BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. tempat berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin

BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya Wibisono

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dengan baik pada suatu negara menunjukan bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB V PENUTUP. ROA dan ROE pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar (listing) pada Bursa

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut diantaranya manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa kepada pelanggan. Ditinjau dari aspek ekonomi

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Kelola Perusahaan atau Corporate Governance. Banyak perusahaan yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah diantara lima negara lain

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, h BPS.go.id.diaksespada12/19/2016/11:39. 2 m.republika.co.id/diaksespada12/19/2016 pukul12:45

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekonomi menjadi barang dan jasa agar dapat dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan profit dan nilai perusahaan. Pada era globalisasi ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik

Dian Wahyu Anita NIM. F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Subramanyam & John J.Wild, 2010). Pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial, yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. industri yang terus berkembang di dunia, rata-rata pertumbuhan industri keuangan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

Perbedaan Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

Comparisons and Differences of Level Islamic Social Reporting Disclosure Islamic Banking in Indonesia and Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus memperhatikan 3P yaitu keuntungan (profit),

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bisnis. Para stakeholders seperti investor, pemerintah, dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) mulai terasa

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KINERJA LINGKUNGAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. unit defisit (emiten/borrower). Sedangkan untuk menjalankan fungsi

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan salah satu kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menerangkan bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini menyebabkan pelaporan tentang pelaksanaan CSR di Indonesia yang semula masih bersifat sukarela kini sudah menjadi suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) secara umun didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk tidak hanya berupaya mencari keuntungan dari roda bisnisnya, tetapi juga menjaga keharmonisan dengan lingkungan sosial disekitar tempatnya berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan kehidupan komunitas setempat di segala aspeknya. Isu mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR semakin menjadi sorotan penting dalam beberapa tahun terakhir. Semakin banyak perusahaan yang sadar bahwa konsep CSR merupakan inti dari etika bisnis perusahaan. Novrizal dan Fitri (2016) menyatakan bahwa tujuan utama CSR adalah menjadikan perusahaan bukan hanya mengacu pada konsep single bottom line (SBL) dalam suatu catatan keuangan perusahaan, 1

2 tetapi juga mengacu konsep triple bottom line (TBL) yang mencakup aspek keuangan, kehidupan sosial serta lingkungan hidup. Konsep CSR kini tidak hanya digunakan dalam ekonomi konvensional saja melainkan juga berkembang ke dalam ekonomi Islam. Konsep CSR dalam Islam berkaitan erat dengan perusahaan yang menjalankan bisnisnya sesuai syariah dan dapat melakukan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya secara islami (Novrizal dan Fitri, 2016). Perusahaan yang menerapkan prinsip syariah dalam kegiatan bisnisnya besar kemungkinan dapat menarik banyak investor muslim ataupun pihak berkepentingan muslim lainnya yang ingin berinvestasi dan terlibat dalam kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seharusnya perusahaan membuat laporan yang sesuai prinsip syariah. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) di Indonesia sebenarnya terus mengembangkan standar akuntansi keuangan syariah. Namun, selama ini pengukuran pengungkapan CSR pada instansi atau lembaga syariah masih mengacu pada Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI). Padahal praktik pengungkapan tanggung jawab sosial menurut perspektif islam seharusnya berbeda dengan perspektif konvensional. Firmansyah (2013 : 65-66) menyatakan bahwa sampai saat ini masih belum ada standar akuntansi yang disepakati bersama dalam penyusunan laporan tahunan menyebabkan lembaga-lembaga keuangan syariah masih menggunakan standar-standar yang digunakan dalam laporan entitas konvensional. Meskipun AAOIFI telah menyusun standar-

3 standar akuntansi (termasuk aspek-aspek pengungkapannya), banyak pihak yang menyatakan bahwa konsepnya masih menggunakan paradigma konvensional. Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial di perbankan syariah, saat ini marak diperbincangkan mengenai Islamic Social Reporting Index (Azhar dan Trisnawati, 2013). Menurut Gustani (2015) salah satu member Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia dalam tulisannya Islamic Social Reporting (ISR) sebagai model Pelaporan CSR Instisusi Bisnis Syariah, Islamic Social Reporting pertama kali digagas oleh Hanifa di tahun 2002, lalu dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Othman et.al tahun 2009 di Malaysia. ISR Index lahir dan dikembangkan dengan dasar standar pelaporan berdasarkan AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) yang kemudian terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti berikutnya. Dengan adanya indeks ISR, diyakini dapat menjadi suatu langkah awal dalam hal penyusunan standar pengungkapan tanggung jawab sosial suatu entitas yang berbasis syariah. Penelitian perkembangan Islamic Social Reporting (ISR) telah banyak dilakukan di sektor perbankan syariah. Ningrum dkk (2013) yang menggunakan sampel 11 unit bank syariah di Indonesia, menunjukkan hasil rata-rata pengungkapan ISR di perbankan syariah di Indonesia sebesar 59.42%. Bank Syariah Mandiri memiliki skor ISR yang paling tinggi yaitu 85% dan yang terendah adalah Bank Victoria yang hanya

