PEMANFATAN FUNGSI TAMAN AYAM DAYA KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEKS PERUMAHAN BUMI PERMATA SUDIANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN RUANG TERBUKA NON HIJAU DI KOTA TIDORE KEPULAUAN DENGAN METODE PARTICIPATORY PLANNING

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI KOTA MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh KIKI HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008).

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I. Dewasa ini, tata ruang wilayah menjadi salah satu tantangan pada. penduduk yang cukup cepat juga. Pertumbuhan penduduk tersebut berimbas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah disepakati oleh para pakar mengenai wilayah perkotaan,

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGERTIAN GREEN CITY

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA POSO (STUDI KASUS : KECAMATAN POSO KOTA)

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

KEBUTUHAN TAMAN KOTA RAMAH LANSIA DI KOTA BOGOR Eneng Dayu Saidah 1) ; Indarti Komala Dewi 2) ; Ni Made Esti Nurmani 3).

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBUATAN JALUR HIJAU DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEKS PERUMAHAN BUMI PERMATA SUDIANG KOTA MAKASSAR

MEMUTUSKAN : : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI PELESTARIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA JAMBI OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang berada di Propinsi Daerah

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA PUBLIK KELURAHAN BITUNG KARANG RIA DI KOTA MANADO

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

Transkripsi:

PROS ID I NG 2 0 12 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMANFATAN FUNGSI TAMAN AYAM DAYA KOTA MAKASSAR Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411) 586265/(0411) 587707 e-mail: fathienazmy@gmail.com Abstrak Taman kota merupakan bagian dari RTH yang mutlak diadakan disetiap sudut perkotaan, taman kota merupakan paru-paru dalam suatu wilayah perkotaan, seperti taman ayam Daya (TAD) yang terletak di perempatan jalan Perintis Kemerdekaan dengan jalan Paccerakang dan jalan KIMA, disitu ada pasar tumpah, dekat RSU Daya dan dekat Kawasan Industri Makassar (KIMA), polusi relatip tinggi akibat tingginya pergerakan dan tingginya arus lalulintas. Berdasarkan kondisi ini akan merekam kondisi visual dan merekam pendapat masyarakat pengunjung terhadap pemanfaatan fungsi TAD. Metode penelitian berupaya mencari fakta-fakta lapangan berdasarkan tujuan penelitian, data fisik TAD dianalisis dengan mengunakan parameter yang telah ditetapkan dalam PerMen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang pedoman ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan dan data presepsi pengunjung taman sebagai sampel diolah dengan menggunakan microsoft office excel 2007. Hasil penelitian menunjukan bahwa TAD mutlak dipertahankan bahkan harus dipertimbangkan untuk dikembangkan dan diperluas mengingat titik TAD yang strategis dan belum sebanding luasan taman terhadap pergerakan yang terjadi dan skala pelayanan RTH wilayah perkotaan disekitar Daya dan Biringkanaya belum memenuhi pedoman RTH. Perlu penambahan beberapa fasilitas agar TAD lebih mempunyai manfaat yang lebih dan merupakan taman yang berfungsi aktip. Fasilitas diharapkan saat pengembangan adalah (a) area terbuka bermain anak; (b) jalur jogging; (c) tempat parkir dan fasilitas pelayanan. Stakeholders yang perlu dilibatkan dalam pengembangan dan perluasan TAD, yaitu (a) pemerintah; (b) masyarakat sekitar taman; (c) masyarakat sebagai pengguna/ pengunjung taman dan (d) pihak swasta Kata Kunci: Pemanfaatan, fungsi, taman PENDAHULUAN Kota adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota dan warga kota. Dua komponen ekosistem ini akan selalu berinteraksi selama proses berkembangnnya kota. Perubahan-perubahan yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi kehidupan warga kota (Hakim, Rustam dan Utomo, Hardi, 2002 : 15), lahan sebagai RTH dalam suatu kota mempunyai fungsi sebagai pemisah antara satu pergerakan dengan pergerakan lainnya. Pertumbuhan penduduk akan disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan rumah dan fasilitas-fasilitasnya. Pertumbuhan tersebut juga akan berdampak pada pengalihfungsian lahan menjadi lahan terbangun maupun tidak terbangun, akibatnya proporsi ruang terbuka menjadi berkurang dan tidak dapat berfungsi secara optimal. Selain itu juga akan berdampak pada kualitas lingkungan yang cenderung kurang optimal karena berkurangnya ruang publik maupun RTH. Secara sistem RTH diperkotaan pada dasarnya adalah bagian dari kota yang tidak terbangun, yang berfungsi menunjang kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan, penyimbang lingkungan akibat adanya pergerakan dan berfungsi sebagai pelestarian alam, umummnya terdiri dari ruang pergerakan linear atau koridor dan pergerakan meruang disepanjang aktivitas kegiatan. Menurut pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH di kawasan perkotaan, ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka terdiri atas RTH dan ruang terbuka non hijau (RTNH). RTH adalah area memanjang/jalur dan atau Volume 6: Desember 2012 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6 TA8-1

