KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA IKAN BANDENG PRESTO DAN ASAP IRADIASI

dokumen-dokumen yang mirip
Asam amino merupakan komponen utama penyusun

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

Bab III Bahan dan Metode

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Asam Amino dan Protein

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Bahan BAHAN DAN CARA KERJA Larutan HCI 6N, HCl 0,11N, Larutan penyangga tri-sodium sitrat 2H 2 0 dengan 3 variasi ph yang tertentu yaitu ph 3,25 (0,2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNOWN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

METODELOGI PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB IV Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Transkripsi:

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA IKAN BANDENG PRESTO DAN ASAP IRADIASI A.Nilatany 1, D.Lasmawati 1, A. Sudrajat 1, I.M. Pratama 1, Nurhayati 2 Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta 1 Fakultas MIPA-Universitas Islam Negeri, Jakarta 2 Email : asti_nita@yahoo.com ABSTRAK KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA IKAN BANDENG PRESTO DAN ASAP IRADIASI. Telah dilakukan penelitian mengenai sifat fisika-kimia ikan bandeng presto dan asap setelah penyimpanan 8 bulan pasca iradiasi. Sampel ikan bandeng presto dan asap dipilih dan diiradiasi pada dosis 7,5 kgy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik fisika-kimia meliputi aktivitas air, kadar air, Total Volatile Base Nitrogen (TVBN), kadar asam amino dan deteksi radikal bebas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa iradiasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap beberapa karakteristika fisika-kimia yang diuji yaitu aktivitas air dan kadar air yang hanya berbeda angka desimal tetapi berpengaruh nyata terhadap nilai TVBN pada bandeng presto yaitu masing-masing 2,26 % ( kgy) 2,1% ( 7,5 kgy) dan untuk bandeng asap: 3,2 %( kgy); 1,76 % (7,5 kgy). Iradiasi mempengaruhi kadar asam amino pada kedua jenis ikan bandeng antara sampel yang tidak diiradiasi dengan sampel yang diiradiasi sedangkan radikal bebas jumlahnya akan turun dengan meningkatnya lama waktu penyimpanan. Kata kunci : Iradiasi, bandeng presto, bandeng asap, sifat fisika-kimia. ABSTRACT PHYSICO-CHEMICAL CHARACTERISTIC ON IRRADIATED PROCESSED MILK FISH : PRESTO AND SMOKED BANDENG. An experiment was conducted on physico-chemical characteristics for presto and smoked of milk fish after stored up to eight months and irradiated to 7,5 kgy dose. The purpose of study was to know the quality of irradiated presto and smoked bandeng fishes during storage by analyzing physico-chemical characteristics such as water activity (Aw), moisture content, Total Volatile Base Nitrogen (TVBN) value, amino acid value and free radical detection. Physico-chemical test showed that irradiation didn t give any significant effect on Aw and moisture but TVBN value showed significant decrease on bandeng presto i.e. 2,26 % ( kgy) and 2,1 % ( 7,5 kgy) and smoked bandeng 3,2 % ( kgy) ; 1,76 % (7,5 kgy). Irradiation has an effect significantly on amino acid obtained from both bandeng fishes between sample on control and irradiation has increase value..free radicals have decreased with increasing storage time. Keyword : Irradiation, bandeng presto, smoked bandeng, Physico-chemical. PENDAHULUAN Perkembangan pengolahan hasil perikanan yang bersifat tradisional secara bertahap berkembang menuju teknologi yang lebih maju, seperti bandeng asap, bandeng presto, pepes bandeng, bandeng bakar, pengolahan bakso ikan dalam kemasan, dan sebagainya. 15

Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. Pada umumnya, jenis bandeng olahan seperti bandeng presto dan asap semakin diminati oleh industri karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain : cara pengolahan sederhana, dapat langsung dimakan, rasanya cocok dengan selera masyarakat Indonesia pada umumnya, dan dapat dimakan dalam jumlah yang relatif banyak sehingga asupan proteinnya cukup besar bagi peningkatan gizi masyarakat [1]. Akan tetapi, ikan memiliki kelemahan karena cepat mengalami kebusukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan, pengolahan, dan pengawetan hasil perikanan sehingga dapat mencegah kerusakan produk tersebut dan memperpanjang daya simpan. Salah satu teknologi pengawetan bahan pangan yang bisa digunakan adalah melalui iradiasi sinar gamma. Iradiasi juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara pengawetan konvensional, antara lain tidak menaikkan suhu pada bahan pangan sehingga tidak mempengaruhi kesegaran dan penampakkan bahan tersebut. Di samping itu sinar gamma mempunyai daya tembus yang besar sehingga dapat membunuh berbagai jenis bakteri dan hama dengan dosis 5-7,5 kgy [2]. Komite Gabungan Pakar FAO/WHO/IAEA bulan November 198 di Geneva menyatakan bahwa dosis maksimum sampai dengan 1 kgy diaplikasikan aman untuk makanan. Codex Alimentarius Commisision telah mengeluarkan Standar Umum Pangan Iradiasi pada tahun 1983 dengan batas maksimum dosis iradiasi ratarata yang diserap pangan 1 kgy [3]. Iradiasi dapat diaplikasikan langsung pada produk di dalam kemasan akhir tanpa merubah kesegaran bahan pangan yang disinarinya. Meskipun demikian, radiasi pengion pada bahan pangan dapat pula merubah beberapa karakteristika fisika-kimianya. Oleh karena itu, perlu diamati pula pengaruh iradiasi pada pada produk yang diberi perlakuan tersebut [4]. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika-kimia ikan bandeng presto dan asap yang diiradiasi dan disimpan 8 bulan serta deteksi radikal bebas. 16

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 BAHAN DAN METODE Bahan. Ikan bandeng presto dan bandeng asap yang diperoleh dari Industri Ikan Bandeng. Bahan yang digunakan adalah aquades, kertas saring, HCl 1 %, Tri Chloroacetic Acid (TCA) 1 %, reagen Total Volatile Base Nitrogen (TVBN), K 2 CO 3 jenuh, vaselin, HCl,9 N. Alat. Pipet volume 1 ml, pipet tetes, gelas piala 1 ml, gelas ukur 5 ml, gelas beker 5 ml/25 ml, erlenmeyer 1 ml, cawan petri, blender, cawan Conway, biuret, cawan porselen, batang pengaduk, spatula, neraca analitis, oven, corong. Alat instrument yang digunakan adalah Aw meter, High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) Merck Hitachi Korp Jepang (kolom Pico tag 3,9 x 15 nm coulomb) dan Electron Spin Resonance (ESR) merk JEOL model JES-RE ix buatan Jepang. Metode/ Persiapan Sampel. Ikan Bandeng Presto dan Asap yang telah dikemas vakum dengan kemasan laminasi Nylon PolyEtilen (PE), kemudian dibekukan dengan freezer pada suhu -18 o C selama 48 jam. Setelah itu sampel dipindahkan ke kotak Styrofoam yang telah berisi CO 2 padat (suhu -79 o C) kemudian diiradiasi sinar gamma pada dosis 7,5 kgy dengan laju dosis 1 kgy/jam. Hasil yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji ANOVA dengan bantuan program SPSS. Uji Fisika-kimia a. Aktivitas Air ( a w ). Alat a w meter dikalibrasi dengan NaCl jenuh (2 o C =,7547; 25 o C =,759). Sampel dimasukkan sebanyak 1 g ke dalam cawan pengukur a w meter, kemudian ditutup dan dikunci. Lalu untuk memulai pengukuran tekan tombol start dan pada layar muncul tulisan under test. Pengukuran selesai apabila pada layar muncul tulisan complete serta tampak nilai a w sampel pada layar. b. Total Volatile Base Nitrogen ( TVBN ) [5]. 2 g sampel ikan yang telah dihaluskan ditambahkan 2 ml TCA 1 % (b/v) dan 18 ml aquades. Kemudian diaduk dengan pengaduk magnetic selama 15 menit dan disaring dengan kertas saring untuk mendapatkan filtrat. Kemudian ke dalam inner chamber cawan Conway dimasukkan 1 ml reagen TVBN. Pada salah satu outer chamber 17

Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. cawan Conway dimasukkan 1 ml filtrate sampel dan pada outer chamber yang lain dimasukkan 1,5 ml K 2 CO 3 jenuh. Bagian tepi cawan Conway beserta tutupnya dioleskan dengan vaselin, kemudian segera cawan Conway ditutup dan digoyang dengan hati-hati. Cawan conway tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 2 jam. Setelah diinkubasi reagen TVBN dalam innes chamber cawan Conway dititrasi dengan larutan HCl,9 N sampai warna reagen TVBN menjadi merah muda. Untuk blanko dilakukan cara yang sama, hanya filtrat sampel diganti dengan larutan TCA 1 % (b/v). Perhitungan : Nilai TVBN (%) = (ml HCl ml blanko) x N HCl x 14 x 2 x 1 % c. Penentuan Kadar Air [6]. Cawan petri dipanaskan dalam oven pada suhu 15 o C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator. Setelah dingin ditimbang cawan Petri tersebut dan diulangi hingga diperoleh bobot konstan. Selanjutnya ditimbang 2 g sampel ikan bandeng yang telah dihaluskan pada cawan petri yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 15 o C selama 3 jam dan didinginkan dalam eksikator. Lalu ditimbang hingga diperoleh bobot konstan. Perhitungan : B Kadar air 3 - B B 2 1 X1% Dimana : B 1 = Bobot cawan kosong (g), B 2 = Bobot sampel (g), B 3 = Bobot cawan + sampel setelah pemanasan (g) d. Uji Asam Amino (Balai Penelitian Pasca Panen) Hidrolisis Asam. Timbang,25 g sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 25 ml. Ditambahkan HCl 6N sebanyak 5-1 ml, lalu dipanaskan selama 24 jam pada suhu 1 C. Setelah itu disaring cairan sampel dengan kertas saring. Pengeringan. Pipet 1, L hasil hidrolisis ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 3, L larutan pengering (1 L methanol + 5 L natrium asetat,2 N + 5 L trietilamin). Dikeringkan dengan pompa vakum. Derivatisasi. Ditambahkan 3, L larutan derivatisasi (larutan campuran methanol, fenilisotiosianat, dan trietilamin) ke dalam sampel yang telah dikeringkan. Kemudian dibiarkan kurang lebih 2 menit, lalu dikeringkan 18

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 dengan pompa vakum. Ditambahkan 2, L natrium asetat 1 M. Lalu diinjeksikan 5 L campuran tersebut ke alat HPLC. Au/As x C standar x BM x V Perhitungan : Asam amino X1% W Keterangan : A u = Luas puncak sampel, A s = Luas puncak standar, C = Konsentrasi baku standar ( mol/ml), V = Volume akhir sampel asam amino (ml), BM = Bobot molekul asam amino (g/mol), W = Bobot sampel (mg) Kondisi Alat. Temperatur : Suhu ruang; Kolom : Pico tag 3,9 x 15 nm coulomb; Kecepatan alir : 1,5 ml/menit; Batas tekanan : 3 psi; Program : Gradien; Fase gerak: Asetonitril 6%; Larutan dapar natrium asetat 1 M ph 5,75; Detektor : UV 254 nm. e. Analisis Radikal Bebas. Sampel yang telah diiradiasi masing-masing bagian seperti kulit, daging dan tulang dipisahkan, kemudian dibuat terlebih dahulu menjadi bentuk serbuk dengan cara freeze drying. Setelah menjadi kering dan berbentuk serbuk, ditimbang dalam kuvet khusus ESR sebanyak ±,5 gram. Sampel diukur pada waktu 1, 7, 1 dan 12 hari. Adapun kondisi yang digunakan pada pengukuran spektrum dengan spektrofotometer ESR, yaitu : Field Modulation Width : 1 x 1 mt; Reciever Gain : 2,5 x 1; Sweep Width : 2,5 x 1 ± mt ; Center Field : 335,6 mt; Sweep Time : 4 sec/36 mm; Phase : ºC; Frekuensi : 9,435 Ghz; Power : 1 mw; Time Constant :,3 sec [7] HASIL DAN PEMBAHASAN a. Aktivitas Air (a w ) Hasil analisis aktivitas air pada ikan bandeng presto dan bandeng asap iradiasi setelah penyimpanan 8 bulan disajikan pada Gambar 1. Nilai aktivitas air bandeng presto yang tidak diiradiasi ( kgy) dan diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy berturut-turut adalah,917 % dan,898 %. Aktivitas air pada ikan bandeng asap yang tidak diiradiasi ( kgy) dan diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy masing-masing adalah,94 % dan,899 %. 19

