BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan ukuran dewan pengawas syariah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada bank umum syariah di Indonesia Tahun membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi merupakan hal yang penting bagi organisasi batasan-batasan berupa norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksinya sehingga mendorong organisasi agar berperilaku dengan memperhatikan nilai-nilai sosial di lingkungan perusahaan. Teori legitimasi mengandung pengertian bahwa aktivitas berupa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu usaha yang berkenaan dengan tekanan dari lingkungan sekitar, seperti tekanan sosial, politik maupun ekonomi (Verawaty dkk, 2016). Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk menggambarkan kesan dan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat 10

2 meningkatkan laba perusahaan. Kemudian dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan keputusan investasi. Menurut Khoirudin (2013) penggunaan teori legitimasi dalam penelitian ini memiliki implikasi bahwa program CSR dilakukan perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat. Apabila perusahaan mendapat legitimasi dari masyarakat, maka perusahaan dapat terus menerus bertahan dan berkembang di tengahtengah masyarakat serta mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Kinerja suatu perusahaan memberikan pengaruh yang besar lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat memberikan kesan dan tanggung jawab perusahaan melalui pengungkapan ISR yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Dari pengungkapan ISR tersebut lingkungan yang terdapat diluar perusahaan atau masyarakat dapat menilai apakah pertanggungjawaban perusahaan tersebut sudah baik atau belum. 2. Teori Stakeholders Dalam suatu perusahaan pengungkapan sosial mulai menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi. Investor perlu mengetahui tanggung jawab sosial perusahaan guna menghindari dampak yang timbul di kemudian hari yang disebabkan karena kurangnya tanggung jawab sosial perusahaan lingkungan disekitarnya. Teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya 11

3 beroperasi untuk kepentingan sendiri, tetapi juga harus memberi manfaat bagi stakeholders-nya (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lain). Stakeholders muslim mengharapkan perusahaan mengungkapkan tanggung jawab sosial berbasis syariahnya, sehingga membuktikan perusahaan beroperasi sesuai hukum Islam (Verawaty dkk, 2016). Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholders kepada perusahaan tersebut. Terdapat sejumlah stakeholders yang ada dimasyarakat, pengungkapan ISR cara untuk mengelola hubungan organisasi dengan kelompok stakeholders yang berbeda. Tujuan utama dari perusahaan adalah seimbang dengan konflik antara stakeholders. bagi suatu perusahaan bersifat penting. Karena para stakeholders perlu untuk mengevaluasi dan mengetahui sejumlah mana perusahaan dalam melaksanakan perannya sesuai dengan keinginan stakeholders, sehingga menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan ISR yang telah dilakukan (Verawaty dkk, 2016). 3. Islamic Social Reporting (ISR) Menurut Ningrum dkk (2013) ISR adalah bentuk tanggung jawab perusahaan lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan daripada perusahaan yang sesuai dengan prinsip Islam. Indeks ISR 12

4 merupakan suatu indeks yang mengukur tingkat pengungkapan sosial yang sesuai prinsip syariah yang disampaikan perusahaan pada laporan tahunannya. ISR terdiri atas item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Institutions) dan kemudian dikembangkan lagi oleh para peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam. Indeks ISR diukur dengan nilai score. Nilai indeks tersebut diperoleh dengan metode content analysis, yaitu metode penelitian observasi yang digunakan untuk mengevaluasi secara sistematis isi dari suatu informasi. Masing-masing item atau pengungkapan memiliki penilaian 1 atau 0. Dimana nilai 1 diberikan apabila item ISR terdapat pada data perusahaan dan nilai 0 diberikan apabila item pada ISR tidak terdapat pada data perusahaan. 4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar biasanya melakukan aktivitas yang lebih banyak dan memiliki dampak yang besar para stakeholdersnya. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Hal tersebut dikarenakan banyak stakehorders pada bank syariah yang mayoritasnya adalah beragama Islam dimana mereka memiliki kebutuhan pemenuhan 13

5 informasi kegiatan yang ada untuk berinvestasi (Ramadhani, 2016). Penelitian ini penggunakan total aset yang diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini karena total aset menunjukan jumlah kepemilikan aset yang dimiliki perusahaan, sehingga total aset dinilai lebih dapat mempresentasikan apakah suatu perusahaan masuk dalam kategori perusahaan ukuran besar atau kecil (Jannah dan Asrori, 2016). 5. Leverage Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Leverage berkaitan dengan bagaimana perusahaan di danai, lebih banyak menggunakan hutang atau ekuitas yang berasal dari pemegang saham akan semakin tinggi tingkat leverage. Perusahaan harus menjelaskan kepada investor, kreditor ataupun pihak kepentingan lainnya mengenai kemampuan mereka untuk membayar hutang dan dampak pinjaman tersebut dalam kegiatan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan memiliki dorongan untuk memberikan informasi, salah satunya informasi sosial (Verawaty dkk, 2016). 6. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, artinya perusahaan dapat membayar 14