Pemanfaatan Fungsi Taman Ayam mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan RTNH, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air. Pentingnya peranan RTH dan RTNH diatur dalam pedoman ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan (PerMen PU No. 5/PRT/M/2008), pasal 28 UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang dan Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 pasal 31, ketentuan mengenai penyediaan dan pemanfaatan RTH maupun RTNH, minimal pada suatu wilayah kota/kawasan perkotaan adalah 30%, dengan asumsi 20% harus disediakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota dan 10% disediakan oleh swasta atau masyarakat. Ruang terbuka khususnya ruang terbuka publik, merupakan salah satu ruang terbuka yang memiliki fungsi sosial dan dikelola oleh pemerintah. Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik tersebut, baik berupa RTH dan RTNH, telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas, tawuran antar warga), serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial. Dalam upaya mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka, khususnya RTH. Salah satu jenis RTH yaitu taman kota. Menurut pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH di Kawasan perkotaan, taman kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota. Kota Makassar sebagai Ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 175,77 km 2 memiliki berbagai RTH. Dari berbagai jenis RTH yang terdapat di Kota Makassar adalah taman kota. Jumlah taman kota yang terdapat di Kota Makassar menurut data Laporan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Makassar 2010 adalah sebanyak 46 buah, baik yang masih terurus sampai saat ini ataupun yang sudah tidak terurus lagi. Begitupun dengan RTH taman kota dalam bentuk lapangan hijau terdapat 52 buah. Keseluruhan taman kota ini tersebar di seluruh bagian kota. Keberadaan taman-taman saat ini jika ditinjau dari fungsi taman itu sendiri, pemanfaatannya masih belum optimal, bahkan ada yang tidak terawat sebagaimana mestinya. Padahal sebenarnya keberadaannya akan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan fungsi TAD sebagai sarana RTH bagi masyarakat kota Makassar khususnya masyarakat Daya dan sekitarnya. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian dan analisis datanya, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian untuk mendapatkan data primer yaitu jenis penelitian yang berupaya mencari fakta-fakta lapangan berdasarkan tujuan penelitian. Fakta-fakta berupa sejumlah data yang diperoleh dari obyek penelitian yaitu TAD. 2. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua masyarakat yang berkunjung di TAD pada hari Sabtu dan Minggu. Sampel ditentukan secara acak (purposive sampling) sesuai jumlah pengujung TAD. 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dilokasi studi berupa angka-angka yang dapat mendukung tingkat keakurasian, seperti luas ruang terbuka hijau, taman kota (TAD), dan lain-lain. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dilokasi studi dalam bentuk uraian kalimat atau penjelasan-penjelasan seperti jenis elemen taman, gambar, dan lain-lain. Sumber data: a. Data primer diperoleh dari studi lapangan yaitu usaha untuk mengumpulkan data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian dengan menggunakan teknik pegumpulan berupa observasi lapangan (pengamatan langsung di wilayah studi). Pengamatan ini dilakukan pada hari yang berbeda (hari kerja dan hari libur) dan ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 6 : Desember 2012 TA8-2

