lebih baik dapat dilihat dari nilai rata-ratanya. Berdasarkan perhitungan diperoleh rata-rata kelompok atas 0,52 dan kelompok bawah 0,40, artinya nilai rata-rata kelompok atas lebih besar dari kelompok bawah. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematik pada kelompok atas lebih baik dari kelompok bawah. Pada pelaksanaan perkuliahan dengan menggunakan model PBL bahan ajar disajikan dimulai dengan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan dunia nyata mahasiswa dan mahasiswa dituntut untuk menganalisis permasalahan tersebut sampai menemukan pemecahannya. Pada saat proses memecahkan masalah tersebut mahasiswa akan mengaitkan konsep yang telah dimiliki sebelumnya dengan konsep baru. Pada awal perkuliahan menggunakan model PBL mahasiswa terlihat belum terbiasa dan masih kebingungan, hal ini terjadi karena bahan ajar yang disajikan menuntut mahasiswa berpikir lebih luas. Namun untuk pertemuan selanjutnya mahasiswa telah terbiasa dengan model pembelajaran PBL. Penggunaan model Problem Based learning mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan bekerja sama dalam kelompok dan mampu melakukan refleksi terhadap pelajaran yang telah dilaksanakan. Peran dosen hanya memberikan bantuan pada saat mahasiswa mengalami kesulitan, hal tersebut sejalan dengan konsep Bruner mengenai scaffolding,yang didefinisikan sebagai proses bantuan dalam menuntaskan masalah tertentu yang melampaui kapasitas kemampuan mahasiswa melalui bantuan dari seorang dosen atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih. Selanjutnya beberapa mahasiswa yang merupakan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain memberikan tanggapan. Peran dosen dalam diskusi kelas ini adalah memberikan

Ratna Rustina 53 pengarahan dan penjelasan apabila ada kelompok yang masih mengalami kesulitan. Dari ilustrasi tersebut jelas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model PBL dapat menjadikan suasana kelas menjadi aktif dan mahasiswa terlihat antusias mengikuti perkuliahan. Pada perkuliahan yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran yang konvesional pada kelas kontrol, aktivitas mahasiswa cenderung pasif dibandingkan dengan yang terjadi pada pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model PBL. Hal ini terjadi karena pada pembelajaran konvensional mahasiswa tidak dikelompokkan seperti pada pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Pada pembelajaran konvensional dosen aktif menerangkan, memberikan contoh soal, sedangkan mahasiswa duduk rapi sambil menyimak penjelasan dosen. Beberapa mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan dan dosen menjawab. Selanjutnya dosen memberikan soal kemudian meminta beberapa mahasiswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Kegiatan pada pembelajaran konvensional tersebut jelas terlihat bahwa aktivitas mahasiswa terlihat pasif, dan mahasiswa tidak terlihat antusias mengikuti perkuliahan, sehingga tidak memberikan hasil yang maksimal terhadap kemampuan penalaran mahasiswa. Hasil analisis statistik terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematik mahasiswa apabila dibandingkan dengan pembelajaran biasa/ konvensional. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih mengaktifkan keterlibatan mahasiswa dalam proses berpikir dibandingkan pada pembelajaran konvensional. Proses berpikir mahasiswa yang dimaksud adalah melakukan investigasi dan eksplorasi, melakukan analisis, mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan situasi atau masalah, jawaban-jawaban yang mungkin, mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan yang menjadi solusi terbaik. Kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah, mengonstruksi pemahamannya sendiri, menyajikan temuan dilatih pada pembelajaran dengan model Problem Based learning. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibrahim dan Nur (2000) yang berpendapat bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematik mahasiswa. Hasil interaksi antara variabel kelas dan kelompok pada kemampuan penalaran menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kemampuan awal peserta didik (atas dan bawah). Ini berarti terdapat interaksi antara kelas pembelajaran dan kelompok pengetahuan awal (atas dan bawah), atau dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan model Problem Based Learning di kelas eksperimen dalam hal peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Moyer & Grampp (1997 dalam Herman, 2006) yaitu bahwa aktivitas peserta didik yang beragam dalam pemecahan masalah membantu peserta didik menggunakan beragam gaya belajar untuk mengembangkan dan menunjukkan pemahaman matematikanya. Akan tetapi bukan berarti pada pembelajaran konvensional tidak dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematik mahasiswa. Pada pembelajaran konvensional terlihat dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematik mahasiswa meskipun tidak optimal. Perbedaan peningkatan tersebut terletak pada optimalisasi keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran dan proses berpikir mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Resnick (1987, dalam Ibrahim dan Nur 2000: 10) yang mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah membantu peserta didik untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar pentingnya peran orang dewasa.

54 Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran... SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV dan temuan selama pembelajaran dengan model Problem Based Learning, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut. (1) Peningkatan kemampuan penalaran matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (2) Peningkatan kemampuan pemahaman matematis mahasiswa pada kelompok atas lebih baik dari mahasiswa kelompok bawah yang mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. (1) Model pembelajaran Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam perkuliahan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasisswa dan memberikan suasana baru dalam perkuliahan seperti dosen tidak mendominasi proses perkuliahan sehingga mahasiswa terlibat aktif dan mereka mengkonstruksi sendiri pengetahuan. (2) Dosen hendaknya dapat mengubah paradigma perkuliahan di kelas dari yang menekankan pada hasil berpikir ke yang menekankan pada proses berpikir. (3) Pembelajaran dengan model Problem Based Learning memakan waktu yang relatif lama, maka mahasiswa harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara mendesain posisi tempat duduk sebelum perkuliahan dimulai sehingga waktu yang telah ditetapkan dapat digunakan seefisien mungkin. (4) Ketua Program Studi sebagai pemegang kebijakan di Program Studi dapat memberikan saran dan arahan kepada para dosen untuk mengaplikasikan model pembelajaran yang lebih bervariasi dalam proses perkuliahan sehingga tidak hanya menerapkan model pembelajaran konvensional, serta memberikan arahan bahwa soal-soal yang diberikan pada mahasiswa tidak hanya soal yang biasa tetapi hendaknya soal yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. (5) Untuk peneliti lebih lanjut, disarankan untuk memperluas populasi dan mengkaji aspek lain yang belum terjangkau dalam penelitian ini, seperti aktivitas mahasiswa dan kemandirian mahasiswa pada setiap langkah model Problem Based Learning. DAFTAR RUJUKAN Afgani, J. (2011). Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Ibrahim, M. & Nur, M. (2000) Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya. UNESA University Press Hidayat, E. (2009). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Herman, T. (2006).Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi pada PPS Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Bandung. Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Bandung: FMIPA UPI Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs. Jakarta: BPSDMPK Kemendikbud. Sumarmo, Utari. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Bandung: FMIPA UPI.