Nilai Aw Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. Analisa Aktivitas Air 1.9.8.7.6.5.4.3.2.1.917.94.898.899 kgy 7.5 kgy Dosis Radiasi presto asap Gambar 1. Histogram analisis aktivitas air pada Bandeng Presto dan Bandeng Asap iradiasi gamma Nilai aktivitas air ikan bandeng presto maupun asap mengalami sedikit perubahan tetapi tidak signifikan. Berdasarkan uji statistik anova satu arah yang dilakukan menunjukkan bahwa F hitung < F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa iradiasi tidak mempengaruhi aktivitas air. Aktivitas air (singkatan: a w ) adalah sebuah angka yang menghitung intensitas air di dalam unsur-unsur bukan air atau benda padat. Secara sederhana, itu adalah ukuran dari status energi air dalam suatu sistem. Hal ini didefinisikan sebagai tekanan uap dari cairan yang dibagi dengan air murni pada suhu yang sama, karena itu air suling murni memiliki a w tepat satu. [8] Bahan pangan yang memiliki a w disekitar,7 sudah dianggap cukup baik dan tahan selama penyimpanan. Berbagai mikroorganisme mempunyai a w minimum agar dapat tumbuh dengan baik, misalnya untuk bakteri memiliki nilai a w =,9 ; untuk khamir a w =,8-,9 dan kapang a w =,6-,7 [9]. b. Uji Total Volatile Base Nitrogen (TVBN) Hasil analisis nilai TVBN pada ikan bandeng yang telah diiradiasi dan disimpan selama 8 bulan disajikan pada Gambar 2. Terlihat bahwa nilai TVBN ikan bandeng presto yang tidak diiradiasi ( kgy) dan diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy berturut-turut adalah 2,26 % dan 2,1 %. Nilai TVBN ikan bandeng asap yang tidak diiradiasi ( kgy) dan diiradiasi dosis 7,5 kgy berturut-turut adalah 3,2 % dan 1,76 %. Hal ini menunjukkan bahwa iradiasi mempengaruhi nilai TVBN ikan bandeng 2

Nilai TVBN Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 presto maupun asap, karena iradiasi dapat membunuh mikroba penghasil senyawa volatile yang bersifat basa, seperti amoniak, kadeverin, merkaptan, senyawa amin lainnya yang berasal dari metabolisme asam amino. Oleh karena itu nilai TVBN dari bandeng presto maupun asap mengalami penurunan. Analisa Nilai Total Volatile Base Nitrogen (TVBN) 3.2 3 2.5 2 2.26 2.1 1.76 1.5 1.5 kgy 7.5 kgy Dosis Radiasi presto asap Gambar 2. Histogram analisis nilai TVBN pada Bandeng Presto dan Bandeng Asap iradiasi gamma Hasil uji statistik nilai TVBN menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa iradiasi mempengaruhi nilai TVBN. Iradiasi dapat menginaktifkan maupun memusnahkan mikroba yang mampu mendegradasi protein menjadi amoniak, hidrogen disulfida ataupun basa volatil lain yang menghasilkan bau yang tidak enak (busuk). [1] Tereduksinya jumlah mikroba ini menyebabkan nilai TVBN yang diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy menurun. c. Kadar Air Hasil analisis kadar air pada ikan bandeng yang diiradiasi setelah disimpan 8 bulan disajikan pada Gambar 3. Terlihat bahwa ikan bandeng presto yang tidak diiradiasi ( kgy) dan diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy berturut-turut adalah 54,5 % dan 54,4 %. Kadar air pada ikan bandeng presto sedikit mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan. Kadar air untuk bandeng asap yang tidak diiradiasi ( kgy) dan diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy masing-masing adalah 59,25 % dan 58,1 %. Kadar air ikan bandeng asap sedikit mengalami penurunan tetapi tidak signifikan. 21