PROS ID I NG 2 0 12 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK waktu yang berbeda pula (pagi, siang, sore dan malam). Jika dibutuhkan dapat dilakukan wawancara terhadap pengguna TAD yang dijumpai maupun pihak-pihak terkait yang dianggap mampu menjelaskan tentang informasi yang dibutuhkan. b. Sedangkan data sekunder diperoleh dari: 1) Survei instansi yang berkaitan dengan studi yang dilakukan antara lain Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar, Kantor Bappeda Kota Makassar dan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar. Data sekunder ini berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan atau rencana-rencana dari pemerintah yang berkaitan dengan studi ini. 2) Studi kepustakaan yaitu berkaitan dengan penelaahan dan pengkajian studi literatur terhadap pemanfaatan taman kota baik dari contoh-contoh luar maupun dalam negeri, dan perbandingan terhadap kondisi riil dengan standar yang ada. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah peneliti melibatkan 2 (dua) orang mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Unhas. Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sesuai dengan obyek penelitian adalah sebagai berikut: Survei lapangan (Field Research), survei lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik pendekatan antara lain: a. Teknik Observasi, yaitu: pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. b. Teknik Interview (teknik wawancara menggunakan kuesioner), yaitu dosen peneliti melakukan tanyajawab secara langsung dan dibantu oleh dua mahasiswa peneliti melakukan penyebaran dan pengisian kuesioner (daftar pertanyan) kepada sampel pengunjung yang terpilih. Data dibutuhkan adalah pendapat terhadap sejauhmana pemanfaatan taman ayam tersebut c. Teknik Field Note, yaitu suatu teknik survei yang dilakukan oleh mahasiswa peneliti dan didampingi oleh dosen peneliti dalam memperoleh data dilapangan dengan mengambil gambar dan ukurannya. 5. Tenik Analisis Data Secara keseluruhan, pembahasan ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan sebagian data diolah secara kuantitatif. Deskriptif dan eksploratif dilakukan dengan menggambarkan dan menguraikan kondisi obyek penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah yang ada maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Metode analisis yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan wilayah studi dan pengunjung, sesuai dengan data yang diperoleh dan selanjutnya diklasifikasikan ke dalam bentuk tabel, uraian, dan gambar. Dalam menganalisis pendekatan yang digunakan adalah: (1) Ekstrapolasi, untuk mengkaji kondisi dan karakteristik fisik ruang terbuka hijau (taman kota) di lokasi penelitian; (2) Evaluatif, untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan kota Makassar dilihat dari kebijakan yang telah ditetapkan sebagai dasar penataan ruang hijau kota. b. Data pendapat pengunjung TAD sebagai sampel diolah dengan menggunakan microsoft office excel 2007, untuk memperoleh gambaran aktifitas apa saja dilakukan di TAD tersebut dan sejauhmana pemanfaatannya yang diarahkan Kepmen PU. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi RTH kota Makassar Besaran RTH kota Makassar seluas 379,75 Ha yang terdiri dari: Tabel 1. Jenis Ruang Tebuka Hijau di Kota Makassar No. Jenis RTH Luas (Ha) % 1. Taman kota 11,90 3,13 2. Lapangan kota 124,45 32,77 3. Makam 91,40 24,07 Volume 6: Desember 2012 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6 TA8-3

Pemanfaatan Fungsi Taman Ayam Tabel 1. Jenis Ruang Tebuka Hijau di Kota Makassar (lanjutan) No. Jenis RTH Luas (Ha) % 4. Jalur hijau 26,20 6,90 5. Jalur tengah 11,40 3,00 6. Hutan kota 62,30 16,41 7. Kebun bibit 2,80 0,74 8 Empang 35,00 9,22 9. TPA Tamangapa 14,30 3,77 Jumlah 379,75 100 Sumber: Dinas Kebersihan & Pertamanan Kota Makassar, 2012. Berdasarkan table 1 RTH kota Makassar menurut luas wilayah kota, maka RTH masih mencapai 21,60 % belum memenuhi yang disyaratkan Permen PU No. 5/PRT/M/2008 (30 %) sebagai perkotaan, itupun pada tabel 1 RTH masih ada RTNH seperti jalur tengah yang rata-rata merupakan pengerasan, empang & TPA totalnya mencapai 15,98 %. Taman kota Makassar dibagi dalam dua kelompok yaitu taman kota pusat kota mencapai luas 87.931 m2 dan taman kota pada daerah pinggiran mencapai luas 10.763 m2. 2. Kondisi Taman Ayam Daya (TAD) TAD merupakan taman daerah pinggiran kota, terletak di perempatan jalan Perintis Kemerdekaan, jalan Paccerakang dan jalan menuju kawasan industry Makassar (KIMA). Titik TAD ini merupakan ex pasar tradisional Daya (pasar lama), namun sekarang masih ada terdapat toko-toko klontong pada arah Selatan, arah Timur taman dan pasar tumpah disepanjang jalan Paccerakang, kondisi ini membuat taman ini tidak tampak dan terkesan tidak tampak sebagai RTH untuk dikunjungi oleh masyarakat, bahkan di dalam taman sebagai tempat transit perlengkapan jualan dan barang dagangan para penjual. TAD mempunyai luas 2553,625 m2 (hasil pengukuran, September 2012), yang mempunyai ciri adanya sepasang patung ayam, terkesan patung ayam tersebut tidak proporsi dari berbagai sudut pandang. Taman kota ini hanya satu-satunya yang berada di wilayah Kecamatan Biringkanaya (4.822 Ha) yang mempunyai fungsi kawasan industri/pergudangan terpadu, kawasan maritim terpadu (Fungsi Kawasan RTW Kota Makassar) dengan jumlah penduduk127.239 jiwa. Kondisi menunjukan bahwa taman ayam di kawasan ini hanya mewadahi 0,76 % atau 0,028 m2 per-penduduk, hal ini sangat jauh yang dipersyaratkan Permen PU No. 5/PRT/M/2008 yaitu minimal 0,3 m2 per-penduduk kota. Keberadaan taman di kawasan diharapkan akan terus dikembangkan karena Biringkanaya mempunyai fungsi penunjang sebagai RTH maupun RTNH yang dapat mewadahi kawasan kota bagian Timur Makassar. TAD merupakan taman yang diperuntukan untuk publik, sebagai sarana rekreasi pasif bagi remaja dan orang dewasa, sebagai tempat bermain bagi anak-anak, namun masyarakat yang ada disekitar taman tersebut tidak memahami betapa besarnya manfaat untuk lingkungannya. 3. Pendapat masyarakat terhadap pengembangan TAD Masyarakat sebagai pengunjung taman berpendapat bahwa taman yang ada saat ini perlu dipertahankan, bahkan dikembangkan dengan alasan bahwa titik TAD ini adalah titik yang strategis sebagai daerah yang padat, yang diharapkan taman ini berfungsi ekologis yaitu dengan adanya vegetasi dapat membantu menyerap CO 2 dan menghasilkan O 2, memperbaiki iklim setempat, mencegah terjadinya erosi dan penyerapan air hujan yang dapat memperbaiki struktur tanah di lokasi TAD. Perluasan taman sangat disambut oleh masyarakat sekitar utamanya yang memfungsikan TAD ini sebagai tempat rekreasi yang relatip tidak membutuhkan biaya, hal ini terlihat pada hasil bahwa ada 55,56 % yang mengharapkan perluasan taman ini (gambar 1). Adanya perluasan memberikan peluang penambahan fasilitas taman untuk peningkatan fungsi taman yang pasif ke aktip, ada 83,33 % masyarakat menghendaki penambahan fasilitas (gambar 2). ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 6 : Desember 2012 TA8-4

