Manajemen Resiko Nia Saurina 811

dokumen-dokumen yang mirip
Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Perancangan Software Sistem Informasi Akademik FTUI

1. Menetapkan Konteks risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang. (seperti perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat)

4.4 Identifikasi Resiko Proyek. 1 Kemungkinan orang-orang terbaik. dapat dimasukkan dalam proyek. 2 Kemungkinan orang-orang memiliki

Resiko Perangkat Lunak. Project Management RISK ANALYSIS AND MANAGEMENT. Kategori Resiko (1) Kategori Resiko (2) Resiko Teknis (1)

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Project IT Organization

TESTING DAN IMPLEME NTASI. Lukman Hakim SISTEM

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c.

Pembangunan Sistem lnformasi (2)

PROPOSAL PROYEK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA ALBERINDO GRAHA CEMERLANG

Chapter 5. Contract Review

BAB I PENDAHULUAN.

Tujuan Review Kontrak. Dibagi menjadi 2, yaitu: Tujuan Review Draft Proposal Tujuan Review Draft Kontrak

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE

Paradigma Manajemen Resiko. control. track RISK. identify. plan. analyze

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

Catatan: Teks yang berwarna biru adalah teks yang harus dihapus dan diganti dengan isi yang sebenarnya.

Chapter 6. Development and quality plans

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Analisis SWOT dibuat untuk mengkaji lingkungan strategis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Decision Support System (DSS)

BAB III ANALISIS METODOLOGI

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

MANAJEMEN RISIKO. Rekayasa Perangkat Lunak STMIK-AUB Surakarta

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW

PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEMESANAN TIKET BUS BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN TEKNOLOGI QRCODE PADA PO. ARMADA JAYA PERKASA

MANAJEMEN RESIKO. Aprilia Sulistyohati, S.Kom. Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia. Your Logo

1. Menyampaikan misi dan tujuan organisasi. 2. Memengaruhi. individu

ANALISIS& SINTESIS PERMASALAHAN. Ni Wayan Sumartini Saraswati

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

Fasilitasi Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK PROYEK Proyek adalah suatu kegiatan mengkoordinasikan segala sesuatu dengan menggunakan perpaduan sumber daya

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN RISK MANAGEMENT DALAM MENERAPKAN E-GOVERNMENT PADA SUATU PEMERINTAHAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh semua perusahaan. Maka. agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pemikiran-pemikiran manusia yang semakin maju, hal tersebut dapat. mendukung bagi pengembangan penyebaran informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong perusahaan

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #14 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

Manajemen Proyek Minggu 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pertemuan Ke 2. Donny Yulianto, S.Kom

UAS REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Software Quality Assurance HANSI ADITYA KURNIAWAN

Manajemen Proyek. Sukowo, S.Kom, MM. Sistem Informasi

Etika Profesional Komputer

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang

Teknik Informatika S1

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Manajemen Risiko

Pengembangan Portal Belajar Online

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penjelasannya dijelaskan pada sub bab berikut.

Transkripsi:

E-Government, yang di implementasikan dalam Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat dan terpadu untuk menunjang proses administrasi pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan [1]. Menyusun proposal SIMDA adalah bagian pekerjaan yang penting dan juga kritis bagi pemerintah. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, mereka harus mereview banyak hal dan mengambil berbagai keputusan beresiko untuk menentukan besarnya pengeluaran yang dibutuhkan [2]. Untuk itu dibutuhkan suatu manajemen dalam melakukan analisa resiko yang biasa dikenal sebagai manajemen resiko. Manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu [3]. I. Identifikasi Risiko Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. II. Daftar Resiko 2.1 Resiko estimasi Kesalahan perkiraan LOC Resiko ini terjadi jika perkiraan LOC pada kenyataan yang ada jauh melebihi LOC perkiraan pada perhitungan COCOMO, yang mengakibatkan berubahnya jadwal pengerjaan dan biaya operasional. 1

