I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

SKRIPSI. KUALITAS PERMEN JELLY DARI ALBEDO KULIT JERUK BALI (Citrus grandis L. Osbeck) DAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Anonim (2011), produksi tomat Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun

KUALITAS PERMEN JELLY DARI ALBEDO KULIT JERUK BALI (Citrus grandis L. Osbeck) DAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

SKRIPSI. KUALITAS SELAI LEMBARAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DENGAN KOMBINASI DAGING BUAH DAN ALBEDO DURIAN. Disusun oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Buah apel banyak dijumpai di mana pun tak hanya apel dari Malang,

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO menunjukkan proporsi kematian di negara berkembang dengan. sebanyak (39%), kanker (27%), dan PTM lainnya (30%).

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. campuran gula dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN FREKUENSI PENCUCIAN DAN ph LARUTAN PERENDAM TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA MANISAN KULIT JERUK SKRIPSI. Oleh : TRI OETAMININGSIH 0.

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Variasi konsentrasi ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

SKRIPSI. KUALITAS SELAI LEMBARAN DENGAN KOMBINASI ALBEDO SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) DAN BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

KUALITAS SELAI LEMBARAN DENGAN KOMBINASI EKSTRAK PEKTIN DARI ALBEDO KULIT JERUK BALI

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB I PENDAHULUAN. padat dan sering menjadi pelengkap untuk makan roti, dan dibuat inovasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

JURNAL. KUALITAS JELLY KULIT BUAH MARKISA (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener) DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI PEKTIN.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jeruk Bali (Citrus grandis) memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi dalam 100 g bagian, yaitu sebanyak 43 mg dan vitamin A sebanyak 20 SI (Satuan Internasional), sehingga cukup baik untuk mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono dan Setiawan, 2003). Jeruk Bali biasa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan, dalam bentuk olahan jeruk Bali biasa dibuat jelly, namun limbah buah jeruk, yaitu kulit jeruk yang beratnya hampir 36 % berat buahnya belum banyak dimanfaatkan. Zat pektin yang terdapat pada daging buah dan kulit buah jeruk Bali akan sangat bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian albedo kulit jeruk Bali mengandung pektin tinggi (Kenastino, 2003). Menurut Kenastino (2003), albedo kulit buah jeruk Bali dapat dijadikan makanan, seperti manisan, alkohol, dan gula tetes, serta dapat juga diekstrak kandungan pektin di dalamnya. Jeruk Bali memiliki rendemen (11,13 %), kadar air (17,17 %), viskositas (16,67 cps), persentase kemurnian pektin (69,69 %), dan derajat keputihan (56,33). Sementara itu, menurut Jariyah dkk. (2007), albedo kulit jeruk Bali mengandung vitamin C sebesar 15,197 mg, kadar pektin sebesar 15,8265 %, total gula sebesar 5,7635 %, ph 5,86, serta kadar air sebesar 48 %. Hasil penelitian Purbianti (2005) menunjukkan pektin paling banyak terdapat pada kulit jeruk Bali dibandingkan dengan kulit jeruk keprok dan jeruk lemon. 1

2 Pektin merupakan salah satu zat alami yang terdapat dalam sari buah, yang membentuk larutan koloidal dalam air dan berasal dari perubahan protopektin selama proses pemasakan buah. Pada kondisi yang sesuai serta dengan penambahan gula dan asam, pektin dapat membentuk gel. Pada substrat buah-buahan yang bersifat asam, pektin merupakan koloidal yang bermuatan negatif. Penambahan gula dapat mempengaruhi keseimbangan pektin. Pektin akan menggumpal dan membentuk serabut halus yang mampu menahan cairan (Desrosier, 1969). Salah satu produk olahan pangan yang membutuhkan bahan pengental atau gelling agent berupa pektin adalah selai. Menurut deman dan Gupta (1989), pembentukan gel terbaik pada pembuatan selai dapat dicapai jika kandungan pektin yang digunakan 0,2-1,5 %. Teori tersebut didukung oleh Desrosier (1988), yang menyatakan bahwa kadar pektin < 1 % sudah cukup untuk membentuk struktur gel yang memuaskan. Menurut Yenrina dkk. (2009), selai termasuk produk olahan pangan yang berasal dari buah-buahan. Permintaan selai yang meningkat di pasaran dan hanya tersedia dalam bentuk selai oles kemasan dirasakan kurang praktis. Oleh karena itu, perlu pembuatan selai lembaran yang merupakan modifikasi selai oles menjadi lembaran yang kompak, plastis, dan tidak lengket. Selai lembaran adalah jenis makanan yang berasal dari daging buah yang telah dihancurkan dan dicetak menjadi lembaran tipis di atas loyang. Selai lembaran dicetak dengan ketebalan ± 2-3 mm, kemudian didinginkan pada suhu ruang dan dipotong. Selai lembaran memiliki daya simpan yang