Kadar air (%) Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. Hasil uji statistik terhadap radiasi menunjukkan bahwa F hitung < F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa iradiasi tidak mempengaruhi kadar air. Peningkatan kadar air sewaktu simpan dapat dipengaruhi oleh 3 hal yaitu : permeabilitas kemasan, sifat penyerapan air dan kelembaban lingkungan. [11]. Analisa Kadar Air 6 59.25 58.1 54.5 54.4 5 4 3 2 1 kgy 7.5 kgy Dosis Radiasi presto asap Gambar 3. Histogram analisis kadar air pada Bandeng Presto dan Bandeng Asap iradiasi gamma d. Uji Asam Amino Hasil analisis asam amino secara kuantitatif pada ikan bandeng yang diiradiasi setelah disimpan 8 bulan disajikan pada Gambar 4 dan 5. Terlihat bahwa ikan bandeng presto dan bandeng asap yang tidak diiradiasi dan diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy masing-masing kadar asam amino relatif mengalami perbedaan yang nyata. Pada ikan bandeng presto dan asap dosis dan 7,5 kgy kadar asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin, histidin, arginin, treonin, alanin, tirosin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin dan lisin cenderung meningkat. Peningkatan kadar asam amino tersebut kemungkinan disebabkan karena adanya beberapa jenis mikroorganisme penghasil enzim, sedangkan kadar prolin dan sistein pada ikan bandeng presto relatif berfluktuasi pada dosis dan 7,5 kgy (gambar 3). Kadar sistein dan prolin yang berfluktuasi ini disebabkan karena sistein adalah asam amino yang mengandung gugus S-H. Kemungkinan iradiasi dapat memutuskan gugus yang mengandung atom S pada rantai samping sistein sehingga menyebabkan desulfidasi yaitu pelepasan senyawa H 2 S. Sedangkan pada prolin merupakan asam amino yang strukturnya mengandung cincin berupa rantai cabang 22

Kadar Asam Amino (%) Kadar Asam Amino Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 hidrokarbon yang terikat pada karbon dan pada hidrogen dari amina. Kemungkinan iradiasi dapat memutuskan cincin alifatik pada ikatan C-N sehingga struktur cincin terbuka. Selain pengaruh dari iradiasi kemungkin juga disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik yang mampu mendegradasi protein. Jenis jamur Aspergillus spp dapat menghasilkan enzim proteolitik sering terdapat pada ikan bandeng asap dan presto [12]. Analisa HPLC Asam Amino Ikan Bandeng Presto 1.2 1.8.6.4.2 Asam Aspartat Asam Glutamat Serin Glisin Histidin Arganin Threonin Alanin Prolin Tirosin Valin Methionin Jenis Asam Amino Sistin Isoleusin Leusin Phenilalanin Lisin kgy 7.5 kgy Gambar 4. Histogram analisis HPLC asam amino ikan Bandeng Presto iradiasi gamma setelah penyimpanan 8 bulan Analisa HPLC Asam Amino pada Ikan Bandeng Asap 1.2 1.8.6.4.2 Asam Aspartat Asam Glutamat Serin Glisin Histidin Arganin Threonin Alanin Prolin Tirosin Valin Jenis Asam Amino Methionin Sistein Isoleusin Leusin Phenilalanin Lisin kgy 7.5 kgy Gambar 5. Histogram analisis HPLC asam amino ikan Bandeng Asap iradiasi gamma setelah penyimpanan 8 bulan 23

Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. e. Uji Radikal Bebas Dari hasil analisis pembentukan radikal bebas dengan menggunakan ESR didapat hasil sebagai berikut : Tabel 1. Efek radiasi terhadap pembentukan radikal bebas pada kulit, daging dan tulang Bandeng Presto dan Bandeng Asap Sampel Bagian Jumlah Radikal Bebas (cm/g) kgy 7,5 kgy 1. Bandeng Presto 2. Bandeng Asap Kulit 211.1 24.74 Daging 83.33 84.92 Tulang 91.7 164.64 Kulit 158.16 215.99 Daging 33.15 48.42 Tulang 73.71 167.62 Efek radiasi terhadap pembentukan radikal bebas Tujuan aplikasi radiasi dalam penelitian ini adalah untuk pengawetan ikan bandeng presto dan asap. Pada Tabel 1 disajikan efek radiasi terhadap pembentukan radikal bebas pada kulit, daging dan tulang. Pada umumnya jumlah radikal bebas pada bahan yang diiradiasi relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan non iradiasi. Bagian yang paling sensitif terhadap radiasi adalah tulang dengan jumlah peningkatan radikal bebas relatif lebih tinggi pada ikan bandeng asap yaitu 93,91 cm/g jika dibandingkan dengan bandeng presto sebesar 73,57 cm/g. Pada bagian kulit jumlah peningkatan radikal bebas untuk ikan bandeng asap adalah 57,83 cm/g dan untuk ikan bandeng presto adalah 29,73 cm/g. Tetapi untuk bagian daging efek radiasi terhadap peningkatan radikal bebas lebih kecil jika dibandingkan dengan bagian tulang dan kulit, yaitu pada bandeng asap sebesar 15,27 cm/g dan bandeng presto sebesar 1,59 cm/g. 24

Luas spektrum (arbitrary unit) Luas spektrum (arbitrary unit) Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 Stabilitas radikal bebas Radikal bebas dapat stabil tergantung suhu penyimpanan, semakin dingin suhu penyimpanan (di bawah C) pergerakan radikal bebas akan terperangkap sehingga menjadi lebih stabil. Penyimpanan pada suhu kamar radikal bebas bergantung pada struktur kimia dan kristalini materi. Pada Gambar 6, 7, 8 dan 9 disajikan stabilitas radikal bebas terhadap fungsi waktu. 25 2 15 1 kgy 7.5 kgy 5 2 4 6 8 1 12 14 Waktu penyimpanan (hari) Gambar 6. Diagram luas spektrum Vs waktu penyimpanan ikan Bandeng Presto bagian kulit 18 16 14 12 1 8 6 4 2 2 4 6 8 1 12 14 Waktu penyimpanan (hari) kgy 7.5 kgy Gambar 7. Diagram luas spektrum Vs waktu penyimpanan ikan Bandeng Presto bagian tulang 25

Luas spektrum (arbitrary unit) Luas spektrum (arbitrary unit) Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. 16 14 12 1 8 6 4 2 2 4 6 8 1 12 14 Waktu penyimpanan (hari) kgy 7.5 kgy Gambar 8. Diagram luas spektrum Vs waktu penyimpanan ikan Bandeng Asap bagian kulit 1 9 8 7 6 5 kgy 4 7.5 kgy 3 2 1 2 4 6 8 1 12 14 Waktu penyimpanan (hari) Gambar 9. Diagram luas spektrum Vs waktu penyimpanan ikan Bandeng Asap bagian tulang Umumnya radikal bebas yang terbentuk pada bandeng presto dan asap dosis kgy maupun 7,5 kgy mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Hal ini mungkin disebabkan adanya interaksi antar radikal bebas yang terbentuk sehingga kondisi menjadi stabil. Jumlah radikal tulang pada ikan bandeng presto maupun ikan bandeng asap turun sampai hari ke 7 kemudian radikal stabil. Kestabilan radikal bebas ini kemungkinan kandungan molekul dari tulang ikan. [13] 26

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 Gambar 1. Spektrum ESR Bandeng Presto (a) bagian kulit (b) bagian daging (c) bagian tulang Dari gambar 1 terlihat bahwa peak spektrum ESR Bandeng Presto yang diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan spektrum ESR Bandeng Presto dosis kgy (kontrol). 27

Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. Gambar 11. Spektrum ESR Bandeng Asap (a) bagian kulit (b) bagian daging (c) bagian tulang Begitu pula dengan Bandeng Asap. Umumnya spektrum ESR Bandeng Asap yang diiradiasi dengan dosis 7,5 kgy lebih tinggi daripada spektrum Bandeng Asap yang tidak diiradiasi. KESIMPULAN Dari hasil analisis uji fisika-kimia menunjukkan bahwa iradiasi ikan bandeng presto dosis dan 7,5 kgy tidak berpengaruh nyata dalam uji statistika terhadap aktivitas air dan kadar air yang masing-masing berkisar pada nilai,917-,898 dan 54,5 % 54,4 %. Begitu juga halnya dengan iradiasi bandeng asap terhadap aktivitas air dan kadar air yang masing-masing berkisar pada nilai,94-,899 dan 59,25 %-58,1 %. Penyimpanan 8 bulan iradiasi Bandeng Presto dan Bandeng Asap pada dosis dan 7,5 kgy terhadap nilai TVBN terdapat perbedaan yang nyata dalam uji statistik yang masing-masing mempunyai nilai 2,26 %-2,1 % dan 3,2 %- 1,76 %. Hasil analisis asam amino pada iradiasi bandeng presto dan asap dosis -7,5 kgy menunjukkan peningkatan kadar asam amino antara lain asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin, histidin, arginin, treonin, alanin, tirosin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin dan lisin. Sedangkan kadar asam amino sistein dan prolin pada bandeng presto cenderung fluktuatif. 28

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 287-5665 BETA GAMMA TAHUN 214 Vol. 5 No. 1 Februari 214 Bagian yang paling sensitif terhadap radiasi adalah tulang dibandingkan kulit maupun daging. Jumlah radikal bebas terhadap fungsi waktu akan turun, radikal bebas pada tulang cenderung lebih stabil jika dibandingkan dengan kulit maupun daging. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan pada rekan rekan di kelompok Bahan Pangan yang telah banyak memberikan bantuan dalam persiapan bahan dan staf di IRKA yang telah membantu iradiasi bahan. DAFTAR PUSTAKA 1. ADAWYAH, R. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta (27). 2. RIDWAN, M. Pemanfaatan Teknologi Radiasi untuk Pengawetan Makanan. Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan dengan Iradiasi Badan Atom Nasional. Jakarta (1983). Hal 59-71. 3. MAHA, M. Pengawetan Pangan dengan Radiasi. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi. BATAN. Jakarta. (1985). 4. IRAWATI, Z. dkk. Jurnal Pengaruh Iradiasi Gamma Pada Kualitas Tepung Labu Parang (Cucurbita pepo L.) Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN. Jakarta (24). Hal 257-258. 5. SNI. Penentuan Kadar Indol. No. 1-2369-1991. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. (1991). 6. SNI. Cara Uji Makanan Dan Minuman. No. 1-2891-1992. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. (1992). 7. SUDRADJAT, A., WINARNO, H. Pengantar Praktikum Pengukuran Radikal Bebas dengan ESR. Kumpulan Kuliah Coaching Aplikasi Kimia Radiasi. PATIR-BATAN, Pusdiklat BATAN. Jakarta. (28). 8. ANONIM, Wikipedia Indonesia : Aktivitas Air, Ensiklopedia Bebas berbahasa Indonesia (serial online) : diambil dari : http: //id. wikipedia. org / wiki / Aktivitas_air, 214. 9. WINARNO, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. (22). 1. YAROSITA, F.S. dkk. Jurnal Mutu Bakso Ikan Patin Yang Diiradiasi Dengan Sinar Gamma ( 6 Co). Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN. Jakarta. (24). Hal 249-251. 29

Karakteristik Fisika Kimia ISSN 287-5665 Ikan Bandeng Presto dan Asap Iradiasi A.Nilatany, D.Lasmawati, dkk. 11. GUNADI, Y.N. Isotermis Pengaruh Pengemasan dan Peramalan Umur Simpan Ikan Kembung. Skripsi FATETA. IPB. Bogor. (1991). 12. PURNOMO. H dan ADIONO. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta. (1986). 13. STEWART,E.M., STEVENSON, M.H. and Gray, R. Detection of Irradiation Treatment in Crustaceae By Electron Spin Resonance (ESR) Spectroscopy. Detection Methods For Irradiated Foods. The Royal Society of Chemistry. UK. (1996). 3