2016 PENGARUH PEMAHAMAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU VANDALISME PENGUNJUNG TAMAN TERAS CIKAPUNDUNG DAN TAMAN LANSIA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
TAMAN VANDA. Taman Pustaka Bunga Cilaki. Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka. bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

Curug Cipanji. Air Terjun Bertingkat 3 dan Waterboom Alam

BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Taman kota merupakan salah satu elemen penyusun ruang kota yang

2015 STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

2015 PENGARUH PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PERILAKU VANDALISME DI TAMAN WISATA ALAM SITU PATENGGANG KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andri Cahyana Apriyanto, 2016

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

Body Copy Ilustrasi/ Gambar. Gambar III.1 Anatomi papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hijau untuk berekreasi dan tempat bermain anak-anak sekaligus tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Pendahuluan. yang semakin kritis. Perilaku manusia dan pembangunan yang tidak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI PENGUNJUNG DI WANA WISATA SITU CISANTI KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat dengan konsep yang berbeda, namun dengan satu tujuan yang sama,

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008).

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

2015 HUBUNGAN DAYA TARIKWISATA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE ALAM WISATA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

Tetapi pemandangan sekitar yang indah dan udara yang begitu sejuk membuat para wisatawan tak jemu dengan perjalanan yang cukup menguras tenaga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kependudukan Kota di Jawa Barat Tahun Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

2015 KAJIAN TENTANG PEND IRIAN BANGUNAN D I SEMPAD AN SUNGAI D ALAM MENINGKATKAN KESAD ARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJAD I WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia kaya akan daya tarik alam untuk dijelajahi yang salah satunya adalah kaya akan ruang terbuka hijaunya, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki keunggulan sendiri yaitu negara yang memiliki iklim tropis. Hal tersebut yang membuat banyaknya tanaman yang mudah tumbuh di negara ini. Keuntungan yang dimiliki negara Indonesia tentunya akan memberikan dampak yang positif bagi negara dan masyarakatnya apabila masyarakat tersebut dapat memanfaatkannya secara optimal. Masyarakat dan pemerintah tentunya perlu bekerja sama dalam hal memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara Indonesia salah satunya adalah dengan cara mengelola, memanfaatkan, melestarikan dan mengembangkan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara Indonesia. Kota Bandung sendiri menurut Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung memiliki Ruang Terbuka Hijau seluas 1700 hektare. Kota Bandung yang memiliki suasana yang sejuk dengan tumbuhan dan pepohonan yang masih terbilang banyak, membuat masyarakat dan pemerintah berupaya untuk mengelola ruang terbuka hijau yang terdapat di Kota Bandung sebagai taman.. Hal tersebut bertujuan agar ruang terbuka hijau yang berada di Kota Bandung dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya warga Kota Bandung sendiri. Untuk itu pemerintah kota berupaya untuk mengelola taman-taman yang ada di Kota Bandung. Tidak hanya sebatas taman biasa yang sering kita jumpai seperti dulu, kini pemerintah memberikan inovasi-inovasi baru terhadap taman-taman yang berada di Kota Bandung. Dari jumlah taman yang dimiliki oleh Kota Bandung, sebagian akan dijadikan taman tematik oleh pemerintah. Taman-taman tersebut nantinya memiliki fasilitas, fungsi dan konsep yang berbeda-beda. Hal tersebut 1

