ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan.

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperjual-belikan sekuritas. Lebih lanjut Sunariyah (2006:5) menyatakan Pasar

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN. Devvi Kartika Sari Bambang Hadi Santoso

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI. Moh. Rizal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI. Mohammad Ichsanuddin

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menjadi pedoman dalam pemecahan permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pemberi dana (lender) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE. Evy Nurchoiria

Youvia Clara Agmiviolya M. Dzulkirom AR R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

OPTIMALISASI PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

PENERAPAN ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM BLUE CHIPS PADA BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL

APLIKASI MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PEMILIHAN HARGA SAHAM YANG OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

Rita Indah Mustikowati, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

Transkripsi:

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Moch. Erric Valdino erric_valdino@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is entitled Portfolio Analysis with Single Index Model to Select Optimal Stock at Telecommunication Companies in Indonesia Stock Exchange. The purpose of this research is to apply single index model to form optimal stocks in considering stock investment at telecommunication companies in Indonesia Stock Exchange. The data is the Composite Stock Price Index (IHSG), dividend sharing, individual stock price, and interest rate in 2010-2012. This research is conducted in Indonesia Stock Exchange (BEI) at STIESIA (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia) Surabaya. The calculation is carried out by using profit rate formulas and individual stock risk rate. Then, the Excess Return to Beta (ERB) value and Cut off Point (Ci) is calculated. Stock which has ERB is bigger than Ci is categorized in optimal portfolio. The results of the research of 6 samples companies have obtained 2 optimal stocks which have ERB value higher than Ci value. The stock which is categorized in optimal portfolio is PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk and PT. Indosat Tbk has profit rate 0.1578 and risk rate is 0.1160. Keywords: Single Index Model, Investment, Stock ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Portofolio Dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memilih Saham Optimal Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan model indeks tunggal untuk membentuk sahamsaham yang optimal dalam pertimbangan investasi saham pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pembagian dividen, serta harga saham individu dan tingkat suku bunga tahun 2010-2012. Penelitian ini berlokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di STIESIA (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia) Surabaya. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus tingkat keuntungan dan tingkat risiko saham individu. Setelah itu menghitung menghitung nilai Excess Return To Beta (ERB) dan Cut Off Point (Ci). Saham yang memiliki ERB lebih besar daripada Ci masuk dalam kategori portofolio optimal. Hasil penelitian dari 6 perusahaan yang menjadi sampel diperoleh 2 saham yang optimal yaitu saham yang memiliki nilai ERB lebih tinggi daripada nilai Ci. Saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Indosat Tbk dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1578 dan tingkat risiko sebesar 0,1160. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, Investasi, Saham Pendahuluan Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

2 sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Ada beberapa daya tarik pemodal untuk melakukan investasi dalam pasar modal. Pertama, pasar modal diharapkan akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka ( Husnan, 2005:3 ). Dalam dunia bisnis yang sebenarnya hampir semua melakukan investasi mengandung unsur ketidak pastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Pengembalian dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan risiko tidak dapat dipisahkan. Adanya perbedaan dalam memandang risiko ini maka perlu adanya pengelolaan kesempatan investasi, yaitu dengan penciptaan berbagai pengelolaan investasi alternatif. Dengan adanya keadaan tersebut, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Dalam menghadapi risiko, investor akan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu investor yang menghindari risiko, investor yang mempertimbangkan risiko, dan investor yang menyukai risiko. Salah satu karakterikstik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Diversifikasi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam portofolio mereka karena pada umumnya para investor tidak seluruhnya menginvestasikan dananya pada satu saham. Tujuan melakukan diversifikasi saham adalah untuk mengurangi risiko yang terjadi jika investor hanya menginvestasikan seluruh dananya pada satu saham dan ternyata mengalami penurunan yang tidak terduga sehingga akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Investasi dalam saham juga mendatangkan keuntungan berupa capital gain ( loss ) dan yield. Capital gain ( loss ) adalah pendapatan yang diterima investor dari kelebihan harga jual atau harga beli saham sedangkan yield merupakan pendapatan yang diterima investor secara periodik, biasanya dalam bentuk dividen atau bunga. Dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dan biasanya dibagikan sekurangkurangnya sekali dalam setahun. Dari keuntungan-keuntungan tersebut menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk mengembangkan modalnya pada bursa saham. Investor memilih portofolio yang memberi kepuasan melalui risiko dan return. Dengan portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Menurut Tandelilin (2010:157) Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien. Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Model-model analisis portofolio yang dapat digunakan oleh investor antara lain adalah model Markowitz dan model indeks tunggal. Model Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset berisiko, padahal pada kenyataannya investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri dari aset bebas risiko. Sedangkan Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Menurut Jogiyanto (2010:339) Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Asumsi-asumsi dari model indeks