3 cukup lama, apabila disimpan dengan baik dalam lemari pendingin atau freezer. Bahan baku untuk pembuatan selai lembaran bisa dari berbagai jenis buah-buahan segar (Jene dkk., 2003). Pembuatan selai lembaran membutuhkan serat yang larut dan tidak larut dalam air untuk mempertahankan struktur selai lembaran yang plastis menjadi lembaran-lembaran kompak dan tidak lengket. Serat yang larut air misalnya pektin, sedangkan serat yang tidak larut air misalnya selulosa dan lignin (Hawley, 1981). Penggunaan albedo kulit jeruk Bali bertujuan untuk memanfaatkan kandungan pektinnya sebagai sumber olahan pangan baru, sehingga dalam pembuatannya, selai lembaran ini tidak menggunakan bahan baku dari daging buah jeruk Bali. Pembuatan selai lembaran dari ekstrak pektin albedo kulit jeruk Bali diduga akan menghasilkan selai lembaran dengan warna yang kurang menarik, oleh karena itu perlu dilakukan kombinasi dengan bahan lain agar selai lembaran yang dihasilkan memiliki warna, rasa, dan aroma yang lebih menarik. Menurut Wahyuni (2012), buah naga termasuk dalam buah yang eksotik karena penampilannya yang menarik, rasanya asam manis menyegarkan, dan memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Salah satu jenis buah naga yang memenuhi kriteria tersebut adalah buah naga jenis merah (Hylocereus polyrhizus) karena mempunyai rasa manis, segar, beraroma, serta memiliki warna yang merah terang tanpa harus diberi zat pewarna tambahan, sehingga menghilangkan keraguan akan berakibat buruk bagi kesehatan. Selain pemanfaatan rasa, aroma, dan warna, tujuan utama penambahan buah

4 naga merah dalam pembuatan produk adalah untuk menambah suplai gula reduksi yang berkaitan dengan pencegahan kristalisasi sukrosa dalam substrat yang sangat kental (Ramadhan dkk., 2015). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas selai lembaran yang dibuat dengan kombinasi albedo kulit jeruk Bali yang memiliki kandungan pektin potensial dan buah naga merah sebagai pewarna alami selai lembaran, yang dapat menimbulkan rasa manis asam menyegarkan dan membuat penampilan selai lembaran menjadi lebih menarik. B. Keaslian Penelitian Yenrina dkk. (2009) pernah melakukan penelitian mengenai Tingkat Pencampuran Nenas (Ananas comosus) dengan Jonjot Labu Kuning (Cucurbita moschata) yang bertujuan untuk mengetahui nilai gizi dari selai lembaran nenas dengan jonjot labu kuning dan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap produk. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah perlakuan A (nenas 100 : jonjot labu kuning 0), B (nenas 90 : jonjot labu kuning 10), C (nenas 80 : jonjot labu kuning 20), D (nenas 70 : jonjot labu kuning 30), E (nenas 60 : jonjot labu kuning 40), dan F (nenas 50 : jonjot labu kuning 50). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat pencampuran nenas dan jonjot labu kuning berpengaruh terhadap kadar total asam dan kadar pektin, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar air, kadar serat, kadar gula, dan kekuatan lembaran. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C (nenas 80 : jonjot labu kuning 20).

