Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif (evaluation research) berdasarkan

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. Adapun pengertian pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003: melimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi-potensi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi untuk

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

Independensi Integritas Profesionalisme

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perubahan

BAB III METODE PENELITIAN

STANDAR KOMPETENSI. (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017)

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Januardi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam rangka untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan organisasi

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :

BAB.III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

Muslich Mahmud Eky S. Soeria Soemantri AFDOKGI

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta dipupuk secara efektif melalui strategi dan pengelolaan pendidikan dan

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dicanangkannya pekerjaan guru sebagai suatu profesi, guru diharapkan

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

Oleh : Ninik Indahwati. Kata Kunci : Program Pengajaran, Pengembangan Program Pengajaran.

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

Transkripsi:

EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERBANKANSYARIAHMELALUI PENERAPANEVALUASI EVALUASI MODEL CIPP Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. Dipresentasikan pada sesi Seminar tentang Perbankan Syariah di Universitas Sriwijaya Palembang Kamis, 22 Juli 2010

Permasalahan di Perbankan Syariah SDM yang memiliki kualifikasi memadai masih minim, baik secara kuantitas maupun kualitas terutama pada level menengah dan atas, seperti: Kepala Cabang, Bagian, Divisi bahkan Direksi. Hal ini terjadi karena sebagian besar SDM bank syariah merupakan mantan pegawai bank konvensional yang bekerja di bank Syariah dengan berbagai motif. Hal ini yang menyebabkan tidak seriusnya mereka dalam mempelajari segala hal tentang perbankan Syariah, untuk kemudian memiliki kepercayaan dan ghirah yang tinggi dalam menerapkan aturan yang ada terkait dengan kesulitan-kesulitan yang timbul ketika konsep perbankan Syariah yang benar dijalankan.

Pola pikir (mindset), kecakapan (aptitude) dan sikap (attitude) yang belum maksimal dari para pelaku inovasi i itu sendiri, i yaitu SDM bank Syariah terhadap konsep perbankan Syariah sebagai langkah inovatif atas perbankan konvensional. Artinya, SDM yang ada masih sulit merubah paradigma dari konsep Konvensional ke konsep Syariah. Tanpa adanya reformasi cara berpikir dan bersikap secara signifikan, maka konsep kehebatan perbankan Syariah hanya ada di atas kertas dan menjadi retorika belaka. Hasil kajian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), untuk mencapai pangsa pasar perbankan Syariah sebesar 5%, maka perbankan Syariah masih membutuhan setidaknya 14.000 SDM. Hal ini didasari pada penghitungan jumlah SDM bank Syariah di tahun 2006, saat industri perbankan Syariah masih berpangsa 1,6% dan masih memiliki 8.000 pegawai. Artinya, SDM perbankan Syariah harus mendalami tentang keuangan Syariah dan ragamnya dan menguasai keterampilan dasar ilmu Syariah.

Permasalahan perbankan Syariah akan semakin berat ketika uji kelayakan k dan kepatutan t untuk posisi i direksi i bank Syariah belum dirancang secara cermat agar menghasilkan direksi bank Syariah yang benar-benar mempunyai ghirah dan kompetensi yang tinggi. Hasilnya adalah ketika mengelola bank Syariah, mereka seringkali mengeluarkan jurus-jurus konvensionalnya yang terkadang melanggar kepatuhan Syariah. Seperti masalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang seharusnya ditingkatkan akan tetapi semakin dijauhi oleh perbankan Syariah dengan berbagai alasan yang sebenarnya mencerminkan sikap avers to risk dan avers to effort pengelola. Adanya fenomena beberapa bank Syariah berlomba membuka jaringan secara masif. Kekhawatiran ini sangat wajar sekali muncul, apabila langkah manajemen perbankan Syariah yang dengan serba instan membuka jaringan secara tergesa-gesa, merekrut dan mendidik SDMnya tidak sesuai program, serta tidak berorientasi pada kompetensi. Dengan segala konsekuensi harus dihadapi di kemudian hari, apabila perbankan Syariah menemui berbagai masalah, seperti: model pelayanan yang rendah mutunya dan kualifikasi i SDM yang tidak sesuai standar perbankan Syariah.