3 tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar yang searah dengan perubahan IHSG. Model indeks tunggal ini dapat diterima dan mewakili kenyataan sesungguhnya tergantung dari seberapa besar asumsi-asumsi ini realistis. Dengan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikemukakan adalah bagaimana memilih portofolio saham optimal pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal? Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi pada investor bagaimana menentukan saham-saham yang masuk ke dalam portofolio optimal pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Tinjauan Teoritis Pengertian Pasar Modal Definisi pasar modal menurut (Tandelilin, 2010:26 ) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Jenis Pasar Modal Menurut (Samsul, 2006:46), pasar modal juga memiliki beberapa jenis dalam perdagangan sekuritas, antara lain sebagai berikut: (1) Pasar Pertama (Perdana) merupakan tempat di mana perusahaan pertama kali menjual surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan berupa penawaran perdana ke publik, (2) Pasar Sekunder yang merupakan tempat perdagangan surat berharga antar sekuritas baru yang sudah dijual di pasar perdana dengan sekuritas perusahaan lain yang berada di pasar sekunder dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek, (3) Pasar Ketiga yaitu sarana transaksi perdagangan surat berharga antara market marker serta investor dan harga dibentuk oleh market marker, dan (4) Pasar Keempat yaitu merupakan sarana transaksi perdagangan antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Pengertian Investasi Investasi menurut (Sunariyah, 2006:4) merupakan penanaman untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan memiliki jangka waktu dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Jenis-jenis investasi Investasi menurut (Jogiyanto, 2008:6) dapat berupa investasi secara langsung atau direct investing dan investasi tidak langsung atau indirect investing. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva - aktiva keuangan dari perusahaan lain. Tujuan investasi menurut (Tandelilin, 2010:8) adalah untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan menghemat pajak. Pengertian Saham Definisi saham yaitu merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritasnya dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya ( Husnan, 2004:13 ).

4 Jenis Saham Menurut ( Jogiyanto, 2008:107 ) saham dibedakan atas tiga jenis saham, antara lain: (1) Saham biasa yaitu sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan, (2) Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham ini memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen, dan (3) Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan yang pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. Keuntungan dan Kerugian Investasi dalam Bentuk Saham Kelebihan dari investasi biasa ini adalah kemampuannya untuk memberikan tingkat keuntungan atau rate of return yang tidak terhingga. Darmadji dan Fakhruddin (2001:8) menyatakan bahwa investasi pada saham memang memberikan harapan pengembalian dan tingkat keuntungan yang tinggi. Manfaat yang diterima investor dalam investasi saham di pasar modal antara lain untuk mendapatkan dividen dan memperoleh capital gain. Sedangkan kerugian yang diterima investor yaitu tidak mendapat dividen, memperoleh capital loss, perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, dan saham di delist dari bursa (delisting). Pengertian Portofolio Portofolio merupakan sekumpulan kesempatan investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham yang mana yang akan dipilih dan menentukan proporsi dana yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Suatu portofolio dibentuk guna memanfaatkan secara optimal situasi dan kondisi yang didasarkan pada pertimbangan risiko dan keuntungan. Portofolio mempunyai beberapa alternatif dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat keuntungan yang bergerak positif didalam portofolio ( Husnan, 2001:49 ). Return dan Risiko Portofolio Return portofolio dan risiko portofolio keduanya merupakan hasil dari investasi. Dalam berinvestasi di samping menghitung expected return, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Mengukur return dan risiko untuk seluruh sekuritas didalam portofolio sangat penting bagi manajer portofolio ( Jogiyanto, 2008:239 ). Expected Return Portofolio (E(Rp)) Expected Return dari portofolio menurut (Halim, 2005:37) adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan masing-masing saham. Menurut (Jogiyanto, 2008:240) terdapat beberapa aspek return portofolio dalam mengukur sekuritas tunggal, antara lain: (1) Return Realisasi yang merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Keuntungan ini dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dan (2) Return Ekespektasi Portofolio yang merupakan ratarata tertimbang dari return-return ekspektasi (yang diharapkan) tiap-tiap sekuritas tunggal didalam portofolio. Risiko Portofolio Menurut (Halim, 2005:42), risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan ( expected return ) dengan tingkat pengembalian aktual ( actual return ). Semakin besar penyimpangannya, berarti semakin besar tingkat risikonya. Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) Investor yang menyukai risiko ( Risk Seeker ) adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan expected return yang sama

5 dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi, (2) Investor yang netral terhadap risiko ( Risk Neutral ) yaitu investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Atau dengan kata lain, investor lebih bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan (3) Investor yang menghindari risiko ( Risk Averter ) yaitu investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan expected return yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah karena investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana. Menurut (Halim, 2005:43), dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar/ umum merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro ( perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dsb ) yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini juga disebut risiko yang tidak dapat didiversifikasi ( undiversifiable risk ). Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Risiko ini juga disebut risiko yang dapat didiversifikasi ( diversifiable risk ). Kedua jenis risiko tersebut tampak pada gambar berikut ini: Risiko Portofolio Risiko Tidak Sistematis Risiko Sistematis Risiko Total Jumlah saham dalam portofolio Gambar 1 Risiko Sistematis, Risiko Tidak Sistematis, dan Risiko Total Sumber: Halim ( 2005:43 ) Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah saham dalam portofolio, maka semakin kecil risiko yang tidak sistematis. Karena risiko tidak sistematis merupakan risiko unik suatu perusahaan, yaitu hal buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi di dalam portofolio. Oleh sebab itu, risiko ini menjadi tidak relevan dalam portofolio, sehingga yang relevan bagi investor adalah risiko sistematis/ risiko pasar yang diukur dengan beta (β). Kemudian, risiko total merupakan penjumlahan dari risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.

6 Risiko portofolio tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masingmasing sekuritas tunggal. Menurut Harry M. Markowitz, syarat utama untuk mengurangi risiko didalam portofolio adalah return untuk masing-masing saham tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Diversifikasi Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi (portofolio) bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return harapan (Tandelilin, 2010:115). Diversifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu diversifikasi secara random dan diversifikasi secara markowitz. Konsep Pembentukan Portofolio Optimal Menurut (Tandelilin, 2010:156), portofolio yang optimal dapat dibentuk dengan adanya tiga konsep dasar pembentukan antara lain sebagai berikut: 1. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal Menurut (Tandelilin, 2010:157) dikatakan sebagai portofolio efisien di mana dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan expected return dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan expected return tertentu. Sedangkan, portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien dan sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap expected return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Portofolio yang efisien dan portofolio optimal ditunjukkan oleh gambar 2 dibawah ini: Return yang diharapkan (E(Rp)) u 1 Garis permukaan efisien B-C-D-E D u 2 E C G Titik-titik portofolio B H optimal B, C, D, E A Risiko (σ p ) Gambar 2 Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal Sumber: Tandelilin ( 2010:161 )

7 Garis horizontal menggambarkan risiko suatu portofolio (σ p ), sedangkan garis vertikal menggambarkan return portofolio yang diharapkan (E(Rp)). Bidang ABCDEGH menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Bagian yang ditunjukkan oleh garis BCDE disebut sebagai permukaan efisien (efficient frontier), yaitu kombinasi asetaset yang membentuk portofolio yang efisien. Bagian yang ditunjukkan oleh titik BCDE merupakan pilihan-pilihan portofolio terbaik bagi investor dibandingkan bagian AGH. Titiktitik C, D, E yang terlihat lebih baik (dominan) dibanding titik G dan H, karena mampu menawarkan expected return yang lebih tinggi pada tingkat risiko yang sama. Oleh karenanya, pilihan investor nantinya akan berada di titik-titik yang ditunjukkan oleh garis BCDE dalam menentukan portofolio yang paling optimal. Jadi, portofolio optimal yang tepat bagi investor adalah portofolio pada titik D, karena portofolio tersebut menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut. 2. Fungsi Utilitas dan Kurva Indeferen Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan, semakin tinggi utilitas alternatif tersebut. Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return yang diharapkan. Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik kurva indeferen sebagai berikut: Return yang diharapkan (E(Rp)) u 3 u 2 u 3 u 1 u 2 u 1 u 1a u 1b Peningkatan Utilitas Risiko (σ p ) Gambar 3 Fungsi Utilitas dan Kurva Indeferen Sumber: Tandelilin ( 2010:158 ) Garis horizontal menggambarkan risiko suatu portofolio (σ p ), sedangkan garis vertikal menggambarkan return portofolio yang diharapkan (E(Rp)). Tiga kurva indeferen yang menunjukkan fungsi utilitas dilambangkan sebagai u 1, u 2, u 3. Setiap kurva indeferen menggambarkan kumpulan portofolio dengan return yang diharapkan dan risikonya masing-masing. Titik-titik yang terletak pada kurva indeferen u 1 yaitu titik u 1a dan u 1b menunjukkan kombinasi return yang diharapkan dan risiko tertentu, di mana titik u 1a mempunyai return yang diharapkan dan risiko lebih kecil daripada titik u 1b. Kemiringan (slope) positif pada setiap kurva indeferen menggambarkan bahwa investor ingin memaksimalkan expected return pada risiko tertentu. Semakin jauh suatu kurva indeferen dari sumbu horizontal, semakin tinggi pula fungsi utilitas bagi seorang investor. Sedangkan semakin tinggi utilitas suatu kurva indeferen, semakin tinggi pula expected return pada risiko

8 tertentu. Jadi dapat disimpulkan pada gambar 3 terlihat bahwa kurva indeferen u 3 mempunyai utilitas yang paling tinggi dibanding dua kurva lainnya. 3. Aset Berisiko dan Aset Tidak Berisiko Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada berbagai aset, baik aset yang berisiko maupun aset yang bebas risiko, ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut. Aset berisiko merupakan aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa mendatang masih mengandung ketidakpastian. Sedangkan, aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat returnnya di masa mendatang sudah bisa dipastikan saat ini. Pilihan investor atas aset-aset tersebut akan tergantung dari sejauh mana preferensi investor terhadap risiko. Semakin enggan seorang investor terhadap risiko ( risk averse ), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih banyak pada aset-aset yang bebas risiko. Model Indeks Tunggal Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar ( Jogiyanto, 2008:323). Secara umum perubahan saham memberikan pergerakan terhadap indeks pasar sehingga dapat memberikan pertimbangan dalam analisis investasi. Indeks yang digunakan secara umum adalah Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ). Didalam model ini risiko investasi yang terjadi adalah risiko sistematik, sehingga investor perlu menaksir besar betanya untuk ukuran risiko. Keuntungan saham berasal dari perubahaan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahanperubahan nilai pasar. Munurut ( Jogiyanto, 2003:246 ) Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio serta dapat juga langsung digunakan dalam analisis portofolio dan risiko portofolio. Asumsi-asumsi model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek diluar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan umum terhadap indeks pasar. Pembentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Dalam menentukan portofolio yang optimal diperlukan beberapa proses perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang perusahaan. Perhitungan tersebut dimudahkan sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio yang optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara excess return to beta. Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. Portofolio yang optimal berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Untuk menentukan batas nilai ERB yang dikatakan tinggi maka diperlukan sebuah titik pembatas atau Cutt-Off Point ( Jogiyanto, 2003:253 ). Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, mengambil tiga sumber referensi dari penelitian sebelumnya berkaitan dengan analisis portofolio dengan model indeks tunggal. Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1 mapping persamaan dan perbedaan dibawah ini:

9 Nama Peneliti Handiartanti (2010) Sholihah (2011) Atmaja dan Widodo (2010) Tabel 1 Mapping Persamaan dan Perbedaan Penelitian Judul Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Analisis Portofolio Indeks Hasil penelitian Dengan Model Indeks Tunggal menunjukkan terdapat Tunggal Untuk 3 saham yang Memilih Saham-saham digolongkan Sebagai Pertimbangan portofolio optimal Investasi Pada yaitu PT. Bank Mega Perusahaan Perbankan Tbk, PT. Bank Yang Go Public Di Ekonomi Raharja Tbk, Bursa Efek Indonesia dan PT. Bank Internasional Indonesia. Analisis Portofolio Optimal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Berkapitalisasi Pasar Terbesar Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Menggunakan Single Index Model Penerapan Analisis Portofolio Saham Dalam Rangka Optimalisasi Return Dan Minimalisasi Risiko Pada Perusahaan LQ45 Indeks Tunggal Indeks Tunggal Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 2 saham saham yang membentuk portofolio optimal yaitu PT. Mayora Indah dan PT. Delta Djakarta. Hasil penelitian menunjukkan portotolio optimal yaitu : PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. Astra International Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk. Penelitian sekarang Analisis Portofolio Dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memilih Saham Yang Optimal Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Indeks Tunggal Mengetahui manakah yang termasuk potofolio saham optimal pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian kali ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebagai berikut :

10 Persamaan dan Perbedaan Dalam penelitian kali ini sama-sama menganalisis saham manakah yang membentuk portofolio optimal serta teknik analisa data yang digunakan sama-sama menggunakan metode indeks tunggal. Sedangkan perbedaan penelitian kali ini terletak pada obyek yang diteliti. Pada penelitian kali ini obyek yang diteliti adalah Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada penelitian terdahulu obyek peneliti oleh Handiartanti (2010) adalah Perusahaan Pebankan di Bursa Efek Indonesia. Sholihah (2011) mengambil obyek peneliti perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Atmaja dan Widodo (2010) menggunakan perusahaan LQ45 sebagai obyek penelitian. Data yang digunakan oleh peneliti terdahulu adalah data bulanan yaitu harga saham, ihsg, dan sertifikat bank indonesia, sedangkan peneliti sekarang menggunakan data tahunan yaitu mulai 2010-2012. Metode Penelitian Jenis Penelitian dan Gambaran Dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang menggambarkan obyek yang diteliti, dimana data dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. Gambaran objek populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 yaitu semua perusahaan yang diambil sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel yang digunakan diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, artinya yang dijadikan sampel penelitian adalah sampel yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Adapun pertimbangan pengambilan sampel adalah perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 dan perusahaan telekomunikasi yang sahamnya aktif diperdagangkan tahun 2010-2012. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam pengambilan sampel, maka yang memenuhi kriteria tersebut adalah: PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT. Indosat Tbk,dan PT. XL Axiata Tbk, PT. Inovisi Infracom Tbk, PT. Bakrie Telecom Tbk dan PT. Smartfren Tbk. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan investasi portofolio. Data ini merupakan landasan teoritik yang digunakan sebagai dasar untuk menjamin tetap terjaganya kualitas nilai ilmiah dalam penelitian ini. Sedangkan dokumentasi merupakan cara untuk mendapatkan data melalui catatan-catatan serta dokumen-dokumen tertulis. Dalam penelitian ini mempelajari informasi yang terdapat dalam catatan atau dokumentasi tentang harga saham, dividen dan lain-lain yang berhubungan dengan investasi portofolio dan diperoleh secara langsung dari Bursa Efek Indonesia.