5 Penelitian lainnya dilakukan oleh Murni dan Sulandari (2009), yaitu mengenai Sifat Organoleptik Selai Lembaran dari Kulit Buah Semangka dan Buah Pepaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan yang tepat dari kulit semangka dan pepaya dalam pembuatan selai lembaran. Perbandingan kulit semangka dan pepaya yang digunakan adalah 1 : 1 (150 g : 150 g), 1 : 2 (100 g : 200 g), dan 2 : 1 (200 g : 100 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan 1 : 2 kulit semangka dan pepaya menghasilkan selai lembaran terbaik berdasarkan uji organoleptik dengan rasa cukup enak, elastis, dan berwarna oranye. Danil (2010) melakukan penelitian mengenai Pembuatan Selai Lembaran dari Campuran Pepaya (Carica papaya L.) dan Jonjot Labu Kuning (Cucurbita moschata). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencampuran daging buah pepaya dengan jonjot labu kuning yang tepat, sehingga diperoleh selai lembaran bermutu baik, diketahui nilai gizi dari selai lembaran pepaya dan jonjot labu kuning, serta untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap produk. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah perlakuan A (pepaya 90 : jonjot labu kuning 10), B (pepaya 80 : jonjot labu kuning 20), C (pepaya 70 : jonjot labu kuning 30), D (pepaya 60 : jonjot labu kuning 40), E (pepaya 50 : jonjot labu kuning 50). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencampuran pepaya dan jonjot labu kuning berpengaruh terhadap kadar air, kadar serat, kadar pektin, dan kadar gula, tetapi tidak berpengaruh terhadap total asam dan kekuatan lembaran. Perlakuan terbaik adalah perlakuan B (pepaya 80 : jonjot labu kuning 20).

6 Penelitian serupa dilakukan oleh Rakhmaningtyas (2011) mengenai Pengaruh Proporsi Labu Kuning (Cucurbita moschata) dan Buah Naga (Hylocereus undatus), serta Konsentrasi Gula Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Leather Buah dengan menggunakan rancangan percobaan rancangan acak kelompok 2 faktor. Faktor pertama adalah proporsi labu kuning dan buah naga berdaging putih kulit merah (80 % : 20 %, 60 % : 40 %, 40 % : 60 %) (b/b) dan faktor kedua adalah konsentrasi gula (5, 10, dan 15 %) (b/b). Perlakuan terbaik dari parameter fisik dan kimia adalah dengan perlakuan labu kuning 80 % : buah naga berdaging putih kulit merah 20 %, sedangkan perlakuan labu kuning 60 % : buah naga berdaging putih kulit merah 40 % dengan konsentrasi gula 15 % merupakan parameter terbaik berdasarkan uji organoleptik. Octaviana (2013) pernah melakukan penelitian mengenai Kualitas Permen Jelly dari Albedo Kulit Jeruk Bali (Citrus grandis) dan Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Penambahan Sorbitol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) berpengaruh terhadap kualitas (sifat fisik, kimia, mikrobiologis, dan organoleptik) permen jelly, serta untuk mengetahui kombinasi albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang tepat untuk menghasilkan permen jelly dengan kualitas terbaik. Perbandingan albedo kulit jeruk Bali dan rosela yang digunakan adalah 200 ml : 0 ml, 120 ml : 80 ml, dan 80 ml : 120 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan 120 ml : 80 ml albedo kulit

7 jeruk Bali dan rosela menghasilkan permen jelly terbaik berdasarkan hasil parameter kadar air, kadar abu, kadar gula reduksi, vitamin C, warna, tekstur, angka lempeng total, angka kapang-khamir, serta uji organoleptik yang meliputi rasa dan warna. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa penelitian mengenai selai lembaran berbahan baku kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali dan buah naga merah belum pernah dilakukan. Penelitian ini menggunakan kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali dan buah naga merah dengan variasi perlakuan sebagai berikut : perlakuan A (ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali 1 : buah naga merah 2), B (ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali 1,5 : buah naga merah 1,5), C (ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali 2 : buah naga merah 1), dan D (ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali 3 : buah naga merah 0). C. Rumusan Masalah 1. Apakah kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memberikan perbedaan pengaruh terhadap kualitas (sifat kimia, fisik, mikrobiologis, dan organoleptik) selai lembaran yang dihasilkan? 2. Berapa kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang tepat untuk menghasilkan selai lembaran dengan kualitas terbaik?

8 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan pengaruh kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kualitas (sifat kimia, fisik, mikrobiologis, dan organoleptik) selai lembaran yang dihasilkan. 2. Menentukan kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang tepat untuk menghasilkan selai lembaran dengan kualitas terbaik. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kualitas selai lembaran dengan memanfaatkan albedo kulit jeruk Bali yang mengandung senyawa pektin untuk menghasilkan produk pangan yang sehat dan menarik dari segi warna dengan mengkombinasikannya bersama buah naga merah, serta menimbulkan rasa yang dapat diterima ketika dikonsumsi.