Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober No. 54/10/73/Th. XXI, 02 Oktober BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Sulawesi Selatan Bulan Bulan Sulawesi Selatan Deflasi 0,07 persen Pada bulan, Sulawesi Selatan mengalami deflasi 0,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen () sebesar 129,98. Dari 5 kota di Sulawesi Selatan, 1 kota tercatat inflasi dan 4 kota lainnya tercatat deflasi. terjadi di Parepare 0,10 persen dengan 125,44. Deflasi tertinggi di Watampone -0,14 persen dengan 126,73 dan deflasi terendah di Palopo -0,04 persen dengan 127,48 Deflasi yang terjadi di Sulawesi Selatan pada ini disebabkan oleh turunnya harga pada dua kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar -1,39 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,04 persen, meskipun lima kelompok lainnya inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang sebesar 0,63 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,64 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-) Sulawesi Selatan sebesar 3,39 persen dan laju inflasi year on year ( terhadap 2016) sebesar 4,17 persen Kota Makassar pada mengalami deflasi 0,08 persen, tingkat inflasi tahun kalender sebesar 3,30 persen dan tingkat tahun ke tahun ( terhadap 2016) sebesar 4,07 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 1
Penghitungan inflasi Sulawesi Selatan bulan didasarkan pada hasil Survei Harga Konsumen yang dilakukan oleh BPS Provinsi Sulawesi Selatan pada pasar tradisional dan pasar modern/swalayan di 5 kota nasional yaitu : Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare dan Palopo terjadi deflasi di Sulawesi Selatan sebesar -0,07 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen () dari 130,07 pada Agustus menjadi 129,98 pada. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-) sebesar 3,39 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun ( terhadap 2016) sebesar 4,17 persen. Terjadinya deflasi di Sulawesi Selatan pada disebabkan oleh turunnya harga pada dua kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar -1,39 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,04 persen, meskipun lima kelompok lainnya inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang sebesar 0,63 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,64 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada antara lain: cabai rawit, tomat sayur, tomat buah, bawang merah, kangkung, sawi hijau, daging ayam ras, kacang panjang, angkutan udara dan wortel. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah: biaya Akademi/Perguruan Tinggi, ikan bandeng, emas perhiasan, biaya SLTA, beras, biaya SD, garam, kentang, apel dan biaya SLTP. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar -0,3442 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,0071 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0134 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0353 persen; kelompok sandang 0,0468 persen; kelompok kesehatan 0,0191 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,1647 persen. Tabel 1 dan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, Kalender, dan Ke Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100) Kelompok Pengeluaran Desember 2016 Agustus Laju Kalender ke (5) (6) (7) U m u m (Headline) 125.71 130.07 129.98-0.07 3.39 4.17 1. Bahan Makanan 144.66 149.28 147.20-1.39 1.76 3.55 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan 124.73 128.69 128.79 0.08 3.26 3.77 Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan 122.94 128.67 128.89 0.17 4.84 5.55 Bakar 4. Sandang 120.97 123.76 124.55 0.63 2.95 2.60 5. Kesehatan 117.78 120.04 120.61 0.48 2.41 3.00 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 109.05 110.65 113.57 2.64 4.14 4.23 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 119.24 124.08 124.03-0.04 4.01 4.46 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Provinsi Sulawesi Selatan (2012=100) (persen) Kelompok Pengeluaran Andil (%) (1) (2) U M U M -0.0719 1. Bahan Makanan -0.3442 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0.0134 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0.0353 4. Sandang 0.0468 5. Kesehatan 0.0191 6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0.1647 7. Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan -0.0071 dan andil Kelompok Bahan Makanan Agustus (%) Tabel 3 dan Andil Kelompok Bahan Makanan (%) BAHAN MAKANAN -1.39-0.3442 1 Padi-2an,umbi-2an & hslnya 0.68 0.0367 2 Daging & hasilnya -1.28-0.0238 3 Ikan Segar -0.10 0.0042 4 Ikan Diawetkan dan andil Kelompok Bahan Makanan 0.10 0.0015 5 Telur, susu dan hasilnya Agustus (%) -0.26-0.0061 6 Sayur-sayuran -6.60-0.1783 7 Kacang-kacangan 0.17 0.0009 8 Buah-buahan -2.25-0.0475 9 Bumbu-bumbuan -6.83-0.1331 10 Lemak dan Minyak 0.05 0.0004 11 Bahan makanan lainnya 1.04 0.0009 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 3
Tabel 4 dan andil kelompok Makanan Jadi, minuman, rokok dan tembakau MAKANAN JADI, MIN, ROKOK & TEMBAKAU 0.08 0.0134 1 Makanan Jadi 0.16 0.0153 2 Minuman yang tidak beralkohol -0.15-0.0047 3 Tembakau dan Min. beralkohol 0.06 0.0028 dan andil Agustus (%) Tabel 5 dan andil Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Dan Bahan Bakar (%) PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 0.17 0.0353 1 Biaya tempat tinggal 0.22 0.0268 2 Bahan bakar, penerangan dan air 0.00 0.0000 3 Perlengkapan rumahtangga 0.32 0.0095 4 Penyelenggaraan rumahtangga -0.03-0.0010 Tabel 6 dan andil Kelompok Sandang (%) SANDANG 0.63 0.0468 1 Sandang laki-laki 0.13 0.0028 2 Sandang wanita 0.08 0.0013 3 Sandang anak-anak 0.45 0.0059 4 Barang pribadi dan sandang lainnya 1.75 0.0368 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober
Tabel 7 dan andil Kelompok Kesehatan (%) KESEHATAN 0.48 0.0191 1 Jasa kesehatan 0.83 0.0107 2 Obat-obatan 0.20 0.0013 3 Jasa perawatan jasmani 0.25 0.0012 4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0.35 0.0060. Tabel 8 dan andil Kelompok Pendidikan, Rekreasi, Dan Olahraga Agustus (%) (1) (2) (3) PENDIDIKAN, REKREASI & OLAHRAGA 2.64 0.1647 1 Jasa pendidikan 5.59 0.1651 2 Kursus-kursus/Pelatihan 0.00 0.0000 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0.00 0.0000 4 Rekreasi 0.00 0.0000 5 Olahraga -0.40-0.0004 Tabel 9 dan andil Kelompok Transpor, Komunikasi Dan Jasa Keuangan (%) (1) (2) (3) TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -0.04-0.0071 1 Transpor -0.15-0.0177 2 Komunikasi dan Pengiriman 0.00 0.0000 3 Sarana dan Penunjang Transpor 0.70 0.0106 4 Jasa Keuangan 0.00 0.0000 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 5
PERBANDINGAN INFLASI PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 Pada bulan Sulawesi Selatan mengalami deflasi 0,07 persen, deflasi bulan ini berbanding terbalik dengan bulan yang sama tahun 2016 yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dan tahun 2015 sebesar 0,54 persen. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-) sebesar 3,39 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun ( terhadap 2016) sebesar 4,17 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2016 dan 2015 masing-masing sebesar 2,17 persen dan 3,57 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk tahun 2016 dan tahun 2015 masing-masing sebesar 3,07 persen dan 8,36 persen. Tabel 10 Tingkat Bulanan, Kalender dan ke, 2015 (Persen) Tingkat 2015 (2012 = 100) 2016 (2012 = 100) (2012 = 100) 1. 