11 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Sedangkan definisi Operasional variabel adalah suatu pernyataan yang dapat mengartikan dan memberikan makna untuk suatu istilah atau konsep tertentu, sehingga tidak salah dimengerti, dapat diuji dan ditentukan atau dinyatakan kebenarannya oleh orang lain. Berdasarkan judul Analisis Portofolio dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memilih Saham Optimal Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia, maka definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Analisis Portofolio dengan Model Indeks Tunggal Merupakan analisis portofolio sederhana yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio yang optimal. adapun faktorfaktor didalam analisis portofolio sebagai berikut : 1) Tingkat Keuntungan Masing-masing Saham ( R it ) Merupakan keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahanperubahan nilai pasar. 2) Koefisisen Alpha ( ɑ ) dan Beta ( β ) Memperkirakan apa yang terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah. 3) Tingkat Keuntungan Ekspektasi ( E(R i ) ) Merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masingmasing saham yang membentuk portofolio tersebut. 4) Tingkat Risiko Pasar ( σ m ) Mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. 5) Excess Return To Beta ( ERB ) Merupakan selisih keuntungan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. 6) Tingkat Pembatas Saham / Cut Off Point ( C* ) Merupakan batasan untuk memisahkan saham-saham / aktiva mana saja yang akan dimasukkan didalam pembentukan portofolio optimal. 7) Proporsi Sekuritas Merupakan penghitungan untuk masing-masing sekuritas untuk dimasukkan ke dalam investasi portofolio yang optimal. 8) Beta Portofolio ( β p ) Menghitung beta portofolio merupakan rata-rata dari beta saham individu. 9) Alpha Portofolio ( ɑ p ) Menghitung alpha portofolio merupakan rata-rata dair alpha saham individu. 10) Keuntungan Ekspektasi Portofolio ( E(R p ) ) Merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan-keuntungan ekspektasi tiap-tiap saham tunggal didalam portofolio. 11) Menghitung Risiko Portofolio Merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar ( market related risk ) dan risiko unik ( unique risk ). Dengan memasukkan karakteristik beta portofolio. Teknik Analisis Data Dalam penelitian diperlukan teknik-teknik dalam menganalisis data. Data yang dikumpulkan dianalisis secara sistematis, kemudian diteliti dan hasil dari analisis data diterapkan dalam memecahkan permasalahan.

12 Adapun teknik menganalisis data yang digunakan penulis dalam hal ini adalah: 1. Menghitung tingkat keuntungan masing masing saham R it = Tingkat keuntungan saham individu pada periode t P t = Harga saham individu pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode sebelumnya D t = Dividen saham yang diterima pada saham i 2. Menghitung koefisien α dan β Rmt = Indeks Keuntungan Pasar IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode sebelumnya n = Jumlah periode X = Indeks keuntungan pasar Y = Tingkat keuntungan saham β = Beta Saham i α = Alpha Saham i 3. Menghitung Tingkat Keuntungan Ekspektasi E( R i ) = α i + β i. E( R m ) E( R i ) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i α i = Alpha saham i β i = Beta saham i E( R m ) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 4. Menghitung Tingkat Risiko Pasar 1) Menghitung Tingkat Risiko Pasar σ 2 m σ 2 m = Varian dan keuangan pasar R m = Keuntungan pasar E( R m ) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 2) Menentukan Varian Dari Keseluruhan Residu ( σ 2 ei ) Jadi total risiko adalah σ i 2 = βi 2. σ m 2 + σ ei 2 5. Menghitung Excess Return To Beta ( ERB ) β σ α σ β β

13 E( R i ) = Tingkat keuntungan saham yang diharapkan dari saham i β i R BR = Beta saham i = Keuntungan bebas aktiva bebas risiko 6. Menghitung Tingkat Pembatas Saham atau Cut Off Point ( C* ) β 7. Proporsi Masing-masing Sekuritas σ σ σ β σ W i = Proporsi sekuritas ke i n β i = jumlah sekuritas di portofolio optimal = Beta sekuritas ke i σ 2 ei = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi= excess return to Beta sekuritas ke-i C* = Nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar 8. Menghitung Beta Portofolio β β p W i.β i = Beta portofolio = Rata-rata saham individu 9. Menghitung Alpha Portofolio α α

14 α p W i.α i = Alpha portofolio = Rata-rata alpha saham individu 10. Menghitung Keuntungan Ekspektasi Portofolio E( R p ) = α p + β p. E( R m ) E( R p ) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio α p β p = Alpha portofolio = Beta portofolio 11. Menghitung Risiko Portofolio σ p 2 = β p 2. σ m 2 + ( W i. σ ei ) 2 σ p 2 = Risiko portofolio Analisis dan Pembahasan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis portofolio dengan model indeks tunggal sehingga dapat membentuk suatu portofolio yang optimal. Penulis mengambil enam saham dalam bidang yang sama dan ke keenam perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam menganalisis portofolio dengan model indeks tunggal penulis menggunakan rumus-rumus yang telah ada pada bab tiga sedangkan data-data penelitian terdapat pada bab empat ini. Berikut perhitungan portofolio dengan model indeks tunggal : 1. Menghitung Return dan Risiko Masing-masing Saham Untuk menghitung return masing-masing saham (R it ) menggunakan rumus pertama (1). Sedangkan perhitungan tingkat keuntungan indeks pasar (R m ), nilai alpha dan beta menggunakan menggunakan rumus kedua (2). Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan R it, R m, α dan β terdapat pada tabel 2 dan tabel 3 dibawah ini :