2 bertujuan agar masyarakat Kota Bandung memiliki ruang publik dengan fungsi dan pengalaman yang berbeda untuk sekedar berekreasi dan mengabiskan waktu dengan keluarga maupun rekan. Seperti yang kita ketahui, sudah banyak tamantaman yang diubah dan diperbaharui oleh pemerintah untuk ruang publik masyarakat dengan konsep dan fasilitas yang berbeda-beda. Taman-taman di Kota Bandung tersebut sudah mulai dapat digunakan oleh masyarakat baik itu yang berasal dari Kota Bandung maupun luar Kota Bandung seperti Taman Pasupati, Taman Jomblo, Taman Musik, Taman Vanda, Taman Film, Taman Alun-Alun Kota Bandung dan masih banyak lagi. Berikut adalah daftar taman tematik yang telah selesai direalisasikan oleh pemerintah kota Bandung adalah: Tabel 1.1 Daftar Taman Tematik di Kota Bandung No Nama Taman Tanggal Peresmian 1 Taman Fotografi 21 Desember 2013 2 Taman Pustaka Bunga 30 Desember 2013 3 Taman Alun-Alun Bandung 31 Desember 2014 4 Taman Lansia 31 Desember 2014 5 Taman Jomblo / Taman Pasupati 1 Januari 2014 6 Taman Skatepark 1 Januari 2014 7 Taman Musik Centrum 1 Maret 2014 8 Taman Film 14 September 2014 9 Taman Teras Cikapundung 30 Januari 2016 Sumber: Olahan penulis (2016) Selain beberapa taman tematik diatas, terdapat pula beberapa taman yang didapatkan dari hasil renovasi pemerintah, diantarannya Taman Balai Kota, Taman Vanda, Taman Flexi, Taman Sukajadi, Taman Cibeunying, Taman Lansia, Taman Maluku dan beberapa taman lainnya yang tidak secara simbolis diresmikan oleh pemerintah.

3 Pemerintah terus melakukan pembaharuan terhadap taman-taman yang ada di Kota Bandung, salah satu taman yang baru-baru ini dibuka dan menarik banyak perhatian masyarakat Kota Bandung maupun luar Kota Bandung ialah Taman Teras Cikapundung. Taman ini berada di pinggir sungai Cikapundung. Sungai Cikapundung sendiri adalah sungai yang membelah Kota Bandung. Sungai yang berhulu di Utara Kota Bandung, yaitu Lembang (Curug Ciomas), dan bermuara di Selatan kota Bandung yaitu sungai Citarum. Sungai ini melewati kawasan Babakan Siliwangi dan aliran sungaipun melewati pemukiman dan kawasan bisnis di tengah Kota Bandung, yakni kawasan Braga dan Alun-alun Bandung sehingga membuat banyak masyarakat yang tertarik untuk mengunjungi ke taman ini karena tempatnya yang strategis juga karena sungai unik yang diubah menjadi tempat rekreasi oleh pemerintah. Taman Teras Cikapundung atau yang dikenal sebagai TeCi atau Amphitheatre Cikapundung diresmikan pada tanggal 30 Januari 2016. Secara umum, Taman Teras Cikapundung menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, komunitas, dan seniman-seniman di Bandung. Berpadu dengan alam hijau dan sungai yang selama ini dikenal menjadi ciri Babakan Siliwangi. Taman Teras Cikapundung sendiri memiliki beberapa zona wisata, antara lain Jembatan Merah yaitu jembatan berlantai kayu selebar tiga meter yang bercat merah pada gerbang dan tiangnya menjadi penghubung di antara bantaran Sungai Cikapundung. Taman Teras Cikapundung ini memiliki beberapa fasilitas umum yang dapat dinikmati oleh masyarakat seperti Amphitheatre yang dapat digunakan masyarakat sebagai tempat nonton film bareng, air mancur yang ketika menyala akan ada lagu yang mengiringinya, dan yang menjadi pusat perhatian para wisatawan yang datang ialah perahu karet yang dapat dipakai untuk menyusuri sungai yang dikelola oleh komunitas dengan biaya yang murah. Melihat potensi yang dimiliki oleh Taman Teras Cikapundung sendiri membuat beberapa masyarakat tergerak untuk membantu pemerintah dalam mengelola Taman Teras Cikapundung sebagai fasilitas kota dengan membuat suatu komunitas dengan nama Komunitas Taman Teras Cikapundung.