4 41%. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan ISR di Indonesia yang cukup besar. Asriati dkk (2016) juga meneliti pengungkapan ISR dengan menggunakan sampel 22 Bank Umum Syariah tahun 2012-2014. Hasil penelitiannya menunjukkan rata-rata skor pengungkapan ISR yang diperoleh bank Islam di Malaysia sebesar 61,27%, sedangkan perbankan syariah di Indonesia meraih jumlah rata-rata skor pengungkapan ISR sebesar 53,73%. Berkembangnya ISR di Indonesia turut meningkatkan perhatian masyarakat terhadap lembaga atau institusi syariah. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat untuk mengenal secara lebih dalam terhadap lembaga atau institusi syariah tersebut. Maulida dkk (2014) menyatakan bahwa sangat disayangkan penelitian mengenai pelaksanaan ISR masih berorientasi di sektor perbankan syariah saja, sedangkan untuk sektor non perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, penelitian mengenai ISR belum banyak dilakukan sehingga kurang meluasnya konsep ISR terutama di Indonesia. Pasar modal syariah di Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Raditya, 2012). Padahal efek syariah yang terdapat di Indonesia tidak hanya berjumlah 30 saham syariah yang tercatat di JII saja, tetapi juga terdiri dari berbagai macam jenis efek. Hal tersebut semakin terlihat jelas setelah Bapepam-LK pada November 2007 mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang kemudian menjadikan

5 Daftar Efek Syariah sebagai panduan bagi Reksa Dana Syariah serta juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portofolio Eek Syariah. Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan Daftar Efek Syariah 2 kali dalam setahun, yaitu pada akhir Mei dan November. Pada bulan Mei 2015, total emiten yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah periode I adalah 328 emiten yang terdiri dari 313 perusahaan yang terdaftar di BEI, 11 perusahaan yang tidak listing dan 4 perusahaan publik. Ada 89 emiten dari sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Hal ini menjadikan sektor perdagangan, jasa dan investasi menjadi sektor yang paling mendominasi dengan presentase sebesar 27,13%. Sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan menempati urutan kedua, yaitu sebesar 16,16%. Kemudian diikuti dengan sektor industri dan kimia sebesar 13,11%. Adapun yang paling minim adalah dari sektor keuangan dengan kontribusi 0,61%. Berdasarkan surat keputusan OJK Nomor 63/D.04/2015 disebutkan bahwa jumlah efek syariah yang termuat dalam Daftar Efek Syariah periode II mengalami kenaikan menjadi 331 efek jenis saham emiten dan perusahaan publik serta efek syariah lainnya. Sektor perdagangan, jasa dan investasi masih tetap yang mendominasi, yaitu sebesar 25,68% atau sebanyak 85 emiten. Terdapat sejumlah penelitian yang mengungkap faktor-faktor yang berkaitan dengan pengungkapan Islamic Social Reporting, antara lain Ningrum dkk (2013) meneliti pengaruh kinerja keuangan, kepemilikan

6 institusional dan ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap pengungkapan ISR. Kemudian Maulida dkk (2014) juga melakukan penelitian yang sama, namun faktor yang diteliti mencakup ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kinerja lingkungan. Istiani (2015) juga meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ISR. Faktor yang diteliti adalah ukuran bank, profitabilitas, likuditas, dan leverage. Ningrum dkk (2013) menyebutkan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting, sedangkan menurut Istiani (2015) dan Maulida dkk (2014) profitabilitas mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba sehingga akan semakin luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar biasanya akan mengungkapkan lebih banyak informasi daripada perusahaan kecil. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah dan Hariyanto (2014). Namun, Maulida dkk (2014) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap luasnya pengungkapan ISR. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik cenderung mengungkapkan performance perusahaan dalam tanggung jawab sosial. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Maulida dkk (2014) yang menemukan bukti bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap

7 pengungkapan Islamic Social Reporting. Sedangkan penelitian Novrizal dan Fitri (2016) kinerja lingkungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Tema pengungkapan ISR merupakan tema penelitian yang masih jarang dilakukan. Selain itu, terjadinya inkonsistensi hasil penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan ISR juga menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Maulida dkk (2014) yang berjudul Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dan periode penelitian. Objek dan periode penelitian pada penelitian Maulida dkk (2014) adalah perusahaan-perusahaan syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic index (JII) tahun 2009-2012, sedangkan dalam penelitian ini objek dan periode penelitian adalah perusahaan-perusahaaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) tahun 2015. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti menentukan judul PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2015).

8 B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan ISR? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan ISR? 3. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan ISR C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. 2. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. 3. Untuk mengetahui apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru kepada investor dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi dalam memilih saham perusahaan yang terdapat pada Daftar Efek Syariah.

9 2. Bagi Perusahaan Dengan adanya hasil penelitian ini, perusahaan yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah diharapkan bisa lebih meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan terutama dalam pengembangan praktik pengungkapan tanggung jawab sosial sesuai syariah. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam bab-bab berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah yang menjelaskan alasanalasan serta tujuan mengapa penelitian ini dilakukan, rumusan masalah yang nantinya akan dicari jawabannya melalui pengujian, tujuan penelitian serta manfaat penelitian yang menjelaskan hal-hal yang ingin diperoleh setelah dilakukannya penelitian dan sistematika penulisan. Bab ini merupakan bentuk ringkas dari keseluruhan isi penelitian dan gambaran permasalahan yang diangkat.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan dasar analisis dari penelitian yang akan menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian. Berisi variabel dependen, variabel indepeden, objek penelitian, penelitian terdahulu yang mendasari penelitian sekarang, dan kerangka teori yang memberikan gambaran alur hubungan antar variabel, serta hubungan antar variabel yang dijelaskan dalam pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat menjawab permasalahan penelitian secara sistematis. Bab ini berisi jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel serta tehnik analisis data. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penumpulan data, gambaran umum hasil penelitian, hasil pengujian asumsi, hasil uji kebaikan model, serta pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yan menjawab hipotesis penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.