0,54 0,32-0,07 2. kalender (Januari-) 3,57 2,17 3,39 3. ke ( tahun n terhadap tahun n-1) 8,36 3,07 4,17 SEPTEMBER KOTA MAKASSAR DEFLASI 0,08 PERSEN Kota Makassar pada ini mengalami deflasi 0,08 persen, atau terjadi perubahan indeks dari 130,71 pada bulan Agustus turun menjadi 130,61 pada bulan. Laju inflasi tahun kalender (Januari-) sebesar 3,30 persen, dan laju inflasi tahun ke tahun ( terhadap 2016) sebesar 4,07 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya harga-harga komoditi yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar -1,45 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,06 persen, meskipun kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,12 persen; kelompok sandang 0,78 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,55 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 2,35 persen. Tabel 11 dan Tingkat Kota Makassar, Kalender, dan Ke Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100) Kelompok Pengeluaran Desember 2016 Agustus Laju Kalender ke (5) (6) (7) U m u m (Headline) 126.44 130.71 130.61-0.08 3.30 4.07 1. Bahan Makanan 147.61 151.69 149.49-1.45 1.27 3.08 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan 123.81 128.07 128.18 0.09 3.53 4.02 Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan 123.85 129.16 129.31 0.12 4.41 5.14 Bakar 4. Sandang 123.50 126.56 127.55 0.78 3.28 3.00 5. Kesehatan 118.91 120.99 121.66 0.55 2.31 2.98 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108.62 110.42 113.02 2.35 4.05 4.18 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 119.11 124.35 124.28-0.06 4.34 4.72 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober
PERBANDINGAN ANTAR KOTA DI PULAU SULAWESI Kota-kota di wilayah pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, 4 kota tercatat inflasi dan 7 kota lainnya tercatat deflasi. tertinggi terjadi di Bau-bau sebesar 0,14 persen dengan 132,65, sedangkan inflasi terendah terjadi di Mamuju sebesar 0,01 persen dengan 129,55. Deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar -1,04 persen dengan 128,26 dan deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar -0,04 persen dengan 127,48. (lihat tabel 12 kolom 5). Laju inflasi tertinggi berdasarkan tahun kalender terjadi di Watampone sebesar 5,37 persen, diikuti berturut-turut Bulukumba sebesar 4,66 persen; Palu sebesar 3,91 persen; Gorontalo sebesar 3,73 persen; Kendari sebesar 3,46 persen; Makassar sebesar 3,30 persen; Mamuju sebesar 3,21 persen; Palopo sebesar 2,99 persen; Bau-bau sebesar 2,93 persen; Parepare sebesar 2,74 persen; dan Manado sebesar 2,09 persen. Laju inflasi tertinggi berdasarkan tahun ke tahun ( terhadap 2016) terjadi di Bulukumba sebesar 5,65 persen, diikuti berturut-turut Watampone sebesar 5,54 persen; Palu sebesar 4,61 persen; Mamuju sebesar 4,53 persen; Gorontalo sebesar 4,41 persen; Parepare sebesar 4,08 persen; Makassar sebesar 4,07 persen; Kendari sebesar 3,49 persen; Manado sebesar 3,42 persen; Palopo sebesar 3,63 persen; dan Bau-bau sebesar 2,37 persen. Tabel 12 Perbandingan Indeks dan Antar Kota di Pulau Sulawesi (2012=100) Kota Desember 2016 Agustus Laju Kalender ke (5) (6) (7) 01.BAU-BAU 128.87 132.46 132.65 0.14 2.93 2.37 02.PAREPARE 122.09 125.32 125.44 0.10 2.74 4.08 03.GORONTALO 121.78 126.20 126.32 0.10 3.73 4.41 04.MAMUJU 125.52 129.54 129.55 0.01 3.21 4.53 05.PALOPO 123.78 127.53 127.48-0.04 2.99 3.63 06.BULUKUMBA 130.24 136.39 136.31-0.06 4.66 5.65 07.MAKASSAR 126.44 130.71 130.61-0.08 3.30 4.07 08.PALU 127.09 132.23 132.06-0.13 3.91 4.61 09.WATAMPONE 120.27 126.91 126.73-0.14 5.37 5.54 10.KENDARI 121.68 126.86 125.89-0.76 3.46 3.49 11.MANADO 125.64 129.61 128.26-1.04 2.09 3.42 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 7
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Jl. Haji Bau No. 6 Makassar-Sulawesi Selatan 90125 A k m a l, S.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi Telepon: (0411) 854838, Pesawat 413 E-mail: akmal@bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober