BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, smart system telah menjadi tren teknologi yang berkembang pesat. Manusia membutuhan sistem yang membuat sesuatunya menjadi lebih mudah, cepat, nyaman dan aman. Sistem pintar secara umum harus memenuhi beberapa fungsi antara lain sensing, actuation, dan control (Zafalon, 2013). Ketiga fungsi tersebut diintegrasikan agar dapat mendeskripsikan dan menganalisis suatu situasi, dan memberikan keputusan secara adaptif atau prediktif. Sistem pintar biasanya merupakan gabungan dari beberapa subsistem yang melakukan peran spesifiknya masing-masing. Perangkat-perangkat yang digunakan kemudian dapat terhubung dengan internet sehingga dapat diakses dan dimonitor dari manapun dan kapanpun, atau lebih dikenal dengan konsep Internet of Things (IoT). Smart building sebagai salah satu fokus pada sistem pintar, mengimplementasikan berbagai teknologi untuk memudahkan baik pengelola maupun pengguna gedung. Smart building dapat meliputi pengendalian pencahayaan, HVAC (heating, ventilation, dan air conditioning), akses ruangan, pengawasan keamanan, dan juga fasilitas khusus untuk kaum manula dan difabel. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kenyamanan, kesehatan, efisiensi, dan keamanan gedung. 1
2 Pengendalian akses merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan gedung. Perlu adanya sistem yang dapat menentukan apakah seseorang memiliki akses terhadap sesuatu tempat, misalnya masuk ke gedung utama, menggunakan lift, masuk ke ruang kerja pribadinya, atau menggunakan fasilitas lain di gedung. Penggunaan kartu pintar dalam sistem pengendalian akses dikenal aman dan efisien. Setiap individu dalam perusahaan diberikan kartu pintar sebagai identitas diri dan sebagai alat akses. Seluruh aktifitas akses pintu dapat disimpan sebagai data untuk kebutuhan analisis penggunaan dan keamanaan. Kartu pintar saat ini menggunakan teknologi near field communication (NFC) yang merupakan pengembangan dari teknologi radio frequency identification (RFID). Penggunaan kartu tersebut terintegrasi dengan alat pembaca dan pintu dengan pengunci elektronis pada setiap ruangan untuk meningkatkan keamanan. Pengguna tidak perlu menggunakan kunci besi konvensional yang memakan waktu dan menjadi masalah karena setiap pintu memiliki kuncinya masing-masing. Informasi akses pintu yang diperoleh dari sistem dapat digunakan untuk aplikasi lebih lanjut seperti digital signage. Pada gedung kampus misalnya, ruang dosen dengan sistem pengendalian akses pintu dapat menyediakan informasi apakah dosen yang bersangkutan sedang berada di dalam ruangannya atau tidak. Informasi tersebut secara otomatis ditampilkan pada digital signage dimana mahasiswa atau tamu dapat melihat. Pada gedung kampus Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, setiap dosen memiliki
3 ruangannya masing-masing di suatu laboratorium tertentu. Dosen memiliki kunci besi konvensional untuk mengakses ruangnnya. Terdapat pula signage konvensional yang memuat daftar nama dosen dan statusnya apakah sedang berada di dalam ruangannya atau tidak. Namun, dosen harus secara manual mengganti status tersebut setiap kali masuk dan meninggalkan ruangannya di laboratorium. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, disusun rumusan masalah sebagai berikut: a. Tidak praktisnya penggunaan kunci besi konvensional dalam melakukan akses pintu ruang dosen. b. Belum adanya sistem pengendalian akses pintu ruang dosen yang terhubung dengan signage laboratorium untuk menampilkan informasi keberadaan dosen. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: a. Perancangan sistem hanya melibatkan dua pintu pintar dengan satu koordinator. b. Pengujian dan implementasi sistem hanya berupa satu prototipe pintu pintar dengan satu miniatur pintu untuk mensimulasikan satu pintu ruang dosen.
4 c. Penggunaan teknologi NFC masih sebatas tag NFC, belum menggunakan smartphone NFC-enabled. d. Perancangan digital signage hanya berupa halaman web pada server localhost berisi yang diakses melalui web browser. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Merancang sistem pengendalian akses pintu ruang dosen di laboratorium menggunakan teknologi NFC. b. Merancang sistem komunikasi nirkabel antara pintu pintar dengan koordinator menggunakan jaringan ZigBee. c. Merancang basis data akses pintu yang terdiri atas waktu akses pintu oleh pengguna, identitas ruangan pengguna, identitas tag NFC, dan status pintu ruangan pengguna. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Mempermudah pengguna dalam mengunci dan membuka kunci pintu ruangannya tanpa menggunakan kunci besi konvensional. b. Memberikan informasi keberadaan pengguna bagi pihak lain apakah pengguna sedang berada di dalam ruangannya atau tidak. c. Menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan framework digital signage dan smart building.
5 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut. 1. BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II: DASAR TEORI Pada bab ini dijelaskan tentang tinjauan pustaka dan landasan teori terkait yang digunakan sebagai acuan dan dasar dalam penelitian ini. 3. BAB III: METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari bahan penelitian, alat yang digunakan, alur penelitian, perancangan sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem. 4. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan hasil pengujian serta pembahasannya. 5. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan akhir penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.