BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ishimori (1994:710),

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial dalam upaya berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KONTRASTIF RAGAM BENTUK KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JEPANG DENGAN BAHASA INDONESIA. Abdul Latif Jaohari 1

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

Bab 4. Simpulan dan Saran. maka bisa disimpulkan bahwa penggunaan partikel kashira dan kana dalam manga yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Sutedi (2011: 2) bahasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari Bahasa Asing memerlukan usaha yang cukup serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal. Setiap bahasa memiliki aturan dan ciri khasnya sendiri. Demikian pula dengan bahasa Jepang. Pembelajar bahasa jepang harus mampu menguasai dan menggunakan bahasa Jepang dengan baik dan benar. Moeliono (1992) menyatakan bahwa apabila didasarkan pada nilai komunikatifnya, kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: 1. Kalimat Berita/Deklaratif 2. Kalimat Perintah/Imperatif 3. Kalimat Tanya/Interogatif 4. Kalimat Seruan/Eksklamatif 5. Kalimat Penegas/Emfatik Dari kelima jenis kalimat di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang keragaman aspek kalimat imperatif. Keraf (1980) mendefinisikan kalimat perintah adalah sebagai 1

kalimat yang digunakan untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Tetapi istilah kalimat perintah dan kalimat suruh tidak memiliki cakupan makna yang lebih luas dibanding istilah kalimat imperatif. Dalam bahasa Indonesia, Makna pragmatik imperatif tidak hanya dapat dinyatakan dengan konstruksi imperatif, melainkan dapat pula dinyatakan dengan konstruksi-konstruksi lain. Sebagai gambaran atas pernyataan ini, berikut contoh kalimatnya: 1. Kesi! Matikan Radio! Informasi: dituturkan oleh seorang ibu yang merasa jengkel dengan anaknya yang bernama Kesi, yang saat itu sedang memainkan radio. 2. Krisna, dapatkah anda mematikan radio itu? Informasi: dituturkan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya yang bernama Krisna di ruang kelas pada suatu siang. Pada saat itu pembahasan materi sudah tidak memerlukan penggunakan radio. 3. Aduh..., radionya berisik sekali, aku jadi tidak bisa tidur! Informasi: dituturkan oleh seorang nenek tua yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya kepada salah seorang anggota keluarga yang sedang menjagainya. 2

Dalam kalimat 1, tampak jelas bahwa kalimat yang berkonstruksi imperatif itu digunakan untuk menyatakan maksud menyuruh. Maksud imperatif agar sang mitra tutur memberikan tanggapan yang berupa tindakan mematikan radio. Kalimat 2 juga dapat memiliki makna imperatif seperti yang terdapat dalam kalimat 1, sekalipun sebenarnya kalimat itu berkonstruksi interogatif. Hal yang serupa dengan itu dapat ditemukan pula pada kalimat 3 yang juga memiliki makna pragmatik imperatif, sekalipun kalimat itu berkonstruksi deklaratif. Kenyataan yang demikian ini menunjukkan dengan jelas bahwa dalam praktik komunikasi sesungguhnya, makna imperatif dalam bahasa indonesia tidak hanya diungkapkan dengan konstruksi imperatif, melainkan juga dapat diungkapkan dengan konstruksi lainnya. Makna pragmatik imperatif sebuah tuturan tidak selalu sejalan dengan wujud konstruksinya, melainkan ditentukan oleh konteks situasi tutur yang menyertai, melingkupi dan melatarinya. Orang Jepang biasa menggunakan bahasa tidak langsung. Speak your mind atau mengeluarkan pendapat langsung bisa dianggap kasar atau tidak berbudaya. Bahasa Jepang akan memilih percakapan sedemikian rupa, tanpa jelas tentang hal 3

itu, sehingga orang yang diajak berbicara merasa nyaman dan dihormati. Sebagai contoh, 電話をしたいんですけど... (denwa o shitain desu kedo...), saya ingin menelepon, tapi.... ujaran tersebut merupakan tanda/ isyarat bagi kawan bicara untuk mengizinkan penutur menggunakan telepon. Untuk memberi perintah, contohnya, 座れ (suware). Untuk bersikap santai menggunakan 座りなさい (suwarinasai), cara yang lebih sopan menggunakan 座ってください (suwatte kudasai), untuk orang yang dihormati menggunakan お座りください (osuwari kudasai). Semua ini dapat diartikan duduk, atau silakan duduk. Kita perlu mengetahui kapan dan dimana penggunaannya. Juga, ada bentuk lain untuk dipertimbangkan: 1. 座らなくてはいけません (suwaranakute wa ikemasen) = harus duduk 2. 座ってはいけません (suwatte wa ikemasen) = tidak harus duduk 3. 座らないでください (suwaranaide kudasai) = jangan duduk 4