6 kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Likuiditas perbankan syariah diukur dengar rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). FDR merupakan rasio pembiayaan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR dapat menunjukan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan (Istiani, 2015). Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio FDR adalah 80%-110%. Jika angka rasio FDR suatu bank berada pada angka dibawah 80%, maka dapat disimpulkan bahwa bank hanya dapat menyalurkan sebesar 80% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Semakin rasio FDR mendekati angka 110% berarti fungsi intermediasi bank syariah semakin baik, berarti hampir semua DPK bank syariah tersebut disalurkan menjadi pembiayaan dan terserap ke sektor riil. FDR diatas 110% berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Semakin tinggi FDR menunjukan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan (Suryani, 2011). 7. Ukuran Dewan Pengawas Syariah Menurut Khoirudin (2013) ukuran dewan pengawas syariah adalah banyaknya jumlah anggota dewan pengawas syariah dalam suatu perusahaan yang diperoleh dari laporan GCG bank umum syariah. Anggota dewan pengawas syariah yang memenuhi persyaratan kompetensi 15

7 merupakan pihak-pihak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah dan pengetahuan di bidang perbankan serta pengetahuan dibidang keuangan secara umum. Dewan pengawas syariah yang besar akan menjalankan tugas untuk memastikan kepatuhan bank syariah hukum dan prinsip Islam lebih baik, dan diharapkan dewan pengawas syariah juga berperan dalam mewajibkan aktivitas sosial dan juga pengungkapan Islamic Social Reporting bank syariah. Sehingga dapat diduga bahwa bank dengan keberadaan dewan pengawas syariah akan melakukan pengungkapan Islamic Social Reporting dengan baik (Ramadhani, 2016). Ukuran dewan pengawas syariah dapat diukur dengan menghitung jumlah dewan pengawas syariah perusahaan yang tercantum pada laporan tahunan bank umum syariah di Indonesia. Skala pengukuran ini dengan menggunakan skala nominal (Khoirudin, 2013). B. Hasil Penelitian Terdahulu Sebagai tolak ukur penelitian ini, penulis menggunakan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Tabel berikut menunjukan hasil dari penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang pengungkapan ISR. 16

8 Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun 1 (Sunarsih dan Ferdiyansyah, 2017) 2 (Verawaty dkk, 2013) 3 (Ningrum dkk, 2013) Judul Penelitian Determinants of the Islamic Social Reporting Disclosure Determinan Pengungkapan Islamic Social Reporting pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Pengaruh Kinerja Keuangan, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah Pengungkapn ISR. Variabel Penerbitan sukuk, ukuran perusahaan dan profitabilitas profitabilitas, kinerja lingkungan, ukuran perusahaan, leverage dan likuiditas. kinerja keuangan, kepemilikan institusional dan ukuran dewan pengawas syariah Hasil Penelitian Ukuran perusahaan positif pengungkapan ISR, sedangkan penerbitan sukuk dan profitabilitas tidak pengungkapan ISR. profitabilitas, kinerja lingkungan, ukuran perusahaan dan leverage tidak pengungkapan ISR, sedangkan likuiditas yang positif pengungkapan ISR. kinerja keuangan tidak pengungkapan ISR, sedangkan kepemilikan institusional dan ukuran dewan pengawas syariah berepengaruh positif pengungkapan ISR 17

9 Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama No Peneliti dan Tahun 4 (Lestari 2013) Judul Penelitian Determinants Of Islamic Social Reporting In Syariah Banks: Case Of Indonesia Variabel ukuran perusahaan, profitabiltas, umur perusahaan dan proporsi dewan komisaris. Hasil Penelitian Ukuran perusahaan dan profitabilitas positif pengungkapan ISR sedangkan umur perusahaan dan proporsi dewan komisaris tidak pengungkapan ISR 5 (Inuzula, 2017) 6 (Putri dan Yuyetta, 2014) Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran dewan pengawas syariah pengungkapan Islamic Social Reporting. Faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic Social Reporting perusahaanperusahaan yang terdaftar pada indeks saham syariah indonesia (ISSI) ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran dewan pengawas syariah Ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri dan surat berharga syariah ukuran perusahaan tidak pengungkapan ISR, profitabilitas negatif dan ukuran dewan pengawas syariah positif pengungkapan ISR. Ukuran perusahaan, tipe industri dan surat berharga syariah positif pengungkapan ISR sedangkan profitabilitas tidak pengungkapan ISR 18

10 Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama No Peneliti dan Tahun 7 (Lestari, 2016) 8 (Ramadhani, 2017) 9 (Taufiq dkk, 2015) Judul Penelitian Pengaruh tingkat Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Pengungkapan ISR pada Perbankan Syariah. Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan pengawas syariah pengungkapan ISR Pengaruh Islamic Governance Score, leverage dan profitabilitas pengungkapan ISR Variabel profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan pengawas syariah Islamic Governance Score, leverage dan profitabilitas Hasil Penelitian Profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak pengungkapan ISR. Ukuran perusahaan, leverage dan ukuran dewan pengawas syariah positif pengungkapan ISR sedangkan profitabilitas tidak pengungkapan ISR Islamic Governance Score dan Leverage mempunyai pengaruh tidak signifikan pengungkapan ISR, sedangkan profitabilitas mempunyai pengaruh positif pengungkapan ISR. 19

11 Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama No Peneliti dan Tahun 10 (Rosiana dkk, 2015) 11 (Khoirudin, 2013) Judul Penelitian Pengaruh Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan islamic social governance pengungkapan ISR Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia 12 (Astuti, 2013) Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage pengungkapan Islamic Social Reporting. Variabel dependen: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan Islamic social governance dependen: Ukuran dewan komisaris dan Ukuran dewan pengawas syariah Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage. Hasil Penelitian Ukuran perusahaan positif pengungkapan ISR, profitabilitas, leverage dan islamic social governance tidak pengungkapan ISR Ukuran dewan komisaris positif pengungkapan ISR.Sedangkan ukuran dewan pengawas syariah negatif pengungkapan ISR. Profitablitas dan Leverage tidak pengungkapan ISR, sedangkan Likuiditas negatif pengungkapan ISR. 20

12 Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama No Peneliti dan Tahun 13 (Putra dkk, 2014) 14 (Widiawati dan Raharja, 2012) 15 (Roziani, 2010) Judul Penelitian Determinant on Islamic Social Reporting in Islamic Banking. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic Social Reporting perusahaanperusaan yang terdaftar pada DES tahun Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial dalam tahunan bank konvensional dan bank syariah di Indonesia Variabel Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan GCG. Ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri dan jenis bank Tanggung jawab sosial Ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan net profit margin Hasil Penelitian Ukuran perusahaan positif pengungkapan ISR, sedangkan profitabilitas, leverage, likuiditas dan GCG tidak pengungkapan ISR. Ukuran perusahaan, Profitabilitas, tipe industri dan jenis bank positif dan signifikan pengungkapan ISR Ukuran perusahaan, leverage, likuiditas positif signifikan pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan dan net profit tidak pengungkapan tanggung jawab sosial. 21

13 C. Kerangka Pemikiran ISR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan lingkungannya bagi kepeduian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan daripada perusahaan yang sesuai dengan prinsip Islam. ISR dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang pertama yaitu Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar biasanya melakukan aktivitas yang lebih banyak dan memiliki dampak yang besar para stakeholdersnya (Ramadhani, 2016). Hal ini sesuai dengan teori stakeholders, perusahaan yang besar biasanya memiliki aktivitas yang lebih banyak dan komplek, mempunyai dampak yang lebih besar masyarakat dan memiliki stakeholders yang lebih banyak dan mendapat perhatian lebih dari kalangan publik (Putri dan Yuyeta, 2014). Faktor kedua yang mempengaruhi pengungkapan ISR yaitu Leverage. Leverage berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, lebih banyak menggunakan hutang atau ekuitas yang berasal dari pemegang saham akan semakin tinggi tingkat leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan memiliki dorongan untuk memberikan informasi sosial (Verawaty dkk, 2016). Teori stakeholders mendukung hubungan positif leverage ISR. Teori stakeholders menyatakan perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat kepada stakeholdersnya. 22