4 Selain itu, adapun taman yang dikelola dan direnovasi ulang oleh pemerintah sehingga menarik kembali banyak perhatian dari pengunjung untuk sekedar menghabiskan waktu luang mereka bersama keluarga maupun bersama kerabat. Taman tersebut ialah Taman Lansia yang berada di sebelah kanan Gedung Sate tidak jauh dari Pusdai Bandung dan pusat jajanan yang tepatnya berada di Jalan Cisangkuy. Taman Lansia atau yang kita ketauhi singkatan dari Taman Lanjut Usia sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1995 dan pada saat itu taman tersebut memang digunakan sebagai tempat berkumpulnya para lansia sehingga taman tersebutpun dinamakan demikian. Di taman ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet umum, jaringan wifi gratis, dan kita dapat melihat danau buatan yang telah diresmikan oleh sang walikota sendiri. Danau retensi ini memiliki luas lebih dari 1500 meter persegi untuk danau pertama, dan 600 meter persegi untuk danau kedua. Selain danau buatan yang berfungsi sebagai penampung air saat hujan tiba dan sarana untuk mereduksi banjir. Melihat banyaknya antusiasme masyarakat terhadap taman-taman yang kini kian bermunculan di Kota Bandung dengan konsep taman dan fungsi yang berbeda-beda, banyak masyarakat yang memilih menghabiskan waktu luangnya dengan pergi mengunjung taman-taman yang ada di Kota Bandung. Namun, tak jarang pula banyak pengunjung taman yang melupakan fungsi sebenarnya dari taman kota itu sendiri. Banyaknya pengunjung yang tidak menghiraukan kelestarian lingkungan taman kota tersebut. Pengunjung taman kota pada umumnya melakukan kegiatan seperti mengababadikan momen, menikmati fasilitas yang disediakan, bahkan hanya sekedar bersantai dan menikmati suasana alam yang disuguhkan oleh taman kota tersebut. Tetapi secara tidak sadar, pengunjung yang datang ke taman kota justru menurunkan dan merusak kualitas taman kota itu sendiri dengan merusak tanaman, mecorat-coret fasilitas umum yang disediakan, membuang sampah sembarangan dan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pihak pemerintah dan pengelola. Hal tersebut dapat dengan mudah kita temui bila berkunjung ke taman-taman kota yang ada di Bandung dan tidak sedikit pula masyarakat yang mengeluh karena pemandangan vandalisme yang mengganggu tersebut.

5 Seperti yang dikatakan oleh Khairil Tasnim Nasution dalam netcj.co.id Taman yang berada di kota Bandung, Jawa Barat, kini dipenuhi coretan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pemandangan ini jelas sangat mengurangi nilai keindahan taman. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas publik perlu ditumbuhkan. Adapun pendapat menurut mantan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung, Yogi Supardjo yang menyesalkan aksi vandalisme yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab terhadap taman-taman di Kota Bandung Memang akhir-akhir ini marak aksi corat-coret pada taman-taman di Kota Bandung sehingga banyak taman yang tadinya asri menjadi kumuh Sumber: www.pikiran-rakyat.com Gambar 1.1 Contoh Perilaku Vandalisme di Taman Kota Bandung Sumber: www.pikiran-rakyat.com Gambar 1.1 di atas adalah salah satu contoh perilaku vandalisme yang sering kita temui di taman kota khususnya yang ada di Bandung. Pada gambar pertama menunjukan bahwa pengunjung taman kota tidak menjaga lingkungan dengan membuang sampah tidak pada tempatnya dan juga tidak menjaga fasilitas yang ada di taman kota sehingga membuat fasilitas taman kota seperti bangku taman atau pot tanaman rusak karena diinjak-injak atau diduduki oleh pengunjung. Pada gambar kedua menunjukan perilaku vandalisme lainnya yaitu mencorat-coret fasilitas atau property taman kota. Hal tersebut membuat fasilitas atau property taman kota tersebut tidak indah untuk dilihat dan terlihat kotor. Berdasarkan hasil observasi langsung peneliti ke lapangan yaitu Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia, penulis mendapatkan hasil bahwa kualitas

