PERAN STRATEGIS DPR RI DALAM MEMBANGUN KESEHATAN BANGSA

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN DPR DALAM INOVASI PROGRAM DAN ANGGARAN UNTUK UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF


POTRET PEMBIAYAAN KESEHATAN BERSUMBER PEMERINTAH: CONTOH KASUS KABUPATEN PIDIE JAYA. April 8 th 2015 HANIFAH HASNUR

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WIKO SAPUTRA. Economics and Public Policy Researcher Prakarsa

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB I. PENDAHULUAN A.

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

Perspektif Kementerian Keuangan terhadap Anggaran untuk Pelayanan Kesehatan

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

DISTRICT HEALTH ACCOUNT KAB. TrENGGALEK TAHUN ANGGARAN 2013 TIM DHA KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

GAMBARAN UMUM. # Luas wilayah Provinsi Bali 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

Indonesia National Health Accounts Dipaparkan dalam Kongres InaHEA Intercontinental Mid Plaza Hotel Jakarta Rabu, 8 April 2015

Ketentuan DPR, Alokasi Anggaran dan Kendala Implementasinya

PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

ANGGOTA DPRD. Pembekalan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar MEP-UGM, 5 September Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/DPD RI/II/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Manajemen Puskesmas 1

Peran Masyarakat Sipil dalam Mendorong Peningkatan Cukai Rokok

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PAPUA

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Press Release Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2010

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BELANJA FUNGSI KESEHATAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

REVIEW KEBIJAKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

PERUBAHAN FORMAT DAN STRUKTUR MATERI NOTA KEUANGAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DPR.

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

Penentuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia (Pusat dan Daerah) Oleh; Dr. Sumarjati Arjoso, SKM Wakil Ketua Komisi IX DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

MATRIK REALISASI CAPAIAN LAKIP TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

UPAYA KESEHATAN KERJA

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

Transkripsi:

PERAN STRATEGIS DPR RI DALAM MEMBANGUN KESEHATAN BANGSA Dr. Sumarjati Arjoso, SKM Ketua Kaukus Kesehatan DPR RI/ Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI aarjoso@yahoo.com

Amanat Pembukaan UUD 1945 Amanat Pendiri Bangsa Indonesia Nation MDGs Amanah UUD 1945 untuk Kesehatan Bangsa...Setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan (Pasal 28 H:1) MDGs Negara mengembangkan sistem jam sos bagi seluruh rakyat (Pasal 34:2) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayan kesehatan... (Pasal 34:3)

Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan adalah INVESTASI Pembangunan Manusia (Human Capital) Ketahanan Ekonomi Ketahanan Bangsa Faktor pengungkit Kesehatan Nutrisi/Gizi Pendidikan

Perkembangan Human Development Index (HDI) Indonesia 1980 -- 2013 Series 1 0.700 0.620 0.624 0.629 0.600 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.390 0.508 0.500 0.450 Komponen indikator: Pendidikan Kesehatan GNP 0.561 0.593 Indonesia Ranking 121 Dari 187 negara (sama dg HDI Afrika Selatan dan masih lebih rendah jika dibandingkan dg nilai ratarata HDI negara di Kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik) 0.000 1980 1990 1995 2000 2005 2009 2010 2011 2012 hdr.undp.org diakses April 2013

PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN PRIORITAS KESEHATAN DALAM RPJMN 2010-2014 MEMPRIHATINKAN Turut Berkontribusi thd Rendahnya HDI Ket : SASARAN Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen) Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi ) Status Awal (2008) Pencapaia n Target 1) Hasil SP tahun 2010, BPS 2) SDKI tahun 2007, BPS (Hasil SP 2010 dan SDKI 2012 perhitungan belum selesai) 3) SDKI tahun 2007, BPS (Berdasarkan hasil sementara SDKI 2012 : 32/1.000 dan SP 2010: 26/1.000) 4) Riskesdas 2010, Kemenkes 5) SP tahun 2010, BPS (Hasil sementara SDKI 2012 : 2,6 ) Target 2014 Status 70,7 70,9 1) 72,0 Perlu kerja keras 228 228 2) 118 tak akan tercapai 34 32 3) 24 Perlu kerja keras 18,4 17,9 4) <15,0 on track 2,6 2,4 5) 2,1 tak akan tercapai

Permasalahan Pembangunan Kesehatan

PERMASALAHAN DALAM SISTEM ANGGARAN DI SEKTOR KESEHATAN: Alokasinya rendah hy sekitar 2% APBN Penyerapan anggaran rendah dan menumpuk di akhir tahun Alokasi anggaran tendensius ke kuratif dan kapasitasi lembaga Anggaran kesehatan tidak Cost Effective Anggaran kesehatan di KORUPSI Sistem kesehatan menghadapi masalah kurang pendanaan, terbatasnya cakupan asuransi kesehatan, dan perlindungan finansial, kesenjangan penghasilan dan geografis, fragmentasi, inefisiensi alokatif dan teknis, rendahnya produktivitas dan financial non-stability. (Schrieber, 2007)

RENDAHNYA ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2010 2012 Rp/Triliun 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00-25,27 22,50 30,92 26,96 33,24 30,44 89,04% 87,19% 91,58% Th 2013 Jika 5% APBN, maka anggaran kes hrs nya sebesar 88,1 Trilyun (dari total 1.762T) 34,58 2010 2011 2012 2013 Alokasi Realisasi Penyerapan Anggaran Kesehatan memang meningkat, tapi persentasenya hy berkisar 2% dr total APBN. Proporsi ini masih jauh dari alokasi yang diamanatkan dalam UU No. 36 Tahun 2009 yi 5%. Disisi lain setiap tahunnya juga sllu ada sisa anggaran skitar 3-4 trilyun yg tdk terserap. Hal ini tentu berdampak thd capaian program pembangunan kesehatan.