14 Faktor ketiga yaitu Likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membiayai liabilitas jangka pendeknya (Verawaty dkk, 2016). Semakin tinggi tingkat likuiditasnya, maka manajer akan melakukan pengungkapan yang lebih mengenai risiko yang dihadapinya dalam laporan kegiatan interim perusahaan. Teori stakeholders mendukung hubungan positif likuiditas ISR. Teori stakeholders menyatakan perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat kepada stakeholdersnya (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lain). Faktor yang keempat yaitu ukuran dewan pengawas syariah DPS mempunyai peran dalam pengungkapan ISR perbankan syariah, karena kepatuhan perusahaan prinsip syariah (Ningrum dkk, 2013). Hal ini sesuai dengan teori legitimasi dewan pengawas syariah dapat mendorong manajemen selaku pelaksana operasi perusahaan untuk mengungkapkan CSR agar regulasi dari BI terpenuhi serta menjalankan fungsi bank syariah yang turut mengupayakan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat (Khoirudin, 2013). Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: 23

15 Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Variable independen Ukuran Perusahaan (X 1 ) Leverage (X 2 ) Likuiditas (X 3 ) Ukuran Dewan Pengawas Syariah (X 4 ) H 1 (+) H 2 (+) H 3 (+) H 4 (+) Variabel Dependen Islamic Social Reporting D. Rumusan Hipotesis Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengaruh ukuran perusahaan pengungkapan ISR Ukuran perusahaan adalah karakteristik spesifik perusahaan yang hampir selalu digunakan untuk menguji tingkat pengungkapan sukarela. Perusahaan yang lebih besar akan cenderung melakukan pengungkapan ISR secara lebih luas. Dalam mengungkapkan kepedulian lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat (Hidayah dan Wulandari, 2017). Hal ini sesuai dengan teori stakeholders, perusahaan yang besar biasanya memiliki aktivitas yang lebih banyak dan komplek, mempunyai dampak yang lebih besar 24

16 masyarakat dan memiliki stakeholders yang lebih banyak dan mendapat perhatian lebih dari kalangan publik (Putri dan Yuyeta, 2014). Penelitian yang dilakukan Widiawati dan Raharja (2012), Jannah dan Asrori (2016), Lestari (2013) serta Sunarsih dan Ferdiyansyah (2017) membuktikan bahwa ukuran perusahaan positif yang diukur dengan total aset pengungkapan ISR. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Ukuran perusahaan positif pengungkapan ISR 2. Pengaruh leverage pengungkapan ISR Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan harus menjelaskan kepada investor, kreditor maupun pihak kepentingan lainnya mengenai kemampuan mereka membayar hutang dan dampak pinjaman tersebut dalam kegiatan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan memiliki dorongan untuk memberikan informasi sosial kepada pihak luar karena pengungkapan dapat mengurangi asimetri informasi dan ketidakpastian mengenai prospek perusahaan dimasa mendatang. Teori stakeholders mendukung hubungan positif leverage ISR. Teori stakeholders menyatakan perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat kepada stakeholdersnya. Penelitian yang dilakukan Ramadhani (2016) dan Roziani (2010) membuktikan bahwa variabel leverage positif 25

17 pengungkapan ISR yang diukur dengan rasio kewajiban ekuitas. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2: Leverage positif pengungkapan ISR 3. Pengaruh likuiditas pengungkapan ISR Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membiayai liabilitas jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditasnya, maka manajer akan melakukan pengungkapan yang lebih mengenai risiko yang dihadapinya dalam laporan kegiatan interim perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar membedakan yang dilakukan oleh manajer yang melakukan pengungkapan risiko lebih sedikit pada tingkat likuiditas yang rendah. Teori stakeholders mendukung hubungan positif likuiditas ISR. Teori stakeholders menyatakan perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat kepada stakeholdersnya (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lain). Penelitian yang dilakukan Roziani (2010) dan Verawaty (2016) membuktikan bahwa likuiditas positif pengungkapan ISR. Ketika semakin tinggi rasio likuiditas, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai tagihanya, begitu juga dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3: Likuiditas positif pengungkapan ISR 26

18 4. Pengaruh ukuran dewan pengawas syariah pengungkapan ISR Ukuran dewan pengawas syariah adalah banyaknya jumlah anggota dewan pengawas syariah dalam suatu perusahaan. Dewan pengawas syariah yang besar akan menjalankan tugas untuk memastikan kepatuhan bank syariah hukum dan prinsip Islam lebih baik, dan diharapkan bahwa mereka juga akan berperan dalam mewajibkan aktivitas sosial dan juga pengungkapan Islamic Social Reporting bank syariah. Hal ini sesuai dengan teori legitimasi dewan pengawas syariah dapat mendorong manajemen selaku pelaksana operasi perusahaan untuk mengungkapkan CSR agar regulasi dari BI terpenuhi serta menjalankan fungsi bank syariah yang turut mengupayakan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat (Khoirudin, 2013). Penelitian yang dilakukan Ningrum dkk (2013), Ramadhani (2016) dan Inuzula (2017) membuktikan bahwa ukuran dewan pengawas syariah positif pengungkapan ISR. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4: Ukuran dewan pengawas syariah positif pengungkapan ISR. 27

BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan. Perusahaan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan CSR di Indonesia mengalami peningkatan baik dalam kuantitas maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan tentang CSR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, h BPS.go.id.diaksespada12/19/2016/11:39. 2 m.republika.co.id/diaksespada12/19/2016 pukul12:45

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, h BPS.go.id.diaksespada12/19/2016/11:39. 2 m.republika.co.id/diaksespada12/19/2016 pukul12:45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, data Badan Pusat Statistik mencatat per tahun 2010 penduduk Indonesia yang beragama muslim sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi dunia dewasa ini sangatlah pesat. Semua negara dan perusahaan multinasional bersiap untuk menghadapi era pasar bebas (Wulandari, 2014:1).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank syariah dikembangkan sebagai lembaga bisnis keuangan yang melaksanakan kegiatan usahanya sejalan dengan prinsip prinsip dasar dalam ekonomi Islam. Tujuan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tempat berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibilty mempunyai definisi umum sebagai komitmen perusahaan untuk tidak hanya berupaya mencari keuntungan dari roda bisnisnya, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menerangkan bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholder Teori stakeholder adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang perusahaan sebagai suatu entitas tidak hanya beroperasi untuk kepentingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social Responsibility (CSR) ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu telah menguraikan secara sistematis hasil dari penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah era modern lahir sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika. Pada rintisan paling awal perbankan syariah mulai mewujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Subramanyam & John J.Wild, 2010). Pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Subramanyam & John J.Wild, 2010). Pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki salah satu tugas penting untuk mengungkapkan informasi mengenai asal pendanaan perusahaan, penggunaan sumber daya (investasi), dan efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting) Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial mempunyai arti suatu proses pemilihan variable-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isu CSR kian menjadi topik terhangat dalam beberapa dekade terakhir, fenomena ini dipicu dengan mengglobalnya tren mengenai praktik CSR di dalam dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen bisnis suatu perusahaan yang secara terus menerus menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai dengan aturan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi kepercayaan masyarakat setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Terdapat perusahaan yang terdaftar di pemerintah dan ada pula

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Informasi yang diungkap di dalam laporan tahunan berisi pengungkapan informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori. Penelitian ini dilandasi oleh teori-teori yang berkaitan dengan pengungkapan sukarela, teori tersebut meliputi: teori keagenan (agency theory), teori sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (Surplus Unit)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (Surplus Unit) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana halnya dengan Bank Konvensional, Bank Syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara antara satuan-satuan kelompok masyarakat/unit-unit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan euangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan euangan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) Menurut Marwata (2001), pengungkapan didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi untuk membantu investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan dengan stakeholder-nya. Teori stakeholder menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan dengan stakeholder-nya. Teori stakeholder menyatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakehoder Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Teori stakeholder menyatakan bahwa keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan perusahaan dapat berperan dalam kemajuan masyarakat, daerah dan negara. Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan memiliki tanggungjawab tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap keluasan laporan tahunan pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 116 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Profitabilitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (STUDI PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL SELAMA TAHUN 2013-2016) ANALYSIS OF FACTORS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agency Dalam suatu kontrak kerja, terdapat suatu pemisah atau konflik yang melibatkan pihak pemilik modal (principal) dengan pihak menajer (agent) selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional karena pasar modal memberikan gambaran mengenai kondisi perekonomian sebuah negara kepada pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti sekarang ini telah mengalami banyak kemajuan yang cukup pesat disegala bidang tak terkecuali dalam dunia usaha. Tentu kondisi ini menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat untuk menyampaikan informasi kepada pihak luar perusahaan. laporan tahunan di buat oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perangkat untuk menyampaikan informasi kepada pihak luar perusahaan. laporan tahunan di buat oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi pada laporan keuangan dan laporan tahunan sangat penting untuk membantu investor dalam mengambil keputusan melakukan transaksi investasi pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dapat dikatakan sebagai suatu lembaga dan juga sebagai suatu industri. Bank dikatakan sebagai suatu lembaga yang menghubungkan antara dua belah pihak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