PROS ID I NG 2 0 12 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Memperhatikan kondisi lingkungan keberadaan TAD ini masih memungkinkan untuk diperluas dan dikembangkan, sesuai konsep yang ditawarkan dalam skripsi Fatimah (2011: 142) yaitu dari 2553,625 m2 berkembang 13.755 m2 (lihat gambar 3). Pergerakan tinggi Ke KIMA Pengembangan Taman RSU. Daya Gambar 3. Konsep Perluasan dan Pengembangan Taman Ayam Daya (Fatimah, 2011: 142) Partisipasi masyarakat terhadap kelangsungan terpeliharanya TAD tersebut menunjukan antusias yang tinggi untuk melakukan aktifitas rekreasi, karena mereka beranggapan dengan tingkat kebersihan yang baik dapat meningkatkan semangat beraktifitas yang pada akhirnya lingkungan taman tersebut lebih nyaman, asri, estetis dan sehat. Pada gambar 4 menunjukan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi pemeliharaan taman dan pemeliharaan fasilitas mencapai 88,89 % serta peran serta masyarakat dalam penyedian penambahan fasilitas tercacat 11,11 %, kondisi ini memperlihatkan kesungguhan masyarakat pengguna taman dan masyarakat yang berada disekitarnya. Fasilitas yang urgen menurut masyarakat (gambar 5) adalah (a) area terbuka bermain bagi anak-anak sebagai prioritas utama, kemudian (b) jalur jogging; (c) tempat parkir dan (d) fasilitas pelayanan (ATM dan toilet yang bersih) sebagai prioritas kedua. Untuk kolam ikan merupakan prioritas ketiga, yang dapat lebih menyejukan suasana taman. Volume 6: Desember 2012 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6 TA8-5