Penyerapan APBN selalu menumpuk di akhir tahun (Nopember Desember)

Gani, 2011 BELANJA DAERAH UNTUK UKM ANGGARAN Public Health yg diabaikan??? Rerata 7 Prov PR.1 Program Kesehatan Masyarakat 6.58% PR 1.1 KIA 0.70% PR 1.2 Gizi 0.97% PR 1.3 Imunisasi 0.12% PR 1.4 TBC 0.06% PR 1.5 Malaria 0.30% PR 1.6 HIV/AIDS 0.03% PR 1.7 Diare 0.00% PR 1.8 ISPA 0.01% PR 1.9 Demam Berdarah 0.06% PR 1.10 Penyakit Menular Lain 0.15% PR 1.11 Penyakit Tidak Menular 0.03% PR 1.12 KB 0.57% PR 1.13 Usaha Kesehatan Sekolah 0.07% PR 1.14 Kesehatan Remaja 0.01% PR 1.15 Kesehatan Lingkungan 1.20% PR 1.16 Promosi Kesehatan 0.41% PR 1.17 Penanggulangan Bencana 0.02% PR 1.18 Surveilans 0.05% PR 1.19 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 1.83%

Rerata BELANJA DAERAH UTK UKP & PENUNJANG 7Prov PR 2 Program Upaya Kesehatan Perorangan 41.23% PR 2.1 Pelayanan Rawat Jalan Anggaran tendensius 1.50% ke kuratif dan PR 2.2 Pelayanan Rawat inap kapasitasi lembaga 0.89% PR 2.3 Pelayanan Rujukan 0.15% PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1-2.3) 38.69% PR 3 Program Yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 52.20% PR 3.1 Administrasi & Manajemen 25.29% PR 3.2 Sistem Informasi Kesehatan 0.28% PR 3.3 Capacity Building 0.57% PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 15.65% PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 0.54% PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 6.90% PR 3.7 Jaminan Kesehatan 3.24% PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 0.11% Grand Total 100.00%

Padahal komitmen anggaran kesehatan utk promotif & preventif sdh di ikat dalam UU kes no. 36 Th. 2009 1. Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji. 2. Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. 3. Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurangkurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Yang dimaksud dengan kepentingan pelayanan publik dalam ketentuan ini adalah pelayanan kesehatan baik pelayanan preventif, pelayanan promotif, pelayanan kuratif, dan pelayanan rehabilitatif yang dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Biaya tersebut dilakukan secara efisien dan efektif dengan mengutamakan pelayanan preventif dan pelayanan promotif dan besarnya sekurangkurangnya 2/3 (dua pertiga) dari APBN dan APBD (PENJELASAN PASAL 171 AYAT 3).

Anggaran Kesehatan Tidak Cost Effective Catatan FITRA thd anggaran kes 2011 sbb: Anggaran utk penanggulangan masalah gizi, dari skitar 200 Milyar, biaya distribusi nya saja mencapai Rp 26,1 milyar, Biaya tidak langsung spt perjalan dinas mencapai 25,9 Milyar, Biaya jasa konsultan 10,4 Milyar. 13

Anggaran Kesehatan di KORUPSI Misal dalam Dugaan Korupsi Pada Kasus Pengembangan Vaksin Flu Burung Penyimpangan pengadaan Sarana Dan Prasarana Pembuatan Vaksin Flu Burung untuk manusia pada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2008 s.d. 2011. Berdasarkan LHP BPK ditemukan adanya kerjasama tidak sehat antara para pihak dalam Pengadaan Peralatan Pembangungan Fasilitas Produksi, Riset Dan Alih Teknologi Vaksin Flu Burung TA 2008 s.d. 2010, mengakibatkan indikasi kerugian keuangan negara sekurang-kurangnya Rp347.454.559.610,00. KORUPSI di sektor kesehatan juga seringkali terjadi di fasilitas kesehatan. Dimana tenaga medis biasanya mengarahkan pasien pada layanan kesehatan dan obat tertentu guna mencari keuntungan (Workshop FKM Undip, 2013) 14

Peran Strategis DPR (dan DPRD) dalam Pembangunan Kesehatan Bangsa

Peran DPR RI Menurut UU MD3 No 27 tahun 2009, dlm menjalankan tugasnya DPR RI mempunyai 3 fungsi/ peran, yaitu :