Lebih terperinci

merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam

merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Disclosure dalam Laporan Keuangan Dalam Statement offinancial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1, dinyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang penting dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang penting dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dimana dalam penelitian kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility / CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 54 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan terbebas dari permasalahan keuangan (financial distress). Financial distress terjadi bermula ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam lingkungan bisnis yang tidak pasti, sebuah perusahaan perlu memperhatikan risiko yang melekat pada setiap aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 5 (1) (2016) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH Amanda Kyka Marharani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan memiliki tanggung jawab kepada lingkungan sosial mereka. Pengungkapan tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dengan baik pada suatu negara menunjukan bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dengan baik pada suatu negara menunjukan bahwa negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahan-perusahaan pada suatu negara adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Perusahaan yang berkembang dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia sekarang ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan usaha menuntut banyak perusahaan di Indonesia untuk lebih transparan dalam mengungkap informasi perusahaan (Fuad,2006). Dalam menghadapi dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia diakui banyak pihak terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Mulai dari pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan adanya hubungan antara principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan adanya hubungan antara principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Teori keagenan mengungkapkan adanya hubungan antara principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance (GCG) semakin hangat. Dampak dari penerapan good corporate governance ini banyak dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dari berbagai organisasi menjadikan Corporate Social

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholder Ketentuan dalam perusahaan menyatakan bahwa manajemen memiliki fungsi untuk memaksimalkan laba, dengan asumsi bahwa memaksimalkan total nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sumber utama bagi perusahaan dalam menghimpun dana adalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sumber utama bagi perusahaan dalam menghimpun dana adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk melakukan pengembangan dan perluasan usaha agar memiliki daya saing dalam jangka panjang. Sumber utama bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun yang terdiri dari 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun yang terdiri dari 11 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2011-2015 yang terdiri dari 11 bank syariah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi pemilik modal saja (investor dan kreditor). Sementara, pihak-pihak lain yang juga membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu lingkungan yang menarik investor.

Lebih terperinci

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan merupakan sarana dokumentasi yang diberikan perusahaan sebagai alat informasi dan komukasi antara perusahaan dengan stakeholder. Laporan tahunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya untuk memperoleh laba dan memaksimumkan nilai perusahaan. Laba yang didapatkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Dari 6 (enam) variabel independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pilihan utang dan modal sebagai sumber pendanaan, merupakan keputusan penting yang mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan antara perusahaan semakin tajam. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan antara perusahaan semakin tajam. Adapun manfaat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin Banyaknya perusahaan-perusahaan yang baru terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia atau pasar modal dalam setiap tahunnya menimbulkan persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Isu mengenai sustainability report (laporan berkelanjutan) semakin berkembang pesat seiring dengan banyaknya perusahaan yang menerbitkan sustainability report.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ROA dan ROE pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar (listing) pada Bursa

BAB V PENUTUP. ROA dan ROE pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar (listing) pada Bursa BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan oleh rasio profitabilitas ROA dan ROE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Teori legitimasi dan teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Teori legitimasi dan teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Terdapat beberapa perspektif teori yang digunakan untuk menjelaskan. Teori legitimasi dan teori stakeholder digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan praktek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pemisahan kepemilikan perusahaan dengan manajemen perusahaan bertujuan agar keuntungan yang semaksimalkan mungkin dapat diperoleh dengan biaya seefisien mungkin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) Teori Stakeholder ini berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu perusahaan dibutuhkan banyak dana. Melalui pembenahan struktur modal inilah yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) sudah lama muncul di berbagai negara, hal ini terlihat dari praktik pengungkapan corporate social

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang tinggi tampa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) Istilah stakeholder bukan merupakan sebuah istilah yang asing lagi. Kata stakeholder sering digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan Yang Listing Di Jakarta Islamic Index

Jurnal Akuntansi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan Yang Listing Di Jakarta Islamic Index FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI JAKARTA ISLAMIC INDEX AYU KARIZA 11.152095 Abstrak Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bagi perusahaan keuangan khususnya perbankan, permodalan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bagi perusahaan keuangan khususnya perbankan, permodalan merupakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan keuangan khususnya perbankan, permodalan merupakan faktor yang sangat penting sebagai penggerak untuk kegiatan usaha bank. Besar kecilnya modal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang mencerminkan pembangunan perekonomian Indonesia dalam menentukan tercapai tidaknya

Lebih terperinci