15 Tabel 2 Perhitungan Indeks Keuntungan Pasar Periode ke-t (Rmt) Berdasarkan IHSG tahun 2010-2012 Tahun 2010-2012 Tahun IHSG Rmt 2009 2534,356-2010 3703,512 0,4613 2011 3821,992 0,0320 2012 4316,687 0,1294 Jumlah / Rm 0,6227 Rata-rata / E(Rm) 0,2076 Sumber : data diolah Pada perhitungan indeks keuntungan pasar diperoleh E(Rm) sebesar 0,2076. Setelah itu maka dapat dicari nilai alpha (α) dan beta (β) masing-masing saham. Selanjutnya untuk menghitung E(Ri) masing-masing saham penulis menggunakan nilai alpha dan beta. Berikut penulis sajikan hasil perhitungan pada tabel 3 dibawah ini : Tabel 3 Daftar Alpha, Beta, dan E(Ri) Masing-masing Saham No Nama Saham Αi Βi E(Ri) 1 TLKM -0,0555-0,4160-0,1419 2 ISAT 0,0829 0,1746 0,1191 3 EXCL -0,2927 4,5248 0,6466 4 INVS -1,4426 20,3519 2,7824 5 BTEL -0,4367 1,9390-0,0342 6 FREN 0,3365-0,5249 0,2275 Sumber : Data diolah Dengan melihat kedua tabel diatas (tabel 2 dan tabel 3) dapat dijelaskan sebagai berikut : nilai Rm sebesar 0,6227 merupakan keuntungan dari indeks pasar yang berhubungan dengan beta masing-masing saham. Beta i adalah sensifitas keuntungan suatu sekuritas terhadap keuntungan pasar. Besar beta biasanya ditetapkan sebesar 1. Jika nilai beta suatu saham diatas 1 berarti mempunyai sifat sensitif terhadap perubahan pasar. Sebaliknya jika besarnya nilai beta suatu saham dibawah 1 berarti memiliki sifat yang tidak rentan atau tidak sensitif terhadap perubahan pasar. Dari keenam perusahaan yang dijadikan sampel diatas terdapat tiga perusahaan yang memiliki beta diatas 1 yaitu PT. Inovisi Infracom Tbk, PT. XL Axiata Tbk, dan PT. Bakrie telecom Tbk. Ketiga saham ini sangat rentan terhadap perubahaan kondisi pasar. Sedangkan tiga perusahaan lainnya yang memiliki beta dibawah 1 yaitu PT. Indosat Tbk, PT. Telekomunikasi Tbk dan PT. Smartfren Tbk yang berarti saham ketiga perusahaan tersebut tidak rentan atau tidak sensitif terhadap perubahan pasar. Perusahaan yang memiliki beta terbesar adalah PT. Inovisi Infracom Tbk sebesar 20,3519 dan beta terendah adalah PT. Smartfren Tbk sebesar -0,5249. Apabila terjadi perubahan keuntungan pasar sebesar 1%, PT. Smartfren Tbk harus berhati-hati karena akan berakibat pada perubahan keuntungan perusahaan dengan arah sama yaitu sebesar -0,5249. Setelah diketahui besar alpha dan beta masing-masing saham maka nilai expected return E(Ri) dari tiap saham perusahaan juga dihitung. PT. Inovisi Infracom Tbk memiliki nilai