Melakukan re-scheduling dan melaporkannya kepada badan pengawas pemerintah, dan melakukan penyesuaian jadwal dan biaya. Merekrut staff tambahan untuk membantu penyelesaian SIMDA agar sesuai jadwal. Kesalahan perancangan skala database Resiko ini terjadi karena skala database yang telah dirancang ternyata tidak sesuai pada proses pengembangan software tersebut. Yang dapat berakibat berubahnya waktu penyelesaian pekerjaan. Memberitahu seluruh staff yang bersangkutan untuk melakukan meeting sehubungan dengan perancangan ulang skala database. Memberitahu teamwork apabila terjadi perubahan waktu penyelesaian pekerjaan. Merekrut staff tambahan untuk membantu penyelesaian pekerjaan agar sesuai jadwal. 2.2 Resiko pengaruh organisasi Dokumentasi untuk pemerintah dianggap kurang baik oleh masyarakat Resiko ini terjadi apabila dokumentasi yang diberikan kepada masyarakat tidak seperti yang diharapkan. Sehingga masyarakat tidak puas dan kemungkinan adanya ketidakpercayaan masyarakat. Untuk pencegahannya sejak awal kita harus sudah melakukan riset bagaimana membuat dokumentasi yang baik, dan juga kita perlu untuk menanyakan kepada dinas-dinas yang terkait mengenai dokumentasi seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat. Jika resiko tersebut sudah terjadi, kita dapat meminta kepada masyarakat untuk memberikan respon maupun review atas dokumentasi tersebut, dan berusaha memperbaikinya. 2

2.3 Resiko yang berhubungan dengan masyarakat Masyarakat belum/tidak bisa memastikan apa yang dibutuhkannya. Resiko ini dikarenakan oleh masyarakat yang tidak tahu pasti apa yang dibutuhkannya, mungkin akibat masyarakat belum mempersiapkan diri terhadap perkembangan teknologi yang terbaru. Menggali informasi tentang keadaan masyarakat, apa yang dibutuhkan. Sehingga kita bisa membantu memberikan saran tentang apa yang mereka butuhkan. Meminta kepada masyarakat untuk mempersiapkan kebutuhannya terlebih dahulu, atau meminta kepada dinas-dinas yang terkait untuk meminta kritik, saran dan masukan terhadap sistem yang akan dibangun. Dinas-dinas kurang berkomunikasi dengan developer untuk saling memberi informasi. Dinas-dinas kurang berkomunikasi dengan developer untuk memberitahu apa yang masyarakat butuhkan dan apakah progress yang telah dilakukan telah sesuai dengan keinginan masyarakat. Mengadakan jejak pendapat melalui beberapa wakil rakyat Membuat report dan simulasi yang sesingkat dan sedetil mungkin supaya masyarakat dapat melakukan koreksi. Masyarakat tidak mengerti proses pengembangan software. Akibat masyarakat tidak mengerti proses pengembangan software, maka persepsi masyarakat tentang jadwal produksi, besar project, sulit tidaknya suatu project kemungkinan salah. Memberikan gambaran global tentang proses pengembangan software, dan memberikan keterangan sesederhana dan sedetil mungkin. 3

2.4 Resiko proses Tidak semua staff bersedia untuk mengikuti proses yang telah ditentukan. Resiko kemungkinan staff tidak mampu untuk mengikuti prosedur yang telah ditentukan, baik karena alasan skill, waktu, dan lain-lain. Menyusun ulang pembagian tugas dari masing-masing staff. Mengganti staff tersebut dengan yang lebih mampu Kesulitan pengaturan jadwal untuk melakukan review teknis. Para staff memiliki jadwal yang berbeda-beda sehingga mereka tidak dapat melakukan koordinasi dengan baik. Project Manager harus mengatur jadwal yang tepat untuk masing-masing staff. Masing-masing staf sejak awal harus berkomitmen untuk meluangkan waktunya. Metode testing yang ada kurang sesuai. Metode Pengetesan yang dilakukan ternyata tidak dapat diterapkan pada software tersebut. Mencari metode testing yang lebih baik, dengan cara merapatkannya dengan staff, mencari metode testing yang lebih efektif. 2.5 Resiko teknologi Tidak semua staff menguasai/telah mengenal tools yang akan digunakan. Para staff memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga tools yang mereka kuasai juga tidak sama. Memilih staff yang telah mengenal tools tersebut. Mengadakan training singkat untuk staff yang belum menguasainya. 4

Project membutuhkan inovasi oleh developer. Mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan melakukan riset untuk persiapan project tersebut. 2.6 Resiko peralatan pengembangan Software project/proses manajemen tidak tersedia. Mencari software tersebut terlebih dahulu. Tidak tersedianya software development untuk yang dibutuhkan. Mencari alternatif software yang dapat menggantikannya. Tidak tersedianya referensi yang cukup untuk peralatan yang digunakan. Mencari referensi dari buku, internet, majalah, dan sebagainya. Staf belum terlatih untuk menggunakan tools yang ada. Mengadakan training singkat mengenai tools tersebut. Memberikan buku panduan yang harus dipelajari sendiri oleh staff tersebut. 2.7 Resiko yang berhubungan dengan jumlah staf dan pengalaman. Tidak tersedianya kombinasi staff dengan kemampuan yang tepat. Menyusun ulang pembagian tugas antar staf. Merekrut staf baru yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan. 5