Pertanyaan terkait dengan Sistem Diklat di Perbankan Syariah Bagaimanakah kinerja mentor atau trainer dilihat dari penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan memberi tugas dan ujian kepada peserta diklat (pegawai) program pendidikan dan pelatihan? Bagaimanakah pelayanan umum, pemilihan dan penyediaan materi pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pengelola program pendidikan dan pelatihan? Bagaimanakah persepsi peserta diklat (pegawai) terhadap sistem pendidikan dan pelatihan, motivasi dalam mengikuti pembelajaran dan kepuasaan setelah mengikuti program pendidikan dan pelatihan? Bagaimanakah dukungan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan sistem pendidikan dan pelatihan di internal institusi perbankan Syariah?

Bagaimana Efektifitas sistem Diklat bermanfaat bagi Perbankan Syariah? Secara teoritis Materi ini diharapkan dapat memberikan kajian terkait dengan efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan perbankan Syariah melalui penerapan evaluasi model CIPP. Para pegawai, mentor/trainer dan pihak manajemen dituntut agar dapat mengintrospeksi diri, sadar dan serius dalam upaya meningkatkan kinerja dan dedikasinya secara kompeten, produktif dan profesional. Tatanan praktis/implementasi Ada upaya tindaklanjut dengan segera melalui beberapa penelitian untuk mengetahui capaian hasil evaluasi model CIPP dan mampu dijadikan rekomendasi bagi manajemen perbankan Syariah dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan SDM melalui efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem diklat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai solusi memecahkan masalah kinerja dalam institusi perbankan Syariah dan langkah menuju penyempurnaan penyelenggaraan sistem operasional dan manajerial.

Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan mempunyai orientasi kepada pengembangan pribadi seseorang. Pelatihan mempunyai konotasi menguasai keterampilan-keterampilan tertentu baik keterampilan fisik maupun mental akademik yang diperlukan dalam profesi tertentu. Konsep pelatihan dikaitkan dengan dunia kerja dan produktivitas (Tillar, 2003: 16). Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon pegawai yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pegawai yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Sukidjo Notoatmojo, 1998: 26). Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral pegawai, sedangkan Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan pegawai (Hasibuan, 1995: 76).

Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Diklat sebagai Bagian Pemenuhan Kebutuhan SDM Konsep dasar pendidikan bagi pegawai meliputi: (1) pegawai akan belajar dengan baik apabila dia secara penuh mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan (dibuat aktif oleh mentornya), (2) pegawai akan belajar dengan baik apabila menyangkut hal-hal yang menarik baginya dan ada kaitannya dengan pekerjaan/kehidupan sehari-hari, (3) pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya akan memberikan manfaat, terutama ditempat tugasnya nanti, (4) pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya disampaikan secara menarik, sistematis dan praktis, (5) pegawai akan belajar dengan baik apabila sering diberi motivasi, (6) pegawai akan belajar dengan baik apabila diberi kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuannya, perasaannya, dan keterampilannya dalam waktu yang cukup,

(7) bahwa pegawai akan belajar dengan baik apabila ada saling pengertian yang baik antara warga belajar dengan pengajar/mentor/trainer, (8) saling pengertian yang baik, yang sesuai dengan ciri-ciri utama dari pegawai yang akan membantu pencapaian tujuan belajar, dan (9) proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan daya pikir serta daya ingat dari sesama pembelajar (Husaini Usman, 1998: 71). Pelaksanaan Pembelajaran Diklat Keberhasilan pelaksanaan program diklat akan ditentukan oleh faktor-faktor f yang lain sebagai berikut: Peran Mentor atau Trainer dalam Program Diklat, Peran Peserta dalam Program Diklat, Peran Manajemen dalam Program Diklat (seperti: mutu pelayanan, Manajemen Kelas, Fasilitas, dan Sarana & Prasarana).

Komponen-Komponen Internal Penyelenggaraan Program Diklat Mentor atau trainer, meliputi: (a) penguasaan materi; (b) antusiaisme dalam mengajar atau memfasilitasi; (c) pemberian ujian ataupun tugas kepada peserta diklat. Peserta diklat, meliputi (a) persepsi terhadap diklat dalam menambah pengetahuan dan keterampilan kerja; dan (b) motivasi mengikuti program pendidikan dan pelatihan, seperti aktualisasi diri dan beriteraksi. Pengelola (manajemen) diklat, meliputi: (a) pelayanan secara umum; dan (b) penyediaan materi selama program pendidikan dan pelatihan berlangsung. Sarana dan Prasarana, meliputi: (a) pendukung langsung proses belajar mengajar; (b) penataan ruang belajar; (c) kondisi lingkungan selama program pendidikan dan pelatihan berlangsung.