16 E(Ri) tertinggi sebesar 2,7824 yang artinya sahamnya dapat memberikan keuntungan bagi investor. Perhitungan selanjutnya adalah menentukan risiko pasar suatu sekuritas (σ m 2), varian kesalahan residu (σ ei 2), dan perhitungan tingkat risiko masing-masing saham (σ i ). Berikut hasil perhitungan yang akan penulis sajikan pada tabel 4 dibawah ini : Tabel 4 Varian Pasar (σ m 2), Varian Kesalahan Residu (σ ei 2), dan Tingkat Risiko Masing-masing Saham (σ i ) No Nama Perusahaan σ m 2 σ ei 2 σ i 1 PT. Telekomunikasi 0,0203 0,0483 0,2276 Indonesia (Persero) Tbk 2 PT. Indosat Tbk 0,0203 0,0011 0,0412 3 PT. XL Axiata Tbk 0,0203 0,0009 0,6454 4 PT. Inovisi Infracom Tbk 0,0203 0,8057 3,0354 5 PT. Bakrie Telecom Tbk 0,0203 0,3190 0,6287 6 PT. Smartfren Tbk 0,0203 0,1402 0,3818 Sumber : Data diolah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa varian keuntungan pasar (σ m 2) diperoleh sebesar 0,0203. Jumlah ini berlaku sama pada semua saham karena dalam periode penelitian keadaan varian keuntungan pasar tetap. Risiko unik (σ ei 2) adalah varian dari kesalahan residu yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi di dalam perusahaan. PT. Inovisi Infracom Tbk memiliki risiko unik paling tinggi sebesar 0,8057 dan semakin tinggi risiko unik maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang didapat. Sedangkan risiko unik terendah adalah PT. XL Axiata Tbk sebesar 0,0009 yang merupakan risiko tidak sistematis. Langkah berikutnya adalah menghitung risiko tiap-tiap saham (σ i ), yang pertama risiko pasar dan yang kedua risiko unik. Berdasarkan hasil perhitungan semua perusahaan yang dijadikan sampel terdapat lima perusahaan yang memiliki risiko dibawah 1. Nilai risiko dibawah 1 berarti menandakan bahwa saham tersebut memiliki risiko yang rendah, sedangkan nilai risiko diatas 1 menandakan bahwa saham tersebut memiliki risiko yang tinggi. PT. Inovisi Infracom Tbk memiliki risiko sebesar 3,0354 yang berarti memiliki keuntungan yang tinggi pula. 2. Menghitung Keuntungan Aktiva Bebas Risiko Aktiva bebas risiko (RBR) adalah aktiva yang mempunyai keuntungan ekspektasi tertentu dengan risiko yang sama dengan nol. Tabel 5 Perhitungan Return Bebas Risiko Tahun SBI 2010 6,50 2011 6,00 2012 5,75 Jumlah 18,25 Rata-rata 6,08 RBR 0,0608 Sumber : Data diolah

17 Dalam tabel diatas aktiva bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia periode 2010 2012. Dari hasil perhitungan keuntungan bebas risiko diperoleh sebesar 0,0608. Hasil perhitungan RBR digunakan untuk menghitung Excess Return To Beta (ERB). 3. Perhitungan Portofolio Optimal Penentuan portofolio optimal akan menjadi mudah apabila didasarkan pada sebuah angka yang disebut excess return to beta atau ERB. Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang memiliki nilai rasio ERB yang tinggi, sedangkan nilai rasio yang rendah tidak termasuk dalam portofolio yang optimal. Oleh karena itu diperlukan sebuah titik pembatas atau cut off point yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Perhitungan rumus ERB adalah menggunakan rumus ke lima (5). Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6: Tabel 6 Perhitungan Portofolio Optimal Nama E(Ri) Βi RBR ERBi Saham TLKM -0,1419-0,4160 0,0608 0,4872 ISAT 0,1191 0,1746 0,0608 0,3339 EXCL 0,6466 4,5248 0,0608 0,1295 INVS 2,7824 20,3519 0,0608 0,1337 BTEL -0,0342 1,9390 0,0608-0,0490 FREN 0,2275-0,5249 0,0608-0,3176 Sumber : Data diolah Tabel 6 menunjukkan nilai ERB tertinggi adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk yaitu sebesar 0,4872. Sedangkan ERB terkecil adalah PT. Smartfren Tbk sebesar -0,3176. Langkah selanjutnya adalah mengurutkan saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke ERB terkecil. Kemudian menghitung nilai Ai, Bi, dan Ci menggunakan rumus (6). Saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham yang memiliki nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. Saham yang memiliki nilai ERB dibawah nilai dibawah Ci tidak termasuk portofolio optimal. Berikut hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 7 :

18 Tabel 7 Urutan ERB, Perhitungan Ci, dan Batas Optimal Ci Nama saham ERB Ai Bi Aj Bj Ci TLKM 0,4872 1,7458 3,5829 1,7458 3,5829 0,0330 ISAT 0,3339 9,2538 27,7138 10,9996 31,2967 0,1429 INVS 0,1337 68,7473 514,0869 79,7469 545,3836 0,1341 EXCL 0,1295 2945,1420 22748,6834 3024,8889 23294,0670 0,1295 BTEL -0,0490-0,5774 11,7859 3024,3115 23305,8529 0,1295 FREN -0,3176-0,6241 1,9652 3023,6874 23307,8181 0,1294 Sumber : Data diolah Pada tabel 7 diketahui terdapat tiga perusahaan yang memiliki nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai C*. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk memiliki nilai ERB lebih besar dari nilai C* yaitu 0,4872 dan 0,0330. Sedangkan PT. Indosat Tbk memiliki nilai 0,3339 dan 0,1429. PT. XL Axiata Tbk memiliki nilai ERB yang sama dengan nilai C* yaitu sebesar 0,1295. Perusahaan yang memiliki nilai ERB lebih kecil daripada nilai C* tidak termasuk dalam portofolio optimal. 4. Proporsi masing-masing saham Setelah mengetahui saham yang membentuk portofolio optimal, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk, langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi masing-masing saham. Hasil perhitungan proporsi saham dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini : Tabel 8 Proporsi Saham Nama saham Βi σ ei 2 ERBi Ci Zi Wi TLKM -0,4610 0,0483 0,4872 0,0330-3,9119-0,1481 ISAT 0,1746 0,0011 0,3339 0,1429 30,3169 1,1481 EXCL 4,5248 0,0009 0,1295 0,1295 0,0000 0,0000 TOTAL 26,4050 1,0000 Sumber : Data diolah Tabel diatas menunjukkan proporsi masing-masing sekuritas pada portofolio optimal adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -0,1481 dan PT. Indosat Tbk sebesar 1,1481. 5. Menghitung Tingkat Keuntungan Portofolio Perhitungan tingkat keuntungan portofolio adalah untuk mengetahui berapa besarnya tingkat keuntungan dari portofolio yang telah masuk dalam portofolio optimal. hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