Jumlah staff tidak memadai. Merekrut staf baru. Mengefektifkan kerja para staf. Menambah jumlah jam kerja setiap staf. Staf mengundurkan diri. Merekrut staff baru. Mengefektifkan kerja para staf. Menambah jumlah jam kerja setiap staf. 2.8 Resiko komponen dan pengendali. Performa sistem tidak seperti yang diharapkan. Melakukan kompilasi ulang dengan mengoptimalkan dan memperbaiki software. Harga hardware dan software di luar perkiraan. Melakukan pencegahan dengan menyediakan dana cadangan dalam estimasi. Software tidak bisa dikoreksi/diubah. Melakukan kompilasi software dari awal dengan terlebih dahulu memperbaikinya. Project di luar jadwal yang ditentukan. Melakukan pencegahan dengan menambahkan waktu pada estimasi. 6

III. Analisa Risiko Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Tujuan dari Analisis Risiko Tujuan utama tentang melakukan Analisis Risiko adalah untuk mengukur dampak dari ancaman-ancaman yang berpotensi untuk berdampak terhadap sistem, serta untuk menafsir kebutuhan atau nilai terhadap kemampuan organisasi yang hilang akibat ancaman-ancaman tersebut. Kedua hasil utama dari suatu analisis resiko adalah identifikasi dari resikoresiko dan pertimbangan kerugian / keuntungan dari pengantisipasian ancaman-ancaman tersebut - merupakan hal yang sangat penting pada saat pembuatan suatu strategi peringanan resiko. Selain itu, juga mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan konfigurasi perangkat keras dan desain sistem perangkat lunak. Dan juga dapat mempengaruhi keputusan-keputusan konstruksi dan perencanaan. 7

Bahaya yg Beresiko Tinggi Didasarkan pada dua penilaian ancaman yaitu: Probabilitas atau kemungkinan terjadinya peristiwa dan Dampak, kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan Hasil penelitian kemudian di plot ke dalam matriks pemilihan resiko Probabilitas Kejadian Skala Probabilitas: 5 Sangat Pasti (hampir dipastikan 100% terjadi tahun depan, atau terjadi setiap tahun). 4 Hampir Pasti (75 100% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 5 tahun mendatang) 3 Mungkin (50-75 % terjadi tahun depan, atau sekali dalam 10 tahun) 2 Kemungkinan Kecil (20-50 % terjadi tahun depan atau sekali dalam 25 tahun) 1 Tidak Pasti (1 20 % terjadi tahun depan atau sekali dalam lebih dari 50 tahun) Dampak Kejadian Dampak Kerugian yang ditimbulkan: 5 Sangat Parah (hampir dipastikan SIMDA tidak dapat dilaksanakan 100%) 4 Parah (SIMDA dapat terlaksana 50-75%) 3 Cukup Parah (SIMDA dapat terlaksana 10-50 %) 2 Ringan (SIMDA dapat terlaksana kurang 10%) 1 Tidak Parah (dampak terkecil) 8

Penilaian Bahaya No Jenis Ancaman Bahaya P D 1 Resiko estimasi 3 3 2 Resiko pengaruh organisasi (internal) 2 2 3 Resiko yang berhubungan dengan masyarakat (eksternal) 3 2 4 Resiko proses 2 2 5 Resiko teknologi 2 2 6 Resiko peralatan pengembangan 3 2 7 Resiko yang berhubungan dengan jumlah staf dan pengalaman 2 2 8 Resiko komponen dan pengendali. 2 2 P= Probabilitas (skala 1-5) D= Dampak (skala 1-5) 9

MATRIKS RESIKO Dari gambar matriks resiko, bisa dibuat prioritas dari kemungkinan resiko yang telah dibuat dimana: 1. prioritas utama, yaitu resiko estimasi 2. prioritas menengah, yaitu resiko yang berhubungan dengan masyarakat (eksternal) dan resiko peralatan pengembangan 3. prioritas kecil, yaitu resiko pengaruh organisasi (internal), resiko proses, resiko teknologi, resiko yang berhubungan dengan jumlah staf dan pengalaman dan resiko komponen dan pengendali. 10