Evaluasi Model CIPP Evaluasi Konteks (Context Evaluation) Mendefinisikan konteks institusi, mengidentifikasi sasaran dan menilai i kebutuhan mereka, mengidentifikasi i peluang untuk memenuhi kebutuhan, mendiagnosis masalah-masalah utama, dan menilai apakah tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi Input (Input Evaluation) Mengidentifikasi dan menilai kemampuan sistem, alternatif program strategis, prosedur untuk pelaksanaan strategi, anggaran dan jadwal pelaksanaan. Evaluasi Prosess (Process Evaluation) ) Mengidentifikasi atau memprediksi proses, kekurangan-kekurangan dalam mendesain atau melaksanakan program, menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan awal program, dan untuk merekam dan menilai tahap-tahap kegiatan. Evaluasi Produk (Product Evaluation) Mengumpulkan deskripsi dan penilaian keluaran dan hubungan keluaran itu dengan tujuan, konteks, masukan, dan informasi proses, dan menafsirkan kegunaan dan nilai tambahnya.

Kriteria Efektifitas Diklat Evaluasi konteks Komponen evaluasi konteks yaitu relevansi program dengan kebutuhan peserta diklat yang digali melalui l metode kuesioner dan wawancara. Dalam menggali data pada evaluasi konteks, penelitian menggunakan skala Guttman, di mana jawaban didapat yang tegas dari responden yaitu Ya Tidak. Instrumen digunakan untuk mengukur berapa tingkat relevansi kebutuhan peserta terhadap program. Dalam Evaluasi konteks ditetapkan tiga gradasi yaitu, efektif, cukup efektif, dan kurang efektif.

Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Konteks (Context) Tujuan Sasaran Manfaat Total Nilai 0 20 Tidak efektif 21 40 Efektiff 41 80 Sangat efektif 0 70 Tidak efektif 71 140 Efektiff 141 280 Sangat efektif 0 20 Tidak efektif 21 40 Efektiff 41 80 Sangat efektif 0 133 Tidak efektif 134 267 Efektiff 268 400 Sangat efektif

Evaluasi Input Evaluasi input, dimaksudkan untuk mengetahui komponen yang menunjang program pendidikan dan pelatihan antara lain: 1) Mentor atau trainer, baik dari segi usia, pendidikan, jabatan, pengalaman mengajar dan pengalaman mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk mengajar (Training of trainer/tot), data dikaji melalui studi dokumentasi. 2) Untuk komponen peserta diklat, dilihat dari segi usia, pendidikan dan jabatan. Data dikaji melalui l studi dokumentasi. 3) Untuk pengelola (manajemen) baik dari segi usia, pendidikan, jabatan, pengalaman menyelenggarakan diklat dan pengalaman mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk penyelenggara (MoT). Data dikaji melalui studi dokumentasi. 4) Untuk komponen sarana dan prasarana, dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendukung proses belajar. Data dikaji melalui teknik dokumentasi dan observasi.

Kriteria Efektifitas Mentor/Trainer Jumlah Diklat yang Pernah Diikuti Pengalaman Mengajar Kriteria 3 kali ToT 10 kali Sangat Baik 2 kali ToT 6-9 kali Baik 0-1 kali ToT 1-5 kali Kurang Baik

Kriteria Efektifitas Peserta Diklat Jabatan Staf, Supervisor, Kepala Bagian, Manager Kepala Divisi, Kepala Cabang Direksi Kriteria Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai

Kriteria Efektifitas Pengelola/Manajemen Jumlah Diklat Pengalaman Kriteria yang Pernah Diikuti Menyelenggarakan Diklat 3 kali MoT 10 kali Sangat Baik 2 kali MoT 6-9 kali Baik 0-1 kali MoT 1-5 kali Kurang Baik