6 lingkungan dari kedua taman kota yang peneliti jadikan sebagai studi kasus tersebut perlu diperhitungkan kembali. Karena peneliti menemukan beberapa fasilitas dan kebersihan lingkungan yang berada di kedua taman kota tersebut masih harus diperhatikan. Karena walaupun sudah diberi tanda larangan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak lingkungan terutama tanaman, masih banyak pengunjung yang mengabaikan tanda larangan tersebut. Masih banyaknya pengunjung yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, tidak menjaga fasilitas umum dengan baik, dan tentunya tidak menjaga kelestarian makhluk hidup lain yang berada di taman kota tersebut. Kegiatan yang dapat disebut sebagai perilaku vandalisme itu tentunya berdampak kurang baik pada taman kota tersebut dan hal tersebut dapat dilihat langsung secara kasat mata oleh siapapun yang tentunya membuat fungsi dari taman kota sebagai fasilitas umum untuk menghabiskan waktu luang berkurang. Gambar 1.2 Vandalisme yang ditemukan di Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

7 Pada gambar 1.2 diatas menunjukkan beberapa perilaku vandalisme yang peneliti temukan di Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar pertama dan kedua berlokasi di Taman Lansia Bandung yang mana dapat ditemukannya sampah yang menumpuk di taman tersebut dan pada gambar kedua ialah pagar pembatas taman yang rusak karena pengunjung atau pedagang yang berada di taman tersebut tidak memperhatikan dampak yang akan terjadi dari perbuatan terhadap fasilitas atau property taman. Pada gambar ketiga berlokasi di Taman Teras Cikapundung menunjukkan sampah yang tidak dibuang pada tempatnya sehingga mengganggu pemandangan taman. Gambar dan beberapa ulasan mengenai perilaku vandalisme yang terjadi di Taman Kota Bandung tersebut menjelaskan mengenai seberapa jauh kerusakan yang telah ditimbulkan akibat perilaku vandalisme yang dilakukan oleh pengunjung Taman Kota Bandung. Salah satu penyebab terjadinya perilaku vandalisme tersebut adalah bagaimana dan sejauh mana pemahaman pengunjung taman kota terhadap lingkungan itu sendiri sehingga dapat terjadinya perilaku vandalisme khususnya di Taman Kota Bandung. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemahaman lingkungan yang dimiliki oleh pengunjung Taman Kota Bandung dan dampaknya pada perilaku vandalisme di Taman Kota Bandung dengan Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia sebagai tempat penulis melakukan studi kasus. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemahaman Lingkungan Terhadap Perilaku Vandalisme Pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan utama dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman lingkungan pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung?

8 2. Bagaimana perilaku vandalisme pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung? 3. Bagaimana pengaruh pemahaman lingkungan terhadap perilaku vandalisme pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk: 1. Mendeskripsikan mengenai pemahaman lingkungan yang dimiliki oleh pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung. 2. Mendeskripsikan mengenai perilaku vandalisme yang dimiliki oleh pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung. 3. Menganalisis pengaruh pemahaman lingkungan terhadap perilaku vandalisme pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung. 1.4. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan pada pokok-pokok pemikiran diatas, penulis mengharapkan manfaat yang dapat diraih dari penelitian ini, antara lain: 1. Sebagai bahan masukan untuk pihak pengelola taman di kota Bandung dalam mempertahankan fungsi fasilitas yang ada. 2. Sebagai bahan referensi bagi pengunjung dalam mengambil keputusan untuk berkunjung ke Taman Kota Bandung. 3. Sebagai bahan tambahan referensi informasi bagi program studi Manajemen Resort dan Leisure Universitas Pendidikan Indonesia. 1.5. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI Urutan penulisan dalam penelitian ini meliputi : BAB I : Pendahuluan

9 Dalam bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II : Kajian Pustaka Dalam bab ini berisikan kajian teori, hipotesis dan kerangka pemikiran. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini berisikan lokasi penelitian, subjek penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrument penelitian, jenis dan teknik analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini berisikan pemaparan data dan pembahasan data hasil penelitian BAB V : Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini dan saran yang dapat diberikan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN