BAB V PENUTUP. 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

BAB 4 PENUTUP. pengguna Sterilisasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan, atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian atau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai penyelengaraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

UKDW BAB I PENDAHULUAN

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB IV TINJAUAN KRITIS DARI PERSPEKTIF TEORI MODEL PENGASUHAN UNTUK PEMBANGUNAN KARAKTER TERHADAP MODEL- MODEL PENGASUHAN OLEH

A. LATAR BELAKANG MASALAH

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

itu dijadikan sebagai panglima yang mengatur dan mengontrol kehidupan bersama.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.

BAB V PENUTUP. juga akan mencoba mengajukan beberapa rekomendasi atau saran.

BAB V PENUTUP. beberapa saran berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisanya.

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Silo DKI Jakarta adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB V KESIMPULAN. relasi antara ideologi dan gerakan sosial keagamaan. Dengan melihat penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari adat dan kebudayaan. Adat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratifika Dewi Irianto, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

PENGARUH KEARIFAN LOKAL TERHADAP SIKAP ETNIS NIAS DALAM MENGHADAPI PARA PENDATANG DI KOTA GUNUNGSITOLI

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

Pendidikan Agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia dapat dilihat terjadinya banyak tindak

BAB V PENUTUP. Simpulan dan Saran. Keduanya merupakan bagian penutup dari tesis ini.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

LAMPIRAN 1. Padoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 A Sopaheluwakan, Tjeritera tentang Perdjandjian Persaudaraan Pela (Bongso-bongso) antara negeri

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian Uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,

TANGGUNG JAWAB POLITIK GPIB DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI POLITIK

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB V PENUTUP. Interaksi sosial pasca konflik yang terjadi di Maluku perlu mendapat perhatian

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI LINGKUNGAN KELUARGA. Maria Purnama Nduru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Flores

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PENDEKATAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) TERHADAP PEMBENTUKAN SPIRITUAL

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

Pdt. Dr. Retnowati, M. Si Pdt. Totok S. Wiryasaputra, Th.M

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA

Transkripsi:

BAB V PENUTUP Dari penjelasan serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab yang terakhir ini akan dipaparkan kesimpulan yang berisi temuan-temuan mengenai Piring Nazar dalam perspektif Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan tentang saran-saran atau rekomendai sebagai signifikansi penelitian yang telah dilakukan. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah: 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai alat atau sarana dalam melakukan pewarisan iman dari orang tua kepada anak-anak. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tradisi Piring Nazar membantu para pelaku PAK Keluarga untuk mewujudkan tujuan dari Pendidikan Agama Kristen yang sudah di tetapkan sebagai suatu realitas. 2. Piring Nazar memiliki posisi yang penting bagi Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi Piring Nazar bisa dijadikan sebagai sarana dalam mencapai tujuan akhir Pendidikan Agama Kristen. Berdasarkan tujuan Pendidikan Agama Kristen yang dipaparkan, tradisi Piring Nazar mampu untuk mengambil peran penting dalam pelaksanaan tujuan Pendidikan Agama Kristen. 3. Ciri sosiologi masyarakat Maluku yang menonjolkan sifat tradisionalnya, menjadikan masyarakat Maluku sangat menjunjung tinggi ibadah. Masyarakat Maluku erat kaitannya dengan kekristenan oleh sebab itu, pada umumnya orang menyebut bahwa orang Maluku 103

adalah Kristen. Gereja Protestan Maluku yang menjadi lambang dari Kekristenan merupakan sebuah gereja suku, sehingga nilai-nilai budaya dalam masyarakat Maluku lebih mudah diterima. Hal ini pada akhirnya mendukung orang Kristen di Maluku untuk menerima tradisi Piring Nazar sebagai bagian dari kehidupan Kekristenan mereka dalam keluarga. 4. Tradisi Piring Nazar dapat terintenalisasi dalam diri mahasiswa disebabkan oleh didikan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak. Ada berbagai macam metode dan tahapan dalam menginternalisasi tradisi Piring Nazar dalam diri mahasiswa. Salah satu pola pendidikan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang dapat menginternalisasi tradisi Piring Nazar adalah dengan melakukan sosialisasi. Orang tua memberikan contoh dan teladan kemudian anak-anak menemukan sendiri maksud dan tujuan dari tradisi Piring Nazar hingga mereka memiliki kesadaran bahwa tradisi Piring Nazar dapat membantu mereka berkembang secara Kristiani dan tradisi ini kemudian menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan rohaniah mereka. 5. Memberikan keteladanan kepada anak melalui proses sosisialisasi haruslah diberengi dengan sikap kritis. Apabila yang dilakukan hanya proses sosislaisasi saja maka akan timbul berbagai pemahaman yang berbeda-beda dan bahkan bertentangan dengan nilai Kekristenan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah keteladanan atau contoh yang diberikan oleh orang tua dalam melakukan tradisi Piring Nazar sangat membantu anak-anak menemukan makna Kristiani dari tradisi Piring Nazar. Namun perlu dikritisi kembali makna yang sudah mereka dapatkan sehingga makna yang sudah terinternalisasi dalam diri mereka dapat mereka pertanggungjawabkan dalam kehidupan bersama dengan kelompok-kelompok lainnya. 104