Salah satu cara yang cukup efektif dalam mempelajari bahasa Jepang adalah melalui manga. Manga ( 漫画 ) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Gambar dan ceritanya menarik, ringan, bahasanya menggunakan bahasa informal yan g biasa dipakai sehari-hari. Ban yak digemari anakanak, remaja, bahkan orang dewasa. Dengan membaca manga diharapkan kita dapat mengetahui ragam bahasa lisan yang dipakai sehari-hari, serta memahami kebiasaan negara dan budaya yang menjadi tempat dari cerita manga tersebut, khususnya budaya dan kebiasaan orang Jepang. Salah satu manga yang cukup menarik dan dikenal oleh semua kalangan masyarakat Jepang serta telah diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia adalah Kariage Kun karya Masashi Ueda. Ceritanya yang menarik membuat Kariage Kun dibuat pula versi kartunnya. Sebagian besar cerita dimanga ini menceritakan kejahilan Kariage dalam kehidupan sehari-hari, terkadang berupa kritik sosial akan kehidupan masyarakat di Jepang, bahkan terkadang Masashi Ueda 5

juga memasukkan pengalaman pribadinya yang menggelitik ke dalam manga ini. Penulis memilih Kariage Kun versi manga karena manga menggunakan bahasa yang sering digunakan dalam keseharian, ujarannya tertulis, ekspresi setiap tokoh serta situasi setiap adegan tergambar dengan jelas sehingga mempermudah penganalisisannya. Semua hal yang disebutkan di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang kalimat imperatif dalam bahasa Jepang, yang akan disajikan dalam skripsi berjudul Analisis Kalimat Imperatif Bahasa Jepang. B. Identifikasi Masalah 1. Rumusan Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada kalanya kita perlu meminta orang lain melakukan sesuatu untuk kita. Permasalahan dari skripsi ini adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan makna imperatif. Dirumuskan dalam permasalahan sebagai berikut: a. Pola kalimat imperatif apa saja yang terdapat dalam manga Kariage Kun? 6

b. Apa fungsi dari setiap jenis pola kalimat tersebut? 2. Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian untuk skripsi ini dibatasi pada: a. Pola kalimat yang mengungkapkan pesan imperatif yang muncul pada manga Kariage-Kun volume 2 karya Masashi Ueda. b. Penggunaan kalimat tersebut untuk menyampaikan pesan imperatif pada manga Kariage-Kun volume 2 karya Masashi Ueda. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Suatu peristiwa komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila lawan bicara dapat memahami makna yang disampaikan oleh penutur. Penyampaian makna tersebut dapat dilakukan dengan bermacam-macam ujaran. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: a. Untuk mengetahui kalimat yang digunakan dalam keseharian untuk mengungkapkan pesan imperatif pada manga Kariage-Kun karya Masashi Ueda. 7

b. Untuk mengetahui latar belakang penggunaan kalimat tersebut untuk menyampaikan pesan imperatif pada manga Kariage-Kun karya Masashi Ueda. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai bagaimana kalimat yang tepat untuk menyampaikan pesan imperatif dalam bahasa Jepang. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi bagi pembelajaran bahasa Jepang. b. Manfaat Praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengguna bahasa Jepang, khususnya mengenai kalimat yang dipilih untuk menyampaikan pesan imperatif. 2) Contoh kalimat imperatif dalam penelitian ini akan memudahkan pembinaan dan jalinan komunikasi, relasi, dan interaksi dengan sesama yang berbahasa Jepang. 8

D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu dengan memilih dan mengumpulkan kalimat yang menyampaikan pesan imperatif. Kemudian dicatat dan diklasifikasikan menurut jenis ujarannya. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis aspek-aspek seperti maksud sebenarnya dari pesan yang disampaikan dan alasan dibalik penggunaan kalimat tersebut. E. Sumber Data Data-data yang akan dianalisis dalam skripsi ini dikumpulkan dari manga Kariage Kun vol. 2 karya Masashi Ueda. F. Sistematika Penulisan Urutan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini penulis menjabarkan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah yang terdiri dari rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini secara singkat, sumber data untuk penelitian ini dan terakhir sistematika penulisan pada skripsi ini. 9

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini penulis menguraikan tentang definisi dari kalimat imperatif beserta pola kalimat dan penggunaannya dalam bahasa Jepang. Selain itu juga terdapat definisi dari manga dan sekilas tentang Kariage Kun. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini penulis menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Berbeda dengan penjelasan singkat tentang metode penelitian yang terdapat pada bab I, pada bab III ini metode penelitian diuraikan dengan lebih rinci, mencakup hal-hal seperti teknik pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data.. BAB IV ANALISIS DATA Pada bab IV ini, terdapat pembahasan dari data yang telah diperoleh. Data-data yang telah terkumpul dianalisis pola kalimat serta konteks penggunaannya. BAB V KESIMPULAN Pada bab V ini penulis mencoba menyimpulkan analisis yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I. 10