Kriteria Efektifitas Sarana & Prasarana Jumlah Sarana dan Prasarana 3 Kriteria Sangat Memadai 2-3 Memadai 0-1 Kurang Memadai

Evaluasi Proses Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui berfungsinya komponen-komponen yang menunjang keterlaksanaan program diklat antara lain mentor atau trainer, peserta (pegawai), pengelola (manajemen) dan juga sarana prasarana. 1) Komponen mentor atau trainer Untuk mengukur efektifitas komponen mentor atau trainer pada indikator penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan pemberian tugas atau ujian. 2) Komponen peserta diklat Untuk mengukur efektifitas komponen peserta diklat pada indikator persepsi terhadap diklat, dan motivasi belajar. 3)Komponen pengelola (manajemen) Untuk mengukur efektifitas komponen pengelola pada pelayanan umum, dan penyediaan bahan ajar (materi pendidikan dan pelatihan). 4) Komponen sarana dan prasarana Untuk mengukur keefektifan komponen sarana dan prasarana pada indikator sarana pendukung pembelajaran, kondisi kelas, dan kondisi lingkungan.

Kriteria Efektifitas Kualitas Mentor/Trainer Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Mentor/Trainer Penguasaan Materi Antusias dalam Mengajar Pemberian Tugas dan/atau 0 70 Tidak Baik 71 140 Baik 141 280 Sangat Baik 0 59 Tidak Baik 60 118 Baik 119 236 Sangat Baik 0 60 Tidak Baik 61 120 Baik Ujian 121 340 Sangat Baik 0 133 Tidak Baik Total Nilai 134 267 Baik 268 400 Sangat Baik

Kriteria Efektifitas Komponen Peserta Diklat Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Peserta Diklat Persepsi terhadap Diklat Motivasi Belajar Total Nilai 0 59 Tidak Baik 60 120 Baik 121 242 Sangat Baik 0 59 Tidak Baik 60 120 Baik 121 242 Sangat Baik 0 90 Tidak Baik 91 180 Baik 181 360 Sangat Baik

Kriteria Efektifitas Komponen Pengelola Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Pengelola Pelayanan Umum Penyedian Bahan Ajar/Materi 0 39 Tidak Baik 40 79 Baik 80 220 Sangat Baik 0 26 Tidak Baik 27 53 Baik Diklat 54 80 Sangat Baik 0 66 Tidak Baik Total Nilai 67 133 Baik 134 200 Sangat Baik

Kriteria Efektifitas Komponen Sarana & Prasarana Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Sarana & Prasarana Sarana Pendukung Kondisi Kelas Kondisi Lingkungan 0 30 Tidak Baik 31 60 Baik 61 120 Sangat Baik 0 30 Tidak Baik 31 60 Baik 61 120 Sangat Baik 0 20 Tidak Baik 21 40 Baik 41 80 Sangat Baik 0 99 Tidak Baik Total Nilai 100 198 Baik 199 396 Sangat Baik

Evaluasi Produk Dalam evaluasi produk, dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur hasil yang diperoleh peserta baik dilihat dari indikator, nilai akademis, nilai sikap dan perilaku, dan kepuasan mengikuti diklat. Data digali dengan studi dokumentasi dan kuesioner.

Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Hasil (Product) d Nilai Akademis <70 Kurang 70-80 Cukup >80 Tinggi <70 Kurang Nilai Sikap dan 70-80 Cukup Perilaku >80 Tinggi Kepuasan terhadap Diklat 0 59 Kurang 60 118 Cukup 119 236 Tinggi

Rekomendasi Melaksanakan suatu penelitian (Kuantitatif & Kualitatif) terhadap efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan di ranah perbankan Syariah dengan menggunakan evaluasi model CIPP (Context, Input, Process, and Product). Melaksanakan pengembangan penelitian di masa datang dengan menambahkan instrumen pada evaluasi model CIPP ke arah CIPPO (Context, Input, Process, Product, and Outcome). Kata terakhir, outcome yang berarti terkait dengan kepentingan eksternal dapat dipergunakan untuk mengetahui respon, seperti: tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan produk bank Syariah dan masalah krusial lainnya yang masih dihadapi oleh perbankan Syariah dalam menjalankan dan mengembangkan sektor bisnisnya.

Terima kasih...