6. Posisi tradisi Piring Nazar dalam Pendidikan Agama Kristen bagi keluarga sangat penting, karena telah menjadi salah satu bentuk atau metode pembelajaran untuk menurunkan nilai-nilai Kristiani dari orang tua kepada anak-anak. Dalam tradisi Piring Nazar ditemukana berbagai nilai-nilai Kristiani yang mendukung terlaksananya tujuan Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga dan tujuan keluarga Kristen. Nilai-nilai Kekristenan yang ada dalam tradisi Piring Nazar adalah mengembangkan karakter Kristen, terutama dalam hal berdoa, mempersembahkan, membangun relasi yang ebih dekat dengan Tuhan dan sesama, serta adanya pembelajaran untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Nilai-nilai yang positif ini baik untuk dikembangkan namun nilai atau pemaknaan yang negatif perlu untuk dikoreksi ulang baik oleh pribadi itu sendiri maupun oleh lembaga keagamaan yang dalam hal ini adalah Gereja Protestan Maluku. 5.2 Saran dan Rekomendasi 5.2.1 Saran Bagi Gereja Protestan Maluku (GPM) Selaku gereja yang ada di Maluku, kiranya perlu untuk memperhatikan dan menjaga agar salah satu tradisi Kristen yang ada di Maluku ini tetap dipertahankan dan bahkan bisa menjadikan GPM sebagai gereja percontohan yang memanfaatkan sebuah kebiasaan warga jemaat (Masyarakat Maluku) sebagai alat Pendidikan Agama Kristen bagi Warga Jemaat, khususnya Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga. Untuk mewujudkan hal itu, maka GPM perlu melakukan pemberdayaan dan membekali orang tua ( jemaat umum dan kaum dewasa) dalam melakukan Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga. 105

5.2.2 Saran Bagi Mahasiswa yang Berasal Dari Ambon Sebagai seorang mahasiswa tentunya sudah dapat memilih hal-hal apa yang berguna bagi masa depan dan hal mana yang tidak berguna. Seorang mahasiswa juga dituntut untuk mandiri dan bertanggung jawab. Dengan demikian adalah suatu kebutuhan untuk tetap mempertahankan tradisi yang sudah dilakukan selama berada di Salatiga dan bahkan ketika sudah bekerja dan berkeluarga. Ajarkanlah itu kepada anak-anak agar mereka tetap mengenal dan mengembangkan sebuah tradisi Kristen yang luhur dan baik. 5.2.3 Saran Bagi Orang Tua Tugas sebagai orang tua adalah tugas yang sulit dilakukan. Orang tua memiliki banyak sekali tugas dan tanggung jawab, sehingga ada beberapa keluarga yang akhirnya mengabaikan kebutuhan utama anak-anak. Ketika seseorang sudah mengambil keputusan untuk menjadi orang tua maka perlu ada suatu kesadaran bahwa salah satu tugas orang tua Kristen adalah memberikan Pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak secara langsung, bukan hanya melalui gereja dan sekolah. Ada banyak cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan tetap mempertahankan kekayaan budaya yang ada di Ambon yaitu tetap mengajarkan tradisi Piring Nazar karena tradisi ini adalah sebuah tradisi Kristiani yang perlu dikembangkan, sekaligus merupakan pusat pembentukan rohani. 5.2.4 Saran Bagi Penelitian selanjutnya Setiap penelitain tentu saja memiliki kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, wawasan, lokasi, informan dan bahkan karena beberapa hal-hal yang 106

bersifat akademis. Sangat diharapkan jika diadakan penelitian selanjutnya, untuk mengembangkan penelitian ini dengan menemukan sebuah model Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga yang dapat digunakan dalam membantu gereja dalam hal ini adalah Gereja Protestan Maluku (GPM). Penting untuk memanfaatkan kebudayaan atau kearifan lokal agar jemaat dapat dengan mudah mengerti pengajaran yang sedang dilakukan karena jemaat juga memiliki identitas lain yaitu sebagai pelaku budaya. 107