Peran Strategis 1: DPR berperan utk meningkatkan anggaran kesehatan UU No 17 th 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 15 ayat (5) menyebutkan bahwa APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,kegiatan, dan jenis belanja. Hal itu menunjukkan bargaining position DPR yang begitu kuat dalam APBN/P. Setiap tahun DPR selalu mendorong anggaran kesehatan agar meningkat, hanya saja belum mencapai 5% APBN. 17

Peran Strategis 1: DPR berperan utk meningkatkan anggaran kesehatan Beberapa kegiatan yg dilakukan DPR untuk meningkatkan anggaran kes: Mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan Menkes Membahas dan mengajukan usul penyempurnaan RAPBN Kesehatan pada Badan Anggaran Membahas & menetapkan alokasi anggaran Kesehatan Membahas Lap. Keu. Kemenkes & pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK Menyempurnakan hasil sinkronisasi Badan Anggaran atas usulan komisi Menyerahkan kembali hasil pembahasan komisi kepada Badan Anggaran 18

Peran Strategis 2: DPR berperan utk membantu mempercepat penyerapan anggaran kesehatan Persoalan penyerapan anggaran selama ini seringkali disebabkan karena proses politik anggaran yg panjang shg anggaran terlambat turun. Atas dasar itu, maka peran strategis DPR adalah : Menetapkan anggaran/ APBN &APBNP tepat pada waktunya hingga kepada rincian anggaran Mempercepat penghapusan anggaran yg diberi tanda bintang Mengawasi pelaksanaan realisasi anggaran kemenkes secara ketat di tiap semester, baik secara langsung maupun tidak langsung 19

Peran Strategis 3: DPR berperan utk memangkas anggaran yang tidak Cost Effective Sebagaimana yg kita ketahui bersama bahwa APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,kegiatan, dan jenis belanja. Itu artinya DPR dapat melihat sistematika dan proporsi anggaran yang diajukan Kemenkes. Jika anggaran perjalanan dinas dan mata anggaran lain dianggap tidak cost effective maka DPR bisa saja memangkas mata anggaran yg tdk efektif tsb. 20

Peran Strategis 4: DPR berperan utk mengawasi program pembangunan kesehatan + mencegah korupsi Pengawasan DPR berfungsi untuk mensupervisi program kesehatan sesuai dengan perencanaan di awal tahun anggaran. Pengawasan DPR bertujuan untuk mengefektifkan program pembangunan kesehatan Pengawasan DPR berfungsi untuk turut mencegah terjadinya tindak pidana korupsi 21

Metode Pengawasan Rapat Kerja Rapat Dengan Pendapat Rapat Dengan Pendapat Umum Rapat Konsultasi dengan Lembaga Negara Lain Rapat Gabungan Komisi Kunjungan Kerja Pembentukan Panitia Khusus,Tim, Panja Penggunaan Hak-Hak anggota dan Hak DPR KOMISI IX Dengan Menteri Kesehatan 22

Pengawasan Bidang Keuangan Pengawasan Pelaksanaan APBN Kesehatan Pembahasan Laporan KOMISI IX Keuangan Kementerian Kesehatan Hasil Pemeriksaan BPK BAKN Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK KOMISI IX Hasil Pengawasan DPD Pengaduan Masyarakat KOMISI IX Bila Indikasi Korupsi Penegak Hukum KPK

Peran Strategis 5: DPR berperan menyusun Undang Undang untuk mempercepat proses pembangunan kesehatan Banyak program dan kebijakan kesehatan yang memerlukan payung hukum berupa UU Dalam pembahasan suatu Undang Undang, DPR melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan mengundang Para Pakar, LSM dan Ormas, serta kunjungan kerja ke daerah dan juga ke LN. Pada tahun 2009, ada 4 UU yg di syah kan DPR yg terkait dg Kesehatan, al: UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan 24

Peran Strategis 6: DPR berperan membentuk Kaukus Kesehatan utk mendiskusikan masalah kesehatan diluar sektor kesehatan Kaukus Kesehatan DPR RI merupakan lembaga lintas komisi dan lintas fraksi untuk mendiskusikan permasalahan kesehatan Bukan AKD (Alat Kelengkapan Dewan) Hingga saat ini Kaukus Kesehatan DPR banyak melakukan kegiatan kegiatan advokatif, baik melalui forum forum formal maupun informal Kaukus Kesehatan hanya baru ada di tingkat DPR RI, belum sampai ketingkat DPRD Propinsi dan Kab/Kota. 25

Penutup DPR RI memiliki peran strategis untuk pembangunan kesehatan bangsa, yaitu melalui fungsi penganggaran, pengawasan dan legislasinya. Peran DPR dalam hal penganggaran sangat strategis untuk meningkatkan anggaran di sektor kesehatan, termasuk untuk mencapai 5% anggaran untuk kesehatan. Peran DPR dalam Bidang Kesehatan dinaungi oleh Komisi IX DPR. Mengingat masalah kesehatan itu lintas sektoral, maka anggota DPR membentuk Kaukus Kesehatan DPR RI yang berfungsi untuk forum komunikasi dan koordinasi lintas komisi dan lintas fraksi. 26

Terima Kasih