19 Tabel 9 Perhitungan Tingkat Keuntungan Portofolio Nama saham Wi Βi Βp αi Αp E(Rm) E(Rp) TLKM -0,1481-0,4160 0,0616-0,0555 0,0082 0,2076 0,0210 ISAT 1,1481 0,1746 0,2004 0,0829 0,0952 0,2076 0,1368 Total 1,0000 2,6922 0,1578 Sumber : Data diolah Setelah menghitung timgkat keuntungan portofolio diatas, didapat hasil portofolio yang diharapkan dari portofolio optimal yaitu sebesar 0,1578. 6. Menghitung Risiko Portofolio Langkah yang terakhir yaitu menghitung risiko portofolio. berikut hasil perhitungan risiko portofolio yang penulis sajikan pada tabel 10 dibawah ini : Tabel 10 Perhitungan Risiko Portofolio Nama saham βi Βp σ 2 m σ 2 p σ p TLKM -0,4160 0,0616 0,0203 0,0077 0,0877 ISAT 0,1746 0,2004 0,0203 0,0008 0,0283 0,1160 Sumber : Data diolah Pada perhitungan diatas didapatkan hasil portofolio optimal sebesar 0,1160. Untuk itu sebaiknya investor berinvestasi pada sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal karena risikonya lebih rendah daripada risiko saham individu. Hasil dari analisis dan pembahasan, didapatkan dua perusahaan yang memiliki portofolio optimal yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) dan PT. Indosat Tbk karena memiliki nilai ERB yang lebih tinggi atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Tingkat keuntungan portofolio kedua saham sebesar 0,1578. Sedangkan tingkat risiko kedua saham sebesar 0,1160. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor lebih baik berinvestasi pada kedua saham tersebut karena memiliki tingkat keuntungan portofolio yang lebih tinggi daripada tingkat risiko portofolionya. Simpulan dan Keterbatasan Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka yang dapat peneliti simpulkan adalah Portofolio Optimal merupakan sekumpulan portofolio yang layak dipilih oleh investor sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio yang efisien dan sesuai dengan preferensi investor terhadap tingkat keuntungan maupun tingkat risiko yang bersedia ditanggungnya. PT. Inovisi Infracom Tbk, PT. XL Axiata Tbk, dan PT. Bakrie Telecom Tbk memiliki sifat sensitif atau rentan terhadap perubahan pasar. Perusahaan yang memiliki risiko saham tertinggi adalah PT. Inovisi Infracom sedangkan kelima perusahaan lainnya memiliki risiko yang rendah. Perusahaan yang masuk kedalam portofolio optimal adalah perusahaan yang memiliki nilai ERB lebih besar daripada nilai Cinya. Dari enam perusahaan telekomunikasi yang dijadikan obyek penelitian terdapat dua perusahaan yang memiliki ERB lebih besar daripada nilai Ci yang artinya kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang masuk dalam portofolio optimal. Untuk memilih portofolio optimal yang ada pada gambar 2, langkah yang pertama adalah menentukan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor yaitu terdiri dari enam saham. Kemudian mengkombinasikan aset-aset yang membentuk portofolio efisien. Setelah mengkombinasikan aset-aset yang membentuk portofolio optimal maka diketahui terdapat 2 saham yang membentuk portofolio optimal yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Indosat Tbk. Berdasarkan preferensi investor terhadap keuntungan dan risiko

20 yang bersedia ditanggungnya portofolio yang paling optimal adalah PT. Indosat Tbk karena menawarkan keuntungan yang diharapkan tinggi dengan risiko rendah. Keterbatasan Keterbatasan utama pada penelitian ini adalah bahwa untuk melakukan perhitungan portofolio optimal sebaiknya lebih memperbanyak sampel dan periode penelitian agar mendapatkan hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, B.S dan H. Widodo. 2010. Penerapan Analisis Portofolio Saham Dalam Rangka Optimalisasi Return dan Minimalisasi Risiko Pada Perusahaan LQ45. Emisi Vol. 3 No. 2, 161-174. Darmadji, T dan M.H. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat Handiartanti, O. 2010. Analisis Portofolio Dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memilih Saham-saham Sebagai Pertimbangan Investasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN., 2004. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN., 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE., 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 5. Yogyakarta: BPFE., 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7. Yogyakarta: BPFE Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: ERLANGGA. Sholihah, M. 2011. Analisis Portofolio Optimal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Berkapitalisasi Pasar Terbesar Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Menggunakan Single Index Model. Skripsi. Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 5 Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.