Pemanfaatan Fungsi Taman Ayam 4. Pemanfaatan fungsi TAD TAD saat ini hanya sebatas fungsi RTH sebagai rekreasi pasip, yaitu masyarakat datang hanya sebatas bersantai ria, duduk dan berbincang, baik pasangan muda mudi maupun manusia dewasa lainya. Ditinjau dari fungsi sosial taman ayam ini tidak mendukung sebagai taman kota karena kurangnya fasilitas untuk sosialisasi antar sesama pengunjung. Untuk fungsi estetika saat ini relatip baik, hanya perlu penataan yang lebih arsistik dan lebih menarik lagi dengan membebaskan area yang merusak view sebagai arah jarak pandang dari segala arah menuju titik taman dan view dari taman ke lingkungan sekitarnya, utamanya pasar tumpah dan hunian yang relatip kumuh. Fungsi ekologis keberadaan taman ini sudah memadai dengan adanya beberapa vegetasi yang berfungsi menyerap polusi (CO 2) yang terbentuk akibat padat arus lalu lintas dan mengeluaran O 2 yang berfungsi bagi kesehatan. Fungsi ekologi lainnya adalah sebagai area penyerapan air hujan yang merupakan cadangan air tanah dan dapat memperbaiki struktur tanah serta taman ini berfungsi sebagai paru-paru lingkungan Daya. Peningkatan pemanfaatan fungsi TAD dapat dikembangkan dengan melibatkan stakeholders yaitu pemerintah, masyarakat sekitar taman, masyarakat sebagai pengguna/pengunjung taman dan swasta. Pemerintah mempunyai peranan: (a) perumusan kebijaksanaan RTH/taman kota; (b) pengembangan dan pengelolaan kegiatan pemanfaatan taman kota; (c) penyelenggaraan promosi; (d) pengendali dan pengawasan kebijakan; (e) penyediaan fasilitas taman kota. Masyarakat sekitar taman mempunyai tugas sebagai: (a) pelaksana kebijakan pengembangan; (b) pengawas implementasi kebijakan; (c) penyediaan pelayanan jasa; (d) membantu memelihara dan mengawasi pelestarian taman. Masyarakat pengguna taman diharapkan mempunyai kepedualian dalam hal: (a) melakukan kegiatan/aktivitas sesuai peruntukannya; (b) membantu memelihara dan mengawasi pelestarian taman. Pihak swasta dapat diajak sebagai donasi untuk menjaga kelestarian taman dan pengembangan taman (Fatimah, 2011: 156). KESIMPULAN 1. TAD merupakan taman sebagai sarana rekreasi pasif dan agak tertutup akibat keberadaan pasar tumpah (sisa pedagang pasar Daya lama yang masih bertahan). 2. TAD sebagai RTH perlu pengembangan dan perluasan untuk peningkatan fungsi taman aktip. 3. Dalam pengembangan perlu melibatkan stakeholder secara terpadu, yaitu pemerintah, masyarakat disekitar maupun pengunjung dan pihak swasta. REKOMENDASI 1. Perlu penertiban pergerakan di pasar tumpah Daya. 2. Perlu perlibatan masyarakat dalam hal pemeliharaan dan pelestarian taman serta dimanfaatkan sesuai peruntukannya. 3. Luas RTH/taman kota dalam wilayah perkotaan perlu mengacu atau mendekati Permen PU No. 5/PRT/M/2008. DAFTAR PUSTAKA [1]. Budihardjo, Eko dkk. 2009. Kota Berkelanjutan (Sustainable City). Bandung : PT Alumni Catanese, Anthony J. 1979. Introduction to Urban Planning. USA : McGraw-Hill [2]. Departemen Pekerjaan Umum Direktoral Jenderal Cipta Karya, 2006. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sebagai Unsur Utama Pembentuk Kota Taman. Jakarta [3]. Departemen Pekerjaan Umum Direktoral Jenderal Penataan Ruang, 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta [4]. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, 2010. Laporan Ruang Terbuka Hijau Kota Makassar 2010. Makassar [5]. Djamal Irwan, Zoer aini. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 6 : Desember 2012 TA8-6

PROS ID I NG 2 0 12 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK [6]. Fatimah. 2011. Identifikasi Pemanfaatan Fungsi Taman Kota Sebagai Sarana Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar. Skripsi PWK Unhas Makassar. [7]. Hakim, Rutam dan Hardi Utomo. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Landsekap. Jakarta : Bumi Aksara [8]. Hakim, Rutam. 2003. Arsitektur Landsekap Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta : Universitas Trisakti [9]. Hakim, Rustam. 1987. Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bina Aksara [10]. Kota Makassar, 2005. Peraturan Daerah Kota Makassar No. 6 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015. Makassar [11]. Kota Makassar, 2009. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2009-2014. Makassar [12]. Simond, JO. 1994. Garden Cities 21 : Creating a Livable Urban Enviroment. New York : Kingsport Press [13]. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta [14]. Yunus, Hadi Sabari. 2006. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Volume 6: Desember 2012 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6 TA8-7

Pemanfaatan Fungsi Taman Ayam ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 6 : Desember 2012 TA8-8